Konsep Keluarga Sejahtera Klp 6.docx

  • Uploaded by: nia arditya
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Konsep Keluarga Sejahtera Klp 6.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,226
  • Pages: 17
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA

OLEH : B11-A KELOMPOK 6

1. NI KOMANG MEGAWATI

(183222929)

2. NI LUH AYU KARMINI

(183222930)

3. NI LUH PUTU EKA RASNUARI

(183222931)

4. NI LUH PUTU VERY YANTHI

(183222932)

5. NI LUH SUTAMIYANTI

(183222933)

6. NI MADE DESY ARDANI

(183222934)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI 2018

KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu” Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan tugas keperawatan keluarga ini dengan judul “Konsep Keluarga Sejahtera”. Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan keluarga. Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu kami sangat menghargai bantuan dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan dukungan juga semangat, buku dan sumber lainnya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu melalui media ini kelompok menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kelompok miliki. Oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini. “Om Santih, Santih, Santih Om”

Denpasar, 22 November 2018

Kelompok

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 2 1.3 Tujuan .........................................................................................................2 1.4 Manfaat .......................................................................................................2 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi Keluarga ........................................................................................ 3 2.2 Indikator Keluarga Sejahtera .......................................................................3 2.3 Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga ............................ 5 2.4 Peran Perawat Dalam Pembinaan Keluarga Sejahtera ............................... 11 BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan ....................................................................................................13 3.2 Saran ..........................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA

3

BAB I PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi klien (penerima) asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan asuhan keperawatan yang diperlukan oleh anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawtan di rumah sakit akan menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan dengan perawatan di rumah secara baik dan benar oleh klien atau keluarganya. Secara empiris hubungan antara kesehatan anggota keluarga terhadap kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau signifikan. Keluarga Sejahtera dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup dan memiliki hubungan yang sama, selaras dan seimbang antar anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Secara umum diketahui bahwa pengalaman orang tua berkembang dari tahun ke tahun, di mana seorang anak bertumbuh dewasa dan orang tua menjadi semakin tua, akan tetapi teori dan metodologi yang cukup memadai dalam perkembangan perspektif tugas orang tua masih harus dibuktikan dan dapat diterima. Program pembagunan keluarga sejahtera semakin mendapat pijakan yang kuat

dengan

diundangkannya UU No 10 tahun 1992 tetang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Kemudian sekitar satu setengah tahun kemudian yaitu pada 29 juni 1993 presiden mencanangkan bahwa setiap tanggal 29 juni sebagai “Hari Keluarga

Nasional

(Harganas)”,

dan digariskan oleh president saat itu bahwa keluarga

dikembangkan menjadi wahana pembangunan

bangsa. Dengan penetapan ini, maka

dikembangkan kebijakan strategis yang diperlukan untuk mengembangkan keberhasilan Gerakan Keluarga Berencana lebih lanjut

menjadi

“Gerakan Pembangunan Keluarga

Sejahtera” secara lengkap. Selaras dengan hal tersebut diterbitkan keputusan presiden (Keppres) No. 109 Tahun 1993 tentang BKKBN, dimana dengan Keppres tersebut, organisasi BKKBN mengalami perombakan sesuai dengan tugas barunya.

4

1.2.RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah : 1. Apa definisi keluarga ? 2. Apa saja indikator keluarga sejahtera ? 3. Bagaimana program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga ? 4. Bagaimana peran perawat dalam pembinaan keluarga sejahtera ?

1.3.TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang: 1. Untuk mengetahui definisi keluarga 2. Untuk mengetahui indikator keluarga sejahtera 3. Untuk mengetahui program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga 4. Untuk mengetahui peran perawat dalam pembinaan keluarga sejahtera

1.4.MANFAAT PENULISAN Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai konsep keluarga sejahtera. 2. Manfaat Praktis Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu pembelajaran bagi mahasiswa yang nantinya ilmu tersebut dapat dipahami dan diaplikasikan dalam praktik keperawatan

5

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1.DEFINISI KELUARGA Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergantung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Ali,2010). Menurut Duvall dalam (Harmoko,2012) konsep keluraga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum : meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan social dari tiap anggota. Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil dalam masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan, dan menempati posisi antara individu dan masyarakat (Harmoko,2012). Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan (WHO, dalam Harmoko 2012). Jadi, definisi dari keluarga adalah sekumpulan orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah serta adopsi dan tinggal dalam satu rumah.

2.2.INDIKATOR KELUARGA SEJAHTERA Indikator keluarga sejahtera dapat dibagi menjadi 5 yaitu : 1. Keluarga prasejahtera Keluarga ini belum mampu untuk melaksanakan indikator sebagai berikut : a. Keluarga melaksanakan ibadah menurut agama yang dianut masing-masing. b. Keluarga makan dua kali sehari atau lebih. c. Keluarga menggunakan pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan. 6

d. Keluarga mempunyai rumah yang sebagian besar berlantai bukan dari tanah. e. Keluarga memeriksakan kesehatan ke petugas atau fasilitas kesehatan (bila anak sakit atau PUS ingin ber-KB). 2. Keluarga sejahtera 1 Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indikator 1 sampai 5 tetapi belum mampu melaksanakan indikator sebagai berikut : a. Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama yang dianut. b. Keluarga makan daging, ikan, atau telur sebagai lauk-pauk sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu. c. Keluarga memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir. d. Setiap anggota keluarga mempunyai ruang kamar yang luasnya 8 m 2 semua anggota keluarga sehat dalam tiga bulan terakhir sehingga dapat melaksanakan fungsi mereka masing-masing. e. Paling sedikit satu anggota keluarga yang berumur 15 tahun ke atas memiliki penghasilan yang tetap. f. Seluruh anggota keluarga yang berusia 10 sampai 60 tahun mampu membaca dan menulis latin. g. Anak usia sekolah (7 sampai 15 tahun) dapat bersekolah. h. Keluarga yang masih pasangan usia subur memakai kontrasepsi dan mempunyai dua anak atau lebih yang hidup. 3. Keluarga sejahtera II Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indikator 1 sampai 14, tetapi belum mampu melaksanakan indikator-indikator sebagai berikut : a. Keluarga berusaha meningkatkan atau menambah pengetahuan agama. b. Keluarga mempunyai tabungan. c. Keluarga makan bersama paling sedikit sekali sehari. d. Keluarga ikut serta dalam kegiatan masyarakat. e. Keluarga melakukan rekreasi bersama/penyegaran ± 1 kali dalam 6 bulan. f. Keluarga memperoleh berita dari surat kabar, majalah, radio, dan televisi. g. Keluarga mampu menggunakan sarana transportasi.

7

4. Keluarga sejahtera III Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indikator 1 sampai 21, tetapi belum mampu melaksanakan indikator sebagai berikut : a. Keluarga memberikan sumbangan secara teratur (waktu tertentu) dan sukarela dalam bentuk material kepada masyarakat. b. Keluarga aktif sebagai pengurus yayasan atau institusi masyarakat. 5. Keluarga sejahtera III plus a. Sebuah keluarga dapat disebut keluarga sejahtera plus bila sudah mampu melaksanakan semua indikator (jumlah 23 indikator).

2.3 PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015. 2.3.1 Sasaran dari Program Indonesia Sehat Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu: 1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, 2. Meningkatnya pengendalian penyakit, 3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, 4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan, 5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, 6. Meningkatnya responsivitas sistem kesehatan. 8

2.3.2. 3 Pilar Program Indonesia Sehat Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu: 1. Penerapan paradigma sehat Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat 2. Penguatan pelayanan kesehatan Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan. 3. Pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat. 2.3.3. Fungsi Keluarga Terdapat 5 fungsi keluarga, yaitu : 1. Fungsi afektif / The Affective Function adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga. 2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. 3. Fungsi

reproduksi

/

The

Reproduction

Function

adalah

fungsi

untuk

mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. 4. Fungsi ekonomi / The Economic Function yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 9

5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan / The Health Care Function adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. 2.3.4. Tugas Keluarga Tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah : 1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya, 2. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat, 3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, 4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya, 5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan.

2.3.5. Pendekatan keluarga Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi kegiatan berikut : 1. Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data Profil Kesehatan Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya. 2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif. 3. Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung. 4. Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk pengorganisasian/ pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas. 2.3.6. 12 indikator Program Indonesia Sehat Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. 12 indikator utama tersebut adalah sebagai berikut : 1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) 2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan 3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 10

4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif 5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan 6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar 7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur 8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan 9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok 10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih 12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau dikembangkan, yaitu: 1. Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga. Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut : a. Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family folder, yang merupakan sarana untuk merekam (menyimpan) data keluarga dan data individu anggota keluarga. Data keluarga meliputi komponen rumah sehat (akses/ ketersediaan air bersih dan akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota keluarga mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan, dan lain-lain) serta kondisi individu yang bersangkutan : mengidap penyakit (hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta perilakunya (merokok, ikut KB, memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain). b. Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer, leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya. Misalnya: Flyer tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang hamil, Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang mempunyai balita, Flyer tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita hipertensi, dan lain-lain.

11

2. Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga. Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa forumforum berikut : a. Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas. b. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group discussion (FGD) melalui Dasa Wisma dari PKK. c. Kesempatan konseling di UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan lain-lain). d. Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug desa, selapanan, dan lain-lain. 3. Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan dengan menggunakan tenaga-tenaga berikut : a. Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader Poskestren, kader PKK, dan lain-lain. b. Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK, pengurus Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain.

2.3.7. Pelaksanaa Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di tingkat Puskesmas dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. Melakukan pendataan kesehatan keluarga menggunakan Prokesga oleh Pembina Keluarga (dapat dibantu oleh kader kesehatan). 2. Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas oleh tenaga pengelola data Puskesmas. 3. Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan menyusun rencana Puskesmas oleh Pimpinan Puskesmas. 4. Melaksanakan penyuluhan kesehatan melalui kunjungan rumah oleh Pembina Keluarga. 5. Melaksanakan pelayanan profesional (dalam gedung dan luar gedung) oleh tenaga teknis/profesional Puskesmas.

12

6. Melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas oleh tenaga pengelola data Puskesmas.

2.3.8. Peran Dinas Kesehatan Peran

Dinas

Kesehatan

Kabupaten/Kota

sebagai

pemilik

Unit

Pelaksana

Teknis/Puskesmas adalah mengupayakan dengan sungguh sungguh agar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 terpenuhi untuk semua Puskesmas di wilayah kerjanya. Dalam rangka pelaksanaan pendekatan keluarga oleh Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memiliki tiga peran utama, yakni: pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta pemantauan dan pengendalian.

2.3.9. Peran Dinas Kesehatan Provinsi Peran Dinas Kesehatan Provinsi dalam penyelenggaraan Puskesmas secara umum adalah memfasilitasi dan mengoordinasikan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya untuk berupaya dengan sungguh-sungguh agar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 terpenuhi di semua Puskesmas. Dalam rangka pelaksanaan pendekatan keluarga, Dinas Kesehatan Provinsi juga memiliki tiga peran utama, yakni: pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta pemantauan dan pengendalian.

2.3.10. Peran Kementerian Kesehatan Kementerian Kesehatan sebagai Pemerintah Pusat dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan konkuren sebagaimana UU No. 23 Tentang Pemerintahan Daerah berwenang untuk : 1. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan 2. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, selain juga pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta pemantauan dan evaluasi.

13

2.3.11. Peran dan Tanggung Jawab Lintas Sektor Keberhasilan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga diukur dengan Indeks Keluarga Sehat, yang merupakan komposit dari 12 indikator. Semakin banyak indikator yang dapat dipenuhi oleh suatu keluarga, maka status keluarga tersebut akan mengarah kepada Keluarga Sehat. Sementara itu, semakin banyak keluarga yang mencapai status Keluarga Sehat, maka akan semakin dekat tercapainya Indonesia Sehat. Sehubungan dengan hal tersebut, disadari bahwa keberhasilan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga juga sangat ditentukan oleh peran dan tanggung jawab sektor-sektor lain di luar sektor kesehatan (lintas sektor). Kementerian dan lembaga yang dapat ikut berperan dalam program ini misalnya Kementerian PDT, Kemendikbud,

Kemenristekdikti,

Kemenpan

&

RB,

Kemenkominfo,

Kemendagri/Pemda, Kemenperindag, Kemenaker, Kemenag, BKKBN, TNI dan POLRI.

2.4. PERAN PERAWAT DALAM PEMBINAAN KELUARGA SEJAHTERA Pembinaan keluarga terutama ditujukan pada keluarga prasejahtera dan sejahtera tahap I. Di dalam pembinaan terhadap keluarga tersebut, perawat mempunyai beberapa peran antara lain: 1. Pemberi informasi Dalam hal ini perawat memberitahukan kepada keluarga tentang segala sesuatu, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan 2. Penyuluh Agar keluarga yang dibinanya mengetahui lebih mendalam tentang kesehatan dan tertarik untuk melaksanakan maka perawat harus memberikan penyuluhan baik kepada perorangan dalam keluarga ataupun kelompok dalam masyarakat. 3. Pendidik Tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah membantu individu, keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut perawat hares mendidik keluarga agar berperilaku sehat dan selalu memberikan contoh yang positif tentang kesehatan.

14

4. Motivator Apabila keluarga telah mengetahui, dan mencoba melaksanakan perilaku positif dalam kesehatan, harus terus didorong agar konsisten dan lebih berkembang. Dalam hal inilah perawat berperan sebagai motivator. 5. Penghubung keluarga dengan sarana pelayanan kesehatan Wajib bagi setiap perawat untuk memperkenalkan sarana pelayanan kesehatan kepada keluarga khususnya untuk yang belum pernah menggunakan sarana pelayanan kesehatan dan pada keadaan salah satu/lebih anggota keluarga perlu dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan. 6. Penghubung keluarga dengan sektor terkait. Adakalanya masalah kesehatan yang ditemukan bukanlah disebabkan oleh faktor penyebab yang murni dari kesehatan tetapi disebabkan oleh faktor lain. Dalam hal ini perawat harus menghubungi sektor terkait. 7. Pemberi pelayanan kesehatan. Sesuai dengan tugas perawat yaitu memberi Asuhan Keperawatan yang profesional kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbataan pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat promotif', preventif', kuratif' serta rehabilitatif' melalui proses keperawatan yaitu metodologi pendekatan pemecahan masalah secara ilmiah dan terdiri dari langkah-langkah sebagai subproses. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara profesional, artinya tindakan, pelayanan, tingkah laku serta penampilan dilakukan secara sungguh-sungguh dan bertanggung jawab atas pekerjaan, jabatan, bekerja keras

dalam penampilan dan

mendemonstrasikan “SENCE OF ETHIC” 8. Membantu keluarga dengan mengenal kekuatan mereka dan menggunakan kekuatan mereka untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya 9. Pengkaji data individu, keluarga dan masyarakat sehingga didapat data yang akurat dan dapat dilakukan suatu intervensi yang tepat. Peran-peran tersebut di atas dapat dilaksanakan secara terpisah atau bersama-sama tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi

15

BAB III PENUTUP

3.1.SIMPULAN Keluarga sejahtera sebagai keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan anggotannya baik kebutuhan sandang, pangan, perumahan, sosial dan agama, keluarga yang mempunyai keseimbangan antara penghasilan keluarga dengan jumlah anggota keluarga, keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga, kehidupan bersama dengan masyarakat sekitar, beribadah khusuk disamping terpenuhinya kebutuhan pokok. Tujuan dibentuk keluarga sejahtera adalah untuk meningkatkan pengetahuan keluraga tentang masalah yang dihadapi, untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam menganalisis potensi peluang yang dimiliki, untuk meningkatkan kemampuan masayarakat dalam memecahkan masalahnya secara mandiri, dan untuk meningkatkan gotong royong dan kesetiakawanan sosial dalam membantu keluarga prasejahtera untuk meningkatkan kesejahteraanya. Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan ketentraman batin anggota keluarga yang datangnya dari luar lingkungan keluarga antara lain : 1. Faktor manusia : iri hati, dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma. 2. Faktor alam : bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit. 3. Faktor ekonomi negara : pendapatan tiap penduduk atau income perkapita rendah, inflasi.

3.2.SARAN Diharapkan makalah ini dapat menambah sumber bacaan bagi mahasiswa keperawatan khusus pada mata kuliah keperawatan keluarga.

16

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

Diakses

tanggal

22

November

melalui

link

http://www.depkes.go.id/article/view/17070700004/program-indonesia-sehat-denganpendekatan-keluarga.html Anonim.

Diakses

tanggal

22

November

melalui

link

http://repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA%20AMARUDIN%20SETIANA%20BAB%2 0II.pdf Setiadi. 2008. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogjakarta : Graham ilmu Sudiharto. 2007.

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan

Transkultural. Jakarta: EGC Syaripudin, Tatang. 2008. Pedagogik Teoritis Sistematis.Percikan Ilmu : Bandung

17

Related Documents

Keluarga Sejahtera
November 2019 34
Konsep Keluarga
October 2019 30
Konsep Keluarga
April 2020 23
Konsep Undang2 Keluarga
April 2020 37

More Documents from "aman ipoh"