KUMPULAN CERITA RAKYAT D I S U S U N OLEH: ALLYSHA ZAVIRA DAHWANTY V AL – WAHHAB SD AN NAMIROH 3
1.SUNGAI KAWAT(kalimantan barat) Zaman dahulu kala,di salah satu anak sungainya sungai kapuas yaitu sungai kawat, ada seorang nelayan yang pergi memancing di sungai kawat.namun telah lama menungguia tidak mendapat satu tankapan pun.lalu saat ia hampir putus asa pancingnya ditarik.ia kira ini ikan besar, tapi ternyata saat ia mengangkatnya ternyata itu kawat emas,karena senang ia menariknya sekuat tenaga.lalu tiba-tiba ada suara entah dari mana "jika kau menginginkan itu potong lah kawat itu lalu bawa ke tepian, lalu kau tari kembali".namun ia tidak menghiraukanya.karena kawat itu sangat berat, akhirnya kapal,kawat emas,dan nelayan itu tenggelam di sungai kawat itu.
2.TUPAI DAN IKAN GABUS(kalimantan barat) Dulu di suatu telaga di kalimantan barat, hiduplah seekor tupai yang bersahabat dengan seekor ikan gabus.persahabatan mereka sangatlah erat. Suatu hari si gabus jatuh sakit,berhari_hari ia tidak mau makan,tapi ia hanya mau makan hati ikan yu.mendengar permintaanya itu tupai agak terkejut karena ikan yu adalah seekor ikan yg sangat kuat,besar,dan ganas.tapi tupai tetap akan pergi karena temanya sakit. Lalu tupai meninggalkan tempat gabus istirahat. lalu ia mencari pohon kelapa, untuk agar ia dapat masuk kedalamya lalu pergi ke laut.akhirnya ia sampai di laut. Sesampainya disana, tiba-tiba muncul seekor ikan yu dan langsung melahap kelapa dan tupai di dalamya. lalu tupai keluar dari kelapa.lalu ia mulai menggerogoti hati ikan yu.ikan yu pun mati lalu tupai terseret ke pantai.denagn senang ia mendapatkan hati ikan yu. Lalu tupai memberi makan ikan gabus dengan hati ikan yu. lalu si gabis sembuh.dan lalu mereka bahagia selamanya.
3.AYAM DAN IKAN TONGKOL(kepulauan riau) Dulu ada raja bangsa ayam bernama kukuru dan raja bangsa ikan tongkol bernama halili.mereka pun berkenalan dan menjadi sahabat.ayam sering mengajak tongkol ke darat,begitu pula sebaliknya. Suatu hari kukuru bercerita kepada halili ada pesta dansa di kampung nelayan.di sana ada makanan lezat dan tarian-tarian.halili pun ingin pergi.kukuru pun sanggup mengantar mereka. Suatu sore kukuru mengajak bangsa ikan tongkol pergi ke pesta itu.semua ikan tongkol dan ayam pergi ke pesta itu,sebelum berangkat halili berpesan agar memberi tahukan bahwa jika telah fajar. Pesta pun berlangsung sangat meriah.kukuru,halili dan para rakyat amat senang. karena kekenyangan mereka pun tertidur.tanpa sadar fajar telah semakin tinggi. Lalu terjadi kehebohan karena para ikan tongkol di tangkap nelayan.karena hal itu halili mengutuk semua bangsa ayam menjadi buta pada malam hari dan bersumpah akan memakan semua ayam yg datang ke laut ,karena itu nelayan mudah memancing ikan tongkol dengan bulu ayam.
4.Cerita Rakyat Dari Banten – Asal Usul Gunung Pinang – Dampu Awang begitu terperanjat lihat seseorang perempuan tua yang bajunya compang-camping dan begitu dekil sekali. Ia begitu mengetahui muka perempuan yang memanggil-manggil namanya itu. Ia paham kalau perempuan itu yaitu ibunya. Tetapi, ia begitu malu mengaku perempuan yang seperti pengemis itu ibunya.
‘ Kang, apakah perempuan tua itu yaitu ibumu? Kenapa sampai kini kau tak pernah bercerita jika masihlah memiliki seseorang ibu? ‘ Bertanya istrinya heran. ‘ Bukanlah sayang! Perempuan tua itu bukanlah ibuku. Ibuku telah lama wafat. Ia cuma seseorang perempuan yang hilang ingatan. Telah abaikan saja perkataannya itu. Sungguh tak utama! ‘ kata Dampu Awang. Sang ibu terus-menerus memanggil namanya. ‘ Hei, perempuan tua! Diamlah! Kau bukanlah ibuku. Saya telah tak mempunyai ibu. Ibuku telah lama wafat! ‘ kata Dampu Awang begitu jengkel. Sang ibu begitu terperanjat mendengar apa yang disebutkan anak lelakinya itu. Saat ini ketakutannya jadi fakta. Hatinya seperti teriris-iris. Saat ini, anak kandungnya sendiri tak mengakuinya sebagai ibunya. Air matanya juga membasahi pipinya. Tanpa ada sadar ia berdoa. ‘ Ya Tuhan, apakah saya salah? jika dia bukanlah anakku Dampu Awang, biarlah dia pergi. Namun, jika dia anakku. Tolong berikanlah hukuman yang setimpal padanya! ‘ doa sang ibu. Selang beberapa saat, bumi saat itu juga bergetar. Langit bergemuruh. Petir juga menyambar begitu dasyat. Langitpun beralih jadi begitu gelap. Mendadak, terjadi badai. Kapal monitor Dampu Awang yang sagat elegan itu terombang-ambing di lautan. Semua berisi porak-polanda. Dampu Awang dan istrinya begitu cemas dan bingung Mendadak, Burung peliharaan Dampu Awang bicara. ‘ Dampu Awang,Akuilah perempuan itu sebagai ibumu. Cepatlah akui dia, ‘ kata sang Burung. ‘ Tak, ibuku telah lama mati. ‘ Teriak Dampu Awang. Saat itu juga, kapal monitor Dampu Awang mendadak terangkat ke hawa dan terlempar ke samping selatan dan semua berisi. Kapal itu tertelungkup dan membuat satu gunung. Dampu Awang dan istrinya tidak bisa menyelamatkan diri. Kemudian lautan kembali seperti awal mulanya dan seakan tak berlangsung apa-apa. Gunung itu dikenal dengan nama Gunung Pinang. dan sampai saat ini, gunung itu masihlah ada dan letaknya diantara kota Serang dan Cilegon.
. 5.Ringkasan Cerita Legenda Asal Usul Kota Surabaya – Jaman dulu, di lautan nan luas (tepatnya di Laut Jawa), hiduplah 2 hewan buas yang keduanya sama angkuh dan tidak ingin kalah. Kedua hewan itu yaitu ikan hiu sura dan seekor buaya. Karna tinggal berdampingan, dua hewan itu kerap berselisih dan berkelahi saat memperebutkan makanan. Karna keduanya sama kuat, tangkas, ganas, dan keduanya sama cerdik, perkelahianpun selalu berjalan karna tak ada yang dapat menang dan tak ada yang dapat kalah.
Selanjutnya, kedua hewan itu merasa jemu dan capek bila harus selalu berkelahi. Mengerti hal semacam itu keduanya lalu setuju mengadakan kesepakatan mengenai pembagian ruang kekuasaan. ” Hai Buaya, lama-lama saya jemu berkelahi denganmu. ” kata ikan hiu Sura. ” Hmm, Saya juga, Sura. Lantas, apa yang harus kita kerjakan agar perkelahian kita ini dapat berhenti? ” bertanya Buaya. ” Untuk menghindar terjadinya perkelahian lagi diantara kita, alangkah sebaiknya bila kita membagi daerah ini jadi 2 daerah kekuasaan. Saya berkuasa didalam air dan cuma dapat mencari mangsa didalam air, tengah engkau barkuasa di daratan dan begitu mangsamu harus juga yang ada di daratan. Lantas, sebagai batasnya, kita tetapkan lebih dahulu yakni tanah yang bisa diraih air laut ketika surut! “” Oke, saya setujui dengan gagasanmu itu, Sura! ” kata Buaya sembari mengangguk. Karenanya ada kesepakatan itu, untuk sebagian waktu ikan hiu Sura dan buaya tidak pernah berkelahi lagi. Keduanya setuju untuk sama-sama menghormati lokasi kekuasaannya masing-masing. Tetapi, beberapa waktu berjalan lama, ikan-ikan sebagai mangsa hiu sura mulai habis dilautan. Beberapa ikan yang tersisa malah bermigrasi ke arah muara sungai Brantas karna takut dimangsa si hiu Sura. Mengerti hal semacam itu, ikan hiu sura sangat terpaksa dengan sembunyi-sembunyi mulai mencari mangsanya di muara sungai supaya tak ketahuan oleh buaya. Tetapi tanpa disadari si buaya nyatanya tahu tingkah si hiu sura dan segera menyerangnya. ” Sura, mengapa kau tidak mematuhi kesepakatan yang telah kita berdua setujui? Mengapa anda beraniberaninya masuk lokasi sungai yang yaitu daerah kekuasaanku? ” bertanya si Buaya.” Eits… Saya tidak mematuhi kesepakatan? Ingatkah engkau akan bunyi kesepakatan kita? Tidakkah sungai ini berair? Serta karna ada airnya, jadi sungai ini termasuk juga daerah kekuasaanku, bukan? ” Kata Sura. ” Apa maksudmu Sura? Tidakkah sungai itu ada di darat, tengah daerah kekuasaanmu ada di laut, bermakna sungai itu termasuk juga daerah kekuasaanku! ” jawab Buaya ngotot. ” Ohh… Tak dapat. Tidakkah saya tak pernah meskipun menyampaikan bila air itu cuma air laut? Tidakkah juga air sungai itu air” jawab Hiu Sura. ” Hmm… Rupanya berniat kau mencari masalah denganku,
Sura?
”
hentak
Buaya.
” Tak!! Ku sangka pernyataanku telah cukup kuat dan saya ada dipihak yang benar! ” elak Sura. ” Kau memang sungguh-sungguh berniat memancing kemarahanku Sura. Saya tidaklah sebodoh yang engkau sangka! ” jawab Buaya mulai geram. ” Saya tidak perduli kau pandai atau bodoh, yang pasti sungai dan laut adalah daerah kekuasaanku! ” serang Sura tidak ingin mengalah. Adu mulut pada Sura dan Baya juga selesai dengan perkelahian yang sengit. Perkelahian kali ini jadi begitu seru dan dahsyat karna keduanya merasa keduanya sama tak salah. Mereka sama-sama menggigit, menerjang, memukul, dan menerkam. Dalam waktu relatif cepat, air sungai di sekelilingnya tempat perkelahian itu jadi merah karna darah yang keluar dari luka kedua binatang itu. Mereka bertarung dengan
mati-matian. Buaya memperoleh gigitan Sura di ujung ekor samping kanan, hingga ekor itu senantiasa membengkok ke kiri. Sedang Sura tergigit ekornya sampai hampir putus. Karna keduanya sama telah terluka kronis, keduanya lalu berhenti berkelahi. Ikan surapun mengalah dan pada akhirnya kembali pada laut. Buaya yang menahan sakitnya juga merasa senang karna sudah dapat menjaga daerah kekuasaannya. Tidak berselang lama di ketahui kalau kedua hewan itu nyatanya mati karna luka yang cukup kronis dari sisa perkelahian. Serta untuk mengenangnya, masyarakat sekitaran menyebutkan untuk berikan nama Surabaya pada daerah di sekitar tempat perkelahian pada ikan Sura dan Buaya itu. Sekianlah Ringkasan Cerita Legenda Asal Usul Kota Surabaya. Mudah-mudahan dari cerita itu, kita bisa mengambil hikmah kalau peperangan dan perkelahian tidaklah dapat merampungkan permasalahan dan jadi malah akan menyebabkan permasalahan baru. Oleh karena itu, kita butuh arif dan bijaksana dalam merampungkan semua problematika kehidupan. Terimakasih.