///kim teng 1003 berapa ratus milyar belum tuntas kasus korupsi di kampar, rohil dan siak, laporan tentang dugaan korupsi oleh pejabat pemerintah daerah bertambah lagi. kini indragiri hulu menyusul daftar antrian kasus pidana tersebut. zulfikar mulai pening membaca berita-berita ini di koran. "jadi bara ratuih milyar rupiah lai alah dikorupsi pejabek kito sampai kini, bang?" tanyanya pada bang depan yang asyik mengaduk kopi susu di mejanya. "entahlah zul, mungkin akan mencapai triliun angkanya kalau kita kejar dan ungkap semuanya. mungkin memang di sini paling mudah melakukan hal itu," jawabnya ringan saja. "abang nampak tak bingung atau kecewa, marah maliek kenyataan pahit iko. bayangkan sajo bang, ratuihan milyar lesap bak angin lalu ditangan para pejabek kito. pantas sajo masyarakat kito masih miskin ditengah emas hitam jo emas hijau nan melimpah. ibarat pepatah, anak ayam mati di lumbuang padi nan gadang," kata zulfikar dengan nada provokasi. bang depan tersenyum, sambil meminum kopi susunya dengan gaya santai. "awak tu zul, bakat jadi provokator. nampak gaya awak tu membela rakyat kecil, tapi sebenarnya awak iri kan dengan pendapatan gelap para koruptor itu. haha, mengaku sajalah," kata bang depabn malah menuduh zufikar iri dengan duit ratusan milyar tersebut. zulfikar tak mau mengalah, "iyo lah, aden iri. aden tarimo abang mangecek giko. tapi apo salahnyo aden sebagai rakyaik kethek iko batanyo. kama larinyo pitih sebanyak iko. manga pejabek kito setega iko, kapan kito bisa maju jo makmur bilo para pejabek serakah seperti iko bang?" katanya dengan nada emosi. bang depan malah tertawa mendengarnya. "sekarang, nadanya mirip tuntutan lsm tu. rupanya awak mulai banyak kontak dan bertukar pikiran dengan para aktivis lsm kita ni. pandai-pandailah awak bermain tu. jangan-jangan tak dapat bagian pulak awak nanti," kata bang depan menanggapi. zulfikar terkejut kini, "bagian? bagian apo makasuik abang ko, lsm iko membela kepentingan rakyaik kethek bang. indak ado makasuik mancari pitih dari pejabek, apo lagi pejabek koruptor bang," kata zul keras membela lsm. "iyalah, terserah awak sajalah. aku dah pengalaman sama lsm, jadi dah paham, mana lsm yang benar, dan mana lsm yang tukang target pejabat tu," kata bang depan sok tahu. zulfikar mendekat dan berbisik, "ma daftarnyo bang? lsm yang ado pitihnyo? kasih tau aden, soal komisi beres ko," kata zul merayu bang depan. "tuu kan, setali tiga uang lah. sopir sama bossnya sama saja. asal dengar pitih, hijau matanya," kata bang depan tertawa. (wak met)