Kiatmenulisartikeliptekdikoran

  • Uploaded by: langit biru
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kiatmenulisartikeliptekdikoran as PDF for free.

More details

  • Words: 1,927
  • Pages: 8
Kiat Menulis Artikel Iptek di Surat Kabar

Oleh Herman Yudiono 081355839722

Pengalaman Pribadi Setelah membaca sebuah artikel iptek yang ditulis oleh seorang mahasiswa sebuah perguruan swasta Bandung di Kompas, saya ngomong kepada teman kost,”Saya ingin menulis artikel iptek di Kompas. Suatu saat tulisanku akan muncul di Kompas”. Mendengar begitu, temanku tertawa. Kesan saya, dia underestimate kepada saya.

Namun, itu tidak menyurutkan minat saya. Beberapa hari berikutnya, selesai kuliah, saya rajin ke warnet mencari topik-topik yang akan saya tulis. Banyak sekali topik yang saya dapat, sehingga saya bingung mau nulis yang mana. Saya simpan semua topiktopik tersebut di disket (maklum waktu itu belum ada flashdisk).

Suatu hari, setelah saya membaca tabloid Bola, saya terinspirasi untuk menulis molekul yang berbentuk bola sepak (saya sebelumnya sudah menyimpan topik ini). Pikir saya momennya tepat menulis topik itu karena berdekatan dengan akan diselenggarakannya Piala Dunia 2002 di Jepang-Korsel. Tanpa pikir panjang, saya segera ke rental komputer (maklum gak punya komputer) untuk membuat tulisan. Singkat kata, tulisan itu kelar.

Namun, saya gak percaya diri untuk mengirimkannya ke Kompas. Akhirnya, saya menyerahkan tulisan itu kepada kakak kelas Panji Ahmad Hidayatulah. Dia yang mereview. Hasil reviewnya hanya sedikit yaitu penambahan sifat.

Singakat kata, tulisan itu (cetakannya dan disketnya) saya kirimkan ke Kompas melalui kantor pos tanggal 3 April 2002. Dan, percaya atau tidak, 9 hari kemudian tulisan itu dimuat di Kompas. Saya dan kakak kelasku terkejut sekaligus gembira luar biasa.

Halaman 1 dari 8

Bayangkan, sekali kirim tulisan langsung dimuat dalam jangka waktu yang relatif sebentar! Wow...

Tulisan itu membuat kami terkenal di kampus. Dan yang pasti kami dapat honor Rp 300 ribu melalui wesel pos. Lumayan untuk hidup sebulan bagi kami yang notabene anak kos pas-pasan.

Semenjak itu, 7 tulisan saya berikutnya dimuat di Kompas (silakan searching nama saya di Google, pasti tulisan itu bisa dilacak). Lumayan untuk biaya hidup sehingga gak minta terus ke orang tua. Bahkan, honor itu ada yang saya gunakan untuk biaya wisuda.

Nah, berdasarkan pengalaman pribadi saya itu, saya berpendapat bahwa kiat menulis di koran adalah: 1. Harus punya MOTIVASI. Motivasinya bisa berupa iseng-iseng, mencari uang dari koran, menyalurkan hobi menulis, terinspirasi oleh tulisan orang lain, dan lain-lain. 2. Percaya Diri. Walaupun Anda belum pernah menulis di koran sekalipun, kalau Anda punya tulisan iptek, kirimkan saja ke koran. 3. Gali informasi topik sebanyak-banyaknya. 4. Pelajari gaya penulisan iptek oleh orang-orang yang biasa nulis di koran. 5. Jangan pernah menyerah walaupun tulisan Anda ditolak redaksi.

Coba Anda bayangkan ketika tulisan-tulisan Anda dimuat di media massa, banyak sekali keuntungan yang bisa diperoleh. Selain masyarakat mendapatkan manfaat setelah membacanya, Anda juga akan dikenal luas, bisa pula menambah credit point (Kum) bagi dosen untuk naik pangkat, dan Anda juga dapat sejumlah uang karena memang ada honornya. Jadi, jangan tunggu lama-lama, tulislah ide iptek Anda!

Halaman 2 dari 8

Tips dari redaktur surat kabar Itu hanya kiat saya yang belajar autodidak. Lalu kriteria utama apa bagi artikel-artikel iptek yang bisa dipertimbangkan untuk dimuat koran. Budi Putra, mantan redaktur halaman Iptek di Koran Tempo, menjelaskan kriteria tersebut: 1. Aktual. Hal pertama yang diperhatikan redaktur media ketika menerima kiriman artikel adalah aktualitasnya. Adakah newspeg-nya? Adakah cantolan aktualitasnya pada peristiwa atau kegiatan yang sudah dan sedang berlangsung? Newspeg ini bisa berupa peristiwa itu sendiri, misalnya wabah demam berdarah, banjir, pendaratan wahana robotik di Mars atau bisa juga berupa aktivitas ilmiah seperti adanya kongres ilmuwan nasional maupun dunia mengenai suatu topik ilmu. Peristiwa penganugerahan Hadiah Nobel juga bisa dijadikan peg, bisa ke peristiwanya sendiri, atau terkait pada temuan ataupun biografi para pemenang Nobel itu sendiri. Jadi, jika “tidak ada angin, tidak ada ribut” tiba-tiba Anda menulis tentang bioteknologi misalnya, tulisan Anda tidak akan berada pada daftar prioritas yang akan dimuat. Jika tulisan Anda tentang bioteknologi ini benar-benar bagus, tapi tidak aktual, ada kalanya redaktur menyimpannya dulu sambil menunggu peg-nya, baru kemudian dimuat. Tapi ini jarang sekali terjadi, sebab begitu tulisan Anda dinilai tidak aktual, biasanya segera diputuskan untuk tidak dimuat atau dikembalikan kepada Anda.

2. Mengandung unsur baru. Jika tulisan Anda sudah aktual, hal lain yang akan diperhatikan redaktur adalah adakah unsur baru dalam tulisan tersebut. Unsur baru ini bisa dilihat dari angle (sudut pandang) tulisan – dalam penulisan karya ilmiah angle ini mungkin mirip dengan perumusan masalah – maupun data-data dan informasi baru yang disajikan. Apakah angle tulisan Anda menarik atau tidak? Sekarang kita ambil contoh. Taruhlah Anda ingin menulis soal wabah flu burung. Jika Anda mengambil angle soal karakteristik flu burung ini, angle serupa pasti banyak dipilih oleh penulis lain. Akibatnya, tulisan Anda harus bersaing dengan para penulis lain, syukur-syukur bisa lolos. Namun, jika Anda memilih angle yang lain, yang menurut Anda pasti tidak banyak diperhatikan oleh penulis lain, berarti Anda sudah selangkah lebih maju dan kemungkinan tulisan Anda untuk dimuat Halaman 3 dari 8

tentu lebih besar lagi. Lalu, seperti apa misalnya angle yang tampil beda itu? Banyak

sekali.

Anda

misalnya,

bisa

memilih

angle

evolusi

yang

sedang

berlangsung. Jika dulu, virus tertentu hanya bisa berpindah antara sesama hewan, kini sudah terjadi perpindahan antara hewan dan manusia dengna merujuk ada kasus mad cow, SARS dan flu burung (jadi wabah SARS atau flu burung sebagai peg saja). Jika Anda berhasil mengungkapkan argumen yang meyakinkan soal evolusi virus, akan sulit bagi redaktur untuk tidak memuat tulisan Anda.

3. Kerangka atau sistematika tulisan. Secara substansial, tidak ada perbedaan antara kerangka penulisan artikel iptek populer dengan artikel ilmiah; setidaknya mengandung tiga komponen utama, yakni pendahuluan, bagian isi dan bagian akhir yang berisi kesimpulan dan saran. Namun untuk artikel iptek populer, pemisahan itu sengaja dibuat tidak begitu nyata. Artinya, Anda tidak perlu menulis sub-judul dalam tulisan dengan Pendahuluan, Isi dan Penutup, tetapi bisa Anda ganti sub-judul lain yang lebih menarik, tapi tetap mengandung ketiga komponen di atas. Makin rajin Anda menulis artikel populer, pasti Anda akan terbiasa dengan dengan struktur penulisan yang sesungguhnya tidaklah asing bagi Anda.

4. Gaya penulisan. Jika tulisan Anda sudah aktual dan mengandung unsur baru, langkah berikutnya yang harus diperhatikan adalah gaya penulisan. Sering kali tulisan yang menarik tapi harus ditolak hanya karena gaya penulisannya sangat “academic-heavy” dan dipenuhi dengan istilah-istilah yang tak disertai padanannya dalam bahasa Indonesia. Anda harus membayangkan, redaktur tidak punya banyak waktu untuk mengedit kembali tulisan Anda, jadi dia cenderung akan memuat tulisan yang sudah jadi dan siap muat saja. Karenanya, cobalah tulis gagasan dan pemikiran Anda dalam bahasa yang sederhana, populer dan hidup. Tempatkan diri Anda sebagai pembaca awam ketika Anda sedang memeriksa hasil akhir tulisan Anda. Kalau Anda merasa istilah yang digunakan masih terlalu “berat”, carilah padanan lain yang yang lebih pas – tentunya dengan tidak mengurangi makna ilmiah yang sebenarnya.

Halaman 4 dari 8

5. Bahan pendukung. Jangan lupa melengkapi tulisan Anda dengan dengan bahan, foto, gambar, grafik, ilustrasi dan tabel pendukung. Ingat, sebagai artikel iptek, Anda tentu berurusan dengan data, skema, angka, rumus dan referensi tertentu, yang dapat mendukung argumen Anda dalam tulisan tersebut dan Anda merasa hal itu penting untuk diketahui masyarakat. Untuk menyiasati hal di atas, memang harus dimulai dari diri Anda sendiri. Tidak mungkin Anda bisa mendapatkan topik tulisan yang aktual jika Anda tidak mengikuti perkembangan yang terjadi. Jadi cobalah untuk mengkliping berita maupun tulisan yang menarik dan cocok dengan minat Anda. Semakin kaya referensi yang Anda gunakan, akan semakin hidup dan menatik tulisan yang Anda sajikan. Selain itu, hal-hal nonteknis juga berperan dalam mendorong bermunculannya penulispenulis iptek andal. Anda harus punya motivasi yang kuat untuk menulis di media massa, karena ini merupakan salah satu cermin tanggungjawab moral Anda sebagai ilmuwan dan peneliti. Sampaikanlah ilmu yang Anda miliki kepada masyarakat yang membutuhkan. Jangan disimpan di dalam laci saja.

Setelah memiliki motivasi, hal lain yang harus Anda miliki adalah ambisi dan militansi. Ambisi dan militansi akan membuat motivasi Anda menjadi efektif dan bisa digerakkan. Ketika Anda ingin menulis sesuatu karena topik tersebut memang sangat hangat, lakukanlah segera, dan jangan menunda-nundanya. Bagaimana pun, proses penerimaan naskah, pemeriksaan dan pemuatan oleh redaksi, setidaknya membutuh waktu paling cepat dua-tiga hari. Jadi Anda harus berburu waktu untuk menghindari tulisan Anda tidak jadi basi.

Dengan militansi yang tinggi, kendala-kendala seperti kesibukan mengajar, meneliti atau mengurusi jurusan, sama sekali tidak akan menghalangi langkah Anda untuk menjadi penulis iptek yang andal. Dengan militansi yang tinggi, Anda juga tidak perlu merasa kecewa jika tulisan Anda ditolak, tapi mestinya akan terus memacu Anda untuk menulis lebih baik lagi. Anda tentu pernah membaca, tidak sedikit penulis-penulis yang terkenal saat ini, ketika memulai aktivitas menulisnya, menemukan kenyataan tidak sedikit tulisan-tulisannya yang dikirim ke media yang ditolak redaksi. Jadi? Tidak ada resep ampuh apapun agar dapat menjadi penulis iptek terkenal, selain dengan memulainya dari sekarang! Halaman 5 dari 8

Kiat dari penulis artikel iptek ternama

Pada sesi ini, saya menampilkan kiat menulis iptek dari Dr. Zeily Nurachman (Dosen Biokimia ITB). Untuk mengetahui apa saja tulisannya, searching saja nama beliau di Google.

Selain itu, saya tampilkan juga bukti komunikasi saya dengan beliau di bawah ini.

Halaman 6 dari 8

Inilah kiat dari Dr. Zeily: •

Tulis yang kita tahu. Menulis adalah menceritakan kembali apa yang kita ketahui. Bukan mengada- ada (membuat dari sesuatu yang tidak ada). Yang kita tahu antara lain adalah yang dialami, yang dibaca, yang didengar, yang dirasa, atau yang dilihat. Dengan demikian apa yang dituliskan menjadi fokus. Anggaplah menulis seperti kalau kita sedang ngerumpi dan bicara soal politik, kayaknya ide kita ngocor terus.



Tidak ada istilah bahasa yang populer. Dalam menulis tidak ada istilah bahasa yang populer. Gunakan saja bahasa yang standar/baku. Kemudian, tinggal bagaimana kita menuturkan cerita secara runut. Kalau diamati, banyak artikel dari mahasiswa Kimia ITB yang juga dimuat di Kompas. Itu karena mereka memahami apa yang dia mau ceritakan. Saya mendorong semua mahasiswa, saintis, dan peneliti untuk gemar menulis. Itu adalah bagian dari tugas kita yang di PT untuk mencerdaskan bangsa. Jadi resep sederhana hanya itu.



Jangan kecil hati kalau tulisannya ditolak. Pengalaman saya, satu artikel ditolak, besok saya kirim lima artikel lainnya. Karena makin sering kita menulis maka kita akan makin terbiasa menuturkan ide dalam tulisan.



Meminta orang lain untuk membaca terlebih dahulu tulisan Anda. Dulu pada waktu pertama kali menulis, saya meminta istri saya untuk membaca dan setelah itu saya bertanya apakah dia mengerti maksud tulisan tsb. Seringkali dia melontarkan komentar: tidak mengerti. Bayangkan orang yang dibidang sama saja tidak ngerti apalagi masyarakat awam. Selanjutnya saya tanya dimana bagian yang tidak mengerti, lalu bagian tersebut saja yang perlu penjelasan lebih lanjut.



Selama tulisan tidak pernah dimuat di tempat lain, anda bisa mengirim kembali ke koran sama atau koran lain. Saya pernah punya pengalaman tulisan ditolak kompas. Saya melakukan introspeksi diri, lalu artikel tersebut ditulis ulang dan dikirim, akhirnya dimuat (yang secara esensi, isi tidak berubah). Satu kelemahan utama dalam penulisan artikel ilmiah populer adalah kurang berani memberi wawasan pada apa yang ditulis, sehingga terkesan sebagai terjemahan.

Halaman 7 dari 8

Oleh karena itu penulis harus berani memberi perspektif dari literatur yang dibacanya, sehingga orang lain bisa mengambil manfaat dari artikel itu. Alangkah lebih baik tulisan itu juga diimbangi dengan hasil pekerjaan riset di Lab dimana anda bekerja. Sebagai tambahan, kompas saat ini lebih mengutamakan artikel ilmiah khususnya riset dilakukan di dalam negeri.



Jangan patah semangat. Niat untuk menyebarkan ilmu melalui media massa tidak hanya pada satu koran. Saya punya pengalaman menarik, Saya dan rekan saya Ismunandar pernah menulis topik serupa mengenai pemenang nobel tahun 2003 di Kompas. Walau artikel rekan saya tidak tembus, namun dia meneruskan artikel itu ke Pikiran Rakyat (PR) dan akhirnya dimuat. Memang, banyak penulis punya ego kalau dimuat di kompas lebih bergengsi. Namun, saya tidak sendapat untuk itu. Orang boleh berargumen bahwa Nature dan Science adalah jurnal top dunia sains, tetapi kenyataannya yang memiliki high impact adalah jurnal Cell.

Halaman 8 dari 8

Related Documents


More Documents from "langit biru"