Kompas.Com
Page 1 of 2
Print
Send
Close
Pengungsi Butuh Seragam Jumat, 3 April 2009 | 03:49 WIB
Jakarta, kompas - Pada hari ketujuh pascajebolnya tanggul Situ Gintung, Kamis (2/4), bantuan bagi para korban melimpah. Bahkan, sebagian pakaian bekas dan makanan instan terpaksa dibuang. Di sisi lain, bantuan seragam sekolah dan makanan bayi justru jarang didapatkan. Kamis pagi kemarin, sebuah truk menumpahkan berkarung-karung mi instan, pakaian bekas, dan barang bantuan lain di lapangan terbuka di kawasan Cirendeu, Tangerang Selatan, Banten. Barang buangan itu langsung diserbu para pemulung. ”Terlalu banyak mi instan dan pakaian bekas. Sebagian bantuan bahan makanan juga sudah tidak bagus lagi. Bukan maksud kami membuangnya, tetapi mungkin lebih baik diberikan kepada pemulung,” kata salah seorang awak truk yang mengenakan jaket bertuliskan ”relawan” di bagian belakangnya, Kamis. Berkeliling di sekitar Cirendeu hingga ke kompleks Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), terlihat beberapa posko yang didirikan pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat memasang pengumuman tidak lagi menerima bantuan pakaian layak pakai. ”Memang diimbau tidak lagi datang bantuan pakaian. Saat ini yang diterima dan amat dibutuhkan adalah seragam sekolah untuk SD, SMP, dan SMA,” kata Ratna Wulandari, petugas administrasi lapangan Posko Resimen Mahasiswa (Menwa) Jayakarta. Dana Kemanusiaan Kompas (DKK), Kamis kemarin, memberikan bantuan berupa 200 paket tas sekolah. Setiap tas berisi 10 buku tulis, pensil, pena, dan penghapus. Paket sekolah ini dibagikan langsung kepada para pelajar korban Situ Gintung. Selain itu, DKK juga menyerahkan 500 set baju seragam, 29 karton pembalut wanita, 100 jeriken karbol, 150 tikar, dan 600 masker. Semua bantuan ini didapat dari bantuan uang dari para dermawan yang mencapai Rp 36.810.000. Data dari Posko Menwa Jayakarta, kebutuhan seragam dan alat tulis sedikitnya 395 pasang. Rinciannya, masing- masing 75 pasang untuk murid SD laki-laki dan perempuan, 65 pasang untuk murid SMP laki-laki, 70 pasang untuk murid SMP perempuan, 65 pasang untuk murid SMA laki-laki, dan 45 pasang untuk murid SMA perempuan. Pengungsi 902 jiwa Saprudin, koordinator Posko RW 08, Cirendeu, menambahkan, hingga Kamis kemarin jumlah korban tewas mencapai 100 orang. Pencarian orang hilang sebanyak 13 orang masih terus dilakukan secara terpadu oleh tim SAR. Data dari Posko RW 08 dan Posko Menwa Jayakarta, jumlah pengungsi di Posko Fakultas Hukum UMJ mencapai 70 jiwa dan di Fakultas Kedokteran UMJ 71 jiwa.
http://cetak.kompas.com/printnews/xml/2009/04/03/03494442/pengungsi.butuh.seragam.
4/6/2009
Kompas.Com
Page 2 of 2
Selain itu, sebanyak 176 warga RT 03 RW 02 mengungsi di rumah-rumah warga yang selamat dari serbuan air bah. Sebanyak 57 jiwa warga RT 04 RW 02 mengungsi di tenda Departemen Sosial. Warga RT 03 RW 08 sebanyak 188 jiwa masih mendiami balai pertemuan warga. Rumah ketua RT 04 RW 08 digunakan sebagai tempat berlindung 40 warganya. Posko Dompet Dhuafa juga menerima 300 pengungsi dari RT 01 RW 08. Warga masih mengungsi karena 319 rumah rusak parah, sebagian bahkan rata dengan tanah. Kampus UMJ juga kehilangan 11 gedungnya. Sebagian pengungsi mulai terjangkit penyakit. (COK/NEL/TPK)
Dapatkan artikel ini di URL: http://entertainment.kompas.com/read/xml/2009/04/03/03494442/pengungsi.butuh.seragam.
http://cetak.kompas.com/printnews/xml/2009/04/03/03494442/pengungsi.butuh.seragam.
4/6/2009