LUMBA-LUMBA YANG TERDAMPAR Semburat sinar matahari yang Masih muda belum cukup Menghangatkan perairan di selatan pulau yang cantik itu . Sebagian besar penghuni di sana , seperti ikan Marlyn,Tenggiri,Cakalang,dan Paus Bongkok masih bermalas-malasan.Mereka eggan memulai aktivitas pagi seperti biasanya.Arus dingin yang datang dari timur,membuat mereka merapatkan tubuh satu sama lain,mencari kehangatan. ‘’Hiii...dingin sekali sih pagi ini’’ujar Tenggiri. ‘’Betul,’’jawab Paus Bongkok yang berada tak jauh darinya.’’Huaaah…,’Paus Bongkok menguap lebar.Rasa kantuk masih menggelayutinya.’’Mau tidur lagi,ah,’katanya.Tapi sepagi itu,Dolpino,seekor lumba-lumba yang gesit dan lincah sudah berlari berkejaran ke sana kemari dengan saudaranya,Dolpina.’’Ayo kejar aku’’ katanya.Dolpina meluncur dengan cepat di belakangnya,mencoba mengejarnya.Tapi,Dolpino sudah melesat lebih cepat menjauhinya. Tenggiri, Cakalang, dan Marlyn merasa terganggu. Tapi mereka enggan untuk mengingatkan kedua lumba-lumba itu. Dolpino dan saudaranya mudah sekali tersinggung dan kerap bermasalah dengan ikan-ikan yang lain.Ketiga ikan itu tak mau berurusan dengan Dolpino dan Dolpina. Dolpina dan Dolpino terus bermain kejar-kejaran. Kini bahkan lebih seru. ‘’Kalian ini harus hati-hati Lagi pula, masak masih pagi seperti ini sudah berkejar-kejaran’’ kata Paus Bongkok yang merasa terusik ketika kedua lumba-lumba itu menyerempetnya. ‘’Kalian mengganggu tidurku saja’’. Diperingatkan seperti itu,bukannya meminta maaf, Dolpino dan Dolpino justru geram. Mereka tersinggung. ‘’Ah, dasar pemalas’’ kata mereka. Tidak cukup itu, mereka bahkan menghina dan menjelek-jelekan si Paus Bongkok dengan kata-kata yang pedas. Paus Bongkok tersulut emosinya mendengar katakata itu. Hampir saja ia marah. Tapi, ia bisa menguasai dirinya. ‘’Sudahlah,pergi sana.Aku tak ingin berurusan dengan kalian. Tapi, asal kalian tahu, kalian tak akan pernah bisa hidup tanpa yang lain. Mereka paling baik dan pintar sendiri. Kelak kalian pasti membutuhkan kami yang sering kalian hina dan jelek-jelekan’’ seru Paus Bongkok. ‘’Ah,masa sih’’ kata Dolpino. ‘’Tenang saja, Bongkok. Kami pasti bisa mengatasi kesulitan kami sendiri, hahaha’’ Lalu mereka berdua meluncur cepat,meninggalkan si Paus Bongkok. ‘’Ayo Pina, kita berenang ke ujung pulau
sana’’ Baiklah, Pino.’’ Laut yang tenang, berhias gelombang-gelombang kecil membuat kedua lumba-lumba itu bersemangat. Mereka melompat-lompat ke udara, melayang ke luar air, dan memacu kecepatan hingga batas tertinggi. ‘’Woiii… asyiknya,’’ teriak Dolpino. ‘’Woiii… senangnya,’’ Dolpino tak mau kalah. Bukkkk… pada sebuah lompatan tinggi, tubuh Dolpino dan Dolpina mendarat di sebuah pulau pasir. ‘’Aduh, sakitnya,’’ jerit Dolpino. Kepalaku pening, Pino,’’ kata Dolpina. ‘’Wah, celaka, kita bisa mati kekeringan di sini, Pino. Apa yang harus kita lakukan sekarang’’ Dolpino tak menjawab. Ia sendiri tak tahu apa yang harus dilakukannya.