Makalah Iso 45001.docx

  • Uploaded by: Fahridika
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Iso 45001.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,077
  • Pages: 22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut ILO, setiap tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat kerja dan lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja. Terlebih lagi, 1,2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja (ILO, 2013). Organisasi bertanggung jawab untuk memastikan dapat meminimalkan risiko bahaya bagi orang-orang yang mungkin terpengaruh oleh aktivitasnya (misalnya pekerja, manajer, kontraktor, atau pengunjungnya), dan terutama jika mereka dilibatkan oleh organisasi untuk melakukan kegiatan tersebut. ISO sedang

mengembangkan

standar

sistem

manajemen

kesehatan

dan

keselamatan kerja (ISO 45001) yang dimaksudkan untuk memungkinkan organisasi mengelola risiko K3 dan memperbaiki kinerjanya. Implementasi sistem manajemen K3 akan menjadi keputusan strategis bagi sebuah organisasi yang dapat digunakan untuk mendukung inisiatif keberlanjutannya, memastikan masyarakat lebih aman dan lebih sehat serta meningkatkan keuntungan pada saat yang bersamaan.

Pada tanggal 12 Maret 2018 di

perkenalkan lah ISO 45001 sebagai revisi atas OHSAS 18001 versi 2007 (Anonim, 2018). ISO 45001 adalah standar internasional yang menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang dilengkapi dengan panduan dan cara penggunaannya, sehingga memungkinkan suatu organisasi untuk secara proaktif meningkatkan kinerja kesehatan dan keselamatan kerja dalam upaya mencegah cedera dan sakit / masalah kesehatan saat bekerja. B. Rumusan Masalah a. Bagaimana sejarah ISO 45001? b. Apakah pengertian/gambaran umum dari ISO 45001? c. Apakah manfaat ISO 45001?

d. Siapa sajakah yang menerapkan ISO 45001? e. Bagaimana Occupational Health and Safety Management sistem model (ISO 45001)? f. Apakah inti SMK3 ISO 45001? g. Apakah perbedaan ISO 45001 & OHSAS 18001? C. Tujuan a. Mengetahui sejarah ISO 45001 b. Menetahui pengertian/gambaran umum dari ISO 45001 c. Mengetahui manfaat ISO 45001 d. Mengetahui siapa saja yang menerapkan ISO 45001 e. Mengetahui Occupational Health and Safety Management sistem model (ISO 45001) f. Mengetahui inti SMK3 ISO 45001 g. Mengetahui perbedaan ISO 45001 & OHSAS 18001

BAB II ISI A. Sejarah ISO 45001 Tahun 1999 Inggris melalui BSI (British Standards Institution) mengajak 13 lembaga standar lainnya membuat sebuah project standar bidang K3 digunakan oleh dunia industry dalam melakukan assessment terhadap SMK3 yang telah mereka terapkan, yang melahirkan seri OHSAS (Occupational Health and Safety Assessment Series) 18001:1999 dan ditetapkan 15 April 1999. BSI bersama 43 lembaga standar dari berbagai macam negara, melakukan revisi serie OHSAS 1999, sehingga pada Juli 2007 diberlakukan secara efektif standar OHSAS versi 2007 yang masa berlaku sampai tahun 2021, kemudian pada tanggal 12 Maret 2018 di perkenalkan lah ISO 45001 sebagai revisi atas OHSAS 18001 versi 2007. (Anonim, 2017) Berikut adalah urutan sejarah dalam publikasi ISO 45001: -

ISO / CD 45001 (komite draft pertama) diterbitkan pada bulan Juli tahun 2014.

-

ISO / DIS 45001 (pertama menyusun standar internasional) tidak dapat dipublikasikan pada Februari 2015 seperti yang direncanakan, karena draft komite pertama gagal mendapatkan dua pertiga suara mayoritas di komite ISO pada tanggal 18 Oktober 2014

-

ISO / CD 45001 Draft Komite kedua diterbitkan Maret 2015.

-

Komite menyusun pertemuan Kanada pada bulan Juni 2016 dan mengusulkan draft kedua yang akan diterbitkan akhir 2016.

-

Tanggal publikasi baru yang diusulkan sekarang semester kedua tahun 2017

-

Dengan asumsi bahwa timeline yang baru ini akurat, maka standar ini akan disebut ISO 45001: 2017, sesuai dengan konvensi penamaan yang biasa untuk standar yang diterbitkan oleh ISO. (Mahendra, 2015)

B. Pengertian ISO 45001 ISO 45001 adalah standar internasional yang menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang dilengkapi

dengan panduan dan cara penggunaannya, sehingga memungkinkan suatu organisasi untuk secara proaktif meningkatkan kinerja kesehatan dan keselamatan kerja dalam upaya mencegah cedera dan sakit / masalah kesehatan saat bekerja. ISO 45001 ini dimaksudkan untuk dapat diterapkan oleh setiap organisasi terlepas dari ukuran, jenis dan sifat. ISO 45001 memungkinkan suatu organisasi, melalui sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja nya, untuk mengintegrasikan aspek-aspek lain dari kesehatan dan keselamatan, seperti tunjangan kesehatan dan kesejahteraan pekerja; Namun, perlu dicatat bahwa suatu organisasi dapat diminta oleh persyaratan hukum yang berlaku untuk memenuhi permsalahan terkait dengan keselamatan dan kesehatan pekerja sesuai dengan perundangan yang berlaku di Negara tersebut. (The Quality Magazine, 2016) C. Manfaat ISO 45001 Manfaat Penerapan ISO 45001, antara lain : 1. Mengembangkan dan menerapkan Sistem Manajemen untuk mengurangi atau meminimalisir kecelakaan kerja atau sakit akibat kerja 2. Membangun proses sistematis terkait dengan K3 yang mempertimbangkan “konteksnya” dan yang memperhitungkan risiko dan peluangnya, dan persyaratan hukum dan lainnya 3. Menentukan bahaya dan risiko yang terkait dengan aktivitasnya dan berusaha untuk menghilangkannya , atau melakukan kontrol untuk meminimalkan dampak potensial resiko dan bahayanya. 4. Menetapkan pengendalian operasional untuk mengelola risiko K3 dan persyaratan hukum dan lainnya 5. Meningkatkan kesadaran akan risiko K3 6. Mengevaluasi kinerja K3 dan berusaha untuk memperbaikinya, melalui tindakan yang tepat 7. Memastikan pekerja berperan aktif dalam masalah K3 8. Memaksimalkan Efektifitas dan Efisiensi pekerja dan alat dengan mengurangi downtime karena cedera atau sakit akibat kerja 9. Membuka Pasar baru terutama bagi customer yang mensyaratkan K3

10. Memenuhi persyaratan Tender , dll 11. Meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan dan mencegah permasalahan yang ditimbulkannya 12. Mengurangi keseluruhan biaya insiden 13. Mengurangi downtime dan biaya gangguan operasi 14. Mengurangi biaya premi asuransi 15. Mengurangi ketidakhadiran dan tingkat turnover karyawan. (GMCI,2018)

Manfaat penerapan ISO 45001 bagi perusahaan : 1. Perusahaan dapat membangun proses yang sistematis untuk mengurangi angka kecelakaan kerja dan dapat memperhitungkan risiko dan bahaya, serta persyaratan hukum dan lainnya terkait dengan sistem manajemen K3. 2. Peusahaan dapat menentukan bahaya dan risiko yang berhubungan dengan kegiatannya dan berusaha untuk menghilangkan risiko dan bahaya tersebut. 3. Perusahaan dapat membangun pengendalian operasional untuk mengelola risiko dan bahaya, dan aspek hukum dan peraturan terkait dengan smk3meningkatkan kesadaran mengenai risiko dan bahaya dalam lingkungan perusahaan. 4. Perusahaan mengevaluasi kinerja Sistem Manajemen K3 dan berusaha untuk memperbaikinya secara terus-menerus. 5. Pekerja memastikan mengambil peran aktif dalam hal SMK3 Dalam kombinasi langkah-langkah yang akan memastikan bahwa reputasi organisasi sebagai tempat yang aman untuk kerja akan dipromosikan. (GMCI, 2016) D. Siapa saja yang bisa menerapkan system ISO 45001 ISO 45001 dapat diaplikasikan untuk semua organisasi, dengan tetap memperhatikan besar dan asal-usul bisnis. ISO 45001 di desain untuk bisa terintegrasi ke semua proses manajemen organisasi dan mengikuti level struktur yang sama dengan standar sistem manajemen ISO lain, seperti ISO 9001 (manajemen kualitas), dan ISO 14001 (manajemen lingkungan) (ISO, 2018).

Jika organisasi itu merupakan bisnis mikro, atau konglomerat global, maka berhak untuk menerapkan dan di sertifikasi ISO 45001, termasuk juga organisasi non-profit, amal, lembaga akademis, atau departemen pemerintah. Selama organisasi tersebut memiliki pekerja atau orang yang bekerja atas nama organisasi tersebut serta berpotensi terkena dampak kegiatan, diharapkan menggunakan pendekatan sistematis untuk mengelola kesehatan dan keselamatan pekerja. Standar ini dapat digunakan pada aktifitas operasional berisiko rendah dengan skala kecil sampai yang berisiko tinggi dengan skala besar (The Quality Magazine, 2016). ISO 45001 dirancang untuk membantu organisasi dari semua ukuran, industri, atau sifat bisnisnya. Setiap organisasi bertanggung jawab menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Tujuan ISO 45001 adalah membantu organisasi untuk melakukan hal ini (SafetySign, 2018). E. OH&S Management System OH&S Management System dalam ISO 45001:2018 menggunakan pendekatan berdasarkan konsep PDCA (Plan – Do – Check – Act) yang dimodifikasi menjadi framework baru. Konsep PDCA adalah proses berulang yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai peningkatan yang berkelanjutan. Konsep ini dapat diterapkan pada sistem manajemen dan terdiri dari elemen - elemen, sebagai berikut: 1. Planning Menentukan dan menilai risiko K3, peluang K3 dan risiko lain dan peluang lain, menetapkan tujuan dan proses K3 yang diperlukan untuk memberikan hasil sesuai dengan kebijakan K3 organisasi. 2. Do Menerapkan proses sesuai rencana. 3. Check Memantau dan mengukur kegiatan dan proses yang berkaitan dengan kebijakan K3 dan sasaran K3, dan laporkan hasilnya. 4. Act Mengambil tindakan untuk terus meningkatkan kinerja K3 untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Konsep PDCA yang dimodifikasi menjadi framework baru Note : Angka dalam tanda kurung menunjukan clause Penjelasan framework : 1. Context of Organization [clause 4] a. Organisasi harus menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuannya dan yang dapat memengaruhi kemampuannya untuk mencapai hasil yang diinginkan dari sistem manajemen K3 [clause 4.1] b. Organisasi harus menentukan: -

pihak lain yang berkepentingan, selain pekerja, yang relevan dengan sistem manajemen K3

-

kebutuhan dan harapan pekerja maupun pihak lain yang berkepentingan secara relevan

-

kebutuhan dan harapan yang tepat dijadikan atau dapat menjadi persyaratan hukum dan persyaratan lainnya [clause 4.2]

c. Scope dari OH&S management system:

-

Organisasi harus menentukan batasan dan penerapan sistem manajemen K3 untuk menetapkan ruang lingkupnya. Sistem harus mencakup aktivitas, produk, dan pelayanan yang berada dalam kendali atau pengaruh organisasi, yang dapat memengaruhi kinerja organisasi [clause 4.3]

-

Organisasi harus menetapkan, menerapkan, memelihara dan terus meningkatkan sistem manajemen K3, termasuk proses yang diperlukan dan interaksinya, sesuai dengan persyaratan [clause 4.4]

2. PDCA cycle a. Leadership and worker participation [clause 5] -

Top manajemen harus menunjukkan kepemimpinan dan komitmen terhadap sistem manajemen K3

-

Top manajemen harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara kebijakan K3

-

Top manajemen harus memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang

dalam

sistem

manajemen

K3

ditugaskan

dan

dikomunikasikan ke semua tingkatan dalam organisasi dan harus didokumentasikan. Pekerja di setiap tingkat organisasi harus memikul tanggung jawab atas aspek-aspek sistem manajemen K3. -

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara proses untuk konsultasi dan partisipasi pekerja di semua tingkatan dalam pengembangan, perencanaan, implementasi, evaluasi kinerja dan tindakan untuk perbaikan sistem manajemen K3.

b. Planning [clause 6] -

Ketika merencanakan sistem manajemen K3, organisasi harus mempertimbangkan masalah yang disebutkan dalam clause 4.1, persyaratan yang disebutkan dalam clause 4.2 (pihak yang berkepentingan) dan clause 4.3 (ruang lingkup Sistem manajemen K3) dan menentukan risiko serta peluang yang perlu diatasi untuk memberikan jaminan bahwa sistem manajemen K3 dapat mencapai hasil yang diharapkan, untuk dapat mencegah atau mengurangi efek yang tidak diinginkan, serta mencapai peningkatan berkelanjutan.

-

Hal yang harus diperhatikan saat merencanakan sistem manajemen K3 adalah hazard, risiko K3 atau risiko lainnya, peluang K3 atau peluang lainnya, serta hukum yang menjadi persyaratan ataupun persyaratan lainnya yang berlaku.

c. Do -

Support [clause 7] Organisasi harus menentukan dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk pembentukan, implementasi, pemeliharaan, dan peningkatan berkelanjutan dari sistem manajemen K3. Adanya pekerja yang kompeten dan memahami sistem manajemen K3, terdapat sistem komunikasi internal dan eksternal yang tepat serta relevan, dan adanya informasi yang terdokumentasi.

-

Operation [clause 8] 

Organisasi

harus

merencanakan,

mengimplementasikan,

mengendalikan dan memelihara proses yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan sistem manajemen K3 

Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara proses untuk menghilangkan bahaya dan mengurangi risiko K3 menggunakan hierarki kontrol



Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara proses untuk mengendalikan pengadaan produk dan atau jasa untuk memastikan kesesuaiannya dengan sistem manajemen K3.



Organisasi harus berkoordinasi dengan kontraktor, untuk mengidentifikasi bahaya dan menilai serta mengendalikan risiko K3.



Organisasi harus membuat, menerapkan, dan memelihara proses yang diperlukan untuk mempersiapkan dan menanggapi situasi darurat

d. Check -

Performance evaluation [clause 9]



Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja K3 secara berkala.



Jika diperlukan peralatan pengukuran untuk mengukur dan memantau

kinerja,

organisasi

harus

menetapkan

dan

memelihara prosedur untuk mengkalibrasi dan memelihara peralatan. 

Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur dan program audit untuk mengaudit sistem manajemen K3 secara reguler untuk memastikan kesesuaian sistem manajemen K3 dengan perencanaan, adanya review dari audit sebelumnya, penyajian informasi tentang hasil dari audit kepada manajemen.



Top Manajemen harus secara berkala mengkaji sistem manajemen

K3

untuk

memastikan

kesesuaiannya,

kecukupannya dan efektifitasnya. e. Act -

Improvement [clause 10] 

Organisasi harus menentukan peluang untuk perbaikan dan menerapkan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan dari sistem manajemen K3.



Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara proses, termasuk melaporkan, menginvestigasi dan mengambil tindakan, untuk menentukan dan mengelola insiden.



Semua tindakan korektif dan preventif dikaji melalui proses penilaian resiko sebelum diimplementasikan.



Tindakan korektif atau preventif

yang diambil untuk

mengeliminasi penyebab harus sesuai dengan besarnya masalah dan sesuai dengan resiko K3 yang dihadapi. 

Organisasi

harus

mengimplementasikan

dan

mencatat

perubahan dalam prosedur terdokumentasi akibat tindakan korektif dan preventif ini.

F. Dokumen ISO 45001 Standar ISO 45001 memperkenalkan

pendekatan baru untuk

mendokumentasikan dan merekam kontrol yang menggantikan persyaratan OHSAS 18001 untuk catatan dan prosedur dengan persyaratan baru untuk informasi yang terdokumentasi. Setelah sertifikasi ISO 45001 dirilis, para pelaku bisnis dan perusahaan merencanakan transisi atau implementasi dengan mencari persyaratan atau informasi tentang dokumen atau rekaman wajib yang perlu diterapkan (Sektiono, 2018). Pelaksanaan organisasi OHSAS 18001 banyak terfokus pada pemeliharaan dan pengendalian dokumen dan catatan. Sedangkan di dalam ISO 45001, dokumen dan catatan di hilangkan dan diganti menjadi istilah baru, yakni “Document Information”. ISO 45001 tidak mensyaratkan dokumen harus berupa prosedur, media pendukung berupa kertas, magnetik, elektronik, foto atau kombinai dari semuanya. ISO 45001 memperbolehkan informasi terdokumentasi dalam format dan media pendukung apa pun, serta dari sumber mana pun (Safetysign, 2018). Berikut ini adalah dokumen dan rekaman wajib serta dokumen tidak waji sesuai dengan persyaratan ISO 45001 : 1. Dokumen Wajib ISO 45001 a. Ruang Lingkup Sistem Manajemen K3 (klausul 4.3) b. Kebijakan K3 (klausul 5.2) c. Peran dan Tanggung Jawab (klausul 5.3) d. Peluang dan Risiko K3 (klausul 6.1.1) e. Proses yang diperlukan untuk menangani Peluang dan Risiko K3 (klausul 6.1.1) f. Metodologi dan Kriteria Penilaian Risiko K3 (klausul 6.1.2) g. Tujuan dan Rencana K3 (klausul 6.2.2) h. Komunikasi (klausul 7.4) i. Operasi Kontrol (klausul 8.1.1) j. Proses kesiapsiagaan dan respon tanggung darurat (klausul 8.6) 2. Rekaman Wajib ISO 45001 a. Hukum yang berlaku dan persyaratan lain b. Catatan pelatihan, keahliam, pengalaman, dan kualifikasi

c. Hasil pemantauan dan pengukuran d. Kalibrasi dan verifikasi pemantauan dan mengukur peralatan e. Evaluasi kewajiban f. Program internal audit g. Hasil audit internal h. Hasil kajian manajemen i. Insiden dan nonconformities j. Hasil tindakan korektif 3. Dokumen Tidak Wajib Tidak ada sistem yang benar-benar berjalan dengan hanya menggunakan dokumen yang wajib/mandatory. Berdasar pengalaman implementasi sistem manajemen, ada banyak jenis dokumen tidak wajib yang dapat digunakan dalam implementasi ISO 45001. Berikut adalah contoh-contoh dokumen non wajib yang paling sering digunakan dalam implementasi Sistem Manajemen : a. Prosedur untuk menentukan konteks organisasi dan pihak yang berkepentingan (klausul 4.1 dan 4.2) b. Prosedur untuk identifikasi-evaluasi terhadap Peluang dan Risiko pada Sistem Manajemen K3 (klausul 6.1.1 dan 6.1.2) c. Kompetensi, pelatihan dan kesadaran prosedur (klausul 7.2 dan 7.3) d. Prosedur untuk komunikasi (klausul 7.4) e. Prosedur untuk dokumen dan catatan kontrol (klausul 7.5) f. Prosedur audit internal (klausul 9.2) g. Prosedur untuk manajemen review (klausul 9.3) h. Prosedur untuk manajemen nonconformities dan tindakan korektif (klausul 10.2) (Anonim, 2018). G. Perbedaan antara ISO 45001 dengan OHSAS 18001 Perbedaan ISO 45001 dengan OHSAS 18001 dapat dilihat pada beberapa aspek, yaitu: 1. Struktur

Struktur ISO 45001 didasarkan pada lampiran SL yang telah menggantikan Panduan ISO 83 dan telah menerapkan struktur umum, terminologi, dan definisi. Hal ini membuat ISO 45001 lebih mudah untuk diintegrasikan dengan produk-produk ISO sebelumnya seperti ISO 9001 tentang Sistem Manajemen Mutu dan ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan.

Perbandingan struktur antara ISO 45001 dengan OHSAS 18001 ISO 45001

OHSAS 18001

1. Scope

1. Scope

2. Normative Reference

2. Reference Publications

3. Term and Definition

3. Term and Definition

4. Context

of

the 4.

Organization

OH&S Management System

Requirement

5. Leadership 6. Planning 7. Support 8. Operation 9. Performance Evaluation 10. Improvement

a. Organization Context Pada OHSAS 18001, organisasi hanya diminta untuk fokus pada isu keselamatan dan kesehatan kerja di internal organisasinya, sedangkan pada ISO 45001, organisasi diminta untuk melihat lebih luas dari isu keselamatan dan kesehatan kerja internalnya, sehingga harus menyadari apa yang masyarakat harapkan dari organisasi tersebut dalam ranah keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini tercantum dalam klausul 4.1 yang menyebutkan: “The organization shall determine external and internal issues that are relevan to its purpose and that affect its ability to achieve intended outcome(s) of its OH&S Management System”

b. Planning Pada OHSAS 18001 tidak dijelaskan mengenai hal yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan dalam proses perencanaan sistem manajemen K3, sedangkan ISO 45001 menyebutkan 4 hal yang harus dijadikan pertimbangan, yaitu: 1. Isu-isu yang telah dijelaskan pada organizational context 2. Persyaratan yang dijelaskan pada interested parties 3. Lingkup dari Sistem Manajemen K3 4. Penyusunan dari risiko dan peluang Adapun yang harus dibuat dalam perencanaan penerapan Sistem Manajemen K3 meliputi: 1. Apa yang harus diselesaikan 2. Sumber daya yang dibutuhkan 3. Siapa yang akan bertanggung jawab 4. Target waktu penyelesaian 5. Bentuk evaluasi pada hasil 6. Cara untuk mencapai penerapan Sistem Manajemen K3 yang terintegrasi dengan proses bisnis organisasi. c. Management Representative Pada OHSAS 18001, tanggung jawab dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja didistribusikan kepada seorang safety manager dibanding harus mengintegrasikannya dengan sistem manajemen organisasi, sedangkan pada ISO 45001, mengharuskan organisasi untuk mengintegrasikan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dengan semua sistem manajemen organisasi yang ada. Sehingga mengharuskan top management

untuk mengambil peran

kepemimpinan yang lebih kuat. d. OH&S Procurement ISO 45001 mengharuskan organisasi untuk dapat mengendalikan risiko keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengadaan barang dan jasa yang dilakukan dengan proses outsourcing ataupun kontraktor. Klausul spesifik kontraktor terdapat di klausul 8.1.4.2 sedangkan klausul

untuk outsourcing disebutkan di klausul 8.1.4.3. Adanya klausul spesifik untuk outsourcing dan kontraktor inilah yang berbeda dengan OHSAS 18001 di mana OHSAS 18001 memasukkan keduanya dalam klausul 4.4.6 operational control. Dalam pelaksanaanya, organisasi direkomendasikan untuk dapat memastikan peralatan, instalasi, dan materal telah aman untuk digunakan oleh pekerja dengan : 1. Proses pengantaran peralatan harus memiliki spesifikasi yang sesuai dan telah diuji agar dapat diantarkan seperti yang telah direncanakan 2. Instalasi alat atau barang telah sesuai dengan standar yang berlaku 3. Material dikirim sesuai dengan spesifikasi 4. Persyaratan penggunaan, peringatan dan perlindungan lain telah dikomunikasikan dan tersedia e. Manamegent of Change Management of change (manajemen perubahan) bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan

kesehatan

kerja dengan

cara

mengurangi bahaya dan risiko baru dalam lingkungan kerja sebagai akibat dari terjadinya perubahan/pergantian. Contoh penggantian yang bisa terjadi dalam organisasi adalah teknologi, peralatan, fasilitas, praktek kerja, prosedur, spesifikasi desain, bahan baku, staf, serta standard dan regulasi. Pada ISO 45001, Klausul management of change dibahas dalam 1 klausul tersendiri yaitu di klausul 8.1.3. Hal ini berbeda dengan OHSAS 18001 yang tidak memiliki klausul tersendiri untuk management of change karena terintegrasi seperti dalam klausul 4.3.1 dan 4.4.6. f. Improvement ISO 45001 mengharuskan organisasi untuk menentukan peluang improvement (peningkatan) dan melakukan tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam sistem manajemen K3. Klausul improvement merupakan klausul 10 yang menjadi klausul

terakhir dalam ISO 45001. Dalam OHSAS 18001, tidak ada khusus klausul untuk membahas spesifik terkait dengan improvement namun tetap terintegrasi dengan beberapa klausul lain. Dalam melakukan improvement, organisasi bisa melakukan investigasi kecelakaan, perbaikan ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan serta program improvement lain. Organisasi dapat meningkatkan (improve) kesesuaian, kecukupan dan efektifitas dari manajemen K3 dengan: 

Meningkatkan performa Keselamatan dan Kesehatan Kerja



Promosi budaya yang mendukung sistem manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja



Promosi partisipasi pekerja dalam menerapkan tindakan untuk peningkatan berkelanjutan dari sistem manajemen K3



Mengkomunikasikan hasil yang relevan dari peningkatan berkelanjutan kepada pekerja atau wakil dari pekerja



Memelihara documented information sebagai bukti peningkatan berkelanjutan.

2.

Definisi ISO 45001 menyertakan beberapa konsep fundamental yang berubah seperti “risiko” dan “pihak terkait (interested party)”. Contoh perbedaan istilah terdapat pada contoh di bawah: a. Risk Istilah “risk” dalam ISO 45001 disebutkan sebagai: “effect of uncertainty”. “risk” dalam OHSAS 18001 disebutkan sebagai: “combination of the likelihood of an occurrence of a hazardous event or exposure(s) and the severity of injury or ill health that can be caused by the event or exposure(s).” “Risk” dalam ISO 45001 mengandung unsur “effect” di mana adalah sebuah penyimpangan dari yang diharapkan baik positif atau negatif. Sedangkan “uncertainty” adalah sebuah keadaan, baik parsial, dari defisiensi

informasi

yang

berkaitan

dengan

sebuah “event”, “consequence” dan “likelihood”

pengetahuan

b. Interested party Istilah “pihak terkait (interested party)” dalam OHSAS 18001 disebutkan sebagai: “Person or group, inside or outside the workplace, concerned with or affected by the OHS Performance of an organization”, sedangkan dalam interested party dalam ISO 45001 disebutkan sebagai: “person or organization that can affect, be affected by, or perceive itself to be affected by a decision or activity” 3. Istilah a. OH&S opportunity ISO 45001 mengenalkan sebuah konsep baru yang disebut OH&S Opportunity yang memiliki arti: “circumstance or set of circumstance that can lead to improvement of OH&S performance”, sedangkan dalam OHSAS 18001, hanya mengindentifikasi resiko tanpa mengidentifikasi opportunity. b. Shall, should, may, dan can Pada ISO 45001, perbedaan keempat kata tersebut langsung dijelaskan pada bagian 0.5 contents of this document. Keempat kata tersebut berarti: 

Shall menunjukkan keharusan



Should menunjukkan rekomendasi



May menunjukkan izin (permission)



Can menunjukkan kemungkinan atau kapabilitas

sedangkan pada OHSAS 18001 tidak dijelaskan secara jelas. c. Hazard Identification ISO 45001 dan OHSAS 18001 memiliki kesamaan dalam identifikasi bahaya yaitu mengharuskan untuk “ongoing” dan “proactive”. ISO 45001 memasukkan beberapa pertimbangan baru dalam identifikasi bahaya yang tidak disebutkan dalam OHSAS 18001.

Pertimbangan baru dalam identifikasi bahaya ISO 45001: 

Faktor Sosial (beban kerja, jam kerja, dll)



Kecelakaan kerja baik internal atau eksternal organisasi, termasuk juga kejadian gawat darurat dan penyebabnya



Potensi situasi darurat



Perubahan dari pengetahuan terhadap bahaya

d. Opportunities Opportunities adalah konsep baru pada ISO 45001 yang tidak dimiliki oleh OHSAS 18001. Organisasi harus memelihara proses untuk: 

Peluang K3 untuk meningkatkan performa K3 termasuk peluang dalam adaptasi terhadap pekerjaan, organisasi kerja serta lingkungan pekerja



Peluang lain untuk meningkatkan sistem manajemen K3

4. Tujuan OHSAS 18001 dan ISO 45001 memiliki tujuan tertulis yang berbeda.OHSAS 18001 memiliki tujuan yang lebih berkonsetrasi pada pengendalian risiko, sedangkan ISO 45001 memiliki tujuan yang lebih berkonsentrasi pada meningkatkan kinerja K3 secara proaktif. Secara tertulis, tujuan OHSAS 18001 adalah: “to enable an organization to control its OH&S risks and improve its OH&S performance” Sedangkan tujuan ISO 45001 adalah: “to enable an organization to proactively improve its OH&S performance in preventing injury and ill-health” 5. Dokumentasi dan Informasi Dalam ISO 45001, dokumen dan catatan dihilangkan dan dijadikan istilah baru sebagai “documented information” yang diartikan sebagai: “information required to be controlled and maintained by an organization and the medium on which it is contained” ISO 45001 tidak mensyaratkan dokumen harus berupa prosedur, cetakan kertas atau bentuk paper based lain. ISO 45001 memperbolehkan untuk documented information ini dalam format dan media apapun dari

sumber manapun. Berbeda dengan pendahulunya yaitu OHSAS 18001 yang fokus pada pemeliharaan dokumen serta catatan dalam bentuk cetakan kertas. 6. Partisipasi dan konsultasi dari non-managerial workers ISO 45001 menyusun 3 tingkat jenjang karir pekerja yaitu: top management, managerial worker, dan non-managerial worker. Dalam hal jumlah,

biasanya

jumlah

pekerja

dalam

posisi non-managerial

worker lebih banyak daripada posisi yang lain. Selain jumlahnya banyak, mereka pekerja dalam posisi non-managerial worker juga terpapar langsung dengan risiko-risiko di tempat kerja. Namun, alasan-alasan tersebut kadang tidak membuat posisi non-managerial worker kuat dalam Sistem Manajemen Keselamatan Kerja. Pada Klausul 5.4 ISO 45001 dibahas partisipasi dan konsultasi pekerja khususnya pekerja dalam posisi non-managerial worker. Partisipasi dan konsultasi non-managerial worker inilah yang tidak dibahas secara spesifik dalam OHSAS 18001. Hal

yang

diperluas

untuk

melibatkan

partisipasi

pekerja non-

managerial antara lain: 

Identifikasi bahaya, risiko dan peluang (opportunities)



Penentuan tindakan eliminasi bahaya dan pengendalian risiko K3



Penentuan persyaratan kompetensi, kebutuhan pelatihan, pelatihan dan evaluasi pelatihan

 Hal

Investigasi kecelakaan dan tindakan pengendaliannya yang

diperluas

untuk

melibatkan

managerial antara lain: 

Kebijakan K3



Target K3



Pemenuhan legal



Pelaksanaan program audit

konsultasi

pekerja non-

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Advisera.

2016. ISO/DIS

45001:2016

vs.

OHSAS

18001:2007.. http://cdn2.hubspot.net/hubfs/1983423/18001Academy/Fre e_downloads_landing_pages/WP/DIS_ISO_450012016_vs_OHSAS_18001-2007_matrix_EN.pdf?t=1492453231499. (diakses tanggal 23 Maret 2019). Anonim. New Standard: ISO 45001 – Standard Keselamatan dan Kesehatan Kerja. The Quality Magazine Vol. 54. Halaman 28-30. _______. 2018. Pengertian ISO 45001 dan manfaat penerapannya. Artikel. http://sertifikat-iso.com/category/iso-45001. Diakses tanggal 24 Maret 2019. _______.

2017.

Sejarah

OHSAS

dan

perkembangannya.

Artikel.

https://wqa.co.id/sejarah-ohsas-18001-dan-perkembangannya/.

Diakses

tanggal 24 Maret 2019. Anonim.

2018.

“Persyaratan

Dokumen

ISO

45001”.

https://wqa.co.id/persayaratan-dokumen-iso-45001/ Diakses pada tanggal 24 Maret 2019. GMCI. 2018. Pengertian ISO 45001 Dan Manfaat Penerapannya. http://sertifikatiso.com/ diakses tanggal 24 Maret 2019 jam 10.56 GMCI. 2016. Manfaat Penerapan ISO 45001 Bagi Perusahaan. http://sertifikatiso.com/ diakses tanggal 24 Maret 2019 jam 10.54 ILO. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Sarana untuk Produktivitas. International Organization of Standarization. 2018. “Occupational health and safety ISO 45001”. Iso.org. Switzerland. ISBN 978-92-67-10788-2.

International Standard Organization. 2018. ISO 45001 – Occupational health and safety. https://www.iso.org/iso-45001-occupational-health-andsafety.html. (diakses tanggal 23 Maret 2019). ISO 45001. 2018. Occupational health and safety management systems 一 Requirements with guidance for use, First Edition. Switzerland: ISO. Rendi mahendra. 2015. Perubahan Timeline Penerbitan ISO 45001. artikel https://isoindonesiacenter.com/perubahan-timeline-penerbitan-iso-45001/ di akses 24 maret 2019. SafetySign. 2018. “ ISO 45001:2018 telah Rilis, Ini Hal-Hal Penting yang Harus anda

Ketahui!”.

https://safetysign.co.id/news/347/ISO-45001-2018-

Telah-Rilis-Ini-Hal-Hal-Penting-yang-Harus-Anda-Ketahui.

Diakses

pada 24 Maret 2019. Sektiono,

Eko

Budi.

2018.

“Daftar

Dokumen

Wajib

ISO

https://ekobudisektiono.id/daftar-dokumen-wajib-iso-45001/

45001”. Diakses

pada tanggal 24 Maret 2019. Supriyadi, Agung. 2018. 15 Perbedaan ISO 45001 dan OHSAS 18001. https://katigaku.top/2018/03/20/15-perbedaan-iso-45001-dan-ohsas18001/. (diakses tanggal 23 Maret 2019).

Related Documents

Makalah Iso 45001.docx
December 2019 20
Iso
June 2020 30
Iso
April 2020 17
Iso
October 2019 39
Iso
May 2020 0

More Documents from ""