Laporan Bakteri Dan Mikal.docx

  • Uploaded by: viu kj
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Bakteri Dan Mikal.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,375
  • Pages: 8
Tanggal

: 13 February 2018

Dosen

: drh. Dordia Anindita, M.Si

LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT BAKTERIAL DAN MIKAL IDENTIFIKASI BAKTERI MASTITIS

Kelompok 3 : Kintan Juliawati

B04150028

Eka Nur Cahyani

B04150048

Emania Br. Ginting

B04150087

Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor 2018

PENDAHULUAN Mastitis merupakan peradangan yang terjadi pada jaringan internal kelenjar ambing umumnya terjadi pada sapi perah. Mastitis disebabkan oleh berbagai penyebab diantaranya yaitu mikroorganisme patogen yang ditularkan melalui interaksi antar sapi maupun akibat dari proses pemerahan yang kurang aseptis. Susu yang dihasilkan oleh sapi penderita mastitis dapat mengalami perubahan secara fisik, kimiawi, patologis dan bakteriologis, demikian pula dengan jaringan kelenjar ambingnya (Samad 2008). Mastitis juga dapat menyebabkan kerugian ekonomi berupa penurun produksi susu dalam bentuk kualitas dan kuantitas serta meningkatkan ongkos produksi, pakan dan terjadinya kematian (Spanamberg et all 2008). Sebagai dokter hewan harus bisa memahami kasus-kasus yang umum terjadi seperti mastitis agar bisa mengetahui penyebab dari penyakit mastitis dan cara pencegahan maupun pengobatan penyakit tersebut. TUJUAN Mengetahui jenis bakteri yang terdapat pada sediaan susu yang diperoleh dari sapi yang diduga mengalami mastitis. METODE PRAKTIKUM Tempat dan Waktu Praktikum Percobaan

dilakukan

di

laboratorium

pendidikan RP. Kitwan 2, Fakultas

Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Waktu pelaksanaan praktikum pada hari Selasa, 13 Februari 2018, pukul 11.00-13.30 WIB. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ialah susu sapi, kristal violet, aquadest, lugol, atanol, safranin, xylol agar Mac Conkey Agar, Blood Agar, plasma kelinci, media glukosa, agar miring, KOH 10%, serbet meja, ose, bunsen, tabng reaksi.

PROSEDUR

Gram Positif

Kokus (Uji Katalase)

Batang

Susunan Berantai (Katalase -) Famili Streptococcaeae

Susunan Bergerombol (Katalase +) Famili Micrococcaeae

Alpha Hemolitik Beta Hemolitik

Uji Fermentasi Glukosa (Microaerofilik)

Teta Hemolitik (+) Streptococcus sp.

(-) Micrococcus

Non Patogen

Patogen

Gram Negatif Uji Oksidasi Positif Negatif

Uji KIA/ TSIA

Uji Indole

Mac Conkey Agar

Uji Urea

Uji Fermentasi

Simmons Citrate Agar

HASIL Jenis Uji/ Teknik

Keterangan Uji

Hasil Uji

Gambar

Identifikasi Pewarnaan Gram

  

Bentuk Sel Susunan Sel Sifat Gram

  

Coccus Bergerombol Positif

Minggu Pertama

Minggu Kedua

Hasil Uji agar MCA

      

Hasil Uji agar BA

      

Ukuran koloni Bentuk koloni Permukaan koloni Tipe koloni Elevasi Pigmentasi Hemolisis

      

Kecil Bulat Halus Mengkilat Berlekuk Tidak Berpigmen Tidak terjadi hemolisis

Ukuran Koloni Bentuk Koloni Permukaan Koloni Tipe Koloni Elevasi Pigmentasi Hemolisis

  

Besar Bulat Keriting

   

Mengkilat Berlekuk Tidak berpigmen Tidak sempurna (α- hemolisis)

Hasil Uji Katalase

Positif (+)

Hasil Uji Fermentasi Glukosa

Negatif (-)

Hasil Uji Koagulase

Negatif (-)

Hasil Uji Media MSA

Non Patogen

PEMBAHASAN Mastitis dapat disebabkan oleh berbagai macam bakteri yang bersifat patogen, salah satunya adalah bakteri Staphylococcus aureus. Untuk mengetahui jenis bakteri yang mencemari sampel susu, maka dilakukanlah berbagai uji identifikasi bakteri. Pertama-tama,

dari sampel susu yang telah disediakan dibuat preparat ulas dan dilakukan pewarnaan gram. Berdasarkan hasil pewarnaan gram, diketahui bahwa bakteri yang terdapat dalam sampel susu merupakan bakteri gram positif, bentuk morfologinya bulat dan begerombol. Setelah itu, dari sampel susu yang sama dilakukan inokulasi bakteri ke dalam media agar darah (Blood Plate Agar/BPA) dan media Mac Conkey Agar (MCA). Biakankan bakteri tersebut kemudian disimpan selama kurang lebih 24 jam. Setelah 24 jam, diamati bahwa pada media MCA warna koloni bakteri sama dengan warna media hal ini menujukkan bahwa bakteri adalah gram positif. Media MCA merupakan media selektif diferensial dimana bakteri gram positif dihambat pertumbuhannya dan bakteri gram negatif dibedakan berdasarkan kemampuan memfermentasikan laktosa. Bakteri gram negatif warna koloninya akan berwarna merah bata, dapat dikelilingi endapan garam empedu, karena terjadinya penguraian laktosa menjadi asam dan asam akan bereaksi dengan garam empedu. Hasil biakan pada agar darah tersebut tumbuh koloni bakteri berukuran besar, bentuk koloninya bulat dengan sifat hemolisis tidak sempurna (α-hemolisis). Hemolisis alfa yaitu hemolisis tidak sempurna yang ditandai dengan zona kehijauan di sekitar koloni. Dari koloni yang terpisah di kuadran III pada media blood agar, dilakukan isolasi bakteri ke dalam media agar miring. Setelah beberapa hari didiamkan maka pada media agar miring pun tumbuh koloni bakteri. Kemudian dilakukan uji katalase dengan cara meneteskan larutan H2O2 pada sebuah kaca obyek dan ke dalam larutan H2O2 tersebut diulaskan hasil inokulasi bakteri dari agar miring dengan menggunakan ose. Hasil yang didapatkan dari uji katalase ini adalah positif. Hal ini terlihat dari munculnya gelembung pada campuran. Prinsip dari uji ini adalah mengamati ada tidaknya enzim katalase yang dihasilkan oleh bakteri. Uji ini dilakukan dengan menggunakan larutan H2O2 3% agar terbentuk reaksi kimiawi sebagai berikut: H2O2 → H2O + ½ O2. Apabila bakteri tersebut menghasilkan enzim katalase, maka enzim tersebut akan memecah senyawa H2O2 menjadi H2O dan O2 yang ditandai dengan terbentuknya gelembung udara di sekitar koloni. Setelah itu dilakukan uji koagulase dengan cara menginokulasikan bakteri pada media cair di dalam tabung mikro. Media kemudian diisolasi selama 24 jam sebelum diamati. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak memiliki kemampuan untuk menggumpalkan media karena plasma tetap cair, hal ini menunjukkan uji koagulase negatif. Media yang digunakan adalah plasma darah kelinci yang telah diencerkan

1:5 dengan akuades. Media yang telah dicampur dengan isolat pun diinkubasi pada suhu 37ºC selama 4-24 jam atau lebih. Uji ini dilakukan untuk membedakan bakteri Staphylococcus patogen dan non patogen, hasil uji koagulasi negatif menunjukkan bahwa bakteri tersebut non patogen. Biakan bakteri juga diinokulasikan ke dalam media agar MSA kemudian disimpan selama kurang lebih 24 jam untuk melihat pertumbuhannya. Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa koloni bakteri berwarna merah pada media MSA. Media MSA merupakan media selektif diferensial karena mengandung kadar garam yang tinggi (7,5%) sehingga hanya bakteri yang tahan akan salinitas tinggi yang mampu tumbuh pada media ini. Selain itu media ini juga mengandung manitol dan indikator merah fenol yang dapat digunakan sebagai pembeda antar bakteri. Apabila suatu mikroorganisme dapat menfermentasikan manitol, maka akan terbentuk suatu produk sampingan yang menyebabkan indikator merah fenol berubah warna menjadi kuning. Bakteri Staphylococcus aureus akan membentuk koloni berwarna kuning dengan zona kuning apabila diinokulasikan ke dalam media ini, sementara bakteri Staphylococcus dengan koagulase negatif akan menghasilkan koloni berwarna merah dan tidak ada perubahan warna media. Untuk lebih meyakinkan hasil identifikasi bakteri penyebab mastitis yang berada di dalam sampel susu tersebut, maka dilakukan uji fermentasi glukosa. Media yang digunakan untuk uji tersebut bersifat cair dan mengandung pepton, manitol, serta indikator merah fenol. Apabila isolat bakteri tersebut mampu melakukan fermentasi karbohidrat, maka hasil proses fermentasi yang berupa asam akan menurunkan pH media dan mengubah warna indikator merah fenol menjadi kuning. Gas yang terbentuk pada waktu fermentasi juga akan ditangkap oleh tabung Durham dan terlihat sebagai gelembung udara yang terperangkap dalam tabung. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa media fermentasi manitol tidak berubah warna. Hal ini menunjukkan bahwa biakan bakteri tersebut bersifat fermentasi manitol negatif. Setelah dilakukan

berbagai

macam

uji

untuk

memperkuat

diagnosis,

maka

kita

dapat

mengidentifikasi bakteri penyebab mastitis yang terkandung dalam sampel susu tersebut. Micrococcus merupakan bakteri pembusuk yang dapat menyebabkan susu menjadi berlendir, dengan cara menguraikan protein menjadi asam amino dan merombak lemak dengan enzim lipase sehingga susu menjadi asam dan berlendir.

SIMPULAN Berdasarkan hasil uji-uji yang dilakukan pada praktikum kali ini, maka disimpulkan bahwa bakteri yang terkandung di dalam sampel susu yang berasal dari sapi yang dicurigai terkena penyakit mastitis merupakan bakteri Micrococcus. Dapat didiagnosa dengan cara ditanam melalui perbenihan agar secara padat dengan menggunakan ose dan digoreskan serta diamati selama 24 jam dengan suhu 37oC. Micrococcus merupakan bakteri pembusuk yang menyebabkan susu menjadi berlendir dan menguraikan menjadi asam amino.

DAFTAR PUSTAKA Dian A, Lusia W, Franky Rosana S, Ryan P. 2010. Karakteristik Kemampuan Adesi Bakteri Penyebab Mastitis Subklinis Pada Sapi Perah serta Peluang Pembuatan Anti Adesi untuk Pencegahannya. Journal. Saintifika, Vol. II No. 2. Yogyakarta(ID):Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada. Jawetz, Melnick, Adelberg S. 2005. Mikrobiologi Kedokteran Edisi I 205-212. Jakarta(ID): Salemba Medika Kanisius, Bannerman D, R.J. Wall. 2005. A Novel Strategy for the Prevention of Staphylococcus aureus-Induced Mastitis in Dairy Cows. Information Systems For Biotecnology Newe Report 1-4. USA:Virginia Tech University Salam NA. 2017. Susu Dan Teknologi. Padang (ID): Universitas Andalas. Samad MA. 2008. Animal husbandry and veterinary science. Vol. II.Mymensingh (Bangladesh): Bangladesh Agricultural University. Spanamberg AEA, Wunder DIB, Pereira J. Argenta EMC, Sanches P, Valente L, Ferreiro. 2008. Mastitis in Southern Brazil Diversity of yeasts from bovine. Rev. Iberoam Micol. 25: 154 – 156.

Related Documents


More Documents from "dwi yulia utami"