Laporan Pelatihan

  • Uploaded by: Eko Sarwowibowo
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Pelatihan as PDF for free.

More details

  • Words: 2,427
  • Pages: 13
TUGAS EDIT PAPER SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

Editor : EKO SARWO WIBOWO NIM G2A218063

PROGRAM S1 KEPERAWATAN LINTAS JALUR RSDK FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2018

1

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM KEPERAWATAN Dian Puspitasari Effendi, 0906504650 Mahasiswi program pascasarjana keperawatan maternitas Universitas Indonesia Pendahuluan Paradigma sehat menjadi orientasi baru di Indonesia dimana upaya penanggulangan masalah kesehatan lebih ditonjolkan pada aspek peningkatan dan pencegahan serta penekanan pada mutu pelayanan kesehatan. Paradigma baru ini berakibat pada tingginya kompetisi di sektor kesehatan, baik pemerintah, swasta, dan asing akan semakin keras untuk merebut pasar yang semakin terbuka bebas. Selain itu, masyarakat menuntut seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan dan pelayanan yang terkait dengan kebutuhan pasien harus dapat dilayani secara mudah, cepat, akurat, bermutu dengan biaya terjangkau. Untuk menciptakan pelayanan seperti itu maka diperlukanlah suatu sistem informasi manajemen yang terintegrasi, komunikatif dan efisien. Sistem informasi manajemen keperawatan menjadi bagian yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan yang berorientasi pada konsumen tersebut. Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifar manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai, dan ini pun berdampak terhadap kepuasan kerja perawat yang dirasakan baik oleh pengguna dalam hal ini pasien, oleh sesama rekan sejawat, dan profesi lain. Hal diatas juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lipincolt disebuah Rumah sakit menunjukan bahwa ada 87 % perawat yang bekerja ekstra 2

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

lebih dari 12 jam karena merka harus menyelesaikan pendokumentasian secara konvensional. Berkaitan dengan ini maka dibentuk sebuah sub komite teknologi untuk menentukan apakah teknologi dapat meningkatkan mutu pelayanan, efesienfi kerja, kepuasan untuk pengguna jasa keperawatan (Hakin, 2005). Isu-isu yang berkaitan dengan teknologi dalam keperawatan adalah berkaitan dengan jenis teknologi yang dilakukan perawat dalam melakukan pendokumentasian keperawatan, pembatasan pengguanaan teknologi untuk keselamatan pasien, sikap perawat sendiri terhadap teknologi, ketersediaan dan penggunaan teknologi di pelayanan tidak didistribusikan secara merata. Berkaitan dengan hal diatas akan dibahas lebih mendalam lagi pada artikel ini yang akan menggambarkan perkembangan teknologi keperawatan didunia dan di Indonesia Isi dan Pembahasan Teknologi secara dramatis mengubah cara di mana perawat mendiagnosa, mengobati, merawat dan mengelola pasien. Teknologi dalam praktek keperawatan berdasarkan beberapa hasil riset dapat dijadikan salah satu solusi untuk memberikan asuhan kepada klien dan juga dapat meningkatkan komunikasi keperawatan dan pendokumentasi secara efisiensi. Kepemimpinan Perawatan di Klinik Cleveland berpendapat bahwa kualitas asuhan keperawatan yang baik tergantung individu, dalam hal ini adalah perawat, proses dan teknologi. Perawat memainkan peran penting dalam menentukan dan melaksanakan strategi untuk sistem teknologi yang inovatif dan proses yang akan menghasilkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang baik serta dalam prakteknya. Selain itu perawat pun diharapkan dapat berpartisipasi dalam perencanaan strategis multidisiplin untuk menentukan solusi sistem yang mendukung perawatan pasien, menetapkan standar untuk aplikasi klinis, sesuai dengan standar yang berlaku (ANAI, 2010). Hal diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas asuhan dengan menerapkan sebuah system berhubungan juga dengan organisasi dan manusia pengolahnya. Oleh

karena

itu

ada

beberapa

konsep

yang

harus

menyelenggarakan sistem ini diantaranya adalah (Davis, 1999): 3

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

dipahami

dalam

1. Informasi Informasi menambahkan sesuatu pada penyajian. Yaitu berhubungan dengan waktu dan mutu. 2. Manusia pengolah informasi Kemampuan manusia pengolah informasi akan menentukan keterbatasan dalam sistem informasi dan memberikan gambaran dasar-dasar rancangan mereka. 3. Konsep sistem Konsep sistem perlu dipahami dan merancang pengembangan sistem informasi yang ada karena sistem informasi manajemen itu sendiri adalah sebuah sistem. 4. Konsep organisasi dan manajemen Sistem informasi dirancang untuk mendukung fungsi manajemen. Informasi merupakan hal penting dalam penentuan keputusan organisasi. 5. Konsep pengambilan keputusan Rancangan SIM bukan hanya harus mencerminkan rancangan rasional terhadap optimasi, tetapi jugateori pengambilan keputusan dalam perilaku organisasi. 6. Nilai informasi Informasi akan mengubah keputusan. Perubahan nilai-nilai hasil akan menentukan nilai informasi. Saat ini berbagai sistem teknologi untuk merawat pasien dilapangan mulai berkembang, dan perawat mulsi memikirkan bagaimana teknologi dapat mempengaruhi praktek keperawatan, meningkatkan praktek keperawatan serta mutu asuhan keperawatan.Dalam hal ini perawat mampu sebagai pendidik, analis sistem, seorang analis web, koordinator keamanan dan administrator sistem yang fokus adalah untuk meningkatkan praktek keperawatan melalui penggunaan kreatif

teknologi,

memaksimalkan

produktivitas

perawatan,

perbaikan

infrastruktur dan lingkungan kerja lebih mendukung dunia kelas Clinic keunggulan dalam perawatan pasien.Perawat diharapkan dapat member inovasi bersama untuk memperbaiki cara perawat berkomunikasi dengan satu sama lain, dengan profesi lain dan dengan pasien.perawat harus melihat teknologi sebagai alat untuk mendukung, bukan menghambat, serta memberi dampak positif bagi praktek keperawatan di masa depan (Briggs,2006).

4

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

Berkaitan dengan penguasaan teknologi oleh perawat dilakukan Analis Klinis di Departemen Informatika Keperawatan Cleveland klinik Amerika bahwa Perawat memiliki peluang untuk melakukan teknologi inovatif dalam rangka meningkatkan praktek klinis dengan terlebih dahulu menganalisis alur kerja praktek klinis pada saat ini. Berdasarkan pengamatan ini, mereka memfasilitasi desain dan pengembangan, pengujian, implementasi, pelatihan dan evaluasi sistem klinis otomatis. Informatika klinis analis memfasilitasi kelompok kerja dari staf perawat untuk memvalidasi desain aplikasi dan untuk mempelajari dan mengukur dampak teknologi pada peningkatan praktek keperawatan tertentu dan proses (Boodman, 2005). Pendekatan kolaboratif Keperawatan, Kualitas Pendidikan dan Penelitian Instruktur Klinis di Departemen Keperawatan Informatika juga perawat menyediakan pelatihan aplikasi terpusat untuk tenaga perawat untuk mendukung aplikasi klinis baru atau revisi diimplementasikan pada unit keperawatan. Bekerja bersama-sama dengan para manajer perawat, staf keperawatan, dan Departemen Pendidikan Keperawatan & Professional Development - NI Klinis Instruktur memberikan dukungan instruksi dan pengguna untuk mempermudah pengenalan teknologi baru ke dalam keperawatan (Bluementhal,2006). Selain itu banyak juga penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan teknolodi dalam keperawatan yang berkaitan dengan semakin mudahnya mengumpulkan

informasi,keselamatan

pasien,kepuasan

pasien,kepuasan

kerja,kemajuan karir perawat dan sebagainya.Beberapa hasil penelitan yang berkaitan dengan hal diatas adalah sebagai berikut (Ane, 2010) : 1. Kebanyakan perawat mengindikasikan bahwa mereka akan tertarik ke pengaturan kerja yang menggunakan teknologi, termasuk 100% dari perawat bekerja

kurang

dari

dua

tahun, 69,2% dari mereka yang bekerja 2 sampai 5 tahun, dan 79,5% dari mereka digunakan 5 sampai 10 tahun. Pengawas dan administrator juga telah sangat menarik (79%) untuk pengaturan kerja yang menggunakan teknologi.

5

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

2. Dari perawat menggunakan teknologi di tempat kerja, mayoritas setuju bahwa teknologi meningkatkan efisiensi perawat dan memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien. Persentase dari semua responden setuju perawat bahwa penggunaan jenis tertentu teknologi peningkatan efisiensi

berkisar

dari 63,7% menjadi 86,4%; mereka setuju bahwa penggunaannya berdampak positif kualitas berkisar dari 59,4% menjadi 85,4% . 3. Jenis-jenis, antara lain internet yang setuju memiliki dampak terbesar pada peningkatan efisiensi perawat, adalah: sistem bisnis dukungan manajemen dan diagnostik, terapeutik, dan sistem pemantauan klinis (Barbara,2006); a. non-akut sistem informasi perawatan khusus yang banyak interkoneksi fungsi dalam satu departemen (contoh: perilaku kesehatan, pra-rumah sakit, rehabilitasi perawatan, jangka panjang, rawat jalan, rumah sakit, kesehatan rumah atau penelitian); b. Sistem informasi perawatan akut khusus yang interkoneksi fungsi ruang operasi, area perawatan peri-operasi dan kritis atau kebidanan, departemen peri-natal dan darurat, dan c. sistem informasi kesehatan . 4. Perawat yang bekerja di lembaga-lembaga perawatan kesehatan di rumah melaporkan tingkat tertinggi (84,0%) dengan pernyataan: sistem dokumentasi klinis meningkatkan efisiensi perawat, perawat yang bekerja di rumah sakit melaporkan kedua terendah (55,2%) dan mereka dalam perawatan jangka panjang fasilitas terendah 5. Perawat bekerja di perguruan tinggi dan universitas atau di rumah perawatan kesehatan (70,0% dan 68,0%, masing-masing), melaporkan tingkat tertinggi kesepakatan bahwa penggunaan sistem dokumentasi klinis meningkatkan kualitas pelayanan; perawat bekerja di rumah sakit melaporkan tingkat

6

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

terendah (51,8%) 6. Perawat bekerja di fasilitas hidup dibantu dan praktek dokter (100% dan 93,7%, masing-masing) melaporkan tingkat tertinggi perjanjian dengan pernyataan:

pengobatan,

laboratorium

dan

sistem

manajemen

guna

meningkatkan perawat efisiensi; perawat bekerja di rumah sakit melaporkan kedua terendah tingkat perjanjian (72,2%) dan orang-orang di lembaga perawatan rumah kesehatan, terendah (71,4%) 7. Perawat bekerja di praktek dokter atau di perguruan tinggi dan universitas (93,7% dan 80%, masing-masing), melaporkan tingkat tertinggi perjanjian bahwa penggunaan obat, laboratorium dan sistem manajemen pesanan meningkatkan kualitas pelayanan, perawat yang bekerja di rumah sakit dan kesehatan rumah lembaga perawatan ((72,5% dan 71,4%, masing-masing) melaporkan

tingkat

terendah

perjanjian 8. Yang paling banyak dilaporkan teknologi yang digunakan oleh perawat dalam praktek itu, dalam rangka frekuensi, internet, intranet, dan informasi rumah sakit system Fenomena diatas merupakan gambaran perkembangan teknologi dalam keperawatan serta pentingnya teknologi kepeawatan di internasional, sedangkan Isu yang berkembang di Indonesia saat ini, terutama di area pelayanan kesehatan rumah sakit adalah apabila Sistem teknologi dalam keperawatan kan menyebabkan biaya yang dikeluarkan menjadi lebih besar atau berkurang, apakah membantu mencapai tujuan yang diharapkan, apakah jumlah SDM keperawatan dapat dikurangi serta apakah akan berkesinambungan dan secara terus-menerus akan dipergunakan. Secara rinci Uli Agustine (2008) dalam artikelnya menuliskan bahwa kecenderungan issue yang berkembang adalah sebagai berikut :

7

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

1. Semakin tingginya beban kerja perawat di rumah sakit menuntut adanya suatu sistem teknologi informasi yang mampu mengatasinya. Tuntutan adanya

dokumentasi

keperawatan

yang

lengkap

dengan

hanya

menggunakan cara manual tulisan tangan selama ini hanya menambah beban kerja perawat dan semakin mengurangi jumlah waktu perawat bersama pasien 2. Sistem informasi keperawatan di luar negeri sudah modern dan canggih dengan memanfaatkan sistem teknologi informatika, sehingga perawat di luar negeri mampu bekerja secara efisien dan dan berkualitas tinggi. Kondisi tersebut diharapkan mampu diikuti oleh perawat di Indonesia. 3. Perlunya keperawatan di Indonesia memiliki sistem informasi manajemen keperawatan dalam melakukan pelayanan kepada pasien di rumah sakit, sehingga perawat bisa bekerja lebih efektif dan efisien. 4. Pelaksanaan proses asuhan keperawatan akan lebih cepat, efektif dan efisien dengan menggunakan teknologi 5. Diharapkan hari rawat pasien lebih cepat karena interaksi pasien-perawat lebih banyak sehingga tujuan asuhan keperawatan lebih cepat tercapai 6. Profesionalisme perawat akan semakin meningkat dan pengakuan kesetaraan antara profesi perawat dengan medis akan lebih baik. 7. Citra perawat di masyarakat dan diantara profesi lain akan semakin baik. 8. Penggunaan SIM keperawatan akan meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit 9. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) mulai tahun 2001 telah mengembangkan suatu sistem asuhan keperawatan yang berbasis dengan komputer. Sampai saat ini sistem ini baru digunakan untuk proses akademik pembelajaran komputer keperawatan. Sistem informasi asuhan keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan masih dalam tahap awal dan masih memerlukan penyempurnaan (Haryati, 2001). Diharapkan sistem informasi asuhan keperawatan FIK-UI di masa datang dapat

mempercepat

perkembangan

sistem

informasi

yang

dapat

diaplikasikan di rumah sakit maupun pelayanan keperawatan yang lain. 8

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

Kesimpulan dan rekomendasi Teknologi dalam keperawatan keperawatan memegang peranan penting dalam menjawab tantangan era globalisasi dan perubahan paradigma kesehatan yang ada saat ini, menjadi asset penting suatu organisasi karena sebagai dasar untuk perkembangan suatu organisasi. Hal diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas asuhan dengan menerapkan sebuah system berhubungan juga dengan organisasi dan manusia pengolahnya. Oleh

karena

itu

ada

beberapa

konsep

yang

harus

dipahami

dalam

menyelenggarakan sistem ini diantaranya: informasi , manusia sebagai pengolah data, konsep sistem, konsep organisasi dan manajemen, konsep pengambilan keputusan dan nilai informasi, dan berdasarkan hasil penelitian yang direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Informasi tentang teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi perawat dan kualitas perawatan pasien harus dibagi dengan perawat berlatih, eksekutif kepemimpinan tim dalam organisasi perawatan kesehatan, dan vendor. 2. Kesehatan pengusaha harus mempertimbangkan meningkatkan penggunaan teknologi melaporkan bahwa perawat meningkatkan efisiensi kerja mereka dan meningkatkan pasien keselamatan dan kualitas pelayanan. 3. perawat perawatan langsung harus terus-menerus dan input yang konsisten ke desain, pengadaan dan penerapan teknologi, dan diperlukan staf dalam pengaturan kerja dimana teknologi yang digunakan oleh perawat untuk mendukung pengiriman asuhan keperawatan. 4. Teknologi pelatihan yang terkait untuk staf perawatan langsung harus dicapai menggunakan berbagai metode, dengan memperhatikan gaya belajar banyak, 5.

umur, dan pengalaman sebelumnya menggunakan teknologi. program pendidikan Keperawatan harus memfasilitasi perawat perawat perawatan langsung ',praktisi dan administrator 'adopsi teknologi dengan memasukkan tepi yang sesuai teknologi saat ini atau memotong seluruh keperawatan kurikulum.

9

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

6. Kepala petugas keperawatan harus memiliki pengetahuan tentang pentingnya mempromosikan integrasi informasi dan klinis teknologi yang mendukung praktek efisiensi dan perawatan pasien kualitas ke tempat kerja. 7. Informasi dalam studi ini harus disebarluaskan kepada anggota DPRD dan dipublikasikan secara luas dalam rangka mempromosikan dukungan untukmengamankan teknologi yang meningkatkan kualitas pelayanan dan 8.

meningkatkan efisiensi perawat. Grant pendanaan harus diperoleh untuk mendukung studi penelitian dan evaluasi tentang sistem teknologi yang efektif meningkatkan kualitas pasien

perawatan dan, meningkatkan efisiensi perawat. 9. organisasi kesehatan pemberian perawatan harus membeli teknologi yang telah telah terbukti untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien dan / atau efisiensi kerja perawat. 10. Teknologi yang dipilih harus menjadi bagian dari sistem yang terintegrasi dan bukan entitas yang berdiri sendiri. Rekomendasi yang dapat diberikan untuk dilakukan sebuah riset di Indonesia yang berkaitan dengan : 1. Menentukan

mengapa

perawat

tidak

merekomendasikan

penggunaan

teknologi yang dipilih di tempat kerja. 2. Tentukan apakah penggunaan teknologi yang paling sering direkomendasikan oleh perawat benar-benar meningkatkan efisiensi perawat dan kualitas pelayanan. 3. Menentukan mengapa perawat tua yang tidak tertarik pada teknologi tetap ada pada sebuah organisasi yang menggunakan teknologi canggih

10

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

Daftar Pustaka 1. Davis, G.B.(1999) alih bahasa Adiwardana, A.Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, Bag.1. Edisi kesebelas. Jakarta : Ikrarmandiriabadi 2. Uly, A. _______. Sistem informasi manajemen keperawatan di Indonesia. Diakses pada 23 Oktober 2010. 3. ANIA, 2010, Nursing Informatics, diakses diwww.file:///C:/Documents %20and%20Settings/Dian/My%20Documents/sim/informatics.aspx.htm, tanggal 24 Oktober 2010 4. Barbara,C (2006). The Use of Technology to Assist Nurses In Caring for Patients, A Report of the Maryland Nursing Workforce Commission,diakses di oktober 2010 5. Anne Dabraw (2010), Product Innovation through User Research at Wolters Kluwer Health. Authors: Anne Dabrow Woods, MSN, RN, CRNP, ANP-BC, Nick Scheponik, BA, Mark Barragry, MA. www.nursingcenter.com/.../preview_improving_nursing_practice_022410.p df, diakses tanggal 24 oktober 2010 6. Bony a,(2009), The Impact of Informatics on Nursing Education:A Review of the Literaturehttp://www.acteonline.org/uploadedFiles/About_CTE/files/The %20Impact%20of%20Informatics%20on%20Nursing%20Education.pdf, diakses pada tanggal 24 oktober 2010 7. Blumenthal, D., DesRoches, C., Donelan,K., Ferris, T.,Jha, A.,Kaushal, R., Rao,S., Rosenbaum, S., and Shield, A. ( 2006). Health information technology in theUnited States: The information base for progress. Executive Summary. RobertWood Johnson Foundation, Princeton, NJ. Available at:http://www.rwjf.org/programareas/grant.jsp?id=51912&pid=1142&gsa=1 8. Boodman, S. (2005). Not quite fail-safe: computerizing isn’t a panacea fordangerous drug errors, study shows. Washington Post, March 22.

11

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

Availableonline at: http://www.washingtonpost.com/ac2/wp-dyn/A558292005Mar22. 9. Briggs, B. (2006). Nursing I.T.: From stations to beside. Health DataManagement, 7 (1), 28-37. Available online at:http://www.healthdatamanagement.com/portals/article.cfm? type=nursing&articleId=13631 10. Hakim,M. (2005). Wireless, web-based technologies critical for improving OR patient care, service. HHNMOSTWIRED at hospitalconnect.com, retrieved 3/21/2005. Availableat:http://www.hhnmostwired.com/hhnmostwired_app/jsp/articledispl ay.jsp? dcrpath=HHNMOSTWIRED/PubsNewsArticleMostWired/data/050316M_On line_Hakim&domain=HHNMOSTWIRED

12

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

Sumber : pkko.fik.ui.ac.id/files/perkembangan%20teknologi%20keperawatan.doc (Senin, 1 Oktober 2018. 23.42)

BIODATA

Nama

: Eko Sarwo Wibowo

Tempat Tanggal Lahir

: Semarang, 11 Oktober 2018

Alamat Asal

: Jl Ngesrep Barat I no 40, Semarang

Semarang, 1 Oktober 2018

Eko Sarwo Wibowo

13

Dian Puspitasari Effendi| 0906504650

Related Documents


More Documents from "aku SIJU"

Laporan Pelatihan.docx
October 2019 21
Laporan Pelatihan
October 2019 49
Bab I.docx
November 2019 55
Pai.pdf
November 2019 58