Khutbah Gerhana Bulan.docx

  • Uploaded by: George Shoef
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Khutbah Gerhana Bulan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,743
  • Pages: 4
Khutbah Gerhana Bulan Khutbah I

َّ ‫س َّخ َر َل ُك ُم ٱل‬ ‫ أ َ ْش َه ُد أ َ ْن ََل ِا َلهَ ِإ ََّل هللا َوحْ َدهُ َل ش َِريك‬.‫ار‬ َ ‫س َو ْٱلقَ َم َر َدائِ َبي ِْن َو‬ َ ‫ِي َو‬ َ ‫س َّخ َر َل ُك ُم ٱلَّ ْي َل َوٱلنَّ َه‬ ْ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هلل الَّذ‬ َ ‫ش ْم‬ ‫س ِيّدِنا ُم َح ّم ٍد‬ َ ‫بار ْك‬ َ ‫س ِيّ َدنَا َونَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا‬ َ ‫علَى‬ َ ‫ص ِّل و‬ َ ‫ َوأ َ ْش َه ُد أ َ ّن‬،‫ ذُو اْل َجال ِل َواإل ْكرام‬،‫لَه‬ َ ‫ اللّ ُه َّم‬،‫ع ْب ُدهُ َو َرسولُه‬ ِ ‫س ِلّ ْم َو‬ ِ‫ص ْي ُك ْم َو نَ ْف ِس ْي بِت َ ْق َوى هللا‬ ْ ‫علَى ا َ ِل ِه وأ‬ ِ ‫ أ ُ ْو‬،‫ فَيَايُّ َها اْ ِإل ْخ َوان‬:ُ‫ أ َ َّما بَ ْعد‬،‫سان إلَى يَ ْو ِم ال ّدِين‬ َ ‫َو‬ ِ ْ‫صحابِ ِه َوالتَّابِعينَ بِإح‬ َ ‫ش ْي‬ َ ‫َو‬ َّ ‫ع ْوذُ ِباهللِ ِمنَ ال‬ ‫ان‬ ُ َ ‫ أ‬:‫آن اْل َك ِري ِْم‬ َّ ِ‫ ِبس ِْم هللا‬،‫الر ِجي ِْم‬ َّ ‫ان‬ َ ‫طا‬ ِ ‫الرحْ َم‬ ِ ‫ط‬ ِ ‫ قَا َل هللاُ ت َعاَلَى فِي اْلقُ ْر‬، َ‫عتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح ْون‬ ۟ ‫ش ْم ِس َو ََل ِل ْلقَ َم ِر َوٱ ْس ُجد‬ ۟ ‫ ََل ت َ ْس ُجد‬،‫س َو ْٱلقَ َم ُر‬ َّ ‫ُوا ِلل‬ َّ ‫ار َوٱل‬ ‫ُوا ِ َّّلِلِ ٱلَّذِى َخلَقَ ُه َّن إِن ُكنت ُ ْم‬ َّ ُ ‫ َو ِم ْن َءا َٰيَتِ ِه ٱلَّ ْي ُل َوٱلنَّ َه‬:‫الر ِحي ِْم‬ ُ ‫ش ْم‬ َ‫إِيَّاهُ ت َ ْعبُدُون‬ Hadirin kaum muslimin Jamaah sholat gerhana rahimakumullah, Pada kesempatan ini marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan sungguh-sungguh perintah-Nya dan menjauhi segala yang menjadi larangan-Nya. Saat ini, Rabu, 31 Januari 2018, kita berada di hari yang istimewa dan langka. Suatu fenomena gerhana bulan total. Hal yang menarik dari peristiwa ini adalah bahwa pada saat gerhana terjadi posisi bulan berada pada jarak terdekat dengan bumi, yakni sekitar 360.000 km. Hal ini akan membuat bulan tampak lebih besar dan lebih terang di langit malam. Para pakar astronomi menyebutnya sebagai supermoon dan fenomena ini terjadi 152 tahun yang lalu. Jamaah rahimakumullah, Adanya fenomena ini berbagai macam tafsir orang memaknainya ; Di negeri Cina, dahulu orang percaya bahwa gerhana terjadi karena seekor naga langit membanjiri sungai dengan darah lalu menelannya. Itu sebabnya orang Cina menyebut gerhana sebagai “chih” yang artinya “memakan”. Di Jepang, dahulu orang percaya bahwa gerhana terjadi karena ada racun yang disebarkan ke bumi. Untuk menghindari air di bumi terkontaminasi oleh racun tersebut, maka orang-orang menutupi sumur-sumur mereka. Bangsa Yunani Kuno memercayai jika datangnya gerhana bulan merupakan tanda jika Tuhan sedang marah dan awal dari sebuah bencana besar. Beda lagi dengan yang dipercaya oleh suku Hupa di bagian utara California. Gerhana bulan disebut sebagai tanda jika bulan sedang terluka. Suku Hupa meyakini kalau bulan memiliki 20 istri dan banyak hewan peliharaan buas seperti singa dan ular. Konon ketika bulan telat memberi makan hewan peliharaannya, mereka akan menyerang bulan hingga membuatnya berdarah. Kemudian, para istri menolong bulan dan melindungi dari serangan hewan peliharaannya. Bagi orang-orang Quraisy di Arab, gerhana bulan dikaitkan dengan kejadian-kejadian tertentu, seperti adanya kematian atau kelahiran seseorang. Kepercayaan ini dipegang secara turun temurun sehingga menjadi keyakinan umum masyarakat di zaman itu. Di Indonesia, khususnya Jawa, dahulu orang-orang menganggap bahwa gerhana bulan terjadi karena Batara Kala alias raksasa jahat, memakan bulan. Mereka kemudian beramai-ramai memukul kentongan pada saat gerhana untuk menakut-nakuti dan mengusir Batara Kala. Semua kepercayaan itu tak lain adalah mitos atau takhayul, atau cerita yang tidak ada penguat pembenarnya, atau orang jaman now mengatakan hoax. Itu semua terjadi karena pengetahuan masyarakat tentang alam, khususnya bumi, matahari dan bulan belum cukup memadai. Sebagian dari mereka bahkan masih memegang kepercayaan kuno.

Jamaah rahimakumullah, Kepercayaan-kepercayaan yang tidak berdasar itu diluruskan oleh Rasulullah SAW. Dalam Islam, gerhana bulan adalah bentuk keagungan Allah sebagai Maha Pencipta sebagaimana sabda Rasullah SAW dalam sebuah hadits diriwayatkan Bukhari :

َّ ‫ا َِّن ال‬ ‫صلُّوا‬ ِ ‫َان ِم ْن آيَا‬ ِ ‫ان ِل َم ْو‬ َ َ‫ فَإِذَا َرأ َ ْيت ُ ُمو ُه َما ف‬، ِ‫ت هللا‬ َ ‫ش ْم‬ ِ ‫ت ا َ َح ٍد َو ََل ِل َحيَاتِ ِه َول ِكنَّ ُه َما آيَت‬ ِ َ‫س َواْلقَ َم َر ََل يَ ْخ ِسف‬ Artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka lakukanlah shalat gerhana.” (Shahih Bukhari, 1042).

Dalam hadits tersebut ditegaskan bahwa tidak ada kaitan antara gerhana dengan meninggal atau lahirnya seseorang, baik seseorang itu dari kalangan orang-orang biasa maupun orang-orang terhormat. Tetapi sesungguhnya gerhana adalah tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah sebagai pencipta langit dan bumi serta seluruh alam berserta seluruh isinya. Gerhana tidak hanya merupakan tanda-tanda keberadaan Allah, tetapi juga sekaligus tanda-tanda kekuasaan-Nya. Betapa Allah menjadikan alam seisinya, mengatur peredaran waktu, pergantian siang dan malam, kerapian peredaran seluruh benda langit yang tak terhingga jumlahnya tanpa terjadi benturan antara satu dengan yang lainnya, semua itu memberi pelajaran bagi hambanya untuk senantiasa berfikir mengambil hikmah atas seluruh peristiwa yang terjadi di alam semesta.

            Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tandatanda bagi orang-orang yang berakal, (Q.S. Ali Imron 190).

Sungguhpun demikian, meski alam ini memiliki keteraturan, seperti setiap bulan purnama rembulan dapat dilihat secara utuh dengan sinarnya yang indah dan terang benderang dari saat tenggelamnya matahari hingga terbit kembali, selama malam itu di alam terbuka tidak terjadi kegelapan yang berarti meskipun tidak diterangi dengan alat-alat penerang. Di malam itu cahaya bulan purnama cukup terang. Tetapi pada saat-saat tertentu di malam bulan purnama bulan tidak tampak sama sekali selama beberapa waktu karena cahaya matahari terhalang bumi hingga mengakibatkan kegelapan di bulan. Inilah yang disebut gerhana bulan. Jamaah rahimakumullah, Gerhana merupakan kejadian luar biasa yang menyimpang dari keteraturan-keteraturan yang diatur sendiri oleh Allah. Allah yang mengatur, Allah pula yang mengatur kejadian luar biasa yang menyimpang dari keteraturan-keteraturan yang ditetapkan-Nya. Ini artinya Allah Maha Berkuasa atas apa pun yang terjadi di alam raya ini. Allah adalah Raja Diraja yang tak satu pun makhluknya mampu melawan kehendak-Nya. Peristiwa gerhana hendaklah menjadi pengetahuan sekaligus keyakinan bahwa bulan purnama dapat memancarkan cahaya indah dan terang namun lembut, itu terjadi karena Allah menghendaki demikian. Namun, jika Allah menghendaki lain, maka kejadiannya juga akan lain. Memang segala sesuatu terjadi atas izin Allah. Jika Allah tidak mengijinkan maka sesuatu tidak akan terjadi. Hanya Allah yang bisa memberikan manfaat dan madharat. Hal seperti itu tidak hanya terjadi pada bulan maupun matahari, tetapi juga dapat terjadi pada banyak hal lainnya. Sebagai contoh misalnya air. Dalam kehidupan sehari-hari

manusia membutuhkan air untuk hidup. Dengan kata lain, air adalah sesuatu yang bermanfaat bagi manusia. Kemanfaatan ini terjadi karena Allah mengijinkannya. Ketika Allah tidak mengizinkan, maka air akan menjadi madharat yang justru dapat mengancam bahkan merenggut jiwa manusia, yakni seperti pada saat banjir besar sebagaimana Tsunami di Aceh pada tahun 2004 yang menewaskan ratusan ribu manusia. Jamaah rahimakumullah, Rasulullah SAW bersabda dalam hadits lain yang diriwayatkan Bukhari :

َّ ‫ا َِّن ال‬ ‫ َو‬، ‫هللا‬ ِ ‫ان ِل َم ْو‬ ِ ‫َان ِم ْن آ َيا‬ َ ‫ش ْم‬ ِ َ‫ت هللاِ ََل َي ْن َخ ِسف‬ ِ ‫س َواْلقَ َم َر آيَت‬ َ ‫ فَإ ِ َذا َرأ َ ْيت ُ ْم َٰذلِكَ ؛ فَا ْذ ُك ُر ْوا‬، ‫ت ا َ َح ٍد َو ََل ِل َح َياتِ ِه‬ ‫ص َّدقُ ْوا‬ َ َ ‫ َو ت‬، ‫صلُّ ْوا‬ َ ‫ َو‬،‫ َك ِبّ ُر ْوا‬. Artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena terkait kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka berdzikirlah, bertakbirlah, lakukanlah shalat dan bersedekahlah.” (Shahih Bukhari, 1044).

Jadi selain shalat gerhana, kita juga dianjurkan untuk banyak berdzikir, membaca takbir dan membagikan sedekah. Dzikir dan takbir bisa dilakukan secara khusus, atau setidaknya sudah bisa termasuk di dalam shalat karena shalat juga merupakan dzikir yang di dalamnya banyak diucapkan asma Allah dan takbir. Setelah shalat dan khutbah kita laksanakan, kita bisa saling bersedekah di antara para jamaah, misalnya dengan saling berbagi makanan yang kita bawa dari rumah masing-masing. Jamaah rahimakumullah, Terkait dengan peristiwa gerhana bulan, Imam al-Ghazali dalam risalahnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 437) menyebutkan beberapa adab menyambut gerhana bulan sebagai berikut: Pertama, senantiasa memiliki rasa takut. Sepanjang peristiwa gerhana sebaiknya seseorang menunjukkan rasa takut di hadapan Allah SWT dan bukan rasa takut atas peristiwa gerhana itu sendiri. Rasa takut itu sangat penting dalam rangka membentuk kartakter takwa kepada Allah-Nya. Tanpa rasa takut sudah pasti seseorang akan mudah melakukan kemaksiatan. Kedua, menampakkan rasa haru. Sepanjang peristiwa gerhana sebaiknya seseorang menampakkan rasa haru atas peristiwa gerhana di hadapan Allah SWT. Bagaimanapun peristiwa ini merupakan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah SWT sebagai Sang Pencipta sekaligus Sang Penguasa langit, bumi serta seluruh alam berserta seluruh isinya. Ketiga, segera bertobat. Salah satu rangkaian bertobat adalah membaca istighfar. Hal ini dapat dilakukan, misalnya, ketika duduk di dalam masjid sambil menunggu saat iqamah. Dalam rangkaian shalat gerhana, khatib dalam doanya sewaktu khutbah mengucapkan istighfar dengan banyak memohon ampunan kepada Allah SWT, dan doa ini diamini oleh para jamaah. Keempat, tidak bersikap mudah bosan. Sepanjang gerhana terjadi sebaiknya seseorang merasa betah menyambut peristiwa ini hingga selesai rangkaian pelaksanaan shalat gerhana. Shalat gerhana memang cenderung memakan waktu lebih lama dari pada shalat-shalat lainnya karena dalam setiap rakaatnya rukuk dilakukan dua kali. Demikian pula ketika khutbah disampaikan sebaiknya seseorang dapat mendengarkan isi nasihat-nasihatnya dengan khusyu’ dan khidmat. Kelima, segera melaksanakan shalat. Begitu gerhana bulan terjadi, shalat khusuf ini sebaiknya segera dimulai dan dilakukan secara berjamaah. Baik laki-laki maupun perempaun disunnahkan melaksanakan shalat gerhana. Keenam, berlama-lama dalam shalatnya. Shalat gerhana berlangsung dua rakaat namun memakan waktu lebih lama dari pada shalat-shalat lainnya karena dalam setiap rakaat terdapat dua ruku’. Ini artinya dalam setiap rakaatnya dilakukan bacaan al-fatihan dan surah

‫‪lainnya dua kali karena berdirinya juga dua kali sehingga total rukuk dan bacaan al-fatihah‬‬ ‫‪serta surah lainnya adalah empat.‬‬ ‫‪Ketujuh, merasakan adanya peringatan. Sepanjang shalat gerhana sebaiknya seseorang‬‬ ‫‪merasakan adanya peringatan terkait peristiwa gerhana bahwa hal itu merupakan tanda-tanda‬‬ ‫‪kekuasaan dan kebesaran Allah sebagai Sang Pencipta sekaligus Sang Penguasa langit dan‬‬ ‫‪bumi serta seluruh alam berserta seluruh isinya. Untuk itu diharapkan dengan melaksanakan‬‬ ‫‪shalat gerhana seseorang akan meningkat ketakwaannya kepada Allah SWT.‬‬ ‫‪Ketujuh adab tersebut sebaiknya dilakukan secara utuh sebab dapat meningkatkan kesadaran‬‬ ‫‪kita akan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.‬‬

‫‪Jamaah rahimakumullah,‬‬ ‫‪Semoga melalui momentum ini bisa kita jadikan sebagai pelajaran penting dan sarana‬‬ ‫‪untuk lebih banyak menyadari, mempelajari kekuasaan dan keagungan Allah, sehingga‬‬ ‫‪diperlukan kepedulian terhadap apa yang terjadi pada benda-benda angkasa tersebut. Ini‬‬ ‫‪berarti pula bahwa kita sebagai orang Islam harus memperhatikan kejadian-kejadian alam‬‬ ‫‪sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan iman dan kedekatan kita kepada Allah‬‬ ‫‪SWT.‬‬ ‫‪Semoga kita terpilih oleh Allah sebagai hamba yang senantiasa mensyukuri segala nikmat‬‬ ‫‪dan karunia-Nya, mengetahui kekuasaan-Nya, mengakui kebesaran-Nya, dan senantiasa‬‬ ‫‪tunduk dan patuh akan perintahnya, sehingga kita masuk bersama golongan orang-orang‬‬ ‫‪yang muttaqin, Aamiin.‬‬

‫آن اْلعَ ِظي ِْم‪َ ،‬ونَفَعَنِي َوإِيَّا ُك ْم بِ َمافِ ْي ِه ِم ْن آيَ ِة َو ِذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ َوإِنَّهُ‬ ‫بَ َ‬ ‫اركَ هللا ِلي َولَ ُك ْم فِى اْلقُ ْر ِ‬ ‫الر ِحيْم‬ ‫ُه َو ال َّ‬ ‫س ِم ْي ُع ال َع ِل ْي ُم‪َ ،‬وأَقُ ْو ُل قَ ْو ِلي َه َذا فَأ ْست َ ْغ ِف ُر هللاَ ال َع ِظي َْم ِإنَّهُ ُه َو الغَفُ ْو ُر َّ‬ ‫‪Khutbah II‬‬

‫سانِ ِه َوال ُّ‬ ‫لى ت َْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وأ َ ْش َه ُد أ َ ْن َلَ اِلَهَ إَِلَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ َلَ ش َِريْكَ لَهُ َوأ َ ْش َه ُد َّ‬ ‫أن‬ ‫ش ْك ُر لَهُ َ‬ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ َ‬ ‫لى إِحْ َ‬ ‫ع َ‬ ‫ع َ‬ ‫س ِلّ ْم ت َ ْس ِل ْي ًما‬ ‫علَى ا َ ِل ِه َوأ َ ْ‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َ‬ ‫ص ِّل َ‬ ‫س ِيّ َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ص َحا ِب ِه َو َ‬ ‫علَى َ‬ ‫َ‬ ‫إلى ِرض َْوانِ ِه‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫س ْولُهُ الدَّا ِعى َ‬ ‫ِكثي ًْرا‬ ‫ع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَ َدأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه‬ ‫أ َ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬ ‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما أ َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬ ‫ص ِّل‬ ‫صلُّ ْوا َ‬ ‫صلُّ ْونَ َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫س ِلّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫لى النَّبِى يآ اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا َ‬ ‫بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل ت َعاَلَى إِ َّن هللاَ َو َمآلئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫ع َ‬ ‫ض‬ ‫سلِكَ َو َمآلئِ َك ِة اْل ُمقَ َّربِيْنَ َو ْ‬ ‫علَى ا َ ْنبِيآئِكَ َو ُر ُ‬ ‫س ِيّدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫س ِلّ ْم َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫َ‬ ‫علَى آ ِل َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ار َ‬ ‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َّ‬ ‫ص َحابَ ِة َوالتابِ ِعيْنَ َوت َابِ ِعي التابِ ِعيْنَ ل ُه ْم‬ ‫ع َمر َو ُ‬ ‫الرا ِش ِديْنَ أبِى بَك ٍر َو ُ‬ ‫ع ِن ال ُخلفَ ِ‬ ‫ع ْن بَ ِقيَّ ِة ال َّ‬ ‫اء َّ‬ ‫ع ِلى َو َ‬ ‫عث َمان َو َ‬ ‫الل ُه َّم َ‬ ‫اح ِميْنَ‬ ‫الر ِ‬ ‫ان اِلَىيَ ْو ِم ال ِ ّدي ِْن َو ْ‬ ‫عنَّا َم َع ُه ْم ِب َرحْ َمتِكَ َيا أ َ ْر َح َم َّ‬ ‫ض َ‬ ‫ِب ِاحْ َ‬ ‫ار َ‬ ‫س ٍ‬ ‫ت الل ُه َّم أ َ ِع َّز اْ ِإل ْسالَ َم َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ‬ ‫ت اََلَحْ يآ ُء ِم ْن ُه ْم َواَْلَ ْم َوا ِ‬ ‫ت َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِل َما ِ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َواْل ُمؤْ ِمنَا ِ‬ ‫ص َر ال ِ ّديْنَ َو ْ‬ ‫َوأ َ ِذ َّل ال ِ ّ‬ ‫اخذُ ْل َم ْن َخ َذ َل اْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو َد ِ ّم ْر‬ ‫ص ْر ِع َبادَكَ اْل ُم َو ِ ّح ِديَّةَ َوا ْن ُ‬ ‫ش ْركَ َواْل ُم ْش ِر ِكيْنَ َوا ْن ُ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫عنَّا اْلبَالَ َء َواْ َلوبَا َء َو َّ‬ ‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِلم َحنَ َما‬ ‫الزَلَ ِز َل َواْ ِلم َحنَ َو ُ‬ ‫أ َ ْع َدا َء ال ِ ّدي ِْن َوا ْع ِل َك ِل َماتِكَ إِلَى يَ ْو َم ال ِ ّدي ِْن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َ‬ ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َ‬ ‫َ‬ ‫ان اْل ُم ْس ِل ِميْنَ عآ َّمةً َيا َربَّ اْل َعالَ ِميْنَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ ِفى ال ُّد ْن َيا‬ ‫ع ْن َبلَ ِدنَا اِ ْندُو ِن ْي ِسيَّا خآ َّ‬ ‫طنَ َ‬ ‫صةً َو َ‬ ‫سا ِئ ِر اْلب ُْل َد ِ‬ ‫ار‪َ .‬ربَّنَا َ‬ ‫سنَا َو ْ‬ ‫اإن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن ِمنَ اْلخَا ِس ِريْنَ ‪.‬‬ ‫سنَةً َوفِى اْ ِ‬ ‫ع َذ َ‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫ظلَ ْمنَا ا َ ْنفُ َ‬ ‫آلخ َرةِ َح َ‬ ‫َح َ‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫شآء َواْل ُم ْن َك ِر َواْلبَ ْغي يَ ِع ُ‬ ‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم‬ ‫ع ِن اْلفَحْ ِ‬ ‫ان َوإِي ِ‬ ‫بى َويَ ْن َهى َ‬ ‫ِعبَا َدهللاِ ! إِ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُرنَا بِاْلعَ ْد ِل َواْ ِإلحْ َ‬ ‫س ِ‬ ‫ْتآء ذِي اْلقُ ْر َ‬ ‫لى ِن َع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أ َ ْك َب ْر‬ ‫ت َ َذ َّك ُر ْونَ َوا ْذ ُك ُروا هللاَ اْل َع ِظي َْم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬ ‫ع َ‬

Related Documents

Gerhana Matahar.doc
October 2019 19
Gerhana Matahari
November 2019 39
Risalah Gerhana
December 2019 30
Gerhana Matahar.doc
October 2019 30

More Documents from ""