BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan ilmu penyediaan bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai, untuk disalurkan dan digunakan pada pengobatan dan pencegahan penyakit. Farmasi mencakup pengetahuan mengenai identifikasi, pemilahan (selection), aksi farmakologis, pengawetan, penggabungan, analisis, dan pembakuan bahan obat (drugs) dan sediaan obat (medicine). Pengetahuan kefarmasian mencakup pula penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai dan aman, baik melalui resep (persecription) dokter berizin, dokter gigi, dan dokter hewan, maupun melalui cara lain yang sah, misalnya dengan cara menyalurkan atau menjual langsung kepada pemakai. Di jurusan farmasi kita akan menjumpai beberapa mata kuliah baik yang umum maupun yang khusus, untuk mahasiswa semester II mereka akan mendapatkan mata kuliah kimia analisis (Voight, 1984). Kimia analisis dibagi menjadi dua (2) bidang ilmu yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis yang membahas
tentang
identifikasi
zat (ada
tidaknya
suatu
unsur),
sedangkan analisa kuantitatif merupakan analisis yang membahas tentang banyaknya suatu zat yang terdapat dalam suatu sampel. Pada analisis anion ini menggunakan analisis kualitatif (Huda, 2009). Suatu ion dapat
digolongkan
menjadi
anion
dan kation.
Anion
merupakan atom non logam yang bermuatan negatif, sedangkan kation merupakan atom non logam yang bermuatan positif. Dalam percobaan ini akan dibahas
tentang Anion.
Adanya
anion
dalam
suatu
larutan
dapat
didentifikasikan dengan adanya perubahan kimia. Cara mengidentifikasi anion tidak begitu sistematik. Analisis anion cenderung lebih mudah dan berlangsung secara singkat sehingga dengan sangat mudah untuk mendapatkan hasil percobaan. Analisa anion bertujuan untuk mengidentifikasikan adanya ion dalam suatu sampel (Nugrah, 2009).
1
Dalam percobaan identifikasi anion dan kation, kami diharapkan dapat melakukan
reaksi
spesifik
terhadap
anion
dan
kation
serta
dapat
mengidentifikasi dengan tepat anion dan kation yang ada dalam larutan sampel. 1.2
Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud Adapun
maksud
dilaksanakannya
praktikum
ini
yaitu
sebagai
pembelajaran anion dan kation untuk mahasiswa dan sebagai salah satu syarat laporan akhir praktikum. 1.2.2 Tujuan Kegiatan praktikum ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui Perbedaan Anion dan Kation 2. Dapat mengetahui reaksi anion dan kation yang menghasilkan endapan. 1.3
Manfaat Praktikum Berdasarkan latar belakang percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu mengetahui reaksi-reaksi spesifik terhadap anion dan kation dan dapat mengidentifikasinya dengan tepat.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Dalam kimia analisis dikenal suatu cara untuk menentuka ion (kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya perubahan-perubahan
kimia yang terjadi, misalnya
terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas (G. Svehla : 1985). Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zatzat. Urusannya adalah unsure atau senyawa apa yang terdapat dalam satu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel (A.L. Underwood :1993) Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2,3, atau 4 atom oksigen yang terikat pada atom inti dan menghasilkan atom deskret. Namun demikian, mungkin hanya terdiri dari 2 atom oksigen dan menghasilkan ion dengan jembatan oksigen seperti ion bikarbonat yang terbentuk dari CrO4 yang diasamkan (Ismail Besari : 1982). Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode untuk mendeteksi kation. Sampai saat ini belum berubah dikemukakan
suatu
skema
yang
benar-benar
memuaskan,
yang
memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke dalam golongan utama, dan dari masing-masing golongan menjadi anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan anion-anion ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam pelarutnya (G. Svehla : 1985). Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk senyawa yang mudah larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah larut dari garam karbonat dari logam-logam berat sukar larut air, sehingga apabila zat yang akan dianalisa berupa zat yang sukar larut atau
3
member endapan dengan Na2CO3 maka dibuat dahulu berupa ekstrak soda, kemudian dipisahkan dari endapan yang mengganggu tersebut. Analisa kualitatif menggunakan 2 macam uji, reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zt padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Reaksi kering adalah sejumlah uji yang berguna dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melakukan contoh. Petunjuk untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi, dan uji manik. Reaksi basah adalah uji yang dibuat dengan zatzat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah (G. Svehla : 1985) Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk Kristal atau koloid dan dengan warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringn ataupun sentrifus. Endapan tersebut jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu, konsentasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan sama dengan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kulitatif, karena semua pekerjaan dilakukan dengan wadah terbuka pada tekanan udara (Masterton, 1990) 2.2 Uraian Bahan 1. HCL (FI 3 : 1979) Nama resmi
: ACIDUM HIDROCHLORIDUM
Nama lain
: Asam klorida
Rumus molekul
: HCL
Berat molekul
: 36,46
Pemerian
: cairan tidak berwarna, berasa asam, bau merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian/volume air, asap hilang.
4
2. Kalium Iodida (FI 4 : 1995) Nama resmi
: KALII IODIDUM
Nama lain
: Kalium Iodida
Rumus Molekul
: KI
Berat Molekul
: 166,00
Pemerian
: habrul heksahedral, transparan atau tidak berwarna atau agak buram dan putih atau serbuk granul putih; agak higroskopik.
3. NaOH (FI 4 : 1995) Nama resmi
: NATRII HYDROXIDUM
Nama lain
: Natrium Hidroksida
Rumus Molekul
: NaOH
Berat Molekul
: 40,00
Pemerian
: putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pellet, serpiha atau batang atau bentuk lain.
4. Asam Sulfat (FI 4 : 1995) Nama resmi
: ACIDUM SULFURICUM
Nama lain
: Asam Sulfat
Rumus Molekul
: H2SO4
Berat Molekul
: 98,07
Pemerian
: cairan jernih, seperti minyak, tidak berwarna, bau sangat tajam dan korosif bobot jenis lebih kurang 1,84
5. AgNO3 (FI 3 : 1979) Nama resmi
: ARGENTII NITRAS
Nama lain
: Perak Nitrat
Rumus molekul
: AgNO3
Berat molekul
: 169,87
Pemerian
: hablur berwarna putih, tidak berbau, menjadi gelap bila terkena sinar
5
6. KmnO4 (FI 4 : 1995) Nama resmi
: KALII PERMANGANAS
Nama lain
: Kalium Permanganat
Rumus molekul
: KMnO4
Berat molekul
: 158, 03
Pemerian
: hablur, ungu tua, hamper tidak tembus oleh cahaya yang diteruskan dan berwarna biru metalik mengkilap oleh cahaya
7. Amonia ( FI 4 : 1995) Nama resmi
: AMMONIA
Nama lain
: Amonia
Rumus molekul
: NH3
Berat molekul
: 17,03
Pemerian
: cairan jernih, tidak berwarna; bau khas, menusuk Kuat.
2.3 Prosedur Kerja A. Identifikasi Kation 1. Ag= a) disiapkan 2 tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes sampel ke dalamnya. b) pada tabung reaksi pertama ditambahkan beberapa tetes HCL 2M sampai terbentuk endapan, kemudian diamati warna endapan yang terbentuk (endapan putih (+) Ag+) c) pada tabung kedua ditambahkan beberapa tetes larutan KI sampai terbentuk endapan, kemudian diamati warna endapan yang terbentuk (endapan kuning (+) Ag+). 2. Fe3+ a) disiapkan tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes sampel ke dalamnya
6
b) pada tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes NaOH 0,1 M sampai terbentuk endapan, kemudian diamati warna endapan yang terbentuk (endapan coklat kemerahan (+) Fe3+) 3. Mn2a) disiapkan tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes sampel ke dalamnya b) pada tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes NaOH 0,1 M sampai terbentuk endapan c) didiamkan endapan Selama beberapa menit kemudian diamati perubahan warna endapan (endapan puih (+) Mn2-) 4. Ca2 a) disiapkan tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes sampel ke dalamnya. b) pada tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes larutan H2SO4 encer. Diamati warna endapan (endapan putih (+) Ca2+) 5. Mg2a) disiapkan tabung reaksi dan beberapa tetes sampel ke dalamnya b) pada tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes NaOH 0,1 M sampai terbentuk emdapan. Kemudian diamati warna endapan yang terbentuk (endapan putih (+) Mg2+ B. Identifikasi Anion 1. CIa) Disiapkan 2 tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes sampel ke dalamnya b) pada tabung reaksi pertama ditambahkan beberapa tetes larutan AgNO3, atau larutan timbale asetat sampai terbentuk endapan, kemudian diamati warna endapan yang terbentuk (endapan putih (+) CI-) c) pada tabung reaksi kedua ditambahkan 1 tetes KmnO4 dan 2 tetes H2SO4, kemudian ditutup mulut tabung dengan kertas saring yang
7
sudah ditetesi larutan KI-Kanji, panaskan tabung di atas api kecil, kertas akan berwarna biru (+) CI2. Ia) disiapkan tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes sampel ke dalamnya b) pada tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes larutan AgNO3 atau larutan timbale asetat sampai terbentuk endapan,kemudian diamati warna endapan yang terbentuk (endapan putihkekuningan (+) I-)
8
BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1
Waktu dan Tempat Praktikum Identifikasi Anion dan Kation dilaksanakan pada hari Senin, 04 Maret 2018 pukul 08.00 WITA sampai 10.30 WITA. Tempat pelaksanaan praktikum yaitu bertempat di Laboratorium Kimia, Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1 Alat 1. Pemanas spiritus 2. Penjepit tabung 3. Pipet tetes 4. Tabung reaksi 5. Cawan porselin 6. Kaca arloji 7. Rak tabung reaksi 8. Gelas kimia 3.2.2 Bahan 1. Aquadest 2. Alkohol 70 % 3. HCl 4. Kalium Iodida 5. NaOH 6. Asam Sulfat 7. AgNO3 8. KmnO4 9. Amoniak 10. Natrium Karbonat 11. Tisu
9
3.3
Prosedur Kerja 1. Identifikasi Kation a. Ag+ 1) Disiapkan tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes sampel ke dalamnya. 2) Pada tabung pertama ditambahkan beberapa tetes HCl 2M sampai terbentuk endapan, kemudian diamati warna endapan yang terbentuk (endapan putih (+) Ag+). 3) Pada tabung kedua ditambahkan beberapa tetes larutan KI sampai terbentuk endapan, kemudian diamati warna endapan yang terbentuk (endapan kuning (+) Ag+). b. Fe3+ 1) Disiapkan tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes sampel ke dalamnya. 2) Pada tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes NaOH 0,1 M sampai terbentuk endapan, kemudian diamati warna endapan yang terbentuk endapan coklat kemerahan (+) Fe3+ ) c. Mn2+ 1) Disiapkan tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes sampel ke dalamnya 2) Pada tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes NaOH 0,1 M sampai terbentuk endapan 3) Didiamkan endapan selama beberapa menit kemudian diamati perubahan warna endapan (endapan putih (+) Mn2+) d. Ca2+ 1) Disiapkan tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes sampel kedalamnya 2) Pada tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes larutan H2SO4 encer. Diamati warna endapan (endapan puih (+) Ca2+) e. Mg2+ 1) Disiapkan tabung reaksi dan beberapa tetes sampel kedalamnya
10
2) Pada tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes NaOH 0,1 M sampai terbentuk endapan, kemudian diamati warna endapan yang terbentuk (endapan putih (+) Mg2+) 2. Identifikasi Anion a. Cl1) Disiapkan 2 tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes sampel kedalamnya 2) Pada tabung reaksi pertama ditambahkan beberapa tetes larutan AgNO3, atau larutan timbal asetat sampai terbentuk endapan, kemudian diamati warna endapan yang terbentuk (endapan putih (+) CL-) b. I1) Disiapkan tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes sampel ke dalamnya 2) Pada tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes larutan AgNO3 atau larutan timbal asetat sampai terbentuk endapan, kemudian diamati warna endapan yang terbentuk (endapan putih-kekuningan (+) I-)
11
BAB IV REAKSI 4.1 REAKSI A. Kation No 1.
Identifikasi
Sampel
Ag+
AgNO3
Reaksi
AgNO3 + HCL
Hasil
AgCL + H2NO3
Ket.
Endapan putih
AgNO3 + KI
AgI2 + KNO3
Endapan kuning
2.
Fe3+
FeCL3
FeCL3 + NaOH
FeOH3 + NaCL
Endapan coklat kemerahan
3.
4.
Ca2+
Mg2+
CaCO3
MgCL2
H2SO4 + CaCO3 H2O+CO2
CaSO4 +
MgCL2 + NaOH
Mg (OH)2 + NaCL
Endapan putih Endapan putih
B. Anion No 1.
Identifikasi CL-
Sampel NaCL
Reaksi NaCL- + Ag2+NO3-2
Hasil NaNO3 +
AgCL 2.
I-
KI
KI + AgNO3
Endapan putih
AgI + KNO3
Endapan putih kekuningan
12
Ket.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 HASIL A. Kation No
Identifikasi
Sampel
1.
Ag+
AgNO3
Gambar
Hasil
AgNO3 + HCL H2NO3
AgNO3 + KI
AgCL +
gambar
Endapan putih
AgI2 + KNO3
Endapan kuning
2.
Fe3+
FeCL3
FeCL3 + NaOH NaCL
FeOH3 +
Endapan coklat kemerahan
13
Ca2+
3.
Mg2+
4.
CaCO3
MgCL2
H2SO4 + CaCO3 H2O+CO2
CaSO4 +
MgCL2 + NaOH (OH)2 + NaCL
Mg
Endapan putih
Endapan putih
B. Anion No
Identifikasi 1 CL-
Sampel NaCL
.
2.
Reaksi NaCL- + Ag2+NO3-2
Hasil NaNO3 +
AgCL
I-
KI
KI + AgNO3 KNO3
Gambar
Endapan putih
AgI +
Endapan putih kekuningan
14
5.2 Pembahasan Pada praktikum kali ini, kita membuat identifikasi kation & anion dengan mencampurkan beberapa larutan dalam tabung reaksi. Pada identifikasi Ag+ sampel yang diambil adalah perak nitrat yang dilarutkan dengan asam klorida. Larutan ini kemudian menjadi endapan berwarna putih hal ini hal ini menunjukan hasil posditif adanya ion perak Larutan kedua yaitu FeCL3 yang dilarutkan dengan larutan Natrium Hidroksida sampai membentuk endapan coklat kemerahan yang tidak larut dalam pereaksi berlebih. Selanjutnya adalah identifikasi Ca2+, digunakan sampel CaCo3 yang dilarutkan dengan larutan H2SO4. Kemudian larutan tersebut mengendap berbentuk endapan berwarna putih hal tersebut membuktikan bahwa larutan tersebut positif Ca2+ Identifikasi Kation yang terakhir adalah Mg2+ yang menggunakan sampel MgCL2 yang kemudian dilarutkan dengan larutan NaOH yang kemudian berbentuk endapan putih yang tidak larut dalam pereaksi berlebih tetapi mudah larut dalam garam ammonium. Kemudian adalah identifikasi anion, identifikasi yang pertama adalah CLyang menggunakan sampel NaCL dengan larutan AgNO3 sampai berbentuk endapan berwarna putih yang tidak larut dalam air, dan asam nitrat encer tetapi larut dalam ammonia encer Identifikasi yang terakhir adalah I- yang menggunakan sampel KI dengan larutan AgNO3 sampai berbentuk endapan putih kekuningan. Hal ini berarti bahwa larutan ini positif I-
15
BAB VI PENUTUP 5.1
Kesimpulan Berdasarkan percobaan, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Suatu ion dapat digolongkan menjadi anion dan kation. Anion merupakan atom non logam yang bermuatan negatif, sedangkan kation merupakan atom non logam yang bermuatan positif. 2. Dari percobaan yang telah dilakukan banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut.
5.2
Saran
5.2.1 Asisten Diharapkan agar kerjasama antara asisten dengan praktikan lebih ditingkatkan dengan banyak memberi wawasan tentang Praktikum Kimia Analisis (Identifikasi Anion dan Kation) ini. 5.2.2 Laboratorium Saran untuk laboratorium, sebaiknya alat-alat yang ada di laboratorium lebih diperhatikan dan dirawat lagi agar saat praktikum bisa dipergunakan dengan baik dan maksimal tanpa ada kekurangan. 5.2.3 Jurusan Pihak jurusan sebaiknya mempersiapkan mahasiswa agar mempunyai kemampuan akademik, sehingga mahasiswa yang bersangkutan mampu melakukan praktikum dibagian apapun. 5.2.4 Praktikan Untuk praktikan diharapkan lebih banyak menguasai materi mengenai Identifikasi Anion dan kation ini, praktikan diharapkan dapat tepat waktu dalam proses pelaksanaan praktikum.
16