Kolokium Dazzle.docx

  • Uploaded by: hershey031
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kolokium Dazzle.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,532
  • Pages: 10
EKSPLORASI MOTIF DAZZLE CAMOUFLAGE UNTUK DITERAPKAN PADA PRODUK FASHION SERAGAM SEKOLAH

LAPORAN PRA-TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Institut Teknologi Bandung

Oleh

MUHAMMAD HAFIDZ ATTAUHID NIM: 17213008 (Program Studi Kriya)

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2018 0

BAB I: PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang sebagai sejarah maritim. Mulai dari nenek moyang bangsa indonesia yang konon merupakan pelaut handal (O’Connor, 2005), kerajaan-kerajaan seperti Sriwijaya, Majapahit, Mataram, Kediri, dan lain lain. Jika kita menyorot Indonesia di peta dunia, akan nampak bahwa negara kepulauan ini memiliki wilayah laut yang cukup luas. Dengan garis pantai sepanjang 54,720 kilometer, sektor maritim Indonesia menyimpan potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan penduduknya. Namun ternyata pada kenyataanya potensi laut indonesia masih jauh dari kata

dimanfaatkan

secara

optimal.

Presentase

jumlah

penduduk

yang

memanfaatkan potensi laut masih sangat kecil (sekitar 2%) dan bahkan dalam jumlah yang kecil itu, para praktisi kelautan serta komunitas masyarakat pesisir masih belum sadar betul akan kondisi serta potensi laut disekitar mereka (Adikusumo, 1986). Sudah menjadi rahasia umum bahwa meskipun memiliki konsep ketahanan nasional yang mencakup baik darat dan laut, pemerintah Indonesia jauh lebih memfokuskan pembangunan di sektor darat, hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kemiskinan dan rendahnya angka pendidikan penduduk sekitar pantai serta nelayan, antara lain dikarenakan oleh minimnya bantuan dan perhatian pemerintah pada sektor kelautan (Salim, 1991). Sebagian dari masalah ini dapat dimitigasi diantaranya dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi sektor maritim, dimana dalam hal ini peran dan kemampuan institusi pendidikan seperti sekolah dalam memengaruhi pola pikir generasi muda menjadi vital (Adiwikarta, 1988) Selain melalui kurikulum dan pelajaran, ada beberapa cara lain sekolah dapat mengenalkan tema maritim, diantaranya melalui seragam bertema kelautan. Contohnya antara lain adalah tren seragam sekolah dengan model “sailor suit” 1

yang mulai diadopsi pada akhir abad ke-19 oleh Inggris yang pada saat itu merupakan kekuatan maritim terbesar di dunia. Lalu kemudian diikuti dan semakin dipopulerkan oleh Jepang yang merupakan salah satu kekuatan laut terbesar di abad ke-20. Namun agaknya tren model sailor suit sudah mulai meredup dan terlihat kuno di era modern abad ke-21 ini. Maka dari itu perlu dicoba sebuah alternatif lain agar tema kelautan ini dapat lebih diterima oleh kalangan anak muda: Motif kamuflase dazzle, sebuah motif eksperimental dari era Perang Dunia pertama yang sempat menarik perhatian beberapa seniman kenamaan pada era itu, seperti Picasso dan Edward Wadsworth, karena bentukbentuk geometris serta warna-warni kontras yang digunakannya (Glover, 2007). Jika dilihat lagi, tampilan motif ini memiliki banyak kesamaan dengan estetika pop yang banyak digemari oleh kalangan muda (Kimmelman, 1997). Namun tentu saja versi motif dazzle yang digunakan pada kapal laut tidak serta merta dapat langsung diaplikasin begitu saja pada seragam sekolah. Versi motif tersebut sudah dirancang sedemikian rupa mengikuti dimensi dan bentuk kapal, sehingga agaknya akan kurang cocok jika diaplikasikan secara apa adanya pada baju seragam yang memiliki dimensi dan bentuk yang sangat berbeda. Tidak hanya itu, versi motif tersebut juga menggunakan susunan bentuk dan pola yang lebih ditujukan untuk menipu instrumen pengamatan kapal lawan, sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan efek yang tidak diinginkan jika diaplikasikan pada baju seragam. Namun efek ilusi visual yang dapat ditimbulkan oleh elemenelemen motif dazzle ini juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan fashion (seperti membuat salah satu bagian dari pakaian tampak lebih menonjol, contohnya)(Saliha, 2015). Oleh karena itu, sebuah versi baru dari motif tersebut akan perlu untuk dikembangkan jika ingin mengaplikasikan motif dazzle pada baju seragam.

2

1.2 Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Belum terdapatnya seragam sekolah yang mengunakan motif dazzle b. Belum terdefinisikannya motif dazzle yang cocok untuk diaplikasikan pada seragam sekolah

1.3 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan-pertanyaan yang mendasari penelitian ini antara lain sebagai berikut: a. Bagaimana cara memadukan motif dazzle dengan seragam sekolah? b. Motif dazzle dengan kombinasi bentuk serta warna seperti apa sajakah yang cocok digunakan untuk seragam sekolah?

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut: a.

Memproduksi seragam sekolah yang menampilkan motif dazzle sebagai elemen dekorasi dominan.

b.

Menemukan motif dazzle dengan kombinasi bentuk dan warna yang cocok untuk diaplikasikan pada seragam sekolah.

3

1.5 Batasan Penelitian Batasan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Waktu Penelitian akan diadakan mulai bulan November 2018 hinga April 2019. b. Lokasi pengumpulan data untuk perancangan motif dazzle untuk diaplikasikan pada fashion seragam sekolah ini akan dilaksanakan di beberapa sekolah di wilayah Bandung dan Depok, dengan narasumber dari kalangan guru dan murid. c. Target Pengguna adalah murid sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah pertama, sekitar 6-15 tahun

1.6 Metode Penelitian Metode yang akan digunakan untuk menjalankan penelitian ini adalah: a. Teknik pengumpulan data 1.

Data primer - Survey atau Wawancara: Akan diaadakan survey dan wawancara serta pengedaran kuisioner untuk mencari tahu model dan estetika seragam seperti seperti apakah yang lebih disukai oleh masyarakat

2.

Data sekunder - Studi Pustaka: Komparasi literatur akan diadakan untuk mengumpulkan data desain dari produk-produk lain yang sudah ada untuk mengetahui efek dari penggunaan serta kombinasi elemen-elemen dalam motif dazzle.

4

b. Teknik perancangan 1.

Eksperimen: Sebuah mockup seragam akan diproduksi untuk kemudian dilakukan tes lapangan untuk meminta feedback, untuk mengetahui apakah motif tersebut sudah dapat menampakkan efek yang diinginkan atau belum.

1.7 Kerangka Penelitian

Crypsis/Blending

Naval Camouflage Methods

School Uniform Styles

Deception

Dazzle patterns

Optical Illusions

Counterillumination

Traditional Religious

Army style

Military

Navy style

Eksplorasi motif dazzle camouflage untuk diterapkan pada produk fashion seragam sekolah

1.8. Sistematika Penulisan Berikut ini adalah paparan isi laporan penelitian secara sistematis: Bab 1: Pendahuluan, berisi uraian tentang latar belakang masalah yang mendasari pentingnya diadakan penelitian tentang eksplorasi motif dazzle untuk penerapan pada fashion seragam sekolah ini, identifikasi permasalahan dalam penelitian, pembatasan lingkup penelitian, perumusan masalah penelitian, maksud dan tujuan penelitian serta yang diharapkan, dan sistematika penulisan. 5

Bab 2: Kajian Pustaka, berisi tinjauan literatur dan hasil riset yang mendiskripsikan pengertian, sejarah, elemen-elemen serta prinsip dasar, dari motif dazzle dan juga sejarah dari tren fashion seragam sekolah. Bab 3: Tinjauan lapangan dan eksplorasi, berisi uraian dari data-data hasil temuan yang didapat dari proses percobaan dan eksplorasi desain serta feedback dari masyarakat di lapangan. data-data tersebut nantinya akan digunakan sebagai rujukan untuk meningkatkan kualitas produk yang berupa seragam sekolah bermotif dazzle. Bab 4: Proses Perancangan, menguraikan tentang proses percobaan dan eksplorasi rancangan motif dazzle berdasarkan data-data yang diperoleh dari penelitian lapangan. Termasuk diataranya pembuatan moodboard, pembuatan sketsa konsep desain produk, serta target pasar dari produk yang dibuat. Bab 5: Kesimpulan, berisi uraian tentang pokok-pokok kesimpulan dan saransaran terkait dengan motif dazzle dan pengembangannya di masa yang akan datang.

6

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motif Kamuflase Razzle Dazzle

2.1.1 Sejarah dan latar belakang motif dazzle Konsep motif dazzle muncul dari usaha angkatan laut Inggris untuk merancang motif kamuflase yang cocok untuk digunakan di laut lepas, suatu usaha yang awalnya hampir dianggap mustahil karena; (1) langkanya medan yang dapat digunakan untuk menyamar dan bersembunyi di laut lepas, dan (2) ancaman terbesar bagi perkapalan inggris pada waktu itu berasal dari torpedo jerman yang diluncurkan dari jarak relatif dekat, membuat upaya untuk menyembunyikan objek sebesar kapal laut secara visual menjadi sangat sulit.

Seorang perwira AL inggris yang kebetulan juga merupakan seorang seniman, Norman Wilinson, kemudian mengusulkan untuk mencoba konsep sebaliknya: tidak menyembunyikan kapal, namun membuatnya jadi terlihat sangat jelas oleh lawan (namun dalam bentuk yang menipu peranti optik mereka). Dengan harapan bahwa peranti tersebut akan memberi data yang salah bagi penyetel dan pembidik torpedo lawan dan mengakibatkan torpedo tersebut meleset.

Kendati secara statistik efektifitas motif kamuflase dazzle sebenarnya sulit dibuktikan (dikarenakan banyaknya variasi motif yang digunakan), namun motif dazzle tetap diadopsi secara luas oleh AL inggris dan amerika dikarenakan adanya penurunan jumlah kapal yang ditenggelamkan jerman sebanyak 20% setelah penerapan motif dazzle, serta meningkatnya jumlah kapal yang selamat dari serangan torpedo (dikarenakan torpedo tersebut mendarat di haluan atau buritan kapal, bukannya ditengah lambung) sebanyak 21%. Ditambah lagi dengan adanya laporan dari kapten kapal selam jerman yang frustasi karena merasa kesulitan dalam membidik kapal dazzle.

7

Tren penggunaan motif dazzle mulai menurun pada masa perang dunia kedua, dan akhirnya hampir menghilang di era modern setelah radar (yang tidak bisa ditipu secara visual) menggantikan perangkat optik sebagai alat bantu pembidik torpedo.

2.2 Fashion seragam sekolah

2.2.1 Latar Belakang Serta Sejarah perkembangan model dan gaya seragam sekolah 2.2.2 Tema serta komponen-komponen yang sering muncul pada desain seragam sekolah 2.2.3 Keterkaitan dari tema maritim dengan fashion seragam sekolah

2.3 Teknik produksi 2.3.1 Pertimbangan-pertimbangan dalam memproduksi seragam

Salah satu hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam merancang dan memilih bahan seragam adalah daya tahannya (berapa tahun seragam tersebut dapat dipakai), warna yang tidak mudah kotor/luntur, kecocokan dengan segala jenis bentuk badan, serta mudah dicuci (diutamakan menggunakan bahan yang tidak harus disetrika/dry cleaning). Kondisi iklim sekitar juga perlu diperhatikan. Contohnya kebijakan “sun safe” dengan topi lebar dan baju lengan Panjang di Australia dan New Zealand. Atau di daerah-daerah dengan musim dingin dimana seragam harus dibuat longgar agar siswa dapat mengenakan pakaian rangkap dibawahnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah adjustability, kenyamanan (supaya tidak mengganggu aktivitas belajar mengajar), ketersediaan di took-toko local, terjangkau tidaknya harga seragam tersebut bagi semua murid, serta pemilihan vendor serta distributor yang sesuai.

2.4 Teori Desain 2.4.1

Efek Ilusi Optik dari motif pakaian

2.4.2

Prinsip kerja motif dazzle 8

2.4.3

Elemen-elemen penyusun motif dazzle

2.4.4

Komposisi

9

Related Documents

Kolokium
June 2020 18
Kolokium Sari.docx
June 2020 20
Kolokium(penyelidikan)
June 2020 31
Maklumat Kolokium
June 2020 16
Kolokium Biology
June 2020 9
Kolokium Dazzle.docx
December 2019 18

More Documents from "hershey031"

Kolokium Dazzle.docx
December 2019 18