Keyakinan Kita Rate This Profesor Bernard berkata : “semakin maju suatu zaman, maka semakin tinggi tinggi peradaban dan kebudayaan manusia. Pada saat yang sama, lambat laun tapi pasti, manusia akan berlomba-lomba meninggalkan agamanya masing-masing”. Ada dua faktor yang melatarbelakangi fenomena yang sangat agresif dan masif ini. Pertama, mereka menganggap bahwa agama sudah tak sanggup lagi menjawab kebutuhan-kebutuhan umat manusia dan tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman. Sehinnga mereka mencari solusi dan alternatif sendiri yang mereka anggap dapat menjawab kebutuhan mereka dan memberi jawaban atas semua permasalahan mereka. Sehingga disengaja atau tidak, disadari atau tidak lahirlah agama-agama baru. Fenomena ini marak di Indonesia beberapa waktu belakangan ini. Seperti munculnya Agama Kerajaan Tuhan pimpinan Lia Edden, munculnya rasul baru seperti Akhmad Musadek, dan masih banyak lagi kasus-kasus penyimpangan agama lainnya. Fenomena ini seperti gunung es, cuma sedikit saja yang terungkap. Disisi lain, kebanyakan dari mereka hanya menjadikan agama hanya sebagai mitos-mitos dan ritual serta dongeng-dongeng yang sakral semata. Yang kedua, menganggap “My brain is my God”, opini ini menganggap bahwa otak sebagai Tuhan. Sebagaimana fungsinya otak berfungsi untuk berpikir, dengan segala keistimewaan otak, otak dapat melahirkan ilmu pengetahuan, dan dari ilmu pengetahuan dapat melahirkan teknologi, dengan adanya teknologi semua kegiatan manusia bisa dipermudah dan dipersimpel. Maka dari sini timbulah anggapan bahwa otak adalah Tuhan. Jika opini mendapat pembenaran maka dapat dipastikan manusia tidak lagi membutuhkan agama. Bahkan sampai batas tertentu mereka menganggap bahwa manusia bukanlah ciptaan Tuhan. Konsekwensi dari kepercayaan tersebut adalah ketika mereka menganggap bahwa manusialah yang mengada-adakan dan yang menciptakan ‘Tuhan’. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik mereka bertanya: “ kalau memang Tuhan itu ada, lalu dimana adanya?, kapan adanya?, bagaimana bentuk/ wujudnnya?. Hingga akhirnya banyak sekali manusia yang mempersonifikasikan Tuhan dengan bendabenda ciptaan-Nya seperti hewan, tumbuhan, batu-batuan, benda atau bahkan manusia itu sendiri dianggap Tuhan. Ada ungkapan yang menyatakan bahwa semua agama itu benar, saya tidak sepenuhnya setuju dengan ungkapan itu karena tentu saja ‘benar’ menurut kepercayaan dan keyakinan masingmasing dimana jawabannya menjadi sangat relatif . Tetapi kalau dikaji secara lebih rasional dan atau objektif, tidak mungkin semua agama itu benar. Pasti akan ada kebenaran yang mutlak diantara kebenaran-kebenaran yang semu/ kebenaran yang terbatas. Pasti ada juga kebenaran objektif yang berlaku universal diantara kebenaran subyektif yang terbatas. Kita mulai pengkajian obyektifitas ini dengan mencari jawaban syarat-syarat Tuhan di dunia empiris (nyata). Jika Tuhannya benar, berarti agamanya benar. Ada beberapa teori tentang syarat kebenaran suatu ajaran (agama).
Pertama, Teori Relativitas dari Einstein. Teori ini menganggap bahwa segala sesuatu adalah relatif dan terbatas jika masih berada dalam empat dimensi, yaitu ruang, waktu, daya dan guna. Selama segala sesuatu iu masih terbatas oleh empat dimensi ini maka selama itu pula disebut alam raya sebagai wujud ciptaan Tuhan. Karena Tuhan di luar empat dimensi tersebut diatas maka berarti sifat Tuhan yang pertama adalah “mutlak tak terbatas”. Teori Relativitas ini menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas seperti : dimana, kapan, bagaimana dan siapa yang menciptakan Tuhan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut masih terbatas pada ruang dan waktu. Teori Relativitas sebenarnya menyatakan Tuhan adalah Mutlak, tidak terbatas pada ruang, waktu, wujud dan guna. Hanya alam semestalah yang terbatas dan bersifat semu dan relatif. Teori kedua adalah Teori Non Otomatik. Teori ini menyatakan bahwa segala sesuatu di muka bumi ini tidak ada yang otomatis, atau terjadi dengan sendirinya. Sebagai contoh disetiap pertunjukkan wayang pasti akan ada sang dalang yang menggerakan wayang-wayang, dibalik sebuah film pasti akan ada sutradara, dibalik ciptaan pasti ada pencipta. Secara gamblang Teori Non Otomatik ini menjelaskan bahwa alam raya ini ada yang menciptakan. Itulah Tuhan sebagai penciptanya. Maka dengan mudah teori ini menggugurkan teori atheis yang mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada. Teori ketiga adalah Teori The Most, secara harfiah teori ini menyatakan tentang adanya “Dzat yang Maha’, ‘Dzat yang Paling’(diatas segala-galanya). Hanya satu (the only one), satu dalam artian Tuhan itu hanya satu, tidak ada dua, tidak tiga, apalagi multi Tuhan. Satu dalam arti kebenaran. Yang benar itu hanya satu, semuanya salah. Pasti ada satu kebenaran yang objektif diantara kebenaran yang subjektif. Pasti ada agama diantara gama-gama yang ada. Selanjutnya yang keempat, Teori Super Nature Power. Teori ini secara jelas menyatakan bahwa ada kekuatan super dahsyat dibalik alam, yakni kekuatan metafisik yang luar biasa. Contoh yang sangat sederhana adalah Ruh dalam tubuh kita. Ruh adalah bion yang hidup, dan justru jasad ini merupakan bion yang mati. Sebagai perbandingan adalah mayat. Dia bermata, bertelinga, berhidung, berkaki, tetapi tidak berbuat apa-apa hanya terbujur kaku karena ruh-nya sudah tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa ruh adalah bion yang hidup. Dari semua teori tersebut, silahkan anda cari kitab yang dianggap suci oleh umatnya. Jika kitab tersebut mengandung empat teori ini, maka berarti kitab tersebut benar-benar suci. Professor Lurth ahli filsafat dari Rusia, ia mencari kebenaran tentang Tuhan melalui 12 agama. Ia masuk keagama yang satu, dan secara berturut-turut masuk agama yang lain. Akhirnya dia berhenti di agama yang kedua belas. Agama yang kedua belas adalah agama Islam. Agama Islam agama yang paling ia benci. Ia memeluk agama Islam hingga tutup hayatnya. Kita kembali ke konteks awal tentang kesucian kitab suci. Al-Qur’anul Karim menjawab secara gamblang dan sempurna problem-problem kehidupan & bukti-bukti ilmiah yang paling mutakhir. Teori yang pertama tentang Teori Relativitas, teori ini mengatakan bahwa Tuhan itu mutlak, alam raya ini terbatas. Teori ini dijawab dalam sebuah surah yang sangat pendek dan padat. Tetapi memiliki bobot tauhid yang sangat luar biasa. Surat itu adalah Surat Al-Ikhlas atau lebih populer dengan Surat Qulhu. Teori Relativitas dijawab dengan jelas dalam Surat AlIkhlas ayat 3-4 yang artinya kurang lebih :
”Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. (QS. Al-Ikhlas : 3-4). Allah SWT juga bersifat mukhalafatu lil hawaditsi (tidak ada satu mahlukpun yang menyerupainy). Dan ditegaskan dalam Al-Qur’an, Surat Ar-Rahman ayat 26-27, yang artinya kurang lebih : “Semua yang ada dibumi akan binasa (fana). Dan ysng tetap kekal adalah Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”. (QS. Ar-Rahman, 26-27) Maksud dari ayat diatas dapat diartikan bahwa manusia itu terbatas, alam semesta pun terbatas. Hanya Allah SWT yang mutlak. Allah SWT ada sebelum kata ada itu sendiri ada. Allah SWT akan tetap ada walaupun kata ada itu sudah tidak ada. Teori yang kedua yaitu Teori Non Otomatik, teori menyatakan bahwa di muka bumi tidak ada yang otomatis. Masih ingat cerita tentang pencarian Tuhan Nabi Ibrahim? Allah SWT mengabadikan kisah Nabi Ibrahim A-An’am ayat 75 sampai 79. Nabi Ibrahim ketika melihat bintang-bintang berkata :’ini Tuhanku’, tetapi ternyata menjelang subuh bintang-bintang yang berkelip itu menghilang tenggelam. Kemudian Nabi Ibrahim berkata :’aku tidak suka Tuhan-tuhan yang terbatas dan tenggelam’. Kemudian Nabi Ibrahim melihat bulan, kemudian ia berkata : ‘ini Tuhanku’, ternyata menjelang subuh bulan itu pun tenggelam. Kemudian ketika siang menjelang ia melihat Matahari dan berkata :’ini Tuhanku, ini lebih besar’, tetapi ternyata yang dianggap lebih besarpun menjelang magrib tetap tenggelam. Kemudian nabi Ibrahim pun diberi petunjuk dan menemukan Tuhan yang hakiki, yang menciptakan langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada didalamnya. Kita bisa mengambil pelajaran dari kisah Ibrahim ini bahwa segala yang ada di langit dan di bumi itu tidak terjadi sendirinya, tapi ada yang menciptakan yaitu Allah SWT, Tuhan Semesta Alam. Teori yang ketiga adalah teori The Most. Teori ini menyatakan bahwa Tuhan itu hanya satu. Ini Allah SWT, jawab dalam surah Al-Ikhlas ayat 1, artinya kurang lebih :”katakanlah bahwa Allah itu ahad (esa)”. Makna ahad itu berbeda dengan satu. Mengapa? Sebab satu itu berbilang, berjumlah, berkali dan berbagi seperti : 2:2 = satu, 2-1= satu, 1×1 = satu. Sementara Allah tidak berbilang, tidak berkali, tidak berbagi, tetapi ahad. Ahad adalah esa atau tunggal. Kemudian satu dalam artian kebenaran. Yang benar hanya satu, yang lain salah. Ini pun dijawab dalam Al-Qur’an surat Al-Fath : 28. yang artinya : “Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk (hidayah) dan agama yang benar (haq) agar dimenangkan-nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi”.(QS. Al-Fath : 28). Profesor Lurth berkata :’bila engkau berfikir sungguh-sungguh, niscaya ilmumu akan memaksamu untuk mencari Tuhan’. Teori yang terakhir adalah Teori Super Nature Power yang berkaitan dengan Ruh. Allah menjawab dengan indah dalam Al-Quran Surah Al-Isra’ ayat 85. yang artinya : “Dan mereka bertanya kepadamu tentang Ruh. Katakanlah : ‘Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan kamu tidak diberi pengetahuan melainkan sedikit”.(QS. Al-Isra’ : 85).
Dari semua uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an dapat menjawab semua teori-teori tentang syarat kebenaran suatu ajaran (agama). (dikutip dari Buku Hakikat Dzikir karangan Ust. Arifin Ilham) Semoga Bermanfaat dan dapat meneguhkan keimanan kita. Amin…