Pertemuan 3 Pokok Bahasan
:
Penyakit Sistem Sirkulasi
Subpokok Bahasan
:
Penyakit Sistem Sirkulasi pada blok kategori I60-I69 Penyakit Serebrovaskuler I70-I79 Penyakit Arteri, Arteriol Dan Kapiler
Tempat
:
Laboratorium Coding
Alokasi Waktu
:
2 x 100 menit
Dosen Pembimbing
:
Tim Dosen KKPPMT 1
a. Tujuan Instruksional Khusus 1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan mampu menjawab soal praktek terkait diagnosis dan gejala pada sistem sirkulasi (khususnya blok kategori I60 – I79) 2. Mahasiswa mampu memahami penggunaan use additional code dalam Bab IX (Disease of the Circulatory System) (khususnya blok kategori I60 – I79) 3. Mahasiswa mampu memahami kekhususan dan pengecualian (Includes and excludes) dalam Bab IX (khususnya blok kategori I60 – I79) 4. Mahasiswa mampu menentukan kode Bab IX (Disease of the Circulatory System) (khususnya blok kategori I60 – I79) b. Dasar Teori Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan gangguan masalah kesehatan pada sistem sirkulasi dan kodefikasi system sirkulasi. Sehingga pada akhirnya mahasiswa mampu menentukan klasifikasi kodefikasi penyakit masalah terkait kesehatan dan tindakan system sirkulasi berdasarkan ICD 10 dan ICD 9 CM. Untuk membantu mahasiswa memahami penyakit masalah terkait kesehatan dan tindakan sistem sirkulasi, dalam bab ini akan disajikan materi tentang beberapa contoh penyakit dan masalah terkait system sirkulasi. Beberapa contoh contoh penyakit dan masalah terkait system sirkulasi (khususnya blok kategori I60 – I79) adalah sebagai berikut : 1) Stroke Merupakan suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian. Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius karena ditandai dengan tingginya morbiditas dan mortalitasnya. Secara garis besar, stroke dibagi menjadi 2 yaitu stroke karena pendarahan (Haemorragic) dan stroke Iskemik, aliran darah ke otak terhenti
karena atheroklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Patofisiologi Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola mengalami perubahan patologik pada dinding pembuluh darahnya dan cabang-cabang paramedian arteria vertebro-basilaris mengalami perubahanperubahan degeneratif yang sama. Kenaikan darah dalam jumlah yang secara mencolok dapat menginduksi pecahnya pembuluh darah. Jika pembuluh darah tersebut pecah, maka perdarahan dapat berlanjut sampai dengan 6 jam dan jika volumenya besar akan merusak struktur anatomi otak dan menimbulkan gejala klinik.Pada keadaan ini absorbsi darah akan diikutioleh pulihnya fungsifungsi neurologi. Sedangkan pada perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak. 2) Penyakit Raynaud Aliran darah ke ekstremitas menurun karena arteri perifer menyempit dari vasospasme saat terkena tekanan dingin atau emosional. Hal ini menyebabkan jari tangan, jari kaki, hidung, dan telinga menempel ke warna yang pucat dan / atau menjadi biru dan merah saat aliran darah menurun. Biasanya terjadi secara bilateral, sering mengabaikan jempol, dan mulai diatasi dengan peringatan daerah yang terkena. Raynaud's adalah kondisi jinak yang biasanya dikendalikan oleh penghindaran faktor yang mendasari (yaitu, dingin dan stres). Raynaud sekunder dapat dilihat dengan gangguan lain, kebanyakan penyakit jaringan peradangan dan / atau ikat. Hal ini lebih sering terjadi pada pria yang lebih tua, biasanya melibatkan tangan, dan bisa mengalami komplikasi lainnya. 3) Aneurisma aorta Pelemahan di dinding sebagian aorta menghasilkan tonjolan seperti ballon saat darah mengalir melalui aorta. Aliran darah di daerah bulatan aorta ini menjadi sangat bergolak. Seiring waktu turbulensi ini bisa terjadi. Penyakit oklusi arteri perifer parah dapat menyebabkan ulserasi kulit dan gangren. Penyakit oklusi arteri perifer lebih sering terjadi pada pasien diabetes atau hipertensi, orang dewasa yang lebih tua, mereka yang memiliki hiperlipidemia, dan mereka yang merokok, karena kondisi ini dapat menyebabkan pasien mengalami sirkulasi yang berkurang. Penyakit vaskular yang terjadi di satu area tubuh (yaitu, arteri koroner) bukanlah proses yang terisolasi. Penumpukan plak yang disebabkan oleh kadar kolesterol jangka panjang yang meningkat terjadi di seluruh tubuh. Area keterlibatan yang paling umum adalah ekstremitas bawah. c. Koding Diagnosis Pada Penyakit Sistem Sirkulasi (blok kategori I60 – I79) Pada bagian ini akan dijelaskan lebih rinci tentang catatan khusus dan kaidah koding yang merupakan kekhususan Bab IX ICD-10 tentang Penyakit-penyakit Sistem Sirkulasi. Dalam
mempelajari koding khusus penyakit-penyakit sistem sirkulasi, maka hal yang perlu diketahui oleh mahasiswa adalah struktur dan isi dari Bab IX Sistem Sirkulasi. 1) Catatan Khusus Bab Ix (Blok Kategori I60 – I79) Dalam buku Volume 2 Manual Instruksi, terdapat Chapter Specific Notes untuk Bab IX Sistem Sirkulasi, yaitu : a) Kode I69
Gb. 1.1 Chapter-specific Note bab IX (Sumber : ICD-10 Volume 2). Maka berdasarkan catatan tersebut kode I69.- tidak digunakan sebagai kode primer jika keadaan gejala sisa nya tercatat. Jadi kode I69.- digunakan sebagai kode tambahan opsional terhadap gejala sisa nya.Berikut contoh koding sequelae, yang nanti akan dibahas pada modul lain tentang aturan koding morbiditas, sebagaimana Gb. 1.2 dibawah ini :
Gb. 1.2 Koding untuk sequelae (Sumber : ICD-10 Volume 2). 2) Catatan Lain Kelompok Penyakit Cerebrovascular (I60 – I67)
Gb. 1.3 Blok Kategori Penyakit Cerebrovascular (Sumber: ICD-10 Volume 1, Bab IX) Blok kategori ini mencakup kategori I60 – I69. Istilah umumm yang biasa digunakan untuk kondisi ini adalah Penyakit Stroke. Dalam keterangan inclusion disebutkan bahwa kategori tersebut sudah mencakup hipertensi I10.- dan I15.-. Namun boleh menggunakan kode tambahan
hipertensi, jika diinginkan.Pengecualian (exclusion) adalah jika iskemia bersifat transien, dan hemoragik akibat trauma atau dementia. Perhatikan pengkategorian Stroke berdasarkan patofisiologi ; Hemoragik (perdarahan) dan Non-hemoragik. Untuk memahami Stroke, saudara mahasiswa perlu me-review kembali modul patofisiologi Penyakit Cerebrovascular. Stroke Hemoragik terdiri dari ; Perdarahan Subarachnoid (I60), Intracerebral (I61) dan Non-traumatic Intracranial (I62). Adapun Stroke Non-hemoragik terdiri dari; Cerebral Infarct (I63), Occlusion/Thrombosis Precerebral non-infarct (I65), Occlusion/Thrombosis Cerebral non-infarct (I66), Others (I67) ; cerebral insufficiency, chronic ischemia, Jika tidak ada hasil pemeriksaan penunjang yang definitif, maka stroke yang tak dapat dijelaskan hemoragik atau non-hemoragik ddapat digolongkan ke dalam Stroke Tak spesifik I64. Untuk diagnosis gejala sisa dari stroke, terdapat kategori Sequelae I69. Definisi sequelae atau gejala sisa mengacu pada kriteria dalam koding morbiditas, yang akan dirinci pada Modul Koding Morbiditas. Di bawah I69 terdapat keterangan kondisi pembeda antara “sequelae” dan “chronic” (Gb. 1.4) :
Gb. 1.4 Kategori Sequelae of Stroke I69 (Sumber : ICD-10 Volume 1, Bab IX)