I.
Judul Pemeriksaan
: Pemeriksaan Golongan Darah dengan Anti – A, Anti – B, Anti – AB, dan Anti – D
II.
Hari/Tanggal
:
III.
Prinsip : Uji ini berdasarkan prinsip aglutinasi. Antigen yang terdapat di dalam sel darah merah akan menggumpal ketika direaksikan dengan antibodi sesuai.
IV.
Pereaksi : Komposisi Anti – A, Anti – B Anti – AB: Reagen monoclonal ABO diperoleh dari biakan supernatant secara in vitro yang berasal dari hibridisasi immunoglobulin yaitu dengan mensekresi kultur sel tikus. Masing-masing antibody kemudian diencerkan di dalam larutan penyangga fosfat yang terdiri dari Sodium klorida, EDTA, dan albumin sapi sehingga dihasilkan reagen yang sudah dioptimasi dalam uji metode slide, tabung, dan lempeng. a. Anti – A diwarnai dengaan pewarna biru asam b. Anti – B diwarnai dengan pewarna kuning asam c. Anti – AB tidak diwarnai (sebagai kontrol) Komposisi Anti – D : Anti – D IgG/IgM telah disiapkan dari pencampuran IgM monoclonal dan IgG anti – D secara hati-hati. IgG anti – D akan langsung menggumpal sel darah merah D positif termasuk mayoritas D varian, kecuali DVI, dan sebagian besar fenotip D (Dο) fenotip. IgG anti –D akan mengaglutinasi DIV dan fenotip D (Dο) dengan metode uji antiglobulin tidak langsung. Antibody diencerkan dalam buffer fosfat yang mengandung natrium klorida, bovine albumin dan potensiator makromolekul untuk memberikan reagen yang dioptimalkan untuk digunakan dalam tabung, slide atau uji lempeng. Berisi 0,1% natrium azida.
V.
Alat dan Bahan
: Autoclick Kapas alkohol Tissue Object glass (2 buah) Stick Sampel berupa darah kapiler
VI.
Cara Kerja : 1. Disiapkan alat dan bahan 2. Diletakkan jarum pada autoclick, pastikan autoclick berada pada keadaan siap menusuk 3. Dilakukan antisepsis dengan kapas alkohol pada jari tengah/ jari manis pasien, lalu tusuk dengan autoclick 4. Tetesan darah pertama dihapus dengan tissue, lalu tetesan berikutnya ditampung diatas object glass 5. Buat sebanyak 4 tetesan pada object glass 6. Diteteskan anti – A disamping tetesan darah yang pertama, diteteskan anti – B disamping tetesan darah yang kedua, diteteskan anti – AB disamping tetesan darah yang ketiga, diteteskan anti – D disamping tetesan darah yang keempat. 7. Dihomogenkan darah dan anti – A menggunakan stick dengan arah memutar membentuk lingkaran, lalu dibersihkan stick dengan tissue, dan lakukan untuk ketiga tetesan darah dengan pereaksinya dengan cara yang sama. 8. Digoyangkan secara perlahan object glass selama kurang lebih 2 menit. Apakah hasilnya aglutinasi atau non – aglutinasi 9. Hasil dicatat.
VI.
Sampel
Hasil
: Nama pasien Umur Golongan darah Rhesus
: Shinta Aulia : 19 th :O : Positif (+)
Anti - A
Anti – B
Anti - AB
Anti - D
- (non aglutinasi)
- (non aglutinasi)
- (non aglutinasi)
+ (aglutinasi)
Dengan tabel hasil dari seluruh tipe golongan darah yaitu : Anti-A
Anti-B
Anti-AB
Anti-D
Golongan darah A
+
-
+
+/-
Golongan darah B
-
+
+
+/-
Golongan darah AB
+
+
+
+/-
Golongan darah O
-
-
-
+/-
VII.
Kesimpulan
: Pada tetesan darah (1) + anti – A terlihat non aglutinasi. Pada tetesan darah (2) + anti – B terlihat non aglutinasi. Pada tetesan darah (3) + anti – AB terlihat non aglutinasi Pada tetesan darah (4) + anti – D terlihat aglutinasi Sehingga dapat disimpulkan sebagai : golongan darah O. Artinya pada permukaan sel eritrosit tidak terdapat antigen – A,B,dan AB, dan pada serum terdapat antibodi A,B,dan AB. Serta rhesus positif (+), artinya mempunyai antigen Rh (Rhesus) di permukaan sel eritrosit.
Daftar gambar
:
Tetesan darah (1) + anti – A
Tetesan darah (2) + anti – B
(Non-Aglutinasi)
(Non-Aglutinasi) Tetesan darah (4) + anti – D
Tetesan darah (3) + anti – AB (Aglutinasi) (Non-Aglutinasi)
LAPORAN IMUNOSEROLOGI (P)
Disusun Oleh: Sartika Argasih P3.73.34.1.13.036
KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2015