GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
SEKRESI LAMBUNG 1. HCL 2. Bicarbonat
3. Pepsinogen 4. Mucus 5. prostaglandin
TIPE SEL
PGE2
Gastrin
Histamine
ACh
_
M3
+
PGE receptor
Adenyl cyclase
ATP
Ca++
+
H2
+
cAMP
+
+
Gastrin receptor
Ca++ +
Protein Kinase (Activated)
K + + H+ K
Proton pump
Gastric acid
Parietal cell Lumen of stomach
BAGAIMANA CARA MENGKONTROL ASAM LAMBUNG??? 1. Meningkatkan sekresi dari - mucus - bicarbonat - prostaglandin
2. Menghambat: - ikatan gastrin dan reseptor gastrin - ikatan Histamin dan reseptor H2 - membukanya proton pump
- agen muskarinik
SEHINGGA DIBUTUHKAN GOLONGAN OBAT-OBAT AN BERIKUT YANG BEKERJA: 1. Menghambat Sekresi H+ (asam) - H2 bloker - PPI - Agen antimuskarinik
2. Mencegah kontak H+ dengan dinding lambung - Sukralfat - analog prostaglandin
3. Menetralisir asam - antasida
PGE2
_ +
Histamine
+
ACh M3
Ranitidine Gastrin _ Proglumide _
Misoprostol
PGE receptor
Adenyl cyclase
ATP
Ca++
+
H2
+
cAMP
+
+
Gastrin receptor
Ca++ +
Protein Kinase (Activated)
K + + H+ K
_ Omeprazole
Proton pump
Gastric acid
Parietal cell Lumen of stomach
_
Antacid
Mechanisms H+ H+ H+
Example
H2 bloker Menghabat PPI sekresi Agen antimuscarinic Mencegah kontak
Sucralfate Prostaglandins
Neutralize acid
Antacids
PENGGOLONGAN OBAT A. MENETRALISIR ASAM ANTASIDA Definisi antasida adalah obat yang digunakan untuk menetralisir atau mengikat asam lambung atau mengurangi produksi asam lambung yang dapat menyebabkan timbulnya tukak lambung atau sakit maag. Antasid (Aluminium Hidroksida, Al Oksida, Magnesium Karbonat, Mg Trisilikat, Mg Oksida, Mg Hidroklorida, Natrium Karbonat, Bismuth Subnitrat, Bismuth Subsitrat, Kalsium Karbonat, Hidrotalsite ( Mg, Al, Hidroksi Karbonat ). Obat dengan kandungan aluminium atau magnesium bekerja secara kimiawi mengikat kelebihan HCl dalam lambung
• Indikasi : Mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, tukak lambung, gastritis, tukak usus 12 jari, dengan gejala mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati. • Kontra Indikasi : penderita gangguan ginjal berat • Mekanisme Kerja : mengikat kelebihan HCl dalam lambung
• Efek Samping : sembelit, diare, mual, muntah • Interaksi Obat : pemberian bersama dengan simetidin dan tetrasiklin dapat mengurangi absorbsi antasida.
B. MENGHAMBAT SEKRESI ASAM (H+) 1. H2-BLOKER Bekerja dengan cara mengurangi sekresi asam lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2. A. Simetidin • Indikasi : Pengobatan jangka pendek pada tukak usus 12 jari, tukak lambung, pencegahan perdarahan pada saluran cerna atas. • Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap simetidin
• Mekanisme Kerja : Mengurangi sekresi asam lambung dengan cara menghambatan reseptor H2. • Efek Samping : diare ringan, pusing, mengantuk. • Interaksi Obat : Mengurangi metabolisme antikoagulan kumarin, fenitoin, propranolol, nifedipin, diazepam, teofilin dan metronidazol.
B. Famotidin • Indikasi : Tukak usus duodenum, terapi pemeliharaan ulkus duodenum • Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap famotidin • Mekanisme Kerja : Mengurangi sekresi asam lambung dengan cara menghambatan reseptor H2. • Efek Samping : nyeri kepala, mual. muntah, reaksi-reaksi kulit. • Interaksi Obat : C. Ranitidin • Indikasi : Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari, tukak lambung, mengurangi gejala refluk esophagitis. • Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap ranitidin • Mekanisme Kerja : Mengurangi sekresi asam lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2. • Efek Samping : nyeri kepala, mual. muntah, reaksi-reaksi kulit. • Interaksi Obat : -
2. PROTON PUMP INHIBITOR (PPI) Bekerja dengan cara menghambat pompa proton dari sel parietal lambung untuk mengurangi asam lambung. A. Omeprazole • Indikasi : Pengobatan jangka pendek tukak duodenal, tukak lambung, refluk esophagitis.
• Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap omeprazol • Mekanisme Kerja : menghambat asam lambung dengan cara menghambat pompa proton dari sel parietal lambung • Efek Samping : sakit kepala, diare, sakit perut, mual, pusing. • Interaksi Obat : B. Lansoprazole • Indikasi : digunakan dalam pengobatan gastroesophageal reflux disease (GERD), naiknya asam lambung.
• Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap lansoprazole • Mekanisme Kerja : menghambat asam lambung dengan cara menghambat pompa proton dari sel parietal lambung • Efek Samping : diare, nyeri perut, sembelit, mual dan muntah. • Interaksi Obat : -
3.
AGEN ANTIMUSKARINIK (Atropin, Probanthine, Telenzepin)
• Mekanisme : Bekerja dengan cara menghambat kegiatan muskarinik (reseptor M3) dari asetilkolin, yang dalam saluran cerna berefek menekan sekresi getah lambung dan motilitasnya (peristaltik) • Efek Sampping: Mulut kering, Takikardia, Konstipasi.
C. ZAT PELINDUNG ULKUS 1. SUKRALFAT Bekerja dengan cara menutup tukak dengan lapisan pelindung terhadap serangan asam pepsin 2. Analog Prostaglandin (Misoprostol) Bekerja dengan cara menghambat secara langsung sel-sel parietal dan melindungi mukosa dengan jalan stimulasi produksi mukus dan bikarbonat.
DIGESTIVA Digestiva adalah obat yang digunakan untuk membantu proses pencernaan lambung-usus terutama pada keadaan difensiensi zat pembantu pencernaan.
Obat digestiva antara lain : a.
Pankreatin (enzim pencernaan) terdiri dari :
Amylase(pencerna karbohidrat) Tripsin ( pencerna protein) Lipase (pencerna lemak) Digunakan pada keadaan dimana sekresi dari pankreas tidak mencukupi. Misalnya pada radang pankreas. Pankreatin dibuat dari pankreas sapi.
b. Pepsin (enzim lambung) : enzim ini dikeluarkan oleh mukosa lambung dan bersifat proteolitis yaitu menguraikan protein menjadi peptide. c. Asam Klorida / HCl Fungsi HCl : Mengubah pepsinogen menjadi pepsin Membuat suasana lambung menjadi asam sehingga mempermudah penguraian protein menjadi peptide Membantu proses absorbsi garam kalsium dan besi Menstimulasi pengosongan isi lambung ke usus duabelas jari Merangsang sekresi getah lambung, pancreas, hati. Asam Klorida / HCl digunakan untuk khusus pada kekurangan asam klorida (hipoklorid)
SPESIALIT OBAT YANG BERKHASIAT SEBAGAI DIGESTIVA 1.
Decazym
2.
Enziplex
3.
Vitazym
4.
Elsazym
ANTI DIARE DEFINISI • meningkatnya frekuensi dan berkurangnya konsistensi buang air besar (BAB) dibanding dengan pola BAB normalnya • terjadinya BAB 3 x atau lebih sering sehari dengan konsistensi lembek / cair yang tidak seperti biasanya KLASIFIKASI Acute diarrhea – Kejadiannya tiba-tiba dengan mengeluarkan massa yang cair, lemas, kembung kemungkinan disertai demam dan muntah
Chronic diarrhea – Pengeluaran fese dengan konsistensi cair yang tidak normal, berlangsung > 4 minggu
INFECTIOUS Virus Bakteri Parasit
NON-INFECTIOUS Obat Stres Tidak tahan makanan Kondisi medis lain (hambatan absorpsi ion, retensi cairan dalam lumen usus, gangguan motilitas, gangguan gizi, gangguan enzim)
GEJALA & TANDA D. AKUT • Tiba-tiba mual, muntah, nyeri abdominal, sakit kepala, demam, dingin, badan tak enak • Sering BAB, tanpa darah
• Diare berakhir 12 – 60 jam
D. KRONIS ? Dehidrasi ! Mati
ANTIDIARE Antimotilitas
Adsorben Anti sekretori Antibiotika
Enzim Mikroflora usus
A. ANTIMOTILITAS (Difenoksilat, Loperamida, Paregorat, opium, difenoksin) •
Mekanisme : Antimotilitas bekerja dengan meningkatkan kapasitas usus, memperpanjang kontak dan absorpsi OBAT
1.
Difenoksilat
2.
Loperamida
3.
Difenoksin
MANFAAT
RISIKO
Diare akut & kronis
ESO : pandangan kabur, mulut kering, hesitansi urin
Diare akut & kronis
ESO : badan gak enak, konstipasi, ileus paralitikus
Diare akut & kronis
ESO = difenoksilat
Loperamida HCl • Indikasi : Diare non spesifik akut dan diare kronik
• Kontra Indikasi : hipersensitif terhadap loperamida, anak usia <12 tahun, wanita hamil dan menyusui, konstipasi. • Mekanisme Kerja : menekan perstaltik usus • Efek Samping : sembelit, flatulen, mual, muntah, nyeri abdomen, mulut kering • Interaksi Obat : -
B. ADSORBEN (Kaolin-pektin, polikarbopil, attapulgit) Mekanisme kerja : adsorpsi nutrien, toksin, obat 1. Kaolin pectin (Kaolimec, Kaopectate, Neo kaolana) • Indikasi : Pengobatan simptomatik pada diare non spesifik dimana tidak diketahui penyebabnya dengan jelas. • Kontra Indikasi : obstruksi usus, hipersensitif terhadap kaolin pectin • Mekanisme Kerja : menyerap racun • Efek Samping : • Interaksi Obat : Dapat menurunkan kadar digoksin 2. Attalpulgit • Indikasi : Pengobatan simptomatik pada diare non spesifik dimana tidak diketahui penyebabnya dengan jelas. • Kontra Indikasi : hipersensitif terhadap attalpulgit • Mekanisme Kerja : menyerap racun • Efek Samping : • Interaksi Obat : -
C. ANTISEKRETORI
(Bismut Subsalisilat)
• Indikasi: untuk diare non spesifik • Mekanisme kerja: menyekat aliran cairan , juga punya sifat anti radang dan anti bakteri • Efek samping: mual, muntah, tinja gelap. • Interaksi:• Kontaindikasi : hipersensitivitas bismut subsalisilat
LAKSATIVA (PENCAHAR) Laksativa adalah obat-obat mempermudah BAB.
yang
dapat
mempercepat
peristaltik
usus
sehingga
Obat pencahar digunakan untuk :
Pada keadaan sembelit (konstipasi) karena pengaruh efek samping obat kurang minum, kurang mengkomsumsi makanan berserat. Pada pasien dengan resiko pendarahan, pada angina pektoris atau resiko Pendarahan rektal pada hemoroid (wasir). Untuk membersihkan saluran cerna sebelum pembedahan dan prosedur radiologi. Untuk pengeluaran parasit setelah pemberian antelmentik.
KONSTIPASI???? • Berkurangnya frekuensi pengeluaran tinja dari kolon-sigmoid melintas rektum, ditandai oleh sulitnya tinja-keras-kering melintas rektum • BAB kurang dari 3 X per minggu (wanita) dan kurang dari 5 X per minggu (pria) atau lebih dari 3 hari tidak BAB
PENYEBAB KONSTIPASI Faktor gaya hidup Faktor eksternal (obat) Endokrin/metabolik Neurologi
Psikologis Saluran cerna
GEJALA & TANDA Perut terasa tidak enak Kembung Tegang saat BAB
Tinja keras Rasa evakuasi tak tuntas Nyeri
Lesu
TATALAKSANA TERAPI NIR-OBAT Perubahaan diit • makanan kaya-serat (14 g/hari)
Masukan cairan banyak
Olah raga
Bedah
? Menarik air
Tinja > empuk
Memperbaiki tonus otot perut
Tinja
> berat > besar > empuk Lewat kolon > cepat
Dorongan kolon lancar
DENGAN OBAT (LAKSATIF) Obat yg digunakan untuk memudahkan pelintasan & pengeluaran tinja dari kolon & rektum
JENIS LAKSATIF Dasar Intensitas kerja 1. Tinja empuk 1 – 3 hari (laksatif bulkforming, emolien)
Mekanisme kerja Bulk forming
Emolien Lubrikan
2. Tinja empuk / semi cair 6 – 12 jam (laksatif stimulan)
Salin katartik
3. Evakuasi air 1 – 6 jam (salin katartik)
Hiperosmotik
Stimulan
Kerja Manfaat Risiko
?
LAKSATIF BULK – FORMING (METIL SELULOSA, POLIKARBOPIL, PSILIUM)
Bulk-forming mengembang dalam cairan usus gel emolien yang memenuhi usus masa fekal naik, waktu transit turun peristaltik terangsang isi usus mudah melintas (berak)
Manfaat
Risiko
Onset : 1-3 hari obat pilihan awal konstipasi
minimal
LAKSATIF EMOLIEN (SURFAKTAN : GARAM DOKUSAT)
• meningkatkan efisiensi pembasahan cairan usus • memudahkan campur air – minyak dalam usus masa tinja empuk
Manfaat • Onset : 1-3 hari • pencegah konstipasi ketika tegang saat berak harus dihindari (habis sembuh infark / operasi)
Risiko ESO : pneumonia
Emollient laxatives are ineffective in treating constipation, but are used mainly to prevent this condition.
LAKSATIF LUBRIKAN (minyak mineral)
Pelicinan (penyalutan) tinja dan perintangan reabsorpsi air di kolon tinja empuk
Manfaat Onset : 6 - 8 jam = laksatif emolien
Risiko absorpsi vit A,D,E,K • pneumonia
LAKSATIF SALIN KATARTIKA (Mg sitrat, MgOH, Mg Sulfat, Sodium fosfat mono dan dibasik)
• Melalui efek osmotik (tarik air ke usus hingga meningkatkan volume intraluminal dan merangsang peristalsis / motilitas usus dorong tinja
Manfaat • Onset : 0,5 – 6 jam • Untuk evakuasi air yang cepat / segera • Menyiapkan endoskopi • Mengeluarkan racun / parasit
Risiko • akut aman • ESO = dehidrasi, hipermagnesemi hipokalsemi (anak)
LAKSATIF HIPEROSMOTIK (gliserin, laktulosa)
Meningkatkan tekanan osmotik dalam lumen usus retensi air – luminal tinja empuk
Manfaat • Onset : 15 – 30 menit (gliserin) 24 – 48 jam (lakutulosa) • alternatif konstipasi - akut
Risiko ESO : • gliserin : iritasi rektal, rasa terbakar, hiperemia • laktulosa : flatulen, kram perut, diare, dehidrasi
LAKSATIF STIMULAN • Derivat difenilmetan (bisakodil, fenolftalein) • minyak kastor
• asam dihidro kolat
Meningkatkan aktivitas peristaltik propolsif usus dengan cara iritasi lokal mukosa / aksi lebih spesifik pada pleksus saraf intramural otot polos usus motilitas usus naik dorong tinja
Manfaat • Onset : 6 – 12 jam (oral) 15 menit – 2 jam (rektal) • konstipasi - akut
Resiko ESO : kram perut, mual, gangguan elektrolit, iritasi, rasa terbakar
1.
Bisakodil (Dulcolax)
Indikasi : Konstipasi Kontra Indikasi : usus buntu, radang usus akut, hipersensitif terhadap bisakodil, nyeri perut yang hebat. Efek Samping : mual, kram usus, diare. Interaksi obat : antasida, minuman bersoda, susu. 2.
Lactulosa (Lactulax)
Indikasi : Konstipasi
Kontra Indikasi : Obstruksi GI , Galaktosemia Efek Samping : Kembung, kram, rasa tidak enak pada perut, diare, mual, muntah. Interaksi Obat : Neomisin, antasida. 3. Natrium laurilsulfoasetat (microlax) Indikasi : konstipasi pada kehamilan, konstipasi pada anak.
KASUS Hadi (17 Th) telah mengalami diare selama 2 hari. BAB sangat encer, pada hari I BAB 10 kali dan hari kedua BAB 7 kali. Tinja tidak disertai darah dan suhu tubuh normal. Tubuh terasa lemas tidak bertenaga, sekitar mata terlihat cekung dan mulut terasa kering. Selain itu dari anamnesis juga diketahui Hadi telah mengkonsumsi sediaan Diapet
(daun jambu biji, rimpang kunyit, buah mojokeling, kulit buah delima) selama 2 hari, namun hasilnya belum dirasakan.
ANTISPASMODIK Anti Spasmodika adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau melawan kejang - kejang otot yang sering mengakibatkan nyeri perut (saluran pencernaan). Obat golongan ini mempunyai sifat sebagai relaksan otot.
Contoh obat : Atropin Sulfat Alkaloida belladona Hiosin Butil Bromida Papaverin HCl Pramiverin HCl
KOLAGOGA Kolagoga adalah zat atau obat yang digunakan sebagai peluruh atau penghancur batu empedu.
Fungsi empedu adalah membantu pencernaan; absobsi lemak; ekskresi metabolit hati dan produk sisa seperti kolesterol, bilirubin, dan logam berat.
Faktor yang menyebabkan batu empedu : 1. Infeksi saluran empedu yang disebabkan oleh bakteri E. Coli dan kuman-kuman lain yang berada dalam saluran empedu. Kuman tersebut mampu memproduksi suatu enzim yang menyebabkan terbentuknya endapan kalsium bilirubinat.
2. Stasis batu empedu Empedu yang terlalu lama berada dalam kandung empedu dapat menjadi terlalu pekat sehingga akan membentuk kristal-kristal.
3. Faktor diet Diet yang kaya lemak dapat memicu terbentuknya batu empedu. Obesitas, malnutrisi, penurunan berat badan yang terlalu cepat dapat memacu sekresi kolesterol dalam kandung empedu. 4. Pengobatan Misalnya pada penggunaan estrogen (pada obat kontrasepsi hormonal), obat penurun kadar kolesterol dalam darah, dan obat penurun berat badan.
Gejala : Nyeri akut yang disertai kejang (kolik) di bagian kanan atas perut bisa menjalar ke bagian atas tubuh sampai dengan ke bahu. Demam, menggigil, Muntah, Rasa terbakar Terapi : Laparoskopi yaitu suatu tindakan dengan memasukkan suatu tabung penglihat (Laparoskopi) melalui suatu sayatan kecil di bagian bawah perut 2. Penghancuran dengan gelombang getar (shock-waves) “ gelombang ini mampu menghancurkan batu empedu “
3. Terapi Farmakologi Prinsip kerjanya dengan menghambat sekresi kolesterol sehingga kejenuhan dalam empedu bisa berkurang dan batu dapat melarut lagi. Contoh : a.
Asam Kenodeoksikolat
Bekerja menghambat sintesa kolesterol di dalam hati. b.
Asam urodioksikolat
Meningkatkan perubahan kolesterol menjadi asam kolat sehingga kadarnya dalam empedu akan menurun.