Ketahanan Nasional : Bela negara, Historis, sosiologis dan politis
KETAHANAN NASIONAL PERTEMUAN KEENAM KOORDINATOR DRS. SYAMSU RIDHUAN, M. PD
MATAKULAIH UMUM UNIVERSITAS
PERTEMUAN KEENAM
BELA NEGARA WUJUD KETAHANAN NASIONAL Lanjutan
Bela Negara, hakikat : kecintaan, kesetiaan dan kerelaan berkorban warga negara kepada negara (fisik dan non fisik) Cinta Tanahair
Idikator Bela Negara. 1.Cinta tanah air 2.Rela berkorban 3.Sadar bebangsa dan bernegara 4.Yakin Pancasila ideologi negara 5.Memiliki kemampuan bela negara
Memiliki kemampuan awal beal negara
Yakin Pancasila ideologi negara
PASAL 27 AYAT 3 UUD NRI 1945 SETIAP WARGA NEGARA BERHAK DAN WAJIB IKUT SERTA DALAM UPAYA PEMBELAAN NEGARA
Rela berkorban
INDIKATOR BELA NEGARA
Sadar berbangsa dan bernegara
INDIKATOR BELA NEGARA
Cinta Tanahair
Cinta tanah air, hakikat : kemampuan mengimplementasikan rasa memiliki, sayang dan memelihara tanah air Indonesia sebagaimana seseorang mencintai Tuhan-Nya, diri sendiri, “pacarnya”, keluarga, saudara dan orang atau benda-benda yang dicintainya. Misalkan 1. Memakai produksi dalam negeri merupakan kebanggaan 2. Memelihara bumi, air dan atmosfir Indonesia agar tidak tercemar. 3. Bangga dengan bahasa Indonesia, menyukai seni budaya dan mentaati adat istiadat. 4. Menjaga kebhinekaan agar tetap harmonis, rukun dan toleransi antar umat beragama, dll
INDIKATOR BELA NEGARA
Rela berkorban
Rela berkorban, hakikat : kemampuan berpikir, bersikap dan berperilaku atau bertindak yang ikhlas dalam membela negara Indonesia, sebagaimana bila seseorang membela TuhanNya, hartanya diri sendiri, “pacarnya”, keluarga, saudara dan orang atau benda-benda miliknya dari segala ancaman membahayakan. Misalkan 1. Mendahulukan kepentingan negara dari pada kepentingan golongan dan individu. 2. Ikhlas berjuang untuk negara (pahlawan) 3. Ikhlas berprstasi, bekerja profesional dan membangun negara 4. Gotong royong, membantu warga negara sesama manusia keluar dari kemiskinan dan kebodohan, dll
INDIKATOR BELA NEGARA
Sadar berbangsa dan bernegara
Sadar berbangsan dan bernegara, hakikat : kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak mentaati segala peraturan, norma-norma, nilai-nilai Pancsaila dan UUD NRI 1945 dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Misalkan 1. Mentaati tertib lalu lintas, disiplin dan profesional dalam bejerja, saling menghargai antar sesama, mampu berbaur dalam perbedaan (pandangan, etnis dan perilaku sosial budaya). 2. Menunaikan semua kewajiban kepada negara 3. Melaksanakan amanah Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa dan UUD NRI 1945, dll
INDIKATOR BELA NEGARA
Yakin Pancasila ideologi negara
Yakin Pancasila Ideologi Negara, hakikat : kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak dalam menerapkan dan melestarikan nilai-nilai Pancsaila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Misalkan 1. Tegas dan berani menolak seluruh faham bertentangan dengan Pancasila. 2. Memahami secara historis eksistensi Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara 3. Kesediaan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, dll
INDIKATOR BELA NEGARA
Memiliki kemampuan awal
Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara , hakikat : kepemilikan kemampuan dasar tentang knowladge, attitude dan psikomotor secara fisik dan nonfisik tentang membela negara Indonesia.
Misalkan 1. Kemampuan bekerjasama dalam kebhinekaan sesama warga negar Indonesia. 2. Kemampuan menangkal segala ancaman proxy war terhadap bangsa dan negara 3. Kemampuan mencegah eksploitasi SDA dan lingkungan. 4. Kemampuan mencegah “penjajahan” ekonomi, budaya,dll
Historis, Sosiologis dan Politis KETAHANAN NASIONAL
HISTORIS, pengkajian Tanas bermula 1. Awal tahun 1960-an di kaji di SEKOAD, tujuan menangkal pengaruh komunisme Uni Sovyet dan Cina. Gerakan Komunis berhasil melakukan pemberontakan 30 September 1965 2. Tahun 1968 ditemukan tata kehidupan nasional menyangkut IPOLEKSOSBUDMIL. Tahun 1969 lahir istilah ketahanan nasional yang intinya keuletan dan daya tahan bangsa untuk menghadapi segala ancaman. Tahun 1972 spektrumnya di perluas ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) 3. Tahun 1973 secara resmi konsep ketahanan nasional masuk kedalam GBHN, kemudian ditetapkan dalam Tap MPR RI No. IV/Tahun/ 1978. Sekarang ada lanoratorium Pengukuran Ketahanan Nasional di Lemhanas.
Historis, Sosiologis dan Politis KETAHANAN NASIONAL
SOSIOLOGIS, dinamika Tanas 1. Ketahnanan nasional sejak orde baru sampai menjelang reformasi mengalami masa kejayaan, tangguh dan kuat.
2. Setelah reformasi sesuai hasil kajian Lemhanas tahun 2012, ketahanan nasional mengalami kerapuhan atau tidak tangguh. Pengukuran ketahanan nasional terhadap 33 provinsi Indonesia menganalisa 8 gatra.
3. Dewasa ini masih mencari fromulasi memantapkan ketangguhan ketangguhan ketahanan nasional.
Historis, Sosiologis dan Politis KETAHANAN NASIONAL
POLITIS, menguatkan urgensi 1. Konsepsi ketahnanan nasional Indonesia sebagai dokrin, kondisi dan strategi dalam menangkal ATHG 2. Metode astagtra (gabungan pancagatra dan trigtra) dalam melaksanakan pembangunan nasional yang berkelanjutan.
3. Pelaksanaan bela negara baik secara fisik maupun non fisik, dengan menerapkan “dwifungsi sipil” dimana hakamneg bukan semata-mata tugas TNI dan Polri melaikan sebagai hak dan kewajiban setiap warga negara.
PERSENTASI DAN PENGKAJIAN
PERSENTASI TUGAS PERTEMUAN KELIMA Masalah implementasi ketahanan nasional dalam aspek astagtra dan apa soslusinya. Dibagi 8 kelompok, kelompok 1 aspek ideologi, kelompok 2 politik, kelompok 3 ekonomi, kelompok 4 sosial budaya, kelompok 5 hankam, kelompok 6 posisi dan lokasi geografi, kelompok 7 keadaan kekayaan alam dan kemlompok 8 keadaan dan kemampuan penduduk.