24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1
Hasil Pengamatan
No
Sampel
1
Mie
2
Uji BaCl2
Uji FeCl
Uji Nyala Api
Uji Kertas Tumerik
Uji Curcumin
Positif boraks
Negatif boraks
Negatif boraks
Positif boraks
Positif boraks
Positif boraks
Negatif boraks
Positif boraks
Positif boraks
Negatif boraks
Negatif boraks
Positif boraks
Positif boraks
Negatif boraks
Negatif boraks
Negatif boraks
Positif boraks
Negatif boraks
Negatif boraks
Positif boraks
Negatif boraks
Positif boraks
Positif boraks
Bakso
Negatif boraks 3
Nugget
Positif boraks 4
5
Ayam
Sosis
25
6
7
IV.2
Ikan
Negatif boraks
Negatif boraks
Negatif boraks
Positif boraks
Negatif boraks
Negatif boraks
Negatif boraks
Negatif boraks
Positif boraks
Negatif boraks
Tahu
Pembahasan Pada praktikum kali ini dilakukan identifikasi boraks pada makanan yang dilakukan dengan beberapa metode. Boraks adalah zat pengawet yang berbahaya yang tidak diizinkan sebagai campuran bahan makanan. Langkah pertama yg dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan, serta membersihkan alat menggunakan alkohol 70 %, dimana menurut Waluyo (2005) alkohol 50-70% banyak dipergunakan sebagai desinfektan yang merupakan
zat
yang
berfungsi
sebagai
zat
untuk
membunuh
mikroorganisme yang terdapat pada benda – benda mati. Selanjutnya dilakukan identifikasi boraks dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya IV.2.1 Metode BaCl2 Pada praktikum ini uji yang dilakukan pertama yaitu uji BaCl 2. Prinsip metode ini menurut Efrilia (2016) yaitu mengambil filtrat sampel kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu tambahkan larutan barium klorida. Jika terjadi endapan putih, kemudian dipanaskan dan bila terbentuk endapan hitam maka sampel positif mengandung boraks. Langkah pertama yang dilakukan yaitu dibersihkan alat dengan alkohol 70 %. Alasanya yaitu menurut waluyo (2005) alkohol 70 % banyak digunakan sebagai desifenktan yang berfungsi sebagai zat untuk membunuh mikroorganisme yang terdapat pada benda yang tidak
26
bernyawa. Selanjutnya sampel dihaluskan dan ditambahakan air sedikit , kemudian di peras dengan menggunakan kertas saring dan di ambil filtratnya. Penambahan air pada sampel yang diduga mengandung boraks dapat menyebapkan terjadinya reaksi antara boraks dengan air. Reaksi yang terjadi yaitu : Na2B4O7.10 H2O + H2O
2 NaOH + B4O7- + 10 H2O
IV.2.1 Reaksi Air + Boraks = Natrium Hidroksida + Barium tetraborat
Langkah selanjutnya di ambil 1 ml sampel dan masukan ke dalam tabung reaksi, tambahkan beberapa tetes larutan BaCl2 tunggu beberapa saat hingga terbentuk endapan putih. Sampel yang mengandung boraks setelah diuji warna dengan BaCl2 akan menghasilkan endapan putih barium metaborat, Ba(BO2)2, hal ini dikarenakan adanya dari larutanlarutan yang cukup pekat, endapan larut dalam reagensia berlebih, dalam asam-asam encer, dan dalam larutan garam-garam amonium (Svehla, 1985). Reaksi yang terjadi yaitu : B4O72- + 2BaCL2+ + H2O → 2Ba(BO2)2 ↓ + 2HClIV.2.1.2 Reaksi Boraks + BaCl2 = Barium metaborat (endapan putih)
Selanjutnya jika sampel telah terbentuk+ endapan putih, sampel 2B4O7 + 2Ba2+ + H2O → 2Ba(BO2)2 ↓ + 2H
dipanaskan diatas api bunsen, tujuan dari pemanasan yaitu menyebapkan kehilangan satu molekulnya pada suhu 100oC yang secara perlahan 2-
+
+ 2Ba → 2Ba(BO2)2 ↓ +menyebabkan 2H 2+ + H2O berubah B4O7 menjadi asam metaborat (HBO3) ikatan boraks
dalam bakso menjadi lemah (Keenan et al., 1992). Asam metaborat inilah yang menyebapkan perubahan warna mejadi gelap pada saat pemanasan serta menandakan sampel mengandung boraks. Pada uji ini sampel yang postif mengandung boraks yaitu nugget dan mie basah, sedangkan untuk sampel yang lain negatif. Pada uji ini sampel yang postif mengandung boraks yaitu nugget dan mie basah, sedangkan untuk sampel yang lain negatif.
27
IV.2.2 Metode kurkumin Pada praktikum kali ini dilanjutkan dengan uji metode boraks menggunakan kurkumin. Prinsip dari metode ini yaitu uji yang dilakukan dengan menggunakan ekstrak kunyit dimana menurut Erna (2017) diambil 1 ml ekstrak sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dipanaskan terlebih dahulu hingga mendidih dan ditambah dengan 1 ml reagen Curcumin. Langkah pertama yang dilakukan yaitu memotong sampel dan dihancurkan hingga halus, selanjutnya sampel dimasukan ke dalam gelas kimia. Ditambahkan air sampai bahan tercelup. Penambahan air pada sampel akan menghasilkan reaksi air dengan boraks yang didiuga ada kandungan boraks di dalam sampel. Reaksi yang terjadi :
Na2B4O7.10 H2O + H2O
2 NaOH + B4O7- + 10 H2O
IV.2.2 Reaksi Air + Boraks = Natrium Hidroksida + Barium tetraborat
Langkah berikutnya yaitu memanaskan sampel di atas api bunsen menurut
Keenan
et
al(1992)
pemanasan
yang
dilakukan
akan
menyebapkan ikatan boraks dalam sampel akan melemah. Selanjutnya setelah dipanaskan dilanjutkan dengan menambahkan ekstrak kurkumin sebanyak 5 tetes. Jika sampel menunjukan perubahan warna merah bata maka sampel positif mengandung boraks. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mizura et al. (1991)
sampel yang diberikan ekstrak
curcumin berdasarkan pengamatan hasil uji dengan menggunakan indra penglihatan memperlihatkan bahwa bakso yang mengandung boraks ditandai dengan perubahan warna ekstrak bakso menjadi merah bata atau merah kecoklatan, sedangkan ekstrak bakso yang tidak mengandung boraks berwarna kuning. Perubahan warna yang terjadi disebapkan karena Kandungan kurkumin yang merupakan indikator untuk Na2B4O7 atau H3BO3 yang memberikan warna merah kecoklatan atau mendekati merah bata tergantung dari jumlah konsentrasi asam boraks dalam bakso. Ekstrak
28
bakso yang tidak mengandung boraks menunjukkan hasil negatif ditandai dengan ekstrak yang tetap berwarna kuning (AOAC, 1990). Reaksi yang terjadi : B4O7 + C21H20O6 + HCL → B[C21H19O6]2Cl. IV.2.2 Reaksi Boraks + Kurkumin (kunyit) = Rososianin (Merah Bata)
Menurut Grynkiewicz and Slifiski (2012) warna merah bata yang terbentuk jika sampel positif boraks
itu di sebut Rosocyanine.
Rosocyanine dapat terbentuk ketika terjadi reaksi antara kurkumin dengan boraks sehingga menyebabkan warna merah bata
hingga merah pada
produk pangan yang mengandung boraks. Hasil percobaan yang didapatkan sampel yang positif mengandung boraks yaitu nugget, mie basah dan bakso sedangkan untuk sampel lain negatif.
IV.2.3 Uji FeCl3 dan HCl Uji berikutnya adalah uji FeCl3, prinsip metode ini asam borat akan bereaksi dengan FeCl3 dan HCl yang akan menghasilkan warna orange kemerahan (Herdianti, 2003). Langkah pertama yang dilakukan adalah menghaluskan sampel menggunakan lumpang dan alu. Kemudian sampel yang telah halus disaring dan hasil saringan dimasukan kedalam tabung reaksi yang berbeda-beda sebanyak 1 ml. Selanjutnya ditetesi sampel memggunkan 5 tetes FeCl3 + HCl . Jika sampel yang digunakan mengandung boraks, maka akan berubah menjadi kuning kehijauan. Setelah dipanaskan dengan menggunakan bunsen jika sampel akan berubah menjadi warna menjadi orange kemerahan maka posotif mengandung boraks. Pada percobaan ini didapatkan sampel positif menggunakan boraks. Reaksi yang terjadi yaitu : Na2B4O7 + 2HCl + 5H2O
4H3BO3 + 2NaCl
IV.2.3 Reaksi Boraks + HCl
Na2B4O7 + FeCl3 + 2HCl
4B(O)2 + 2NaCl + Fe2O3 + H2O
29
Reaksi Boraks + FeCl3 + HCl
IV.2.4 Uji Kertas Tumerik Selanjutnya yaitu uji menggunakan kertas tumerik. Prinsip kerja kertas tumerik adalah kertas saring yang dicelupkan kedalam larutan tumerik. Teteskan air pada kertas tumerik sebagai montrol dan teteskan air sampel yang diuji pada kertas tumerik. Kertas tumerik yang ditetesi sampel terbukti mengandung boraks apabila warna yang dihasilkan menjadi hijau biru gelap jika diberi uap ammonia (Roth, 1988). Kertas tumerik dicelupkan pada sampel yang digunakan untuk identifikasi asam borat kedimudia dikeringkan. Setelah sampel yang diuji telah dikeringkan maka dicelukan kertas saring ke dalam amoniak dan menghasikan warna kecoklatan sampel positif mengandung boraks, dan pada percobaan ini didapatkan hasil sampel mie, bakso, sosis, tahu, nuget, ayam, dan ikan positif mengandung boraks. Menurut literatur Reaksi yang terjadi yaitu : H3BO3 + C12H20O6 → B (C21H19O6) 2Cl IV.2.4 Reaksi asam borat + ekstrak etilalkohol
IV.2.5 Metode Uji Bakar Uji berikutnya yaitu uji bakar atau uji nyala. Menurut Roth (1980), prinsip kerja dari uji ini yaitu sampel yang akan digunakan dibakar, kemudian warnanya dibandingkan dengan warna nyala boraks asli. Serbuk boraks murni dibakar menghasilkan warna hijau, maka sampel dinyatakan positif mengandung boraks. Nyala dengan pinggiran hijau pada reaksi nyala disebabkan oleh pembentukan metil borat B(OCH3)3 atau etil borat B(OC2H5)3 Pada uji ini sampel dimasukkan mortar kemudian ditumbuk hingga halus. Setelah itu ditambahkan 2 tetes asam sulfat dan ditambahkan metanol secukupnya selanjutnya dibakar. H2SO4 merupakan katalisator pada proses reaksi asam borat dengan metanol yang menghasilkan ester inorganik, yaitu trimetil borat. Reaksi yang terjadi pada uji nyala adalah sebagai berikut (Svehla, 1979):
30
Na2B4O7 + H2SO4 + 5H2O H3BO3 + 3CH3OH
4H3BO3 + 2Na+ + SO42B(OCH3)3 + 3H2O
IV.2.5 Reaksi Boraks + Asam Sulfat + Metanol
Pada uji ini, semua sampel kami menunjukkan hasil tidak adanya boraks. Hal ini disebabkan karena adanya kemungkinan kesalahan dimana sedikitnya penambahan asam sulfat dan metanol.