Makalah Farmako Gds

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Farmako Gds as PDF for free.

More details

  • Words: 1,681
  • Pages: 13
I. PENDAHULUAN Di antara berbagai faktor yang mempengaruhi respons tubuh terhadap pengobatan, terdapat faktor interaksi obat. Obat dapat berinteraksi dengan makanan, zat kimia yang masuk dari lingkungan, atau dengan obat lain. Interaksi antar obat dapat menguntungkan atau merugikan. Pengobatan dengan beberapa obat sekaligus ( polifarmasi ), memudahkan terjadinya interaksi obat. Interaksi obat dianggap penting secara klinik bila berakibat meningkatkan toksisitas dan/atau mengurangi efektivitas obat yang berinteraksi, jadi terutama bila menyangkut obat dengan batas keamanan yang sempit (indeks terapi yang rendah). Demikian juga interaksi yang menyangkut obat-obatan yang biasa digunakan atau sering diberikan bersama tentu lebih penting daripada obat yang jarang dipakai. Insidens interaksi obat yang penting dalam klinik sukar diperkirakan karena dokumentasinya masih sangat kurang, seringkali lolos dari pengamatan karena kurangnya pengetahuan akan mekanisme dan kemungkinan terjadinya interaksi obat sehingga interaksi obat berupa peningkatan toksisitas sering dianggap reaksi idiosinkrasi terhadap salah satu obat sedangkan interaksi berupa penurunan efektivitas seringkali diduga akibat bertambahnya keparahan penyakit, selain itu terlalu banyak obat yang saling berinteraksi sehingga sulit untuk diingat, kejadian atau keparahan interaksi dipengaruhi oleh variasi individual , penyakit tertentu dan faktor-faktor lain. Inkompatibilitas terjadi di luar tubuh antara obat yang tidak dapat dicampur. Pencampuran obat demikian menyebabkan terjadinya interaksi langsung secara kimiawi atau fisik, yang hasilnya mungkin terlihat sebagai pembentukan endapan, perubahan warna dan lain-lain, atau mungkin juga tidak terlihat. Interaksi ini biasanya berakibat inaktivasi obat.

1

Interaksi farmaokinetik terjadi apabila salah satu obat mempengaruhi absorpsi, distribusi, metabolisme atau ekskresi obat kedua sehingga kadar plasma obat kedua meningkat atau menurun. Interaksi farmakokinetik tidak dapat diekstrapolasikan ke obat lain yang segolongan dengan obat yang berinteraksi, sekalipun struktur kimianya mirip, karena antara obat segolongan terdapat variasi sifat-sifat fisiokimia yang menyebabkan variasi sifat-sifat farmakokinetiknya. Mekanisme farmakokinetik meliputi proses : 1. Absorpsi, yaitu bilamana obat yang diberikan melalui saluran cerna / per-oral terjadi interaksi langsung dalam saluran cerna, perubahan pH cairan saluran cerna, waktu transit dalam usus, prubahan flora usus, dan efek toksik pada saluran cerna. 2. Distribusi. Yang perlu diperhatikan sifat dari obat tersebut dapat berkompetisi misalnya, ikatan obat dengan protein plasma terutama ikatan yang kuat dan daya ikatan obat terhadap jaringan tubuh yang sama kuat. 3. Metabolisme menyangkut obat yang dapat dirangsang

atau dihambat

metabolismenya pada pemberian dua obat bersamaan. Misalnya salah satu obat tersebut dapat menginduksi (merangsang) enzim mikrosom hati obat lain, salah satu obat tersebut dapat mereduksi (menghambat) enzim mikrosom hati obat lain dan perubahan aliran darah ke hepar. 4. Ekskresi yaitu apabila obat tersebut dikeluarkan melalui empedu atau ginjal akan terjadi gangguan empedu meliputi hambatan dalam sekresi obat ke dalam empedu dan gangguan re-uptake obat tersebut dari saluran cerna ke dalam siklus hepatik atau terjadi gangguan pada ginjal yang meliputi gangguan aliran darah ke arah ginjal, kompetisi antar obat dan metabolik obat untuk sistem transport aktif yang sama dan perubahan pH urine. Interaksi farmakodinamik meliputi ineteraksi yang bekerja pada sistem reseptor yang sama dari kedua obat, sistem fisiologis (tempat kerja) yang sama, perubahan dalam kesetimbangan cairan dan elekrolit, gangguan mekanisme ambilan amin di ujung saraf adrenergik dan interaksi dengan penghambat mono-amin-oksidase.

2

RESEP

3

II. ISI 1. Biothicol



Komposisi

:Thiamphenicol



Indikasi

:Infeksi yang disebabkan Salmonella, H.Influenzae terutama infeksi miningeal, riketsia, bakteri gram negative penyebab

bakterimia, meningitis. 

Dosis

: − dewasa, anak, bayi > 2 minggu 50 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3-4 dosis. − Bayi < 2 minggu dan premature 25 mg/kg BB/ hari terbagi dalam 4 dosis.



Kontraindikasi

:disfungsi ginjal dan hati berat, hipersensitifitas.



Perhatian

:hamil, laktasi, bayi prematur, bayi baru lahir dan superinfeksi.



Efek Samping

:diskrasia darah, anafilaktik, urtikardia, gangguan GI, sindroma Gray.



Interaksi Obat

:dikumarol, fenitoin, tolbutamid, fenobarbital.



Kemasan

: - Kapsul 250 mg x 10 x 10, 500 mg x 10 x 10 - Sirup kering: 125 mg/5ml x 60 ml

4

2. Mukopect



Komposisi

: Ambroxol HCl



Indikasi

: terapi sekretolitik pada penyakit bronkopulmonal akut dan kronik yang berhubungan dengan sekresi mukus abnormal dan gangguan transportasi mukus.



Dosis

: -

Tablet dewasa 1 tab 3x per hari, dapat ditingkatkan 2 tablet 2x per hari.

-

Kapsul retard dewasa 1 caps per hari.

-

Syrup dewasa dan anak > 12 tahun 10 ml 3x / hari

-

Syrup anak 6-12 tahun 5 ml 2-3x / hari, anak 2 – 6 tahun 2,5 ml 3x per hari, < 2 thn 2,5 ml 2x/hari

-

Eliksir dewasa dan anak >12 tahun 10 ml 2x/hari, anak 6-12 tahun 5 ml 2-3 x/hari, 2-6 tahun 2,5 ml 3x/hari, 1-2 tahun 2,5 ml 2x/hari.

-

Tetes dewasa dan anak > 12 thn 4 ml 2x/hari, 6-12 tahun 3 ml 2x/ hari, 4-6 tahun 2 ml 2x/hari, 2-4 tahun 1,5 ml 2x/hari, 1-2 tahun 1 ml 2x/hari, < 1 tahun 0,5 ml 2x/hari.



PO

: kapsul retard : telan utuh, jangan dikunyah atau dihancurkan



Kontraindikasi

: hipersensitifitas.



Perhatian

: disfungsi hati dan ginjal, kehamilan, laktasi.



Efek Samping

: reaksi alergik, efek GI ringan



Interaksi Obat

: eritromicin, amoksisilin, doksisiklin.



Kemasan

: -

Tablet 30 mg x 10x10

-

Elixir 30 mg/5mlx60ml

-

Syrup 15 mg/5mlx60ml

-

Tetes 15mg/ml x 20ml

5

-

Kapsul retard 75 mg x 5 x 10

3. Fenris 

Komposisi

: ibuprofen



Indikasi

: menurunkan demam pada anak dan meringankan nyeri ringan-sedang.



Dosis

: -

Anak, menurunkan demam, 20 mg/kgBB/ hari dalam dosisi terbagi.

-

Meringankan nyeri ringan-sedang dewasa 200 mg 3-4 x/ hari



Kontraindikasi

: Hipersensitif terhadap aspirin dan NSAID lain. Ulkus peptikum, hamil trimester 3.



Perhatian

: Ulkus peptikum, riwayat asma, gangguan fungsi ginjal, penyakit jantung, hipertensi, penyakit lain yang menyebabkan retensi cairan tubuh, SLE.



Efek Samping

: mual, muntah, diare, konstipasi, nyeri lambung, rasa panas pada perut bagian atas, perdarahan saluran cerna, mengurangi ketajaman penglihatan, kesulitan membedakan warna, penyempitan bronkus, ruam kulit, trombositopenia, limfopenia.



Interaksi Obat

: anti koagulan dan zat trombotik, NSAID lain, penghambat ACE.



Kemasan

: suspensi 100 mg/ 5 ml x 60 ml

6

INTERAKSI FARMAKOKINETIK Interaksi ini terjadi bila salah satu obat mempengaruhi absorpsi, metabolisme atau ekskresi obat lainnya sehingga kadar plasma obat tersebut akan meningkat atau menurun. Akibatnya terjadi peningkatan toksisitas atau penurun efektivitas obat tersebut. Interaksi yang termasuk dalam interaksi farmakokinetik adalah : 1. Interaksi dalam absorpsi 2. Interaksi dalam distribusi 3. Interaksi dalam metabolisme 4. Interaksi dalam ekskresi Ibuprofen dan Thiamphenicol Farmakokinetik Ibuprofen Absorpsi Cepat, melalui Ikatan

Distribusi

Metabolisme

Thiamphenicol usus

keterangan Tidak ada

lambung 90% terikat pada

50% terikat pada

interaksi Tidak ada

Albumin

Albumin

interaksi

Ibuprofen masuk ke

Penetrasinya baik ke

Tidak ada

ruang synovial dengan

jaringan otak, CSS,

interaksi

lambat. Konsentasinya

tulang dan sputum

lebih tinggi diruang

kecuali empedu.

sinovial daripada

BA : 75-90%

diplasma Di hati : CYP2C8 dan

Di hati, konjugasi

Tidak ada

CYP2C9

dengan asam

interaksi

glukoronat oleh enzymenzym glukoronyl Ekskresi

transferase Utuh dalam urin

urin

7

Tidak ada

interaksi Ibuprofen dan Ambroksol Farmakokinetik Absorpsi

Ibuprofen Cepat, melalui

Ikatan

lambung 90% terikat pada

Ambroksol usus

Keterangan Tidak ada interaksi Tidak ada interaksi

Albumin Distribusi

Ibuprofen masuk

Baik dengan

ke ruang synovial

mencapai kadar

dengan lambat.

tinggi di saluran

Konsentasinya

nafas dan sektet

Tidak ada interaksi

lebih tinggi diruang bronchi sinovial daripada Metabolisme

Ekskresi

diplasma Di hati : CYP2C8

Di hati, diubah

dan CYP2C9

menjadi sistein,

urin

sistin dan taurin urin

Thiamphenicol dan Ambroksol

8

Tidak ada interaksi

Tidak ada interaksi

Farmakokinetik Absorpsi Ikatan

Ambroksol usus -

Thiamphenicol usus 50% terikat pada

keterangan Tidak ada interaksi Ada interaksi

Albumin Distribusi

Metabolisme

Baik dengan

Penetrasinya baik

mencapai kadar

ke jaringan otak,

tinggi di saluran

CSS, tulang dan

nafas dan sektet

sputum kecuali

bronchi Di hati, diubah

empedu Di hati, konjugasi

menjadi sistein,

dengan asam

sistin dan taurin

glukoronat oleh

Tidak ada interaksi

Tidak ada interaksi

enzym-enzym glukoronyl Ekskresi

transferase Utuh dalam urin

urin

Tidak ada interaksi

INTERAKSI FARMAKODINAMIK Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat yang bekerja pada sisitem reseptor, yang aditif, sinergistik atau antagonistik.

9

Yang termasuk dalam interaksi farmakodinamik antara lain : 1. Interaksi pada reseptor 2. Interaksi fisiologi 3. Perubahan dalam kesetimbangan cairan elektrolit 4. Gangguan mekanisme ambilan amin di ujung saraf adrenergik. 5. Interaksi dengan penghambat monoamin oksidase (MAO). Ibuprofen dan Thiamphenicol Farmakodinamik Khasiat

Ibuprofen menurunkan demam pada anak dan meringankan nyeri ringan-sedang.

Efeksamping

mual, muntah, diare, diskrasia darah, Tidak ada interaksi konstipasi, nyeri anafilaktik, lambung, rasa panas urtikardia, pada perut bagian gangguan GI, atas, perdarahan sindroma Gray. saluran cerna, mengurangi ketajaman penglihatan, kesulitan membedakan warna, penyempitan bronkus, ruam kulit, trombositopenia, limfopenia anti koagulan dan zat dikumarol, fenitoin, tidak ada interaksi trombotik, NSAID tolbutamid, lain, penghambat fenobarbital. ACE. Ibuprofen dan Ambroxol

Interaksi obat

Farmakodinamik Khasiat

Thiamphenicol Keterangan Mengatasi infeksi Tidak ada interaksi yang disebabkan Salmonella, H. influenzae terutama infeksi meningeal, riketsia, bakteri gram negatif penyebab bakterimia, meningitis.

Ibuprofen Ambroxol Keterangan menurunkan demam pada terapi sekretolitik Tidak ada anak dan meringankan interaksi pada penyakit 10

nyeri ringan-sedang.

bronkopulmonal akut dan

kronik

yang

berhubungan dengan sekresi abnormal

mukus dan

gangguan transportasi mukus. Efeksamping

mual, muntah, diare, konstipasi, nyeri lambung, rasa panas pada perut bagian atas, perdarahan saluran cerna, mengurangi ketajaman penglihatan, kesulitan membedakan warna, penyempitan bronkus, ruam kulit, trombositopenia, limfopenia

reaksi alergik, efek GI ringan

Interaksi obat

anti koagulan dan zat eritromicin, trombotik, NSAID lain, amoksisilin, penghambat ACE. doksisiklin

Tidak ada interaksi

Tidak ada interaksi

Thiamphenicol dan Ambroxol

Farmakodinamik Khasiat

Thiamphenicol Ambroxol Keterangan Mengatasi infeksi terapi sekretolitik Tidak ada interaksi

11

yang disebabkan Salmonella, H. influenzae terutama infeksi meningeal, riketsia, bakteri gram negatif penyebab bakterimia, meningitis.

pada

penyakit

bronkopulmonal akut

dan

kronik

yang berhubungan dengan

sekresi

mukus

abnormal

dan

gangguan

transportasi mukus. Efeksamping

diskrasia darah, reaksi alergik, efek anafilaktik, GI ringan urtikardia, gangguan GI, sindroma Gray.

Tidak ada interaksi

Interaksi obat

dikumarol, fenitoin, eritromicin, tolbutamid, amoksisilin, fenobarbital. doksisiklin

Tidak ada interaksi

KESIMPULAN Dari ketiga jenis obat ternyata tidak menunjukkan adanya interaksi obat baik interaksi farmaceutik, interaksi farmakokinetik, maupun interaksi farmakodinamik.

DAFTAR PUSTAKA

Katzung, Bertram G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika. 12

Gan Gunawan, Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Gaya Baru. Panitia Farmakope Indonesia eds IV. 1995. Farmakope Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2002. Obat-obat penting eds V. Jakarta : Elex Media Komputindo. 2008. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi eds VII.

13

Related Documents

Makalah Farmako Gds
May 2020 4
Jan Gds
October 2019 11
Assurance Gds
July 2020 11
Farmako Digestiv.pptx
November 2019 23
Farmako Mencit
May 2020 19
Farmako Obat.docx
December 2019 28