Kesembuhan dari Tuhan Jawab Yesus: “Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Markus 9:23 Bacaan Alkitab : Yohanes 5:1-6 (1) Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem. (2) Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya (3) dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. (4) Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya. (5) Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. (6) Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: “Maukah engkau sembuh?” Jika berbicara tentang kesembuhan, maka kebanyakan orang akan mempunyai pemikiran bahwa itu pasti hanya untuk orang yang sakit. Namun yang dimaksud oleh Tuhan bukan hanya untuk orang yang sakit secara jasmani saja, tetapi untuk semua yang mengalami penderitaan dalam bentuk apapun. Apakah mereka yang sedang mengalami kepahitan – terluka hatinya, mereka yang sedang mengalami stress, trauma, mengalami perpecahan hubungan keluarga, hubungan antara orang tua dan anak yang saat ini yang tidak dapat berkomunikasi karena kemarahan, tidak mempunyai harapan akan masa depan; semuanya itu dapat disembuhkan oleh Dia. *courtesy of PelitaHidup.com Dalam bacaan Firman Tuhan di atas, seorang yang 1
lumpuh mengalami penderitaan selama 38 tahun lamanya. Orang lumpuh ini hanya menunggu nasibnya saja, karena ia merasakan ketidakmampuan untuk dapat bergerak. Satu hal yang dia yakini dalam hidupnya adalah bahwa dia merasa tidak mungkin bisa sembuh karena tidak ada yang mau mengangkat dirinya ke kolam. Dalam Yohanes 5:7a, “Jawab orang sakit itu kepada-Nya: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang”. Kesalahan yang dibuat orang lumpuh ini adalah ketika dia hanya mengharapkan bantuan orang lain agar berbelas kasihan atas penderitaannya, dan itu membuat dia merasakan ketidakmampuan dari dirinya.
Bukankah kita juga sering melakukan hal yang sama? Ketika kita menderita sakit, betapa kita sangat berharap pada dokter yang menangani, untuk memberi pengobatan yang terbaik. Padahal di atas segalanya ada yang menciptakan dokter yaitu Tuhan.Walaupun dokter juga tetap dapat menjadi perpanjangan tangan Tuhan, kita tetap harus berharap kepada Tuhan agar Dia dapat menyembuhkan penyakit kita. Bukankah pada saat kita menghadapi luka hati, kita berusaha mencari orang untuk berbagi, untuk mencurahkan isi hati? Banyak orang berpikir bahwa setelah menceritakan kesusahannya, ia akan merasa lega. Mengapa tidak menceritakannya pada Tuhan yang tahu diri kita lebih dari pada kita sendiri ? Seberapa besar usaha Anda untuk mencari orangpun 2
itu tidak akan bisa menyelesaikan penderitaan Anda. Yang Anda butuhkan adalah mencari wajah Tuhan. *courtesy of PelitaHidup.com 2 Tawarikh 20:3a “Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN.” Terima ayat Alkitab melalui Facebook. Ayo gabung dengan lebih dari 54.000 member di Facebook Page Pelita Hidup. Klik like berikut ini:
wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.” Bilangan 6:25-26 Ketika kasih karunia Allah tercurah dalam hidup kita, maka kasih karunia itu memberi hidup dan membuat kita kuat. Oleh sebab itu carilah Tuhan dan percaya saja padaNya, maka tidak ada yang mustahil buat Tuhan untuk memberi kesembuhan dan melakukan semuanya hanya bagi Anda! ( Gbu )
Apakah dalam hal ini Yosafat belum mengenal Tuhan ? Yosafat sudah mengenal Tuhan dan ia membutuhkan pertolongan Tuhan. Ia tidak mungkin bisa meminta pertolongan orang lain, karena ia tahu hanya Tuhan yang dapat menolong hidupnya, keluarganya, kerajaannya, bahkan rakyatnya. Ya, hanya Tuhan saja yang sanggup memulihkan, memberi kekuatan, memberi kemenangan bahkan kesembuhan. *courtesy of PelitaHidup.com Tuhan menawarkan kepada Anda kesembuhan atas semua penderitaan, Dia menginginkan Anda dapat terbebas dari semua itu. Jangan pernah taruh pikiran dan mengatakan bahwa Anda tidak bisa dipulihkan. Jangan pernah katakan penyakit Anda tidak dapat di sembuhkan dan masalah keluarga Anda sudah hancur tidak mungkin Tuhan bisa menyembuhkan. Jangan pernah katakan luka hati ini sudah berkarat dan Tuhan tidak akan mau menyembuhkan. Perhatikan 38 tahun orang lumpuh tersebut menderita, ketika ia berjumpa dengan Yesus, ia mengalami mujizat. Anda cukup mencari Tuhan dan wajahNya.
CARILAH TUHAN, TEMUKAN DIA, TERIMALAH KESEMBUHAN ATAS SEMUA PENDERITAAN YANG TERJADI DALAM HIDUP ANDA.
“TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan
adiknya.
1
Di dalam sebuah restoran, ada salah satu meja yang diisi oleh satu keluarga. Mereka memesan makanan sesuai keinginan, namun ada salah satu anak yang harus dipesankan oleh ibunya lantaran ia terlalu kecil. Ketika makanan tiba dan mulai makan, si kecil marah sebab ia menginginkan makanan seperti kakaknya. Sang kakak pun akhirnya rela menukar makanan dengan
2
Tidak lama kemudian si kecil mulai menangis, rupanya menu yang dipilih oleh kakaknya terlalu pedas untuk anak seuisia dirinya. Inilah yang kemudian menjadi pelajaran bagi si kecil bahwa pilihan ibu selalu terbaik untuknya dan tidak perlu menukarnya dengan kepunyaan orang lain. Tuhan sudah memberikan berkat sesuai dengan porsi dan kemampuan kita. Namun yang ada kita cenderung menginginkan berkat yang diterima orang lain. Tuhan tahu kapan saat yang tepat untuk kita menerima berkat yang besar. Saat hati kita tidak siap, maka akan menjadi malapetaka bagi kita. Syukurilah apa yang ada pada kita saat ini. Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang. Amsal 14:30
Kuasa Dari Puji-Pujian “Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua” Kisah Para Rasul 16:2526 Dalam perjalanan misinya di kota Filipi, Roma, Rasul Paulus dan Silas dimasukkan ke dalam penjara oleh orang-orang yang tidak suka dengan mereka. Bahkan sebelumnya Paulus dan Silas dikenakan hukuman dera. Tetapi hal ini tidak membuat mereka berkecil hati. Mereka tidak kecewa ataupun putus asa 1
2
dengan keadaan yang menimpa mereka. Justru iman mereka semakin dikuatkan melalui keadaan ini. Mereka tahu bahwa segala sesuatu pasti terjadi seturut dengan kehendak Tuhan. Masalah dan pencobaan boleh datang, tetapi sebagai umatNya kita harus belajar seperti Paulus dan Silas. Dalam keadaan senang ataupun susah, bahkan dalam keadaan yang paling buruk sekalipun, kita harus tetap dapat mengucap syukur kepada Tuhan. “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita” Ef 5:20. Jangan mengeluarkan keluhan ataupun sungut-sungut di hadapan Tuhan. Paulus dan Silas berdoa dan menaikkan pujipujian kepada Tuhan. Mereka bernyanyi dengan semangat dan suara yang keras sehingga orang-orang lainnya yang berada dalam penjara juga ikut mendengarnya. Paulus dan Silas benar-benar mengerti bahwa ada kuasa dalam puji-pujian. “Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel” Maz 22:4. Mereka mengerti bahwa ketika mereka menaikkan puji-pujian, maka kuasa Allah turun atas mereka. Kuasa Allah tercurah atas mereka dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat, yang mengakibatkan semua sendi-sendi penjara dan belenggu terlepas. Pada saat masalah datang, naikkanlah puji-pujian kepada Allah. Dengan begitu kita membiarkan kuasaNya bekerja dalam kehidupan kita. Kuasa Allah akan melepaskan kita dari segala “penjara” yang mengurung kita atau “belenggu” yang mengikat kita. Penjara / belenggu berbicara mengenai suatu keadaan / kondisi yang begitu menghalangi kita untuk dapat bergerak bebas atau melangkah maju. Biarkan kuasa Allah turun untuk membebaskan hidup kita. Dia sanggup membuka jalan bagi setiap masalah dan problema kita.
1
Lewat kejadian yang dialami Paulus dan Silas itu, mereka dapat memenangkan kepala penjara dan seisi rumahnya. Tentunya hal ini bukan kebetulan. Tuhan mengijinkan Paulus dan Silas dipenjara untuk maksud tertentu, yaitu memenangkan jiwa-jiwa lebih banyak lagi bagi kemuliaan Tuhan. Setiap masalah yang kita hadapi selalu membawa kita kepada berkat Tuhan yang berkelimpahan, jika kita bisa melaluinya. Jangan pernah menyerah pada saat-saat kesukaran. Terus pandang Yesus, dan naikkan pujipujian bagiNya. Jangan melihat keadaan sekeliling yang sepertinya tidak mungkin ada jalan keluar. Kuasa Allah tiada batasnya, Dia sanggup mengadakan yang tidak ada menjadi ada. Apa yang tidak mungkin bagi manusia, itu semuanya menjadi mungkin di hadapan Allah. “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” Luk 1:37
DAMAI SEJAHTERA: Buah Ketaatan Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Oktober 2018 Baca: Mazmur 29:1-11 "TUHAN kiranya memberikan kekuatan kepada umatNya, TUHAN kiranya memberkati umat-Nya dengan sejahtera!" Mazmur 29:11 Apa mungkin orang hidup dalam damai sejahtera di tengah dunia yang penuh dengan gejolak ini? Secara akal manusia hal itu tak mungkin. Akan tetapi bagi setiap orang percaya, hidup dalam damai sejahtera itu 2
bukanlah perkara yang mustahil, sebab ada tertulis: "Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" (Markus 9:23). Mengapa? Ketika seseorang percaya dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka secara otomatis ia juga menerima Sang Raja Damai (Yesaya 9:5). Damai sejahtera yang sejati hanya dirasakan dan dialami oleh mereka yang telah diperdamaikan dengan Bapa melalui kelahiran baru di dalam Kristus, dan damai sejahtera yang diterimanya adalah damai sejahtera yang jauh melampaui segala akal (Filipi 4:7). Damai sejahtera adalah salah satu berkat rohani yang Tuhan sediakan bagi orang percaya, sebagaimana yang dikatakan-Nya: "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu." (Yohanes 14:27). Damai sejahtera yang Tuhan berikan itu tak dipengaruhi oleh situasi dan kondisi. "Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau." (Yesaya 54:10). Kristus kembali menguatkan: "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi 1
kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." (Yohanes 16:33). Sesulit apa pun situasinya, Iblis tidak dapat mengambil berkat Tuhan ini jika kita tetap tinggal di dalam Kristus dan firman-Nya. Jadi, kunci untuk mengalami damai sejahtera di segala keadaan adalah tetap berpegang teguh pada janji firman Tuhan. "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya." (Yesaya 26:3). Karena itu milikilah persekutuan yang karib dengan Tuhan setiap hari dan taatlah melakukan firman Tuhan. Tuhan menjanjikan damai sejahtera kita akan mengalir seperti sungai yang tak pernah kering, jika kita taat melakukan perintah-Nya (Yesaya 48:18). Seorang jemaat memberi tahu pendetanya bahwa ia akan pergi ke Kota Suci Yerusalem. Ia menyatakan keinginannya untuk mengunjungi Gunung Sinai. “Begini,” ujarnya kepada sang pendeta, “saya berencana mendaki sampai ke puncak gunung itu, dan setelah tiba di sana saya akan membaca Sepuluh Perintah Allah keras-keras.” Pria itu mengira perkataannya akan menyenangkan pendetanya. Jadi, ia terkejut saat mendengar
2
tanggapan sang pendeta, “Tahukah Anda, saya dapat memikirkan suatu ide yang lebih baik dari itu.” Pria itu menyahut, “Benarkah, Pak Pendeta? Apakah itu?” Pendeta itu menjawab “Daripada menempuh perjalanan beribu-ribu kilometer untuk membaca Sepuluh Perintah Allah di Gunung Sinai, mengapa Anda tidak tinggal di rumah saja dan menaati sepuluh perintah tersebut?” Bukan hanya menjadi pembaca Firman tetapi juga TAAT pada Firman TUHAN!
1
2
Nats : Lukas 5:1-11
orang-orang bekerja demi mendapatkan rezki yang
Tema : Berkat di Balik Ketaatan
banyak. Namun ada hal menarik di sini, yaitu pada ayat 5,
Pendahuluan
para nelayan katakan, “dari tadi malam kami ini tidak menangkap apa-apa”. Hal ini berarti bahwa
Saudara, apa yang dicari orang dalam kehidupan ini? Seringkali seorang Kristen pun lupa bahwa dalam dunia yang super sibuk ini mereka berjalan untuk berkat jasmani, dan tidak mengindahkan atau menyandarkan harapan pada Tuhan. Dalam bagian ini, ada beberapa hal yang Tuhan ajarkan pada kita mengenai perjumpaan berharga antara Tuhan dan manusia. 1. Berkat penuh ketika seseorang TAAT kepadaNya (ayat 3) Kisah ini dimulai dengan kegiatan sehari-hari nelayan. Pekerjaan nelayan adalah menangkap ikan sebanyak-banyaknya untuk dijual dan
atau bias dibilang , jumlah ikan yang tidak setimpal dengan jerih payah mereka. Dalam bahasa moderen kita sebut saja, pekerjaan mereka tidak efektif dan efisien. Kalau kita kerja berat tapi hasilnya sedikit, atau seseorang menanam modal tetapi hasilnya tidak seperti yang ia harapkan, kira-kira ekspresinya bagaimana? Yah begitulah para nelayan itu! Alkitab menyelipkan peristiwa menarik ketika para nelayan itu tidak mendapatkan berkat! Yaitu ayat 5, ada satu bagian yang tidak boleh kita lewatkan, yaitu, perkataan Simon Petrus ketika tidak ada apa-
menghasilkan uang.
apa yang mereka tangkap. Yesus katakan, “tebarkan
Hal tersebut merupakan hal yang umum jikalau kita
jalamu lagi”. Simon menyahut, “sepanjang malam
kaitkan dengan konteks keseharian di dunia kita.
1
mereka tidak mendapatkan sesuatu yang bernilai
kami di sini tapi tidak ada apa-apa, tapi karena
2
Engkau menyuruhnya maka aku menebarkan jala juga”.
keinginannya untuk mengunjungi Gunung Sinai. “Begini,” ujarnya kepada sang pendeta, “saya berencana mendaki sampai ke puncak gunung itu,
Pasti para nelayan itu berpikir, Siapa sih Yesus? Tukang kayu bukan nelayan. Kalau Simon berlogika, harusnya dia katakan, “Hei, kami ini nelayan sudh lama di lautan, tapi kamu siapa kamu mencoba mengajari kami cara menangkap ikan”?
dan setelah tiba di sana saya akan membaca Sepuluh Perintah Allah keras-keras.” Pria itu mengira perkataannya akan menyenangkan pendetanya. Jadi, ia terkejut saat mendengar tanggapan sang pendeta, “Tahukah Anda, saya
Tapi Simon meihat Yesus dengan cara yang
dapat memikirkan suatu ide yang lebih baik dari itu.”
berbeda! Simon beranggapan bahwa Saya tidak
Pria itu menyahut, “Benarkah, Pak Pendeta? Apakah
kenal Dia, tapi saya percaya bahwa Ia dapat dipercaya!
itu?” Pendeta itu menjawab tanpa tedeng aling-aling,
kemudian Apa yang terjadi? Ayat 6, jala mereka
“Daripada menempuh perjalanan beribu-ribu
koyak karena ikan lebih banyak daripada daya
kilometer untuk membaca Sepuluh Perintah Allah di
tampung jala mereka!
Gunung Sinai, mengapa Anda tidak tinggal di rumah
pengalaman berharga yang bisa kita ambil dari
saja dan menaati sepuluh perintah tersebut?”
kejadian ini adalah Ketaatan mendatangkan berkat! Yang dikejar bukan berkat tetapi mengusahakan
Dari ilustrasi ini kita diajak agar Bukan hanya
KETAATAN maka berkat itu akan datang!
menjadi pembaca Firman tetapi juga TAAT pada Firman TUHAN!
Ilustrasi : Seorang jemaat memberi tahu pendetanya bahwa ia akan pergi ke Kota Suci Yerusalem. Ia menyatakan
1
2
2. Berkat yang sejati adalah pemberi Berkat (11)
kemana? mereka merasa layak dan tidak tahu berterimakasih. Karena mereka hanya mau sembuh,
Seorang pemuda berdoa kepada Tuhan, dan Tuhan
bukan mencari Tuhan.
memberkati dia, lalu mulai rohaninya menyusut karena keinginannya sudah dia dapatkan. Saudara,
Semua berkat dari Tuhan, maka berdosalah orang
tindakan itu samahalnya, dekat dengan TUHAN
yang diberkati Tuhan tetapi makin diberkati makin
karena inginkan berkat Tuhan. Hal itu salah dan
jauhlah dia dari Tuhan.
keliru.
Saudara kita belajar dari Petrus, ketika berkat Tuhan
Para nelayan dalam ayat 11, dikatakan, “mereka
turun atasnya, ayat 8, Petrus tersungkur di hadapan
meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus.
Yesus, dia katakan, “Tuhan, pergilah daripadaku, karena aku ini orang berdosa!.” TIDAK LAYAK
Mereka memahami bahwa berkat itu adalah penting,
menerima berkat!
namun jauh lebih penting apabila kita menyandarkan hidup kita kepada yang MahaKuasa. Paulus
Teman2, apapun yang kita miliki didunia ini, Itu
katakan, “semua menjadi sampah ketika aku
semata-mata karena kasih karunia Tuhan dan
mengenal Dia”. Paulus mau katakan bahwa tidak
Harusnya menjadi cermin bahwa karena Tuhan mau
ada yang lebih berharga daripada perjumpaan
maka kita bisa memiliki semuanya.
dengan Yesus. Saudara, seringkali kita mendengar 10 orang kusta
Mari kita taat untuk melakukan firman Tuhan dalam
yang diceritakan dalam Alkitab. Berapa yang
kehidupan kita. Karena Kataatan berarti kita mau
menyadari seperti murid Yesus menyadari? hanya 1
lebih cinta Yesus daripada hanya mengharapkan
orang yang menyadari bahwa berkat yang diperoleh
berkat, tanpa taat pada firman Tuhan.
semata-mata karena karunia Tuhan. Yang 9
1
2
1
2