Kolesistitis Akalkulus Akut Nama: Intan Endhini Nim: 712016019 Pembimbing: Dr. Rudyanto, Sp.b

  • Uploaded by: Cliff Lewis
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kolesistitis Akalkulus Akut Nama: Intan Endhini Nim: 712016019 Pembimbing: Dr. Rudyanto, Sp.b as PDF for free.

More details

  • Words: 1,814
  • Pages: 49
Kolesistitis Akalkulus Akut Nama: Intan Endhini NIM: 712016019 Pembimbing: dr. Rudyanto, Sp.B

Pendahuluan Peradangan akut dinding kandung empedu (kolesistitis akut) biasanya terjadi akibat sumbatan duktus sistikus oleh batu Lebih sering terjadi pada wanita, usia tua dan lebih sering terjadi pada orang kulit putih Sering berawal sebagai serangan kolik biliaris yang memburuk secara progresif. Nyeri kolesistitis akut makin menjadi generalisata di abdomen kanan atas, akan mengalami anoreksia dan sering mual

Pendahuluan

Kolesistitis akalkulus akut adalah inflamasi akut dari kandung empedu namun bukan akibat dari adanya batu kandung empedu Angka kejadian adalah 10% dari seluruh kejadian kolesistitis akut

Tinjauan Pustaka

Definisi Kolesistitis akut adalah reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan demam.

Tinjauan Pustaka

Fisiologi Produksi dan Aliran Empedu Empedu yang dibentuk dalam lobulus hati disekresi ke dalam jaringan kanalikuli yang kompleks, duktulus biliaris yang kecil dan duktus biliaris yang lebih besar yang mengalir bersama limfatik dan cabang vena porta dan arteri hepatika dalam traktus porta yang terletak antara lobulus hati.

Tinjauan Pustaka

Duktus biliaris interlobulus ini bergabung membentuk duktus biliaris septum yang lebih besar  membentuk duktus hepatikus kanan dan kiri  duktus hepatikus komunis. Duktus sistikus, duktus hepatikus komunis 

duktus koledokus

bergabung dengan duktus pankreatikus mayor lalu memasuki duodenum melalui ampulla Vater.

Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka

Empedu hati adalah cairan isotonik berpigmentasi dengan

komposisi elektrolit yang menyerupai plasma darah. Komponen utama cairan empedu terdiri dari 82% air, 12% asam empedu, 4 % lesitin dan fosfolipid lainnya serta 0,7% kolesterol yang tidak

diesterifikasi

Tinjauan Pustaka

• Asam – asam empedu primer (asam kolat & kenodeoksikolat)

dibentuk dari kolesterol di dalam hepatosit, • Produksi empedu perhari berkisar 500 – 600 mL • Asam empedu primer dapat dialirkan ke duodenum akibat

stimulus fisiologis oleh hormon kolesistokinin (CCK)

Tinjauan Pustaka

Asam empedu primer yang telah sekresikan ke duodenum akan

direabsorpsi kembali di ileum terminalis kemudian memasuki aliran darah portal dan diambil cepat oleh hepatosit, dikonjugasi ulang dan disekresi ulang ke dalam empedu

(sirkulasi enterohepatik).

Tinjauan Pustaka

Faktor Risiko/Etiologi dan Patogenesis Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis akut adalah stasis cairan empedu, infeksi kuman dan iskemia dinding kandung empedu. Penyebab utama adalah batu kandung empedu (90%) sedangka n sebagian kecil kasus (10%) timbul tanpa adanya batu empedu (kolesistitis akut akalkulus).4

Tinjauan Pustaka

Faktor predisposisi terbentuknya batu empedu adalah perubahan susunan empedu, stasis empedu, dan infeksi kandung empedu.

Tinjauan Pustaka

Penelitian hati penderita batu kolesterol mensekresi empedu yang sangat jenuh dengan kolesterol mengendap dalam kandung empedu dengan cara yang belum dimengerti sepenuhnya  Stasis empedu dapat mengakibatkan supersaturasi progresif, perubahan susunan kimia dan pengendapan unsur tersebut

Tinjauan Pustaka

Batu menyumbat duktus sistikus yang menyebabkan stasis cairan empedu dan terjadi distensi kandung empedu  aliran darah dan limfe menjadi terganggu sehingga terjadi iskemia dan nekrosis dinding kandung empedu.

Tinjauan Pustaka

faktor yang dapat mencetuskan respon peradangan pada

kolesistitis  kepekatan cairan empedu, kolesterol, lisolesitin dan prostaglandin yang merusak lapisan mukosa dinding kandung empedu yang diikuti oleh reaksi inflamasi dan

supurasi.5

Tinjauan Pustaka

Peradangan yang disebabkan oleh bakteri berperan pada 50 -85 persen . Organisme yang paling sering E. Coli, spesies Klebsiella, Streptococcus grup D, spesies Staphylococcus dan spesies Clostridium. Endotoxin yang dihasilkan oleh organisme hilangnya lapisan mukosa, perdarahan, perlekatan fibrin, yang akhirnya menyebabkan iskemia dan selanjutnya nekrosis dinding kandung empedu.6

Tinjauan Pustaka

Kolesistitis akut akalkulus terdapat pada 10 % kasus, Penyebab utama akibat stasis empedu&peningkatan litogenisitas empedu Pasien kondisi kritis lebih mungkin terkena kolesistitis karena meningkatnya viskositas empedu akibat demam dan dehidrasi dan pasien yang dirawat cukup lama yang mendapat nutrisi secara parenteral  kandung empedu tidak mendapatkan stimulus dari kolesistokinin (CCK) yang berfungsi untuk mengosongkan kantong empedu  statis dari cairan empedu.7

Tinjauan Pustaka

Tanda dan Gejala Klinis • kolik perut di sebelah kanan atas epigastrium dan nyeri tekan

• takikardia serta kenaikan suhu tubuh • anoreksia dan sering mual. • Pemeriksaan fisis, kuadran kanan atas abdomen hampir

selalu nyeri bila dipalpasi. • Murphy sign

Tinjauan Pustaka

Diagnosis Banding Diagnosis banding untuk nyeri perut kanan atas yang tiba – tiba penjalaran nyeri saraf spinal, kelainan organ di bawah diafragma seperti appendiks yang retrosekal, sumbatan usus, perforasi ulkus peptikum, pankreatitis akut, pielonefritis dan infark miokard.

Tinjauan Pustaka Diagnosis Diagnosis kolesistitis akut beradasarkan riwayat yang khas dan pemeriksaan fisis.

Trias yang terdiri dari nyeri akut kuadran kanan atas, demam dan leukositosis sangat sugestif. gambaran di USG  cairan perikolestik, penebalan dinding

kandung empedu lebih dari 4 mm dan tanda sonographic Murphy. Adanya batu empedu membantu penegakkan diagnosis.

Tinjauan Pustaka

Tatalaksana Terapi konservatif Pengobatan umum termasuk istirahat total, perbaiki status hidrasi pasien, pemberian nutrisi parenteral, diet ringan, koreksi elektrolit, obat penghilang rasa nyeri seperti petidin dan antispasmodik. Pemberian antibiotik pada fase awal sangat penting untuk mencegah komplikasi seperti peritonitis, kolangitis dan septisemia.

Tinjauan Pustaka

Terapi bedah

Saat kapan dilaksanakan tindakan kolesistektomi masih diperdebatkan, apakah sebaiknya dilakukan secepatnya (3 hari) atau ditunggu 6 – 8 minggu setelah terapi konservatif dan

keadaaan umum pasien lebih baik.

Tinjauan Pustaka

Komplikasi kolesistitis • Empiema dan hidrops • Gangren dan perforasi • Pembentukan fistula dan ileus batu empedu • Empedu limau (susu kalsium) dan kandung empedu porselin.

Tinjauan Pustaka

Komplikasi pasca kolesistektomi • Komplikasi dini atelektasis dan gangguan paru lainnya, pembentukan abses (s ering subfrenik), perdarahan eksterna dan interna, fistula bilia ris-enterik dan kebocoran empedu • Sindroma tunggal duktus sistikus • Katarsis dan gastritis akibat garam empedu

Tinjauan Pustaka

Prognosis Pada kasus kolesistitis akut tanpa komplikasi, perbaikan gejala d apat terlihat dalam 1 – 4 hari bila dalam penanganan yang tepat Penyembuhan spontan 85% kasus Tidak jarang pula, menjadi kolesistitis rekuren Pasien dengan kolesistitis akut akalkulus memiliki angka mortali tas sebesar 10 – 50%.

Identifikasi No. RM

: 54.01.60

Nama lengkap

: Ny.I

Umur

: 19 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Jl. Porka RT 012 RW 002 Ogan Baru/

Kertapati/ Palembang/ Sumatera Selatan. Status perkawinan

: Menikah

Agama

: Islam

Anamnesis

Keluhan Utama: Nyeri perut kanan atas sejak 4 hari SMRS.

Anamnesis

Riwayat Perjalanan Penyakit: Pasien datang ke IGD RSUD Palembang BARI dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan terus menerus, tidak menjalar. Pasien mengaku nyeri perut dirasakan setelah pasien makan makanan berlemak yaitu daging dan gorengan. Pasien juga mengeluh mual namun tidak muntah Terdapat keluhan demam, yang tidak terlalu tinggi dan hilang timbul. Pasien mengaku warna air seninya gelap seperti air teh. Tidak terdapat riwayat nyeri buang air kecil atau anyang-anyangan. Tidak ada keluhan pada buang air besar pasien.

Anamnesis

• Riwayat penyakit dahulu Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya, tidak pernah dirawat dalam waktu lama yang mendapatkan nutrisi secara total parenteral. • Riwayat penyakit keluarga Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa dengan pasien.

Anamnesis

• Riwayat Kebiasaan Pasien mengaku sering mengonsumsi makanan berlemak da n jarang mengonsumsi sayuran. Pasien juga mengaku kurang minum air putih.

Pemeriksaan Fisik

Dilakukan pada tanggal 7 November 2018 Keadaan Umum: - Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang - Kesadaran : Compos mentis - Tekanan darah : 120/80 mmHg - Nadi : 92 x/ menit, reguler isi dan tegangan kuat - Pernafasan : 20 x/ menit, tipe abdominothorakal, nafas normal - Temperature : 37,8 oC - Berat Badan : 50 kg - Tinggi Badan : - cm

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Abdomen (Status Lokalis) Inspeksi

: Datar, venektasi (-), caput medusa (-), spider nevi (-), benjolan(-)

Palpasi

: Lemas, nyeri tekan hipochondriaca dextra (+), Murphy Sign (+), hepar dan lien tidak teraba, massa (-), ballotement (-).

Perkusi

: Tympani (+), undulasi (-), shifting dullness (-)

Auskultasi

: Bising usus (+) Normal

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaaan

Hasil

Satuan

Nilai Rujukan

Tanggal 5 November 2018

Hematologi Hemoglobin

11.6

g/dL

14.0-16.0

Eritrosit

3.94

10*6/UL

4.4-5.0

Leukosit

16.9

10*3/UL

5.0-10.0

Hematokrit

32

%

37.0-43.0

Trombosit

301

10*3/UL

150.0-400.0

Basofil

0

%

0.0-1.0

Eosinofil

1

%

1.0-3.0

Batang

1

%

2.0-6.0

Segmen

82

%

50.0-70.0

Limfosit

11

%

20.0-40..0

Monosit

5

%

2.0-8.0

Diagnosis Banding

• Kolesistitis Akalkulus Akut. • Pankreatitis Akut • Ulkus Peptikum

Diagnosis Kerja

Kolesistitis Akalkulus Akut.

Penatalaksanaan Non Farmakologis 1. Istirahat 2. Diet rendah lemak

Farmakologis 1. IVFD RL gtt XX x/m 2. Inj. Ceftriaxone 1x2gr IV

3. Inj. Ketorolac 3x30mg IV 4. Inj. Ranitidin 2x1ampl IV

Prognosis

- Quo ad vitam : Dubia ad bonam - Quo ad fungtionam : Dubia ad bonam

Analisis Kasus

Keluhan yang dialami pasien sejalan dengan tinjauan pustaka yang

mengatakan

bahwa

karakteristik

gambaran

klinis

kolesistitis akut adalah nyeri abdomen kuadran kanan atas, mual atau muntah, demam, dan tanda Murphy positif.

Analisis Kasus

Riwayat kebiasaan pasien mengaku sering mengonsumsi makanan berlemak dan jarang mengonsumsi sayuran. Salah satu

faktor

predisposisi

dari

kolesistitis

yaitu

sering

mengonsumsi makanan berlemak, kolesterol yang berlebihan dapat mengendap dalam kandung empedu sehingga terjadi stasis empedu yang mengakibatkan kolesistitis.

Analisis Kasus

Diagnosis kolesistitis akut biasanya dibuat beradasarkan riwayat yang khas dan pemeriksaan fisis. Trias terdiri dari nyeri akut kuadran kanan atas, demam dan leukositosis sangat sugestif. Biasanya leukositosis berkisar antara 10.000 - 15.000 sel per mikroliter dengan pergeseran ke kiri pada hitung jenis.

Analisis Kasus

Pemeriksaan fisik kuadran kanan atas abdomen, inspirasi dalam atau batuk sewaktu palpasi subkosta kudaran kanan atas biasanya menambah nyeri dan menyebabkan inspirasi terhenti (tanda Murphy)

Analisis Kasus

Dari pemeriksaan USG di dapatkan kesan tak tampak kelainan USG abdomen. Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu (90%) terletak di duktus sistikus  stasis cairan empedu, 5-10% kasus timbul tanpa adanya batu (kolesistitis akut akalkulus).

Gambaran USG pada kolesistitis akalkulus dapat berupa tidak ditemukan adanya batu dalam kandung empedu

Analisis Kasus Diagnosis kerja yang ditetapkan pada kasus adalah Kolesistitis Akalkulus akut, sudah tepat. Dilihat dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang pasien

yang didapatkan gejala Kolesistitis Akalkulus akut, berupa riwayat sering mengkonsumsi makanan berlemak, nyeri abdomen kuadran kanan atas, mual atau muntah, demam, dan

tanda Murphy positif, leukositosis sangat sugestif, gambaran USG berupa tidak ditemukan adanya batu dalam kandung empedu.

Analisis Kasus

Pemberian terapi sudah tepat dimana pengobatan umum termasuk istirahat total, diet ringan rendah lemak. Pemberian IVFD RL gtt XX x/m sebagai nutrisi parenteral. Antibiotik harus diberikan untuk semua kasus untuk mencegah komplikasi, pada pasien diberikan Inj. Ceftriaxone. Pemberian Inj. Ketorolac untuk mengatasi nyeri.1,6 Inj.Ranitidin diberikan untuk mengatasi mual. Pada kolesistitis akut akalkulus, kolesistektomi bukanlah terapi definitif.

Kesimpulan

Kolesistitis merupakan peradangan pada dinding kandung

empedu yang ditandai dengan trias gejalanya yakni nyeri perut kuadran kanan atas, demam dan leukositosis. Terdapat dua jenis kolesistitis berdasarkan penyebab utamanya yakni

kolesistitis akut kalkulus dan kolesistitis akut akalkulus.

Kesimpulan

Patofisiologi kolesistitis akut sampai saat ini masih belum dapat sepenuhnya dimengerti. Penegakkan diagnosis untuk kolestitis adalah dengan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Kesimpulan

Penegakan diagnosis pada pasien sudah tepat dilihat dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang pasien yang

didapatkan gejala Kolesistitis Akalkulus akut, berupa riwayat sering mengkonsumsi makanan berlemak, nyeri abdomen kuadran kanan atas, mual atau muntah, demam, dan tanda

Murphy positif, leukositosis sangat sugestif, gambaran USG berupa tidak ditemukan adanya batu dalam kandung empedu

Kesimpulan

Penatalaksanaan pada pasien juga sudah tepat yaitu diberikan terapi secara konservatif

Terima Kasih

49

Related Documents


More Documents from "ijahsoo"