Laporan Confined Space.docx

  • Uploaded by: Putut Pahlawan Daru
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Confined Space.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,243
  • Pages: 24
LAPORAN

RUANG TERBATAS ATAU CONFINE SPACE

R0214017

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.. Salah satu pekerjaan yang beresiko adalah ketika bekerja di dalam ruang terbatas (confined place). Bekerja di dalam ruang terbatas (confined spaces) mempunyai resiko terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja di dalamnya. Oleh karenanya diperlukan aturan dalam rangka memberikan jaminan perlindungan terhadap pekerja dan aset lainnya, baik melalui peraturan perundang-undangan, program memasuki ruang terbatas dan persyaratan ataupun prosedur untuk memasuki dan bekerja di dalam ruang terbatas. Banyaknya kecelakaan fatal yang terjadi pada ruang tertabatas (confined space), karena tidak mengetahui dan memahami prosedur K3. sehingga perlu dikeluarkan peraturan/pedoman yang dapat mengatur dengan lebih jelas dan lengkap. Ruang terbatas (confined spaces) mengandung beberapa sumber bahaya baik yang berasal dari bahan kimia yang mengandung racun dan mudah terbakar dalam bentuk gas, uap, asap, debu dan sebagainya. Kecelakaan yang terjadi di lapangan seperti terjadinya oksigen defisiensi atau sebaliknya kadar oksigen yang berlebihan, suhu yang ekstrem, terjebak atau terliputi (engulfment), maupun resiko fisik lainnya yang timbul seperti kebisingan, permukaan yang basah/licin dan kejatuhan benda keras yang terdapat di dalam ruang terbatas tersebut yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja sampai dengan kematian tenaga kerja yang bekerja di dalamnya. Makalah ini dibuat sebagai pedoman untuk K3 karena sering kali terjadi bahaya dan kecelakaan yang terjadi akibat bekerja di dalam ruang terbatas. Sebagai calon ahli K3 kami harus mengetahui dan memahami prosedur dan bahaya apa yang akan timbul apabila bekerja di dalam ruang terbatas serta bagaimana cara tindakan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan akibat bekerja di dalam ruang terbatas.

B. Rumusan Masalah 1.

Memahami pengertian confined space (ruang terbatas)

2.

Memahami persyaratan K3 dalam ruang ruang terbatas (confined space)

3.

Mengetahui contoh-contoh ruang terbatas (confined space)

4.

Memahami bahaya yang ada pada ruang terbatas (confined space)

5.

Memahami prosedur penyelamatan di ruang terbatas (confined space)

C. Tujuan 1.

Untuk memahami pengertian confined space (ruang terbatas)

2.

Untuk memahami persyaratan K3 dalam ruang terbatas (confined space)

3.

Untuk mengetahui apa saja contoh ruang terbatas (confined space)

4.

Untuk memahami bahaya yang ada pada ruang terbatas (confined space)

5.

Untuk memahami prosedur penyelamatan di ruang terbatas (confied space)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Confined Space (Ruang Terbatas) Ruang tertutup (confined space) merupakan ruang yang tidak cukup besar yang kecil kemungkinannya orang untuk masuk ke dalamnya untuk melakukan pekerjaan dan memiliki keterbatasan untuk keluar atau masuk. Menurut OSHA (lembaga K3 Amerika), Confined space adalah sebuah ruangan yang mempunyai tiga karakteristik, yaitu mempunyai luas yang terbatas dan dikonfigurasi agar tubuh pekerja dapat masuk dan melakukan tugasnya, mempunyai keterbatasan pintu untuk masuk dan keluar dan tidak didisain untuk pekerjaan yang terus menerus. Ruang terbatas (confined space) tidak dirancang sebagai tempat kerja yang dilakukan terus menerus seperti tangki, pipa, dan bejana lainnya. Di dalam ruang terbatas tidak ada ventilasi, sirkulasi udara terbatas dan minim sekali oksigen. Terjadinya kecelakaan fatal yang dapat mengakibatkan seorang petugas meninggal dunia di dalam ruang terbatas tersebut dikarenakan tidak memahami dan mengindahkan prosedur K3 tentang ruang terbatas. Ciri-ciri dari confined space adalah memiliki bukaan yang terbatas baik untuk masuk maupun keluar, Ada ruang untuk masuk yang cukup besar atau setidaknya sebagian terbuka, berpontensi mengandung gas beracun dan ventilasi yang tidak memadai. Kecelakaan kerja pada ruang terbatas sebagian besar terjadi pada mereka yang berusaha untuk menyelamatkan seorang dalam ruang terbatas. Kecelakaan ini dapat terjadi karena beberapa bahaya yang ada dalam ruang tertutup seperti potensi kekurangan oksigen, gas/uap mudah terbakar atau meledak, gas/uap beracun, serta bahayabahaya fisik dan mekanik lainnya. Semua potensi bahaya ini harus dikenali oleh petugas lalu dievaluasi resikonya untuk selanjutnya ditentukan tindakan pencegahan dan pengendalian

yang harus dilakukan agar dapat bekerja dengan selamat dalam ruang terbatas tersebut. B. Persyaratan K3 Memasuki Ruang Terbatas Terdapat persyaratan K3 untuk memasuki ruang terbatas (confined space) sebagai berikut: 1. Jika penutup akses/pintu masuk dibuka, pada jalur tersebut harus dipasang selusur, penutup sementara atau penghalang sementara lainnya untuk mencegah masuknya pekerja tanpa disengaja dan untuk melindungi pekerja di dalam ruang terbatas tersebut dari masuknya benda asing ke dalam ruangan. 2. Sebelum pekerja memasuki ruangan, udara di dalam ruangan harus diuji terlebih dahulu, berturut- turut untuk kadar oksigen, gas dan uap yang mudah terbakar dan kontaminan udara yang berpotensi berbahaya, dengan peralatan yang telah dikalibrasi. Setiap pekerja yang memasuki ruangan atau perwakilan pekerja tersebut, wajib diberi kesempatan untuk mengawasi pengujian tersebut. 3. Tidak boleh ada udara berbahaya dalam ruangan tersebut jika terdapat pekerja di dalamnya 4. Wajib menyediakan sistem aliran udara secara kontinyu, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pekerja tidak boleh memasuki ruangan sebelum udara berbahaya di dalamnya dibersihkan terlebih dahulu b. Aliran udara tersebut diarahkan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai area dimana pekerja akan berada dan harus berlangsung terus menerus selama pekerja berada di dalam. c. Pengaturan aliran udara tersebut harus diperoleh dari sumber yang bersih dan tidak boleh meningkatkan bahaya dalam ruangan. 5. Udara dalam ruangan harus diuji secara berkala sesering mungkin untuk memastikan bahwa pengaturan aliran udara dapat mencegah akumulasi udara yang berbahaya dalam ruangan.

6. Jika terdeteksi udara berbahaya selama kegiatan berlangsung: a. Setiap pekerja harus meninggalkan ruangan terbatas tersebut secepatnya b. Ruangan harus dievaluasi untuk menentukan bagaimana udara berbahaya tersebut dapat terjadi c. Harus dilakukan pemeriksaan untuk melindungi pekerja dari udara berbahaya tersebut sebelum kegiatan berikutnya berlangsung C. Contoh-contoh Ruang Terbatas (Confined Space) Beberapa contoh dari confined space atau ruang terbatas antara lain: 1. Tangki penyimpanan, bejana transpor, boiler, dapur/tanur, silo dan jenis tangki lainnya. 2. Ruang terbuka di bagian atas yang melebihi kedalaman 1,5 meter seperti lubang lalu orang yang tidak mendapat aliran udara yang cukup. 3. Jaringan perpipaan, terowongan bawah tanah dan struktur lainnya yang serupa. 4. Ruangan lainnya di atas kapal yang dapat dimasuki melalui lubang yang kecil seperti tangki kargo, tangki minyak dan sebagainya. D. Bahaya Bekerja Di Ruang Terbatas (Confined Space) Bekerja di ruang terbatas memiliki kemungkinan yang lebih besar menyebabkan kecelakaan kerja. Banyak kecelakaan confined space terjadi karena pekerja tidak menyadari akan bahaya atau potensi bahaya di dalam atau dekat ruang terbatas tersebut, atau menyepelekan bahaya baru dan kondisi lain yang terjadi ketika bekerja dalam ruang terbatas. Bahaya-bahaya yang berkaitan dengan ruang terbatas (confined space) adalah : 1.

Resiko serius peledakan

2.

Kehilangan kesadaran akibat sesak nafas yang disebabkan adanya gas, asap, uap, atau minimnya oksigen.

3.

Tenggelam, karena naiknya permukaan air

4.

Kehilangan kesadaran karena kenaikan suhu tubuh

5.

Sesak nafas/mati lemas karena tidak dapat mencapai udara atau tempat yang terdapat udara karena terjebak di dalam. Surveyor akan secara rutin memasuki ruang terbatas yang sulit dimasuki

karena akses yang sempit atau kecil. Terdapat kemungkinan keterbatasan pergerakan di dalam ruang yang menjadi perhatian, dan ruangan itu sendiri dapat saja dijejali permit hanya pergerakan tertentu saja. Dengan tertutup dan gelapnya suatu ruangan terbatas, pekerjaan ini idealnya tidak dilakukan oleh orang yang memiliki fobia (misalnya fobia ruang tertutup) atau mereka yang mudah terserang panic atau gelisah 1.

Kekurangan oksigen. Hal ini terjadi karena reaksi antara tanah dengan oksigen didalam atmosfir. Tanah yang mengandung kapur menghasilkan karbon dioksida dan menggantikan udara normal. Kekurangan oksigen juga dapat terjadi akibat karat di ruang terbatas yang terbuat dari logam

2.

Gas beracun, asap atau uap yang terdapat dalam : a. Penumpukan materi di saluran air b. Manholes c. dalam lubang terhubung ke sistem; d. bagian dalam tank e. lubang di tanah yang terkontaminasi f. Instalasi gas yang tidak terpakai / tua

3.

Cairan, gas atau materi padat yang tiba-tiba mengisi ruang/ runtuh atau menyumbat saluran udara karena terganggu oleh suatu aktifitas

4.

Kebakaran dan ledakan (misalnya dari uap mudah terbakar, dll kelebihan oksigen).

5.

Residu yang tersisa di dalam ruangan terbatas yang dapat mengeluarkan gas, asap atau uap.

6.

Debu mungkin hadir dalam konsentrasi tinggi, misalnya di silo tepung.

7.

Kondisi panas menyebabkan peningkatan suhu tubuh yang berbahaya. Beberapa kondisi di atas mungkin sudah terdapat di ruang terbatas

sebelumnya. Namun beberapa kondisi mungkin timbul akibat pekerjaan yang sedang dilakukan, misalnya:

1. Mesin yang digunakan mungkin memerlukan tindakan khusus, seperti penyediaan ekstraksi debu untuk penggiling portabel, atau pencegahan khusus terhadap kejut listrik. 2. gas, asap atau uap dapat timbul dari las, atau dengan menggunakan pelarut yang mudah menguap dan sering mudah terbakar, perekat dan sebagainya. 3.

jika akses ke ruang tersebut adalah melalui pintu masuk dibatasi, seperti melarikan diri, lubang atau penyelamatan dalam keadaan darurat akan lebih sulit (lihat prosedur Darurat).

E. Identifikasi Bahaya Atmosfir .

Tabel 2.2

Identifikasi Bahaya Atmosfir

BAHAYA ATMOSFER Bahaya

Akibat dan dampaknya

Kekurangan oksigen

Atmosfer yang menyebabkan kekurangan

(kurang dari 19,5 persen

oksigen mempengaruhi detak jantung, otot

oksigen)

koordinasi, dan pernapasan. Akhirnya,

Pengayaan oksigen (lebih dari 23.6 persen)

menyebabkan kematian. Atmosfer yang kaya

oksigen

meningkatkan

risiko

kebakaran atau ledakan.

Atmosfer yang mudah

Gas

yang

mudah

terbakar

seperti

terbakar

acetylene, butana, propana, hidrogen, dan metana yang umum di ruang terbatas. Grain, pupuk nitrat, dan kimia tanah dapat menghasilkan debu mudah terbakar.

Atmosfer yang beracun

banyak manufaktur proses, bahan yang ditempatkan,

dan

tugas

pekerjaan

menghasilkan racun gas, uap, atau debu. Atmosfer yang korosif

Zat

korosif

menghancurkan

jaringan

hidup. Beberapa penyebab kerusakan langsung pada kulit dan mata, beberapa memiliki tidak ada efek langsung, tetapi penyebab kanker dengan kontak yang terlalu lama.

Tabel 2.3 di bawah ini mengidentifikasi bahaya umum non-atmosfer, menjelaskan bahaya yang terjadi dan dampaknya, sebagai berikut: Tabel 2.2

Identifikasi Bahaya Atmosfir

BAHAYA NON ATMOSFER Bahaya Terperosok

Akibat dan dampaknya Bahan cair atau material yang longgar dapat menjadi perangkap atau mengubur seorang pekerja dalam hitungan detik.

Teknik dan hidrolik energi

Peserta yang melayani mekanik dan peralatan hidrolik dapat terluka parah atau terbunuh jika energi tidak dikontrol dengan baik.

Sumber: OR-OSHA

Kebisingan

Kebisingan mengganggu komunikasi antara pendatang dan petugas.

Kejatuhan benda

Benda yang jatuh menimpa karena bukaan topside yang tidak benar dijaga.

Suhu yang ekstrim

Lingkungan yang panas dapat membuat pekerja mengalami risiko stres panas, terutama jika mereka melakukan pekerjaan berat atau mengenakan pakaian pelindung membuat tugas-tugas lebih sulit untuk dicapai.

Permukaan yang licin

Permukaan basah biasanya licin, dapat meningkatkan risiko jatuh.

Bahan kimia yang korosif

Bahan kimia korosif dapat menyebabkan mata parah atau iritasi kulit jika pekerja yang terpapar tidak mengenakan pakaian pelindung.

Masalah pada jalur keluar-

Dalam keadaan darurat, penyelamat atau

masuk

pekerja mungkin tidak dapat keluar dengan cepat.

Masalah pencahayaan

Cahaya yang redup membuat sulit bagi pekerja untuk masuk, keluar, dan bekerja di ruang terbatas.

Sumber: OR-OSHA

F. Pengendalian Bahaya Atmosfer Indera kita tidak dapat digunakan sebagai alat yang terpercaya untuk menentukan apakah kandungan gas atau kontaminan di udara tersebut aman atau tidak. Banyak gas beracun, seperti karbon monoksida, tidak dapat dilihat atau dicium baunya, demikian juga tingkat kandungan oksigennya. Seperti misalnya untuk pekerjaan confined space, kita harus melakukan pengujian kualitas udara di dalam ruang tertutup tersebut. Pengujian dilakukan terhadap: • kandungan oksigen

• kandungan kontaminan yang mudah terbakar • kandungan kontaminan lainnya yang memiliki potensial bahaya Pengujian atau analisis haruslah dilakukan dengan menggunakan peralatan dan teknis yang sesuai oleh orang yang terlatih untuk mendapatkan hasil yang dapat dipercaya. Terdapat banyak macam peralatan pendeteksi gas yang masing-masing memiliki spesifikasi dan perawatan tersendiri. Peralatan deteksi gas menggunakan tabung misalnya, pengecekan kebocoran pada pompa harus selalu dilakukan untuk menghindari pembacaan hasil yang lebih rendah. Tabung deteksi yang digunakan memiliki masa pakai yang terbatas. Penggunaan detektor multigas harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan gas standar yang telah diketahui kadarnya, sehingga kita yakin akan keakuratan hasil pembacaannya. Pengujian harus dilakukan dari luar dengan memasukkan sample probe melalui celah atau lubang bukaan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan selang atau pipa yang dapat dipanjangkan, sehingga dapat menjangkau bagian dalam dari ruangan. Beberapa gas atau uap lebih berat dari udara (contohnya hydrogen sulfida) dan di dalam area yang tidak berventilasi gas tersebut akan berada di bagian bawah dari ruangan. Demikian pula gas yang lebih ringan dari udara (contoh gas metan) akan dijumpai di sekitar bagian atas dari ruangan. Oleh karena ada kemungkinan gas berada pada level yang berbeda, maka pengujian atau test harus dilakukan pada bagian atas, tengah maupun bawah daripada ruangan. Pengujian pad bagan horizontal juga harus dilakukan dengan interval jarak tertentu, sehingga kita mendapatkan sejumlah titik pengukuran yang mewakili kondisi seluruh ruangan. Jika diperlukan kita harus masuk untuk mengukur di dalam suatu ruangan tertutup maka: •

Alat pelindung diri berupa respirator dengan suplai oksigen perlu dipakai



Peraturan mengenai perijinan bekerja di ruangan tertutup harus diikuti.

Pengujian harus dilakukan sebelum masuk ke ruangan tertutup atau sebelum melakukan pekerjaan yang kemungkinan ada bahaya peledakan gas. Jika pengujian menunjukkan adanya kekurangan oksigen atau gas beracun, maka diperlukan ventilasi atau pengaliran udara sebelum pekerjaan dilakukan dan lakukan pengujian lagi sebelum pekerja masuk ke dalam ruangan. Pengujian sebelum masuk menunjukkan apakah ruangan tertutup sudah aman untuk dimasuki. Oleh karena kondisi udara selalu berubah, maka pengujian harus dilakukan selama pekerjaan berlangsung, baik menurut interval waktu maupun secara terus menerus. Setelah mengetahui kandungan gas di dalam confined space maka langkah selanjutnya adalah meminimalisir atau menetralkan kanungan gas berbahaya pada area tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan ventilasi yang bertujuan untuk: 1. Menyediakan oksigen di dalam ruangan 2. Mengontrol kontaminasi atmosfer 3. Mencegah bahaya kebakaran atau ledakan 4. Mengendalikan panas yang timbul akibat pekerjaan Ventilasi harus selalu dijaga selama pekerjaan berlangsung. Pemilihan cara bagaimana mengalirkan udara dengan peralatan ventilasi tergantung dari beberapa faktor seperti luas bukaan, gas yang hendak dibuang (apakah mudah terbakar atau tidak) dan sumber udara bersih yang digunakan. Apabila ruang tertutup memiliki bukaan yang cukup, maka ventilasi natural mungkin telah memadai. Namun, biasanya diperlukan ventilasi mekanis untuk membantu mensuplai udara bersih atau menarik gas-gas toksik yang ada. Contoh, ventilasi mekanis adalah blower fan atau exhaust fan. Pertimbangan perlu diambil mengenai udara bersih sebagai sumber dan kemana pembuangannya. Pekerjaan pengelasan, pemotongan, dan penyolderan menghasilkan uap berbahaya dan debu yang dapat dipindahkan dari confined space menggunakan teknik ventilasi.

G. Pengendalian Bahaya Fisik Pengontrolan bahaya fisik dapat dilakukan dengan teknik isolasi, teknik ini meliputi: 1. Identifikasi potensi bahaya mekanis 2.

Menerapkan prosedur Lock Out dan Tag Out (LOTO)pada katup dan sirkuit elektrik

3. Mengamankan peralatan yang menyimpan energi 4. Memberi pengaman peralatan atau memindahkan peralatan dari area 5. Memastikan bahwa prosedur isolasi benar-benar diterapkan Untuk mencegah potensi bahaya elektrik dapat dilakukan cara: 1.

Memeriksa klasifikasi peralatan elektronik dengan benar

2.

Menggunakan sistem Ground Fault Circuit Interupter (GFCI)

3.

Mengimplementasikan LOTO

4.

Memastikan semua peralatan elektrik dibungkus dengan benar, terlindungi, dan terawat Untuk mencegah potensi bahaya terpeleset dan jatuh dapat dilakukan

cara: 1. Membersihkan area dengan benar, membuang sampah yang tidak diperlukan, membersihkan oili, air dari lantai 2. Memastikan bahwa pengaman peralatan sudah terpasang dengan benar H. Alat Pelindung Diri Pekerja harus bisa memilih dan menggunakan alat pelindung diri dengan benar sebelum mereka memasuki confined space. Alat pelindung diri yang digunakan pada confined space antara lain: Tabel 2.4 Contoh APD dan Kegunaannya Nama APD

Gambar

Kegunaan

Pelindung

Digunakan untuk menghindari

pernafasan

terhirupnya udara kotor, untuk

(respirator/masker)

melindungi dari debu, asap dan kabut, alat ini harus dilengkapi dengan filter, sedangkan untuk melindungi dari uap dan bahan kimia dan gas tertentu maka alat pernafasan ini harus dilengkapi dengan cartridge

Body Harness

Digunakan untuk memindahkan pekerja apabila terjadi kondisi darurat

Life Line

Untuk mengaitkan body harness ke tripot atau pengait lainnya

Tripot

Untuk mengaitkan life line yang digunakan

untuk

menarik

pekerja apabila terjadi kondisi darurat

Safety Glasses

Sebagai alat pelindung mata dari bahaya percikan atau debu

Safety Shoes

Sebagai alat pelindung kaki dari kejatuhan benda, logam tajam dan panas

Safety Helmet

Untuk melindungi kepala dari benturan atau kejatuhan benda

I. Sistem Komunikasi Komunikasi sangat penting pada saat bekerja di confined space, karena komunikasi memiliki fungsi: 1. Memastikan bahwa pekerjaan berjalan lancar dan situasinya normal 2. Memungkinkan pelaksanaan evakuasi dengan cepat apabila terjadi kondisi darurat yang mendadak Komunikasi yang digunakan meliputi berbagai cara antara lain: 1. Verbal 2. Hand Signals 3. Two-way radios 4. Light signals 5. Pengkodean Dengan adanya komunikasi yang intens maka diharapkan dapat meminimalisir potensi bahaya yang terdapat dalam confined space.

J. Dasar Hukum Menurut PT. JASAMARGA (2010) Hukum-hukum yang mendasari K3 ruang terbatas atau confined space sebagai berikut: 1.

Undang Undang No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120 mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor

2.

Undang Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

3.

Undang Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

4.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja

5.

Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE.01/Men/1997 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di udara Lingkungan Kerja

6.

Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE.117/Men/PPKPKK/III/2005 tentang Pemeriksaan Menyeluruh Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pusat Perbelanjaan, Gedung Bertingkat, dan Tempat-Tempat Publik Lainnya.

K. Persyaratan Kesehatan Untuk Orang yang Bekerja di Ruang Terbatas Bekerja di ruang terbatas dapat memberikan tekanan fisik dan psikologis. Hal ini dikarenakan kualitas penerangan yang buruk dan ruangan yang sempit, dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan keseimbangan karena menurunnya fungsi koordinasi dan peredaran darah yang tidak normal. Pengurus wajib memastikan petugas yang bekerja di ruang terbatas dalam keadaan sehat secara fisik dan dinyatakan oleh dokter pemeriksa kesehatan kerja bahwa petugas tersebut tidak mempunyai riwayat (Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan Kesehatan Kerja, 2006) : 1. Sakit sawan atau epilepsi 2. Penyakit jantung atau gangguan jantung 3. Asma, bronchitis atau sesak napas apabila kelelahan 4. Gangguan pendengaran

5. Sakit kepala seperti migrain ataupun vertigo yang dapat menyebabkan disorientasi 6. Klaustropobia, atau gangguan mental lainnya 7. Gangguan atau sakit tulang belakang 8. Kecacatan penglihatan permanen 9. Penyakit lainnya yang dapat membahayakan keselamatan selama bekerja di ruang terbatas Menurut Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan Kesehatan Kerja (2006) tips Aman Bekerja di Ruang Tertutup (Confined Space) Sebenarnya ada beberapa tips aman mengenahi bekerja pada ruang terbatas antara lain: 1. Lakukan identifikasi bahaya sebelum melakukan pekerjaan di ruang tertutup. 2. Untuk pengendalian bahaya lakukan ijin kerja sebelum memasuki. Karena dengan ijin kerja petugas safety akan membantu Anda dalam memverifikasi bahaya di ruang tertutup yang kemungkinan akan kontak dengan Anda 3. Sebelum memasuki ruang tertutup Anda didampingi petugas safety wajib melakukan pengukuran kadar gas berbahaya, seperti Phospin atau PH3 (gas racun dari fumigasi), Karbon monoksida atau CO (Gas racun dari pembakaran tidak sempurna Methana atau CH4 (gas yang mudah sekali terbakar atau meledak) dan kandungan O2 di dalam ruang tertutup 4. Setelah diverifikasi kondisi lingkungan dalam kondisi aman, lakukan penguncian sumber energi dengan metode lockout tagout (LOTO) 5. Penuhi dan pakai alat pelindung diri sesuai bahaya dan risiko yang diterima seperti: masker, helm, sepatu, dan sarung tangan. 6. Untuk memperlancar ventilasi udara di ruang tertutup maka sediakan vetilasi dengan blower, jika diperlukan. 7. Operator atau Supervisor atau section head harus mengetahui dan mempersiapkan P3K atau tanggap darurat jika ada kondisi yang darurat.

8. Berikan pencahayaan yang cukup di dalam ruang tertutup. Karena ada beberapa orang yang takut gelap (claustrophobia) L. Sistem Perijinan Ijin kerja ruang terbatas adalah suatu dokumen penting yang berisi uraian pekerjaan yang akan dilakukan dan tindakan–tindakan pencegahan terhadap bahaya yang mungkin timbul selama melakukan pekerjaan sebagai berikut: 1. Izin hanya berlaku untuk periode atau batas waktu tertentu. 2. Izin harus disiapkan oleh seorang yang berwenang (biasanya supervisor atau orang yang ditunjuknya) 3. Izin harus ditempelkan secara jelas di pintu masuk ruang terbatas. 4. Semua izin yang dikeluarkan harus dicatat. Sistem perijinan dalam ruang terbatas (confined place) sebagai berikut: 1. Sebelum kegiatan dilangsungkan, pengurus wajib mendokumentasikan kelengkapan langkah-langkah pencegahan seperti yang telah diatur. 2. Sebelum kegiatan dimulai, ahli K3 yang dicantumkan dalam surat ijin wajib menandatangani ijin tersebut untuk mensahkan kegiatan 3. Ijin yang telah lengkap harus diberikan pada saat dimulai kegiatan kepada seluruh petugas utama yang berwenang atau perwakilannya, dengan memasangnya pada pos kegiatan atau dengan cara lain yang sama efektifnya, agar petugas utama dapat memastikan bahwa persiapan awal sebelum memulai kegiatan telah selesai dilaksanakan Ijin kegiatan seperti yang dimaksud berguna untuk mensahkan kegiatan

dalam

ruang

dengan

ijin

khusus

wajib

JASAMARGA, 2010): 1. Ruang terbatas dengan ijin khusus yang akan dimasuki 2. Kegiatan yang dilangsungkan di dalamnya

memuat

(PT.

3. Tanggal dan durasi kegiatan yang telah disahkan dalam ijin kegiatan 4. Nama pekerja yang bertugas sebagai petugas madya 5. Bahaya dari ruangan yang akan dimasuki 6. Langkah-langkah yang diambil untuk mengisolasi ruangan dan untuk menghilangkan atau mengendalikan bahaya dari ruang terbatas dengan ijin khusus tersebut sebelum dimulai kegiatan 7. Kondisi yang masih diperbolehkan untuk melakukan kegiatan 8. Tim penyelamat dan tim tanggap darurat yang dapat dipanggil dan cara untuk memanggilnya (seperti peralatan yang digunakan dan nomor yang dapat dihubungi) 9. Peralatan, seperti APD, peralatan pengujian, alat komunikasi, system alarm, alat-alat penyelamatan yang harus disediakan seperti yang diatur dalam pedoman ini M. Persiapan dan Prosedur Penyelamatan di Ruang Terbatas Dalam persiapan dan prosedur penyelamatan di ruang terbatas ( confined place) perencanaan penyelamatan harus dimengerti oleh semua petugas, beberapa peralatan

yang dibutuhkan untuk

persiapan

dan

penyelamatan di ruang terbatas yaitu: 1. Peralatan 2. penugasan personil 3. aba - aba yang disepakati 4. safe area Beberapa prosedur yang diikuti ketika persiapan dan penyelamatan di ruang terbatas seperti : 1. Jika memasuki area galian, pastikan dinding galian telah mengikuti prosedur keselamatan untuk pencegahan longsoran atau pemasangan

dinding pengaman (retaining wall) sehingga dinding galian dibuat 45 derajat. 2. Jika memasuki ke dalam vessel atau manhole, pastikan sistem LOTO telah berjalan dan terpasang, sehingga karyawan yang lain tahu bahwa dalam sistem itu sedang ada proses perbaikan atau pekerjaan sehingga proses tersebut tidak bisa di running untuk sementara, pastikan juga fluida yang didalam jalur pipa, vessel atau boiler tersebut telah dikosongkan atau di drainage 3. Identifikasi peralatan: nomor dan letak peralatan atau vessel, diagram bagian - bagian dalamnya, daftar jalur yang di blind, produk atau material yang berkaitan dengan peralatan yang akan dimasuki Material Safety Data Sheet (MSDS), misal fluida nya condensate maka harus tahu MSDS dari material tersebut, kemudian safety pracautions nya juga harus disiapkan. Bila pekerja akan memasuki ruang terbatas atau tertutup untuk melakukan suatu pekerjaan diperlukan alat-alat keselamatan APD (alat pelindung diri) sebagai berikut : 1. Respirator (alat bantu pernafasan) seperti: Gas masker atau Air supply system 2. Tali penyelamat 3. Sarung tangan 4. Sepatu karet 5. Topi keselamatan 6. Pelindung kepala dengan tali dagu. 7. Kacamata atau pelindung mata. 8. Pelindung telinga. 9. Senter yang aman secara intrinsik. 10.

Baju Pelindung (pakaian pelindung)

11.

ELSA, EEDB atau alat bantu bernafas lainnya.

12.

Oksigen portable atau indikator gas.

Pelaksanaan pekerjaan di ruang terbatas antara lain: 1. (pre-use inspection) pemeriksaan peralatan, equipment, APD, gas tester, alat-alat emergency, dll. 2. (pre-job meeting) pemeriksaan prosedur, hazards dan emergency plant. 3. Penempatan alat baik peralatan kerja atau peralatan emergency yang benar dan tepat. 4. (confined space checklist) memeriksa isolasi telah terpasang pada tempatnya dengan menggunakan isolation sheet. 5. (LOTO procedure) setelah semua dilakukan baru dikeluarkan work permit atau izin kerja dan selanjutnya diadakan first entry. Inspeksi akhir diperlukan untuk menyakinkan bahwa semuanya sudah kembali seperti semula dengan mengadakan pemeriksaan: 1. Periksa tidak ada peralatan yang tertinggal. 2. Semua orang sudah keluar. 3. Semua isolasi sudah dibuka dan posisinya benar. 4. Semua permit sudah dikembalikan. Prosedur penyelamatan jika personil yang ada dalam ruang tertutup mengalami kesulitan dan harus diselamatkan, penyelamatan harus dilakukan secepat mungkin. Waktu bertahan hidup dalam keadaan kekurangan oksigen atau atmosfir gas sangat terbatas.Secara khusus, pada kapal tangker dan kapalkapal lainnya yang mengangkut produk-produk yang mudah terbakar, seluruh peralatan haruslah tipe yang disetujui (dan harus tahan terhadap percikan saat dibutuhkan) dan untuk mempercepat proses penyelamatan, merupakan tindakan yang bagus untuk meletakan peralatan keselamatan pada pintu masuk menuju ruangan. Peralatan-peralatan tersebut termasuk: 1. SCBA (alat bantu pernafasan) dengan silinder cadangan yang terisi penuh.

2. Menggunakan jaring pengaman dan penyelamatan. Jaring pengaman harus memiliki panjang dan kekuatan yang sesuai dan dapat dilepaskan bila terjadi belitan. 3. Senter penerangan. 4. Tandu 5. Penganalisa gas, meteran oksigen. 6. Peralatan resusitasi 7. Sarana untuk mengangkat orang yang membutuhkan pertolongan, misalnya tandu

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Ruang tertutup (confined space) merupakan ruang yang tidak cukup besar yang kecil kemungkinannya orang untuk masuk ke dalamnya untuk melakukan pekerjaan dan memiliki keterbatasan untuk keluar atau masuk. Ruang terbatas mempunyai tiga karakteristik, yaitu mempunyai luas yang terbatas dan dikonfigurasi agar tubuh pekerja dapat masuk dan melakukan tugasnya, mempunyai keterbatasan pintu untuk masuk dan keluar dan tidak didisain untuk pekerjaan yang terus menerus. Contoh dari ruang terbatas (confined place) seperti confined space atau ruang terbatas seperti tangki penyimpanan, bejana transpor, boiler, dapur/tanur, silo dan jenis tangki lainnya. Bahaya-bahaya yang berkaitan dengan ruang terbatas (confined space) adalah Persyaratan kesehatan untuk orang yang bekerja di ruang terbatas adalah resiko serius peledakan, kehilangan kesadaran yang disebabkan adanya gas, asap, uap, atau minimnya oksigen, tenggelam karena naiknya permukaan air, sesak nafas/mati lemas karena tidak dapat mencapai udara. Persyaratan kesehatan untuk orang yang bekerja di ruang terbatas adalah seseorang yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani. Dalam melakukan penyelamatan atau bekerja pada ruang terbatas dibutuhkan sistem perijinan agar nantinya dapat melakukan prosedur K3 dengan baik. Persiapan dan prosedur penyelamatan di ruang terbatas memerlukan peralatan yang dibutuhkan serta teknik penyelamatan yang baik. Maka diperlukan pengetahuan mengenai K3 dalam ruang terbatas atau confined space agar terciptanya keselamatan pekerja dari bahaya yang ada.

Daftar Pustaka

California Department of Education. 1998. Is It Safe To Enter a Confined Space. California: Cal/OSHA Consultation Service. Department of Consumer Business and Services. Tanpa Tahun. How to work safely in a permitrequired confined space. OR-OSHA http://wfbaskoro2011.blogspot.com/2012/06/mengenal-confined-spacepengendalian.html diakses terakhir pada tanggal 8 September 2014 http://ergonomi-fit.blogspot.com/2012/11/penyelamatan-di-tempat-kerjaruang.html diakses terakhir pada tanggal 9 September 2014 http://riautrust.com/read-3407--safety-tak-standar-penyebab-kecelakaankerja-pt-rapp.html diakses terakhir pada tanggal 9 September 2014 http://img.docstoccdn.com/thumb/orig/54222356.png diakses terakhir pada tanggal 9 September 2014 http://danarpradhipta.blogspot.com/2012/01/confined-space.html

diakses

terakhir pada tanggal 10 September 2014 http://healthsafetyprotection.com/bahaya-confined-space/ diakses terakhir pada tanggan 10 September 2014 http://hr-interanekalestarikimia.blogspot.com/2012/09/pelatihan-confinedspaces.html diakses terakhir pada tanggal 10 September 2014 OHSAS 18001:2007 PT Jasa Marga. 2010. Buku Saku Pedoman untuk Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi. Jakarta: PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Related Documents

Laporan Confined Space.docx
December 2019 0
Confined Spaces
June 2020 4
Confined Space
May 2020 3
Confined Example.pptx
April 2020 2
To Confined Space
July 2020 1

More Documents from ""