BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup dan ahlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai – nilai Kepramukaan. Pendidikan Kepramukaan berisi perpaduan proses pengembangan nilai sikap sebagaimana diamanatkan oleh Permendikbud RI No.63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan Ekstrakulikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan wawasan Pembina Pramuka dalam membina peserta didik agar tercapainya tujuan gerakan Pramuka maka, diperlukan pendidikan dan latihan (kursus) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sehingga mengerti dan memahami serta ikut memiliki gerakan Pramuka sehingga sadar secara sukarela membantu baik moril maupun materiil terhadap pelaksanaan pendidikan dan latihan di dalam gerakan Pramuka. Selain itu, diharapkan pula muncul Pembina Pramuka yang memiliki pengalaman dalam hal Kepramukaan serta memahami ide dasar Kepramukaan. Tidak sekedar memandang pendidikan kepramukaan sebagai pelengkap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, melainkan mendudukan pendidikan kepramukaan dalam sistem pendidikan nasional, yaitu sebagai subsistem pendidikan persekolahan (formal). Untuk itu diperlukan kursus Pembina Pramuka mahir Tingkat Dasar bagi Pembina Pramuka B. NAMA DAN TEMA Kegiatan ini bernama Pelatihan Kursus Mahir Dasar (KMD) yang dilaksanakan oleh JSIT dengan Tema Kegiatan “Learn, Fun and Get Succes Together”.
C. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
1
Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) Tersebut adalah untuk memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan guna meningkatkan kemampuan Pembina Pramuka dalam mengasuh/membina anak didik dan mengelola satuan, sehingga multi kegiatan kepramukaan semakin meningkat. 2. Tujuan Tujuan dari Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) Tersebut adalah pasca terselenggaranya kegiatan ini diharapkan peserta kursus dapat: Memahami hal ikhwal tentang kepramukaan Memahami, menghayati dan mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar methodik pendidikan kepramukaan untuk anak didik. Mampu mengelola satuanya dengan sebaik-baiknya. Mampu memberikan informasi yang benar tentang kepramukaan kepada orang lain Selalu berusaha meningkatkan diri, sehingga memiliki sikap sesuai dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan serta aspirasi anak didik dan masyarakat. Dapat bekerja sama dengan Majelis Pembimbing, orang tua dan masyarakat setempat. D. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Pelaksanaan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) diselenggarakan selama 7 (tujuh) hari, yaitu : INDOOR Hari
: Sabtu - Minggu
Tanggal
: 19 – 20 September dan 03 – 04 Oktober 2015
OUTDOOR Hari
: Jum’at - Minggu
Tanggal
: 09 – 11 Oktober 2015
2. Tempat Kegiatan SDIT ANNUR Cikarang Pusat dan Gunung Bunder Bogor LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
2
E. Peserta Kegiatan Kegiatan ini terdiri dari 16 Sekolah Islam Terpadu yang ada di bekasi yang terdiri dari Guru-guru SD, SMP dan SMK, dengan jumlah peserta 56 orang.
BAB II MATERI PELATIHAN A. MATERI PEMBUKA 1. UPACARA PEMBUKAAN KURSUS Alat-alat perlengkapan upacara pembukaan Kursus yang dibutuhkan, yaitu: Bendera Merah Putih LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
3
Bendera Tunas Kelapa Bendera Pandu Dunia Bendera tunggal latihan Jagrag Teks susunan upacara Teks sambutan / amanat Teks doa Tanda peserta yang yang akan disematkan Teks peserta yang akan disematkan Teks laporan persiapan Kursus. Adapun petugas-petugas yang perlu ada dalam
upacara pembukaan Kursus adalah : Pembina upacara Pembawa acara Pembaca laporan kesiapan Kursus Pembaca do’a Dirigen Pembawa bendera tunggal latihan Pembawa baki / nampan Pembaca surat keputusan penyelenggaraan Kursus Perwakilan yang akan disemati tanda peserta Kursus
Urutan-urutan upacara pembukaan Kursus disusun sebagai berikut. 1. Pembina upacara beserta rombongan memasuki ruang upacara 2. Menyanyikan lagu Satya Dharma Pramuka 3. Pembacaan Surat Keputusan Penyelenggaraan Kursus 4. Laporan Kesiapan Kursus 5. Amanat Pembina Upacara dilanjutkan dengan pernyataan pembukaan Kursus 6. Penyematan secara simbolis tanda pengenal Kursus 7. Pembina upacara dan perwakilan berkenaan menempatkan diri 8. Pembacaan do’a 9. Menyanyikan lagu Bagimu Negeri 10. Pembina upacara beserta rombongan meninggalkan ruang upacara. 2. ORIENTASI DAN SASARAN KURSUS Pelaksanaan Orientasi Kursus a. Orientasi Kursus diberikan oleh Kepala Lemdika atau Pemimpin Kursus/Ketua Tim Pelatih. LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
4
b. Pemimpin kelompok
dengan
didampingi pelatih
pendamping masing-masing aktif menghimpun sasaran yang ingin dicapai oleh anggota kelompoknya. c. Masing-masing pemimpin kelompok merumuskan sasaran apa yang diinginkan oleh kelompoknya. d. Para pemimpin kelompok mempresentasikan hasil rumusannya/ menyerahkan kepada pemimpin Kursus. e. Pemimpin Kursus / Ketua Tim Pelatih dengan dibantu oleh pelatih pendamping mengkomlikasikan semua sasaran yang diinginkan peserta dengan sasaran Kursus yang direncanakan oleh penyelenggara. f. Hasil dari kompilasi tersebut diinformasikan kepada peserta. g. Bilamana dari perkembangan Kursus terdapat materi yang belum direncanakan. Pemimpin Kursus/Ketua Tim Pelatih akan mengupayakan agar semua sasaran yang diinginkan dapat disajikan dalam Kursus tersebut. 3. DINAMIKA KELOMPOK Pelaksanaan Dinamika Kelompok. a. Dinamika kelompok dipimpin dan dikendalikan oleh Tim Pelatih. b. Tim Pelatih menciptakan kegiatan bersama yang dapat mencairkan kebekuan peserta Kursus dengan permainan bersama sambil menyanyi dan menari. c. Dalam suasana gembira dan kebersamaan, tim pelatih secara acak membentuk kelompok- kelompok peserta yang akan merupakan satu tim kerja dalam proses pembelajaran yang berlangsung selama Kursus. d. Tim Pelatih membagi diri sebagai pendamping kelompok yang baru terbentuk. Mereka saling memperkenalkan diri, membuka diri dengan jalan menginformasikan kelemahan dan kelebihan, hal-hal yang disenangi maupun yang tidak disenangi. e. Kelompok yang merupakan tim kerja menciptakan, menetapkan dan mengumandangkan yel - yelnya sebagai satu pertanda adanya kekompakan dalam kelompok. B. MATERI DASAR LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
5
1. AD / ART GERAKAN PRAMUKA Faktor – faktor yang melatar belakangi penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka (Kepres RI No. 34 Tahun 1999 dan SK Kwarnas 107 Tahun 1999) adalah : 1. Jiwa – ksatria yang patriot dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang adil dan makmur material maupun spiritual, dan beradab. 2. Kesadaran bertanggung jawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 3. Upaya pendidikan bagi kaum muda dalam mewujudkan masyarakat madani dan melestarikan kebutuhan : Negara Kesatuan Republik Indonesia Ideologi Pancasila Kehidupan rakyat yang rukun dan damai Lingkungan hidup di bumi Nusantara Fungsi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka sebagai : 1. Landasan hukum dalam pengambilan kebijakan Gerakan Pramuka 2. Pedoman dan petunjuk pelaksanaan kegiatan kepramukaan 2. PENGERTIAN, SIFAT DAN FUNGSI KEPRAMUKAAN Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan daripraja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya. “Pramuka” merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing. Sedangkan yang dimaksud “kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
6
Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia. a. Sifat Lambang Pramuka Indonesia yaitu tunas kelapa yang dijahitkan di kerah kiri baju pramuka (untuk wanita). Lambang Pramuka Internasional yang dijahitkan di kerah kanan baju pramuka (untuk wanita). Bagi pria, tunas kelapa berada di kantung sebelah kiri, sedangkan Lambang Pramuka Internasional dijahitkan pada sebelah kanan kemeja. Emblem lokasi wilayah Gerakan Pramuka (berdasarkan provinsi) dijahitkan di lengan kanan baju Pramuka. Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan.
LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
7
b. Fungsi Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:
Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.
Pengabdian bagi orang dewasa Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.
Alat ( means ) bagi masyarakat dan organisasi Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.
3. SEJARAH GERAKAN PRAMUKA a. Sejarah Kepramukaan Sedunia Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan kita tidak dapat lepas dari riwayat hidup pendiri gerakan kepramukaan sedunia Lord Robert Baden Powell of Gilwell. Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan. Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
8
dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout. Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau. Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala. Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia. Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World). b.Sejarah Gerakan Pramuka Indonesia Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke berbagai negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia dan didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda). Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional dibentuk organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional. Sehingga muncul bermacammacam organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
9
Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon). Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan. Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938. Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA. Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya organisasi kepanduan. Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih lemah. Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20
LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
10
Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang. Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang keberadaannya. 4. TUJUAN DAN TUGAS POKOK GERAKAN PRAMUKA a. Tujuan Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia dengan tujuan agar;
anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.
anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.
anggotanya menjadi manusia yang menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.
b.Tugas Pokok Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia, menuju ke tujuan Gerakan Pramuka, sehingga dapat membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa Pancasila dan sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan tersebut LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
11
Gerakan Pramuka selalu memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan dan minat peserta didiknya. 5.LAMBANG DAN TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan sifat, keadaan, nilai dan norma yang dimiliki oleh setiap anggota Gerakan Pramuka yang dicita - citakan oleh Gerakan Pramuka. Lambang tersebut diciptakan oleh Almarhum Bapak Soenardjo Atmodipuro, seorang Pembina Pramuka yang aktif bekerja sebagai pegawai tinggi Departemen Pertanian. Lambang Gerakan Pramuka ini digunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961, pada Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka. Bentuk dan Arti Kiasan a. Bentuk Lambang Gerakan Pramuka adalah gambar bayangan (silhouelte) tunas kelapa. b. Arti kiasan adalah: Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan CIKAL dan istilah CIKAL- BAKAL di Indonesia berarti : "Penduduk asli yang pertama yang meurunkan generasi baru". Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan bagaimanapun juga. Jadi mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan ulet, serta menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia. Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya sekelilingnya.
Jadi
mengkiaskan
bahwa
dengan tiap
keadaan Pramuka
dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat di mana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga.
LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
12
Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon tertinggi di Indonesia. Jadi mengkiaskan bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yang mulia dan jujur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat didalam tanah. Jadi mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita- citanya. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada tanah air, bangsa dan Negara KeSatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia. Tanda Pengenal Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian seragam Pramuka yang dapat menunjukkan segala sesuatu mengenai identitas seorang anggota Gerakan Pramuka (Kacu).
6.
STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA
LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
13
7. PENDIDIKAN DALAM KEPRAMUKAAN Pendidikan dan Kepramukaan diartikan secara luas adalah: suatu proses Pembinaan dan pengembangan sepanjang hayat yang berkesinambungan atas kecakapan yang dimiliki peserta didik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan dalam arti luas bertumpu pada empat sendi yaitu: a. Belajar Mengetahui (Learning to know) Untuk memiliki pengetahuan umum yang cukup luas dan untuk dapat bekerja secara mendalam dalam beberapa hal adalah belajar memanfaatkan peluang pendidikan sepanjang hidup. b. Belajar Berbuat (Learning to do) Bukan hanya memperoleh kecakapan atau ketrampilan, melainkan juga untuk memperoleh yang lebih luas daripada itu termasuk hubungan sangat pribadi dan antar kelompok. c. Belajar hidup Bermasyarakat (Learning to life together) Diperlukan saling pengertian dan kerukunan serta keadilan untuk menyelesaikan pertentangan-pertentangan yang terjadi serta untuk menumbuhkan pemahaman orang lain mengenai saling menghargai. d. Belajar menjadi Seseorang (Learning to Be) Agar dapat mengembangkan watak yang dapat bertindak dengan kemandirian berpendapat dan bertanggungjawab pribadi yang makin besar. C. MATERI PENGHAYATAN 1.MAJELIS PEMBIMBING GERAKAN PRAMUKA Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka (MABI GP) adalah suatu badan dalam Gerakan Pramuka (GP) yang memberi bimbingan, bantuan moril, organisatoris, materiil dan finansial kepada Gudep, Satuan Pramuka, Kwartir GP dari tingkat Nasional hingga Ranting. MABI GP yang diangkat dan telah dilantik sekurang-kurangnya telah mengikuti Kursus Orientasi Gerakan Pramuka. Pelantikan anggota MABI dilakukan oleh Ketua Kwartir jajaran diatasnya dengan TRI SATYA dan menandatangani IKRAR, kecuali Ketua Majelis Pembimbing Nasional yang dijabat langsung oleh Presiden RI. LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
14
Susunan MABI Gugus Depan, Ranting, Cabang, Daerah dan Nasional berasal dari unsur- unsur tokoh masyarakat pada masingmasing tingkatan yang memiliki perhatian dan rasa tanggungjawab terhadap Gerakan Pramuka serta mampu menjalankan peran MABI.
MABI Nasional disingkat MABINAS yang dijabat Presiden RI,
sebagai Ketua Mabinas/Ka Mabinas. MABI Daerah disingkat MABIDA yang dijabat oleh
Gubernur/Kepala Daerah sebagai ketua Mabida/Ka Mabida. MABI Cabang disingkat MABICAB yang dijabat oleh Bupati/walikota/Kepala Daerah sebagai Ketua Mabicab/Ka
Mabicab MABI Ranting disingkat MABIRAN yang dijabat oleh Camat,
sebagai Ketua MABIRAN yang disingkat ka Mabiran MABI Desa/Kelurahan disingkat MABISA yang dijabat oleh Kepala Desa/Lurah sebagai ketua Mabisa yang disingkat Ka Mabisa. Sedangkan KORSA adalah Koordinator Desa yang dapat dijabat atau dipilih dari Pembina Gugus Depan di wilayah yang bersangkutan MABI Gugus Depan disingkat MABIGUS yang dijabat oleh orang
tua peserta didik atau tokoh masyarakat disekitar Gugus Depan yang dipilih secara musyawarah bersama para Pembina Gugus Depan sebagai Ketua MABIGUS disingkat Ka Mabigus. Selama ini Ka Mabigus dijabat oleh Kepala Sekolah, terutama Gugus Depan yang berpangkalan di sekolah. 2. PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN DAN METODE KEPRAMUKAAN a. Prinsip Dasar Kepramukaan Prinsip Dasar Kepramukaan adalah asas yang mendasari kegiatan Kepramukaan dalam upaya membina watak peserta didik. Prinsip Dasar Kepramukaan terdiri atas :
Iman dan taqwa kepada Tuhan YME Peduli terhadap bangsa, negara, sesama manusia dan alam
serta seisinya. Peduli terhadap diri sendiri. Taat kepada Kode Kehormatan Gerakan Pramuka.
LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
15
b.Metode Kepramukaan Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progesif melalui : Pengamalan Kode Kehormatan Gerakan Pramuka
Belajar sambil melakukan Sistem berkelompok Kegiatan yang menantang dan menarik serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan
jasmani peserta didik Kegiatan di alam terbuka Sistem tanda kecakapan Sistem Satuan terpisah untuk Satuan putra dan putri Kiasan Dasar
3. KODE KEHORMATAN PRAMUKA DAN MOTTO GERAKAN PRAMUKA Kode Kehormatan Pramuka terdiri atas : Satya dan Darma Pramuka. Siaga ( 7 – 10 tahun) Penggalang (11 – 15 tahun) Penegak (16 – 20 tahun) Pandega (21 – 25 tahun) Anggota Dewasa
: janji → : Darma →
DWI SATYA DWI DARMA
: janji
→
TRI SATYA
: : : : : : :
→ → → → → → →
DASA DARMA TRI SATYA DASA DARMA TRI SATYA DASA DARMA TRI SATYA DASA DARMA
Darma janji Darma janji Darma janji Darma
Kode Kehormatan bagi Anggota Siaga Janji yang disebut Dwi Satya yang berbunyi sebagai berikut : Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh : Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara KeSatuan Republik Indonesia dan mengikuti Tata Krama keluarga Setiap hari berbuat kebajikan. Ketentuan moral disebut Dwi Darma selengkapnya berbunyi Siaga Berbakti kepada Ayah Bundanya Siaga berani dan tidak putus asa Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang
LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
16
Janji yang disebut Tri Satya yang berbunyi sebagai berikut : Demi kehormatanku akau berjanji akan bersungguh-sungguh Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat Menepati Dasa Darma Ketentuan Moral yang disebut Dasa Darma yang selengkapnya berbunyi, Pramuka itu : 1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan ksatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela menolong dan tabah 6. Rajin terampil dan gembira 7. Hemat cermat dan bersahaja 8. Disiplin berani dan setia 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran berkataan dan perbuatan Kode kehormatan bagi Penegak, Pandega dan anggota Dewasa Janji yang disebut Tri Satya yang berbunyi sebagai berkut: Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat Menepati Dasa Darma Ketentuan moral yang disebut Dasa Darma (sama seperti Pramuka Penggalang) yang selengkapnya berbunyi, Pramuka itu : 1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan ksatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela menolong dan tabah 6. Rajin terampil dan gembira 7. Hemat cermat dan bersahaja 8. Disiplin berani dan setia 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
17
Motto Gerakan Pramuka a. Motto Pembina Pramuka ”IKHLAS BAKTI BINA BANGSA BER BUDI BAWA LAKSANA” b. Motto Gerakan Pramuka merupakan motto tetap dan tunggal bagi Gerakan Pramuka : ”SATYAKU KUDARMAKAN, DARMAKU KUBAKTIKAN ” 4. KIASAN DASAR GERAKAN PRAMUKA Kiasan Dasar Gerakan Pramuka diambil dari sejarah perjuangan dan nilai -nilai budaya bangsa. Pada tanggal 20 Mei 1908, yaitu pada saat berdirinya “Boedi Oetomo”, mulailah babak perjuangan baru perjuangan menSiagakan rakyat. Perjuangan pada zaman inipun belum berhasil, karena masih lemahnya semangat Persatuan dan Kesatuan. Pada tanggal 28 Oktober 1928, dengan lahirnya Sumpah Pemuda. dimulailah Penggalangan Persatuan dan Kesatuan. Perjuangan pada masa inilah yang behasil mengantarkan bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan. Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan tanggal yang tidak terlupakan oleh seluruh bangsa Indonesia, karena saat itulah puncak keberhasilan para pejuang dan pahlawan bangsa, yaitu saat bangsa indonesia memproklamasikan kemerdekaan, masa itu disebut Penegakan kemerdakaan dan kedulatan bangsa. Perjuangan tidak hanya berhenti sampai disitu, tetapi terus dilanjutkan dengan mengisi kemedekaan, yang berarti melakukan pembangunan baik fisik maupun mental spiritual. Dalam masa pembangunan ini akan
dibutuhkan
pemimpin
–
pemimpin
yang
memandegani pelaksanaan pembangunan, dalam rangka
membina bangsa dan Negara. Kita perlu orang – orang yang dapat diandalkan. Kiasan Dasar Golongan Siaga LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
18
Dalam masa ini kita mulai pembangunan yang bermula membutuhkan kesadaran tinggi serta bantuan dari seluruh rakyat dan segala sesuatu harus ditata dengan baik. Kiasan Golongan Penggalang Kita harus mencari ramuan yang baik, kita rakit dan kita terapkan dalam usaha itu. Kiasan Golongan Penegak Kita membutuhkan para bantara yang tangguh dan para pelaksana pembangunan yang berdedikasi tinggi. 5. SISTEM AMONG DAN SIKAP PEMBINA Sistem Among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik, untuk dapat bergerak dan bertindak secara leluasa, dengan sejauh mungkin menghindari unsur – unsur pemerintah, harus, paksaan sepanjang tidak merugikan, baik bagi peserta didik maupun bagi masyarakat sekitarnya, dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri, kreatifitas dan aktivitas sesuai aspirasi peserta didik. Sitem among mengharuskan Pembina mempunyai sikap laku Ing ngarso sing tulodho maksudnya di depan menjadi teladan Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan Tut wuri handayani artinya di belakang memberi motivasi 6. MENGELOLA SATUAN a. Pramuka SIAGA (7 – 10 Tahun) Sifat Siaga: Satuan besarnya disebut “PERINDUKAN” Pembina lebih besar “Ing Ngarso Sung Tulodo” Bentuk upacaranya “Lingkaran” Perindukan terdiri dari 18 – 24 0rang (4 barung) Nama Barung merupakan “nama warna” Tiap barung dipimpin oleh “Pin Rung” LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
19
Pemimpin barung utama “Sulung” Upacara menggunakan standard / bendera Pembina dan pembantu pembina dipanggilnya Yana – Bunda Cara memanggil siaga, SIAGAAAAA = SIAAAAPPPP Kegiatan – kegiatan Siaga : Bersumber dari SKU dan SKK TKU Siaga : Siaga Mula, Bantu, dan Tata. TKK Siaga : Purwa, Madya, dan Utama Jenis – jenis kegiatan Siaga: Bazar, Pesta siaga, persari, dll. b. Pramuka PENGGALANG (11 – 15 Tahun) Sifat Penggalang : Penggalang dikelompokkan dalam “Regu” Regu terdiri dari 6 – 8 0rang Satuan terbesarnya adalah “PASUKAN” yang terdirii dari
4 regu dengan bendera regu. Tiap regu dipimpin oleh Pin Ru dan Wa Pin Ru Tiap pasukan dibina oleh pembina penggalang Sifat membina lebih besar “Ing Madyo Mangun Karso” Bentuk barisan “Upacara Angkare (bentuk U)” Memakai tiang bendera
Materi Pokok : Nama regu untuk Putra = Nama Hewan Nama regu untuk Putri = Nama Bunga Pasukan putra = Nama Senjata Pasukan putri = Nama mitos di suatu daerah Panggilan kepada pembina “Kakak” Memanggil dengan peluit 8 titik dan 1 strip (........_) Jenis Kegiatan Penggalang Kegiatan mingguan dan bulanan Latihan gabungan Gladian pemimpin regu, pemimpin satuan Lomba tingkat I – V Kemah bakti penggalang Jambore Kegiatan insidental Upacara HBN, HBA, Baksos. LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
20
Pramuka peduli
Kegiatan – kegiatan Penggalang : Bersumber dari SKU, SKK, SPG 3 Tingkat SKU : Penggalang Ramu, Rakit, dan Terap
Penggalang Terap yang telah memenuhi kecakapan dan persyaratan tertentu dapat mencapai Pramuka Penggalang Garuda.
c. Pramuka PENEGAK (16 – 20 tahun) Kelompok terkecil disebut Sangga yang terdiri 4 – 8 orang 4 sangga membentuk Ambalan Nama – nama sangga identik dengan tahapan perjuangan Nama – nama ambalan = nama – nama pahlawan / legenda Alat upacara = bendera Motto penegak “Dari, Untuk, Oleh” Pembina sebagai kakak, orang tua, dan teman Ada 2 tingkat SKU : Penegak bantara dan Laksana
Penegak Laksana yang telah memenuhi kecakapan dan persyaratan tertentu dapat mencapai Pramuka Penegak Garuda.
d.
Pramuka PANDEGA Usia 21-25 tahun, ada 1 tingkatan saja yaitu Pandega. Pandega yang telah memenuhi kecakapan dan persyaratan tertentu dapat mencapai Pramuka Pandega Garuda. Seorang anak/pemuda yang usianya pindah melampaui batas tertinggi dari suatu golongan usia, harus pindah golongan tanpa harus menyelesaikan SKU tingkat tertinggi di golongannya.
7. ADMINISTRASI GUGUS DEPAN Administrasi yang dipersiapkan adalah : a. Program Kerja Tahunan b. Program Kegiatan Mingguan c. Buku Induk Anggota d. Buku presensi (Kehadiran) e. Buku iuran dan buku tabungan f. Buku agenda latihan LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
21
g. h. i. j. k. l. m.
Buku Buku Buku Buku Buku Buku Buku
catatan Rapat (Notula) inventaris Log (catatan peristiwa atau kegiatan yang terjadi) catatan pribadi upacara pelantikan tamu ekspedisi (untuk mencatat surat keluar masuk)
8. DEWAN SATUAN PRAMUKA Dewan Siaga Untuk pendidikan kepemimpinan para Pramuka Siaga diadakan Dewan Perindukan Siaga yang disingkat Dewan Siaga Dewan Siaga terdiri dari Pemimpin Barung, Wakil Barung, Pemimpin Barung Utama, Pembina dan Pembantu Pembina. Dewan Siaga mengadakan pertemuan sebulan sekali dipimpin oleh Pembina atau Pembantu Pembina. Dewan Siaga bertugas mengatur dan mengurus kegiatan – kegiatan Perindukan Siaga dan menjalankan putusan – putusan yang diambil oleh Dewan Siaga. Dewan Penggalang Untuk pendidikan kepemimpinan para Pramuka Penggalang diadakan Dewan Pasukan Penggalang yang disingkat Dewan Penggalang yang terdiri atas :
Para Pemimpin Regu Para Wakil Pemimpin Regu Pemimpin Regu Utama Pembina Penggalang Pembantu Pembina Penggalang Ketua Dewan Penggalang adalah Pratama, Sekretaris
Dan Bendahara dijabat secara bergilir diantara anggota Dewan Penggalang. Dewan Penggalang mengadakan rapat sebulan sekali. Dewan Ambalan Dewan Ambalan diketuai oleh Pradana, sedangkan anggotanya dipilih dari para Pemimpin dan Wakil Pemimpin Sangga dengan susunan sebagai berikut LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
22
Seorang Ketua yaitu Pradana Seorang Wakil Ketua Seorang Sekretaris / Kerani Seorang Bendahara / Juru Uang Ada Beberapa Anggota Sesuai Kepentingan Termasuk Pemangku Adat / Juru Adat
D. MATERI KETERAMPILAN 1. CARA MEMBINA PESERTA DIDIK Membina pramuka merupakan kegiatan memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan mengembangkan : Kepribadian Pengetahuan dan keterampilan Keinginan serta kemampuan peserta didik menjadi kreatif Syarat dalam membina :
Mengetahui sifat kejiwaan peserta didik Mengetahui keinginan / kebutuhan PO Mengetahui latar belakang Menarik peserta
Cara Menyusun PRODIK (Program Kegiatan Peserta Didik) a. Menghimpun macam – macam kegiatan yang diinginkan b. Bersama peserta didik menyusun jadwal kegiatan dengan materi yang sudah disepakati c. Meramu materi kegiatan dengan sasaran strategik gerakan pramuka, prinsip dasar dan metode kepramukaan, dan kode kehormatan pramuka. Cara Pelaksanaan Prodik
Pembina pramuka selalu bekerja secara kemitraan Prodik bermutu dan menarik Prodik dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Prodik hendaklah didukung adanya peralatan yang memadai
dan sesuai Prodik harus bernuansa modern, bermanfaat dan taat pada kode kehormatan pramuka 2.CARA MEMBERI INSTRUKSI dan MENGUJI KECAKAPAN LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
23
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberi instruksi. Pemberian instruksi berada di tempat yang jelas Jangan memulai instruksi sebelum keadaan tertib Bahan yang dipergunakan mudah dimengerti Suara terang, jelas, tidak perlu cepat Irama suara tidak horizontal Suara tidak terlalu keras tetapi juga tidak terlalu lemah.
Usahakan variasi suara dengan menyesuaikan isi instruksi Uraianya tidak terlalu singkat juga tidak terlalu panjang Bila perlu dibentuk dengan peragaan Berikan kesempatan bertanya kepada si penerima instruksi Bila instruksi diberikan secara tertulis, diberikan secara
sistematis dan dengan tulisan yang jelas Buatlah menarik perhatian si penerima dan usahakan dapat
menyingkirkan hal – hal yang menggangu perhatian mereka Usahakan si penerima dapat menggunakan seluruh panca
inderanya Hal – hal yang dianggap penting, pemberi instruksi dapat
memberikan pengulangan – pengulangan Berikan kesempatan bagi si penerima menyatakan
kembali
instruksi
untuk
/ mengekspresikan instruksi yang telah
diterimanya Pelaksanaan Ujian Dari sudut pelaksanaan sebagai kegiatan, menguji dapat dilakukan dengan:
Secara tidak langsung, yaitu peserta didik mengikuti suatu kegiatan dan tidak mengetahui bahwa ia sedang diuji . Cara ini sangat mengena bagi peserta didik yang segan atau takut
menempuh ujian Secara langsung, yaitu peerta didik yang diuji mengetahui dan ikut menentukan mata ujian yang akan ditempuh, kapan waktunya, di mana tempatnya, serta siapa pengujinya
Dari sudut sasaran, menguji dilakukan dengan:
Menitik beratkan pada usaha yang sunguh-sungguh dari peserta didik untuk mencapai hasil yang diharapkan (nilai formal)
LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
24
Menilai materi atau hasil usaha yang dicapai oleh anak didik (nilai material)
3. NARKOBA (Narkotika dan Obat – obatan Terlarang) Jenis narkoba : a. Ganja b. Heroin c. Morphine d. Kokain Jenis Psikotropika : a. b. c. d.
Ecstasy Shabu Lexotan, Nipam Pil koplo
4. KEWIRAAN Dalam rangka mengembangkan jiwa Bela Negara pada Peserta Didik perlu diciptakan kegiatan- kegiatan yang langsung menyentuh jiwa peerta didik terhadap berbagai hal yang bersangkut paut dengan materi bela negara. Untuk itu hendaknya setiap Pembina dapat mengembangkan materi Kepramukaan yang terintergred dengan materi Bela Negara dalam melaksanaakan kegiatan Kepramukaan. Kegiatan-kegiatan Kepramukaan yang lebih banyak menyentuh nilai dan semangat patriotisme dan nasionalisme hendaknya mendapatkan sekala priorits untuk ditingkatkan dngan cara memasukan kedalam setiap kegiatan Kepramukaan. Untuk itu kuranya dilakukan berbagai contoh kegiatan Kepramukaan yang terintergrasi dengan Bela Negara, misalnya: Untuk Siaga dengan kegiatan : Karnaval bhineka tunggal ika, sosiodrama, pantomin, cerita kepahlawanan, mengunjungi tempat-tempat bersejarah, mengenal lagu-lagu daerah, rumah
adat, serta tarian daerah. Untuk Pramuka Penggalang diantaranya dapat diberikankegiatan-kegiatan: Perkemahan (LT,Jambore), peringatan hari-hari pahlawan, berziarah kemakam pahlawan , LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
25
mengunjungi musium, candi, dan tempat-tempat bersejarah
lainya, penelusuran, routee pahlawan Untuk Penegak dan pendega: kemah pengembaran, kemah
bakti, peduli terhadap adanya musibah bencana alam, ikut serta mengatur lalu lintas,
mengunjungi tempat-tempat bersejarah 5. KEWIRAUSAHAAN Kewirausahaan dalam pramuka adalah kemampuan untuk meraih sesuatu dengan kerja keras. Berbagai langkah yang perlu dilakukan untuk menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan anggota Gerakan Pramuka adalah : Selalu bersikap keterbukaan terhadap semua anggota Pramuka, sehingga dapat memupuk rasa kebersamaan para Pramuka untuk
anggota
menyampaikan pendapat yang berbeda,
memberikan kritik yang membangun serta rasa percaya diri. Selalu bermusyawarah dalam setiap mengambil keputusan, sehingga menanamkan sikap demokrasi di kalangan para anggota Pramuka. Selalu memberikan kepercayaan dalam melaksanakan kegiatan Kepramukaan, sehingga terbina rasa percaya diri dan sikap kemandiriannya. Memberi kebebasan untuk membuat kegiatan Kepramukaan, sehingga menumbuhkan sikap kreativitas dan mengembangkan daya produktivitasnya. Selalu memberikan persoalan – persoalan baik secara perorangan maupun kelompok, sehingga terbina sikap selalu ingin tahu dan selalu siap menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi. E. MATERI PENGEMBANGAN 1. UPACARA SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan, peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmat sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk membentuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik. Sasaran upacara dalam gerakan pramuka ialah agar peserta upacara mampu : a. Memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa, dan negara b. Memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin pribadi LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
26
c. d. e. f. g.
Selalu tertib dalam kehidupan sehari – hari Memiliki jiwa gotong royong dan percaya pada orang lain Dapat memimpin dan dipimpin Dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib Meningkatkan ketakwaan kepada TYME Dalam upacara, pembina berusaha membuka hati peserta didik
dan memberikan pendidikan watak, sehingga upacara dinyatakan sebagai alat pendidikan. Unsur – unsur pokok dalam upacara gerakan pramuka :
Bentuk barisan yang digunakan disesuaikan dengan
perkembangan jiwa peserta didik Pengibaran bendera merah putih Pembacaan pancasila Pembacaan kode kehormatan Do’a Upacara dilakukan dalam suasana khidmat dan bersungguh – sungguh
Macam – macam upacara dalam gerakan pramuka :
Upacara Upacara Upacara Upacara Upacara
umum pembukaan dan penutupan pelatihan pelantikan kenaikan tingkat pindah golongan
BENTUK BARISAN UPACARA BESERTA ARTINYA 1. lingkaran besar di pakai oleh pramuka siaga mungkin bagi kita yang tidak sempat menikmati masa di mana kita menjadi siaga mungkin bentuk ini asing di mata kita, akan tetapi buat anggota pramuka yang berusia antara 7 sampai 10 tahun. Mereka pasti akan mengenal betul bentuk dari gambar di samping. ya, itu merupakan gambar dari bentuk barisan yang di pakai oleh siaga jika mereka ingin mengadakan apel ataupun upacara dalam gerakan pramuka. di sini yanda atau bunda berada di tengah berserta sulung. sedangkan yang lain membentuk lingkarang mengitari yanda atau bunda, sulung serta tiang bendera.bentuk LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
27
ini melambangkan bahwa anggota pramuka siaga masih melihat dedalam, berpusat ke keluarga. masih belum mengenal nilai-nilai kemasyarakatan.
2. Angkare di pakai oleh penggalang bagi sebagian besar anggota pasti pernah menjadi pramuka penggalang, namun adapun yang tidak
menjadi
pramuka
penggalang,
terkadang
kita
sering
bertanya-tanya mengapa bentuk barisan penggalang seperti ini? mengapa begitu? hal ini karna pramuka penggalang yang sudah berusia 11 samapai 15 tahun sudah mulai mengenal nilai-nilai ke masyarakatan serta sudah mulai melihat keluar yaitu melihat kemasyarakat akan tetapi masih belum terjun ke masyarakat hanya mempersiapkan diri sesuai dengan tri satya penggalang yang
kedua
yaitu"
mempersiapakan
diri
membangun
masyarakat".
3. Berbanjar dipakai oleh pramuka penegak, pandega dan pembina penegak adalah anggota pramuka yang berusai dari 16 sampai 20 tahun, memiliki warna dasar kuning yang berarti mulai matang. Disini para pramuka penegak, pandega dan pembina mengunakan LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
28
bentuk barisan seperti yang ada di bawah ini yang memiliki arti bahwa pramuka penegak, pandega serta pembina udah mengenal nilai - nilai kemasyarakatan dan udah terbuka wawasan pikir serta mengabdi kepada masyarakat atau dengan kata lain pramuka penegak sudah terjun langsung ke masyarakat. Sesuai dengan trisatya
pramuka
penegak
yaitu
"ikut
serta
membangun
masyarakat"
2. PERKEMAHAN SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN Syarat – syarat memilih tempat berkemah adalah :
Tanahnya rata atau sedikit miring berumput Ada pohon berlindung Ada saluran pengeringan pembuangan air Dekat sumber air Pemandangan menarik Ada arena petualangan Terjamin keamanannya Tidak terlalu dekat dengan kampung dan jalan raya Tidak terlalu jauh dari pasar, pos kesehatan, pos keamanan Letaknya membujur menurut arah mata angin
Tata cara Berkemah
Menentukan waktu Musyawarah Menentukan tempat Survey : Keadaan medan Keamanan, izin Arena untuk bermain Melapor kepada kepsek Surat izin orang tua, surat ket.sehat LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
29
Menu hari terakhir, enak 3. API UNGGUN SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN Bentuk-Bentuk Api Unggun a. Api Unggun Asli Api unggun asli adalah api unggun yang bahannya dari kayau bakar atau bahan bakar lain yang dapat menyala dengan besar dan diselenggarakan di tempat terbuka. b. Api Unggun Tiruan Api unggun tiruan adalah api unggun yang bahannya dari lampu listrik, lampu teplok atau lilin. Sifat-Sifat Api Unggun a. Api Unggun Resmi Api unggun resmi adalah api unggun yang dilaksanakan untuk acara-acara resmi, misalnya pelantikan, pelepasan anggota Satuan dan sebagainya. Api unggun dilaksanakan dengan lebih khidmat, suasana gembira agak dikurangi. b. Api Unggun Biasa Api unggun biasa adalah api unggun yang merupakan rangkaian/bagian dari kegiatan besar, misalnya persami, jambore, raimuna dan sebagainya. Api unggun lebih bersifat hiburan, sehingga suasananya lebih
gembira. Para peserta
mendapatkan kesempatan untuk menampilkan atraksi secara spontanitas dan bebas namun batas norma-norma kesopanan dan ketertiban. Macam-Macam Bentuk Api Unggun
a. Bentuk Piramida Segitiga Kayu kering disusun segitiga sama sisi, makin keatas segitiganya semakin kecil, sehingga ditengah tumpukan kayu terdapat rongga. Dirongga tersebut ditaruh bahan yang mudah LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
30
terbakar, misalnya jerami, sekam yang sudah disiram minyak tanah dan sebagainya b. Bentuk Piramida Bujur Sangkar Cara penyusunan kayu dan bahan bakar sama dengan bentuk piramida segitiga, hanya bentuknya saja bujur sangkar. c. Bentuk Pagoda Tegak Kayu basah dan kering ditata tegak, disandarkan pada gawangnya yang tidak mudah terbakar, misalnya kayu/bambu basah. Di dalam rongga ditaruh bahan bakar yang mudah terbakar. Bentuk ini yang paling sering dipakai. d. Bentuk Pagoda Roboh Kayu kering ditetapkan di tanah, ujung-ujungnya bertemu di tengah sehingga pangkalnya diluar membentuk lingkaran. Agar ujungnya cepat terbakar, ditempat pertemuan tersebut dapat dibuat lubang dan diberi bahan bakar yang mudah terbakar. e. Bentuk Kursi Dua kayu basah dipancangkan agak berjauhan dan agak condong ke belakang. Kayu-kayu disusun sedemikian rupa sehingga membentuk kursi. Bentuk ini digunakan apabila angin bertiup agak kencang dari satu arah. Syarat-Syarat Tempat Api Unggun a. b. c. d. e. f.
Medan terbuka, misalnya lapangan yang cukup luas Permukaan tanah rata Tanahnya kering Suasana sekitarnya cukup tenang Terlindung dari tiupan angin kencang Apabila tempat api unggun berumput yang bagus, misalnya taman, maka rumput dipindahkan dulu dari tempat nyala api,
atau diberi alas batang pisang. g. Hindari benda lain ikut terbakar (hutan)
Nilai-Nilai Pendidikan Dari Api Unggun a. Memupuk kerjasama (gotong royong) b. Meningkatkan rasa keberanian dan percaya diri c. Menciptakan suasana kebebasan dan kegembiraan LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
31
d. Memupuk kedisiplinan e. Mengembangkan bakat 4. PELANTIKAN SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN Tujuan Pelantikan Sebagai Alat Pendidikan, agar pramuka yang dilantik mendapat kesan yang mendalam dan membuka hatinya terhadap nilai – nilai positif yang telah ditanamkan dalam proses pembinaan. Langkah – langkah proses pelantikan : a. Persiapan (mental dan fisik) b. Pelaksanaan pelantikan Adanya Bendera Merah Putih sebagai pelantikan merupakan media untuk menumbuhkan jiwa kebangsaan, cinta tanah air, patriotisme, persatuan dan kesatuan bangsa. Wawancara/tanya jawab antar Pembina dengan yang akan dilantik untuk menanamkan komitmennya terhadap Kepramukaan, kemasyarakatan, kemandirian percaya diri, kepemimpinan, dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pengucapan Satya Pramuka secara sukarela oleh calon. Tata urutan acara yang rapi serta formasi barisan sesuai dengan golongannya Dilaksanakan dalam suasana khidmat Adanya doa untuk memberikan kekuatan batin kepada yang dilantik Macam-macam upacara palantikan a. b. c. d. e. f.
Upacara Upacara Upacara Upacara Upacara Upacara
Penerimaan angota Kenaikan tingkat Pindah golongan Penyematan TKK Penyematan TKG Pemberian penghargaan
5. SKU/TKU, SKK/TKK, dan SPG/TPG a. SKU / TKU Syarat
Kecakapan
Umum
(SKU) adalah
syarat
kecakapan
minimal yang wajib dimiliki oleh peserta didik untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU) setelah melewati ujian-ujian. a. SKU, sebagai alat pendidikan, merupakan rangsangan dan dorongan bagi para pramuka untuk memperoleh kecakapanLAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
32
kecakapan yang berguna baginya, untuk berusaha rnencapai kemajuan, dan untuk memenuhi persyaratan sebagai anggota Gerakan Pramuka. b. SKU disusun menurut pembagian golongan usia pramuka yaitu golongan siaga, golongan penggalang, golongan penegak dan golongan pandega. c. SKU untuk golongan siaga terdiri dan 3 tingkat, yaitu: tingkat siaga mula.tingkat siaga bantu dan tingkat siaga tata. d. SKU untuk golongan penggalang terdiri dari 3 tingkat, yaitu; tingkat penggalang ramu, tingkat penggalang rakit dan tingkat penggalang terap. e. SKU untuk golongan penegak, terdini dan 2 tingkat, yaitu;tingkat penegak bantara. dan tingkat penegak laksana. f. SKU untuk golongan pandega, terdini dan satu tingkat saja:ialah tingkat pandega. TKU dimiliki peserta didik dengan jalan melalui bentuk ujian - ujian yang dilakukan secara perseorangan.
LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
33
b. SKK / TKK SKK adalah syarat kecakapan khusus berupa kecakapan, kepandaian,
kemahiran,
ketangkasan,
keterampilan,
dan
kemampuan dibidang tertentu, yang lain dan kemampuan umum yang ditentukan dalam SKU. SKK dipilih seorang pramuka sesuai dengan bakat dan minatnya. TKK sebagai alat pendidikan, merupakan rangsangan dan dorongan bagi para pamuka untuk memperoleh kecakapan, dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan dan penghidupannya sesuai
dengan
mendorong
bakat
semangat
dan
keinginannya
menjadi
sehingga
wiraswastawan
di
dapat masa
mendatang. TKK didapatkan setelah meyelesaikan ujian-ujian SKK yang bersangkutan. TKK dikelompokkan mcnjadi 5 bidang: a. Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi dan Watak, warna dasar TKK KUNING. b. Bidang Patriotisme dan Seni Budaya, warna dasar TKK MERAH. c. Bidang Keterampilan dan Teknik Pembangunan, warna dasar TKK HIJAU. d. Bidang Ketangkasan dan Kesehatan, warna dasar TKK PUTIH e. Bidang sosial, Perikemanusiaan, Gotong royong, Ketertiban Masyarakat, Perdamaian Dunia dan Lingkungan Hidup, warna dasar TKK BIRU. TKK dibedakan atas tingkatan-tingkatan sebagai berikut: Pramuka siaga : Hanya satu tingkat, berbentuk segitiga (puncaknya di bawah) dengan panjang sisi 3 cm. dan tinggi 2 cm. Pramuka penggalang, penegak dan pandega terdapa 3 tingkatanTingkat Tingkat Purwa, berbentuk Iingkaran dengan garis tengah 2,5 cm dan dikelilingi bingkai 2 mm. Tingkat Madya, berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sisi 2,5 cm, dikelilingi bingkai 2 mm. LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
34
Tingkat Utama, Berbentuk segi lima beraturan dengan ukuran sisi masingmasing 2 cm dikelilingi bingkai 2 mm. Yang membedakan tingkatan pada TKK Penggalang, Penegak dan Pandega, ialah: Warna bingkai TKK Penggalang MERAH, Warna bingkai TKK Penegak - Pandega KUNING.
c. SPG / TPG Syarat
Pramuka
Garuda
(SPG) adalah
syarat-syarat
kecakapan yang hams dipenuhi oleh seorang Pramuka untuk memperoleh
Tanda
Pramuka
Garuda
(TPG)
sesuai
dengan
golongan usianya
LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
35
Seorang yang telah merye1esaikan SPG disebut sebagai PRAMUKA GARUDA ialah seorang pramuka yang dapat menjadi teladan dan berhak menyandang Tanda Pramuka Garuda (TPG). SPG/TPG disediakan sesuai dengan golongan usia. Yang
membedakan
TPG
siaga,
penggalang,
penegak,
pandega ialah warna dasar TPG
TPG TPG TPG TPG
siaga warna dasar HIJAU. penggalang warna dasar MERAH penegak warna dasar KUNING pandega warna dasar COKLAT.
CARA MENGUJI SYARAT KECAKAPAN UMUM & SYARAT KECAKAPAN KHUSUS 1. Ujian dilaksanakan secara perorangan, satu demi satu, tidak secara berkelompok. Seandainya terdapat mata ujian yang dilakukan secara herkelompok, misalnya baris-berbaris, berkebun, dll. penilaian tetap dijalankan perorangan. 2. Mata ujian ditentukan oleh peserta didik yang diuji (tidak harus berurutan), dan dilaksanakan dalam bentuk praktek secara praktis. 3. Waktu ujian ditentukan sesuai dengan kesepakatan antara pembina / pembantu pembina dengan yang diuji. 4. Penguji hendaknya berusaha agar proses ujian itu juga dirasakan oleh peserta didik sebagai proses pendidikan yang menyenangkan dan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya. 5. Penguji hendaknya memperhatikan batas-batas kemampuan mental, pisik dan intelegensia, emosi dan jiwa sosial pramuka yang diuji. 6. Penguji hendaknya memperhatikan ikhtiar, ketekunan, dan kesungguhan yang sudah dijalankan oleh yang teruji. 7. Penguji membubuhkan paraf/ tanda tangannya pada daftar mata ujian (SKU) milik Pramuka yang diuji setelah ujian tersebut dinyatakan lulus.
LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
36
CARA MENGUJI SYARAT PRAMUKA GARUDA 1. Penilaian atas calon pramuka garuda dilakukan perorangan. 2. Dalam memberikan penilaian seorarig calon pramuka garuda, Tim penilai wajib memperhatikan:
Keadaan lingkungan setempat. Keadaan dan sifat calon Pramuka Garuda. Keterangan tertulis dari pihak-pihak yang mempunyai
sangkut paut dengan kegiatan calon pramuka garuda. 3. Penilaian dilakukan dengan cara: Wawancara langsung. Pengamatan lngsung. Meneliti dari hasil laporan atas calon pramuka garuda baik yang tertulis maupun lisan. 4. Penyematan TKU, TKK maupun TPG dilakukan pada upacara resmi. 5. Ketentuan dan tempat pemakaian TKU, TKK, TPG. TKU untuk pramuka siaga dan pramuka penggalang ditempatkan pada lengan baju sebelah kiri, sedang TKU untuk pramuka penegak dan pandega disematkan di
pundak kiri dan kanan TKK baik untuk pamuka saga, penggalang, penegak/ pandega ditempel di lengan baju sebelah kanan, paling banyak 5 buah, sedang TKK-TKK yang didapat lainnya ditempel pada tetampan (sejenis selendang yang digunakan khusus untuk penempelan TKK).
6. SAKA PRAMUKA Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan Kepramukaan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan meningkatkan pengetahuan kemampuan, ketrampilan dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai bidang kejuruan serta meningkatkan motivasinya untuk melaksanakan kegiatan nyata dan produktif sehingga dapat memberi bekal bagi kehidupan dan penghidupannya serta pengabdiannya pada masyarakat bangsa dan LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
37
negara, sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia dan tuntutan perkembangan pembangunan dalam rangka peningkatan ketahanan nasional. Satuan Karya Pramuka (Saka) berfungsi sebagai : a. Wadah pengenalan awal, Pembinaan dan pengembangan pengetahuan dan ketrampilan di bidang kejuruan tertentu. b. Sarana untuk melaksanakan kegiatan nyata dan produktif serta bakti pada masyarakat c. Pelengkap pendidikan Kepramukaan di Gugus Depan d. Alat untuk pencapaian tujuan Gerakan Pramuka Bidang Kesakaan NAMA SAKA
NAUNGAN PADA INSTANSI
Bahari
TNI AL
Bhakti Husada
Dinas Kesehatan
Bhayangkara
Kepolisian
Dirgantara
TNI AU
Kencana
BKKBN
Tarunabumi
Dinas Pertanian
Wanabakti
Dinas Kehutanan
Bina Sosial
Dinas Sosial
Pandu Wisata
Dinas Pariwisata dan Budaya
Saka Bakti Budaya
Dinas Pariwisata dan Budaya
Saka Wira Kartika
TNI AD
F. MATERI PENGAYAAN 1. KOMUNIKASI dan BERGAUL dengan PESERTA DIDIK Komunikasi yang tercipta secara baik dan sehat dapat mendukung kegiatan yang dilaksanakan dan sebaliknya, jika komunikasi tidak terjalin dengan lancar dan kurang sehat dengan sendirinya menghambat pelaksanaan kegiatan. Karena begitu pentingnya berkomunikasi maka para Pembina harus memahami unsur-unsur berkomunikasi yang meliputi:
Komunikator Komunikan Sumber informasi (materi) Sarana komunikasi Tujuan komunikasi LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
38
Situasi dan kondisi terjadinya komunikasi Sarana berkomunikasi
Etika Berkomunikasi Untuk menjaga agar dalam berkomunikasi saling menghargai satu dengan yang lainnya maka perlu adanya batas-batas yang harus dipatuhi dan ditaati baik oleh komunikator maupun komunikan. Demikian halnya komunikasi antara Pembina dengan peserta didik sering kita jumpai adanya rasa kurang puas, rasa, kecewa, rasa tidak senang dan sebagainya oleh Pembina maupun peserta didik sendiri. Kejadian yang demikian disebabkan oleh banyak faktor diantaranya:
Tidak terjadinya kecocokan terhadap apa yang dikomunikasikan Komunikator terlalu intervensi komunikan Komunikator terlalu mendominasikan dalam berkomunikasi Bahasa yang digunakan komunikator kurang jelas dan kurang
menarik Informasi yang dikomunikasikan kurang menarik/actual Alat komunikasi yang digunakan kurang tepat Situasi saat terjadinya komunikasi kurang mendukung Kemampuan komunikan kurang mendukung
Pengertian Pergaulan Dalam hubungan dengan kegiatan Kepramukaan Pembina dan Peserta didik akan berada bersama-sama dalam suatu waktu tertentu. Di sinilah dapat terjadi saling tukar menukar pikiran, saling menyampaikan informasi atau dengan singkatnya saling memberi dan saling menerima informasi. Situasi yang demikian tercipta adanya pergaulan antara Pembina dengan peserta didik. Terjadinya pergaulan ini sangat memungkinakan untuk saling menyampaikan masalah – masalah yang dihadapi oleh masing – masing atau saling memberi dan menerima informasi untuk mendapatkan kesepakatan bersama. Manfaat Pergaulan
LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
39
Beberapa manfaat dari pergaulan antara Pembina dan Peserta didik dengan peserta didik yaitu
Mengetahui kondisi fisik dan pikiran peserta didik di dalam melaksanakan kegiatan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan Mengetahui tingkat kemampuan yang dimiliki peserta didik Mengetahui bakat dan minat yang dimiliki peserta didik Mengetahu kelebihan dan kelemahan dari masing-masing
peserta didik Mengetahui latar belakang dari masing-masing pesera didik
Etika Pergaulan Untuk menciptakan pergaulan yang harmonis maka harus ada rambu-rambu/batas-batas yang harus ditaati dan dipatuhi bersama. Batas-batas dan rambu-rambu dalam pergaulan yang harus ditaati dan dipatuhi bersama dinamakan etika pergaulan yang meliputi: Menjaga kesopanan dan kesusilaan dalam bergaul Tidak tampil terlalu berlebihan sehingga menimbulkan rasa
antipati bagi yang lain Tidak menjelek-jelekan orang lain Tidak mencela kelemahan/kekurangan orang lain di depan umum Tidak memberi julukan kepada orang lain yang tidak pantas Tidak egois
2. MEMAHAMI PESERTA DIDIK dan KEBUTUHANNYA Kebutuhan peserta didik : Adanya tempat dan kesempatan yang menyenangkan memperoleh
kegiatan yang menyenangkan Pengembangan bakat, minat Peningkatan kemampuan dan kecakapan Peningkatan daya cipta Daya pembaharuan Cipta, rasa, karsa, dan karya
G. MATERI PENUTUP 1. Forum Terbuka a. Manfaat Open Forum Dengan kegiatan open forum dalam kegiatan dapat memberikan manfaat : LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
40
Terciptanya suatu komunikasi yang timbal balik. Membantu memecahkan masalah yang dihadapi peserta kursus baik secara teori maupun secara praktek. Membangun rasa percaya diri serta melatih untuk menyampaikan pendapatnya baik lisan maupun tertulis secara langsung. Sarana untuk saling menghargai dan menghormati pendapat orang lain. Terpecahkannya masalah – masalah materi dalam kursus. Menumbuhkan sikap saling percaya antara peserta kursus dengan tim pelatih. b. Teknik Pelaksanaan Open Forum. Forum terbuka dipimpin oleh Pemimpin Kursus dengan didampingi oleh semua tim pelatih. Tempat duduk forum diatur sedapat mungkin setengah lingkaran/melingkar dalam satu saf. Pemimpin Kursus memberikan kata pengantar berkenaan dengan cara mengajukan pertanyaan. Proses tanya jawab di atur dalam bentuk : termin – termin maksimal 3 termin. Setiap termin maksimal 3 penannya. Setiap penannya maksimal 2 pertanyaan. Pemimpin Kursus membagi pertanyaan – pertanyaan dari peserta untuk dijawab oleh pelatih. Peserta Kursus bertindak selaku moderator. c. Hal-hal yang diperhatikan dalam kegiatan Open Forum. Pertanyaan maupun jawaban jangan berbelit – belit. Gunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pertanyaan hendaknya jelas dan tegas. Jawaban jangan didominasi oleh seorang pelatih saja. Jangan sampai terjadi perbedaan pendapat antar pelatih dalam forum terbuka. Jangan sampai terjadi variasi penannya baik untuk peserta putra maupun putri. Pemimpin Kursus pada kegiatan akhir open forum hendaknya dapat meraih kesimpulan secara global. LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
41
Berikan kejelasan pada peserta open forum bahwa kegiatan open forum bukanlah arena untuk menguji kepandaian peserta maupun tim pelatih.
2. RENCANA TINDAK LANJUT Pelaksanaan Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) Rencana Tindak Lanjut atau Action Plan disusun oleh setiap peserta kursus setelah mengikuti kursus. Penyusunan ini dapat dijadikan sebagai suatu tolak ukur terhadap daya serap, daya tangkap dan daya cermat peserta kursus terhadap materi – materi kursus yang diberikan oleh setiap pelatih. Sehingga dengan kegiatan menyusun RTL dapat dipantau seberapa jauh tingkat penghatan dan penguasaan terhadap materi kursus yang diberikan. Dalam menyusun RTL kiranya perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut: Sasarannya, materinya, lingkungannya, situasi dan kondisi, sarana dan prasarana, tersedianya waktu dan target yang diharapkannya setelah selesai pelaksanaan RTL. Adapun manfaat yang dapat diambil dalam pembuatan RTL yaitu dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengetahui perkembangan baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilan para peserta kursus, dapat dijadikan umpan balik antara peserta kursus dengan para pelatihnya sehingga dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan kualitas pelatihan selanjutnya 3. EVALUASI KURSUS Faktor – faktor yang dievaluasi Dalam mengevaluasi suatu kegiatan kursus, dapat dilakukan dalam benruk pengisian angket, wawancara / tanya jawab, tes tertulis, pengamatan / observasi dan praktek melakukan sesuatu, pelaksanaannya tergantung sasaran yang hendak dicapai. Pada akhir kursus dilakukan evaluasi untuk dibuat laporan kursus. Juga
LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
42
diselenggarakan tes akhir (post test) yang akan dibandingkan hasilnya dengan tes awal (pre test). Adapun faktor – faktor yang dievaluasi adalah :
Faktor penyelenggaraan kursus Faktor pendidikan Faktor peserta kursus
Mengevaluasi Peserta Kursus Diselenggarakan kursus dengan harapan pesertanya dapat memperoleh peningkatan pengetahuan, keterampilan dan kemampuannya, serta mengubah sikapnya. Untuk itu perlu diadakan evaluasi peserta dengan memperhatikan kemauan, semangat belajar dan prestasi yang dicapainya selama kursus berlangsung. Evaluasi ini perlu dilakukan dengan cermat, adil dan obyektif, sehingga benar – benar selesai mengikuti kursus dapat dipertanggungjawabkan mutu dan kemampuannya. Agar dapat memberikan penilaian yang lebih obyektif, maka yang memberi nilai tidak hanya seorang melainkan teman – teman sekelompoknya, Hal – hal yang dievaluasi : a. Sikap pribadinya, meliputi : Penampilan lahiriah, sigat / watak, ketekunan belajar, ketertiban, keterampilan. b. Penguasaan bahan belajar, meliputi : Daya tangakp, sumbangan pemikiran, daya cipta/prakarsa, kecerdasan, kemampuan menjelaskan. c. Kepemimpinan, meliputi : Kewibawaan, kemampuan memimpin kelompok, kerjsama dengan orang lain, kesetiaan, kemampuan mengambil keputusan. d. Hubungan, meliputi : Ketaatan kewajiban beragama, kemampuan bergaul, kemampuan berkomunikasi, kepekaan terhadap lingkungan kecintaan terhadap masyarakat / negara. e. Hasil karya atau prestasi, meliputi : Daya cipta / kreatifitasnya, kegunaan bagi kelompok, mutu hasil karyanya. Keberhasilan Kursus LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
43
Keberhasilan kursus dapat diketahui bila apa yang direncanakan oleh kursus dapat terlaksana, sasaran / target kursus dapat dicapai. Peserta meningkat pengetahuan, keterampilan, kemampuannya dan berubah sikapnya. Keberhasilan suatu kursus harus dapat dinilai dengan angka, dilihat dari hasil karya atau sikap dan keterampilan peserta atau mungkin dapat diamati dari dokumentasi – dokumentasi yang ada. 4. UPACARA PENUTUPAN KURSUS Urut – urutan upacara penutupan kursus adalah : Pembina upacara beserta rombongan memasuki ruang upacara Menyanyikan lagu satya darma pramuka Laporan pelaksanaan kursus Amanat pembina upacara dilanjutkan dengan penutupan kursus Pelepasan secara simbolis tanda peserta dan penyerahan ijazah
kursus Pembina upacara dan perwakilan menempatkan diri Doa Lagu Syukur Pembina upacara dan rombongan berkenan meninggalkan ruang upacara.
LAPORAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA TINGKAT MAHIR DASAR
44
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Kegiatan pramuka sebagai salah satu tempat pembinaan anggota pramuka dalam mengembangkan kemampuan bakat dan minatnya sangat penting dilaksanakan. Pembinaan karakter dan keterampilan masing-masing individu yang berbeda sangat memungkinkan untuk dikembangkan dalam setiap kegiatan pramuka. Oleh karena itu, seorang pembina hendaknya melakukan perencanaan dan koordinasi dengan berbagai elemen yang melibatkan dan bertanggung jawab terhadap peserta didik yang dalam hal ini adalah anggota pramuka golongan penggalang. Dengan demikian nantinya setiap peserta didik dapat mengembangkan kemampuan, keterampilan serta menyalurkan minat dan bakatnya melalui kegiatan kepramukaan. Para calon Pembina mahir diharapkan mampu pula dapat menyesuaikan diri dengan kondisi peserta didik, sehingga proses berlatih yang diberikan kepada peserta didik sudah seharusnya menyesuaikan dengan kondisi kejiwaan dan perkembangan usia peserta didik, ini diharapkan apa yang akan disampaikan kepada peserta dapat diterima dengan baik, sehingga apa yang diharapkan oleh gerakan pramuka untuk membentuk watak dan jati diri anggota pramuka dapat dapat terwujud, dan untuk mencapai semua itu diperlukan kebijakankebijakan yang strategis dan tetap mengandung nilai pendidikan, termasuk didalamnnya perencaan program yang tersusun. Kami sadar bahwasannya tidak cukup hanya dengan menyampaikan kemudian peserta didik hanya cukup untuk mengerti, lebih dari itu diharapkan masih ada pengulangan yang bersifat insidentil dan dalam bentuk yang berbeda, sehingga peserta didik senantiasa mengingat kode etik dan kode moralnya sebagai pramuka penggalang, ini diperlukan agar nantinya peserta didik terbiasa melaksanakan kode etik dan kode moralnya sebagai anggota pramuka penggalang, dan tentu saja hal ini tidak bisa terjadi hanya dengan sekedar latihan sekilas akan tetapi perlu pengembangan lanjutan dengan metode dan bentuk latihan yang lebih menarik.
B. Saran Berdasarkan laporan kegiatan dan pengamatan selama kegiatan kepramukaan berlangsung, ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, antara lain. 1. Perencanaan setiap kegiatan sangat diperlukan, hal ini terkait dengan tujuan kegiatan dan sasaran kegiatan yang hendak dilaksanakan. 2. Pelaksanaan program tidak hanya melibatkan pembina sebagai anggota pramuka dewasa namun beberapa pihak terkait, misalnya kepala sekolah beserta jajaran serta masyarakat. 3. Pendokumentasian setiap kegiatan sangat diperlukan, hal ini terkait dengan laporan kepada kwartir baik tingkat ranting maupun cabang untuk mengetahui tingkat perkembangan pembinaan di gugus depan. 4. Pengadministrasian hal-hal terkait dengan pelaksanaan dan pengembangan kegiatan kepramukaan di gugusdepan guna mengetahui perkembangan dan kemajuan gugusdepan setiap tahun serta sebagai bahan evaluasi untuk merencanakan kegiatan berikutnya.
LAMPIRAN A. Dokumentasi Kegiatan 1. Pembukaan Kursus
2. Suasana penerimaan materi kursus oleh kakak pembina
3.
Suasana OUTDOOR
B. Kumpulan lagu – lagu pramuka 1. Ini namanya jari jempol Ini namanya jari jempol Apa kata jari jempol Sayang kalau belajar jangan ngobrol
Telunjuk (Ngantuk) Tengah (Lengah) Manis (Nangis) Kelingking (Pusing)
2. Barung, Regu, Sangga, dan Reka Tidak seperti bianglala Banyak warna menuju cita Dalam Praja Muda Karana Satu janji beribu bakti Untuk indonesia Jaya 3. Ada Pohon Pohon Indah Saya liat pohon di atas tanah Rumput hijau keliling Ling – Ling Rumput hijau keliling Ada Pohon Pohon Indah Saya liat daun di atas pohon, pohon di atas tanah Rumput hijau keliling Ling – Ling Rumput hijau keliling 4. Gula – gula Sama santan E selalu manise Manise manise manise E selalu manise 5. Ecalulema Abuda Abude lema e calu Jung gale gale gale jung Gale gale jung 6. Inilah inilah inilah Inilah semboyang kita Dilaut dan didarat Kita tetap sama Berjiwa pancasila (tepuk pramuka 2x)