Keracunan[1].docx

  • Uploaded by: Sutarso
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Keracunan[1].docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,889
  • Pages: 15
KEPERAWATAN GADAR KRITIS KERACUNAN (INTOKSIKASI)

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dari Dosen Refa Teja Mukti, S.Kep Ns

Disusun Oleh :

1. HENI NUR CAHYANI NIM : 16142014740198 2. HENI PURWANINGSIH NIM : 16142014741199

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO TAHUN 2017

KERACUNAN A. Pengertian Masuknya suatu zat ke dalam tubuh kita yang dapat mengganggu kesehatan bahkan dapat menimbulkan kematian. Pada hakekatnya semua zat dapat berlaku sebagai racun, tergantung pada dosis dan cara pamberiannya. Hampir semua racun bekerja segera, dan karena itu setiap kasus keracunan merupakan keadaan gawat darurat medis, dan harus mendapat pertolongan segera.

Kadang-kadang dapat terjadi bahwa akibat segera dari racun sudah tidak tampak lagi pada saat pertolongan medis diberikan, tetapi harus selalu diingat kemungkinan akibat lambat dari racun tersebut dapat fatal ataupun sangat merugikan. Karena gejala yang ditimbulkan sangat bervariasi, kita harus mengenal gejala yang ditimbulkan oleh setiap agen agar dapat bertindak dengan cepat dan tepat pada setiap kasus dengan dugaan keracunan. Seseorang dapat dicurigai mengalami keracunan bila: 1. Seseorang yang sehat mendadak sakit. 2. Gejalanya tak sesuai dengan suatu keadaan patologik tertentu. 3. Gejala menjadi cepat karena dosis yang besar. 4. Anamnestik menunjukkan ke arah keracunan, terutama pada kasus bunuh diri/ kecelakaan. Pada penderita yang dicurigai kasus pembunuhan/ bunuh diri perhatikan benda-benda sekitar penderita dan simpan semua zat yang ada ditempat kejadian. 5. Keracunan kronik dicurigai bila digunakan obat dalam waktu lama atau lngkungan pekerjaan yang berhubungan dengan zat-zat kimia. Seseorang dapat mengalami keracunan dengan cara: 1. Tertelan melalui mulut, misalnya keracunan makanan, minuman, dll. 2. Terhisap melalui hidung, misalnya keracunan gas CO. 3. Terserap melaiui kulit / mata, misalnya keracunan zat kimia. 4. Suntikan, misalnya gigitan binatang atau alat suntik (narkoba). Cara-cara masuk kedalam tubuh dan jenis racun akan menentukan gejalagejala yang timbul dan cara-cara yang berlainan untuk penanggulangannya. Antidotum umum terhadap semua racun tidak ada. Pertolongan pertama hendaknya segera diberikan dengan tidak boleh membuang-buang waktu mencari-cari antidotum dan tanpa menunda-nunda evakuasi korban ke Rumah Sakit. Pada dasarnya sifat racun dapat dibagi menjadi: 1. Korosif, misalnya asam / basa kuat (asam klorida, asam sulfat, natrium hidroksida), bensin, minyak tanah 2. Non Korosif, misalnya makanan, obat-obatan 3. Zat yang dapat menimbulkan keracunan dapat berbentuk: 4. Padat, misalnya obat-obatan / makanan 5. Gas, misalnya CO, H2S, dll 6. Cair, misalnya alokhol, bensin, minyak tanah, dll 7. Seseorang mengalami keracunan dikarenakan: 8. Sengaja bunuh diri / Attended Suicide 9. Diracuni / Homicide 10. Tidak sengaja / Accidental Poisoning

11. Berlebihan / over dosis 12. Sengaja untuk maksud tertentu, tapi tahu ukuran yang mematikan / Poisining for kick Secara umum pada penderita dengan kasus keracunan penanganan tetap berdasarkan penilaian Airway, breathing dan sirkulasi (ABC). Jangan tunda penanggulangannya. B. Penanggulangan Penderita Keracunan 1. Keracunan Makanan a. Keracunan Botulinum / Botulisme Clostridium botulinum adalah kuman yang hidup secara anaerob, yaitu ditempat-tempat yang tidak ada udaranya dengan sifat racun Eksotoksin / Neurotoksin. Karena cara hidup yang demikian, kuman tersebut banyak terdapat pada makanan kaleng yang diolah secara tidak sempurna juga pada makanan kaleng yang tersimpan dengan masa kadaluarsa yang telah habis masa berlakunya. Tanda dan Gejala: 1) Masa later, 8 jam - 8 hari 2) Muntah 3) Lemah 4) Gangguan penglihatan 5) Refleksi pupil tidak ada (-) Tidak ada gangguan pencernaan dan kesadaran. Penanganan: 1) Netralisasi dengan cairan 2) Upayakan muntah dengan pemberian Na bicarbonate 3) Kuras Lambung 4) Antidot ABS dosis 1 vial setiap 4jam. (Anti Botulisme Serum) b. Keracunan Makanan Laut Beberapa jenis makanan laut seperti kepiting, rajungan dan ikan laut lainnya dapat menyebabkan keracunan. Tanda dan Gejala: 1) Masa laten ¼ - 4 jam 2) Pruritus 3) Rasa panas disekitar mulut 4) Lemah, Rasa baal pada ekstremitas 5) Mual, muntah 6) Nyeri perut dan diare 7) Sulit bernafas Penanganan:

1) Netralisasi dengan cairan, Anti Histamin (Jika ada pembengkakan) 2) Upayakan muntah 3) Kuras Lambung 4) Berikan nafas buatan bila perlu c. Keracunan Jengkol Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam saluran kencing. Ada beberapa hal yang diduga mempengaruhi timbulnya keracunan yaitu: 1) Jumlah yang dikonsumsi 2) Cara penghidangan, dan 3) Makanan penyerta lainnya Tanda dan Gejala: 1) Masa laten beberapa jam-48 jam 2) Nafas, mulut dan air seni penderita berbau jengkol 3) Sakit pinggang yang disertai sakit perut 4) Nyeri waktu buang air kecil 5) Buang air kecil kadang disertai darah Penanganan: 1) Minum air putih yang banyak 2) Obat penghilang rasa sakit dapat diberikan untuk menghilangkan rasa sakitnya d. Keracunan Jamur Keracunan dapat terjadi karena cara penyimpanan, pengolahan dan penghidangan yang tidak baik. Tanda dan Gejala: 1) Masa laten timbul dalam 6 jam 2) Sakit perut disertai diare kadang bercampur darah, muntah 3) Berkeringat banyak Penanganan 1) Netralisasi dengan cairan 2) Upayakan muntah 3) Berikan norit 1-2 sendok makan dengan air hangat 4) Berikan antidot SA 1 mg IV 5) Jika mengandung Metilhidrazin berikan Piridoksin 25mg/kg BB IV 6) Jaga keseimbangan cairan dan elektrolit 7) Diet tinggi karbohidrat. e. Keracunan Singkong

Umbi singkong secara alami mengandung HCN. Keracunan dapat terjadi tergantung dari jumlah HCN yang di konsumsi, cara pengolahan dan penghidangan. Tanda dan Gejala: 1) Masa laten 1-beberapa jam 2) Mual dan muntah 3) Sesak nafas 4) Sianosis 5) Dapat terjadi koma bahkan sampai kematian Penanganan: 1) Netralisasikan dengan cairan 2) Upayakan muntah 3) Berikan norit 1-2 sendok makan dengan air hangat 4) Berikan Amil Nitrit 1 ampul 0.2 ml 5) Antidot Na Nitrit 3% IV, stop bila TD <80 mmHg 6) Berikan 50 ml larutan Na Tiosulfat 25% IV  10` 7) Berikan oksigen 100% f. Keracunan Tempe Bongkrek Tempe bongkrek terbuat dari ampas kelapa yang mengandung Baccilius Cocovenans yang membentuk asam bongkrek. Tanda dan Gejala: 1) Masa laten terjadi dalam beberapa jam 2) Kejang perut 3) Kejang otot-otot 4) Sesak nafas, dapat tenjadi kematian Penanganan 1) Netralisasikan dengan cairan 2) Upayakan muntah 3) Kuras lambung bila perlu 4) Berikan norit 1-2 sendok makan dengan air hangat 5) Berikan nafas buatan bila perlu g. Keracunan Makanan Basi Penyebab

adalah

Staphylococcus

Endotoksin/Enterotoksin. Tanda dan Gejala: 1) Mual, muntah 2) Diare 3) Nyeri perut 4) Nyeri kepala, demam

Aureus

dengan

sifat

racun

5) Dehidrasi, dapat menyerupai disentri Penanganan: 1) Netralisasikan dengan cairan 2) Upayakan muntah 3) Berikan norit 1-2 sendok rnakan dengan air hangat 4) Obati seperti kasus Gastroenteritis 2. Keracunan Zat-zat Kimia dan Obat - obatan a. Keracunan Alkohol Etil alkohol (wiski berkadar 40%), alkohol pekat (95% dan 75%), metil alkohol (spiritus). Tanda dan Gejala 1) Kekacauan mental 2) Pupil mata dilatasi 3) Sering muntah-muntah 4) Bau alkohol Penanganan: 1) Upayakan muntah bila penderita sadar 2) Pertahankan agar pernafasan baik 3) Bila sadar, beri minum kopi hitam 4) Pernafasan buatan bila perlu b. Keracunan Acetosal Aspirin, Naspro Tanda dan Gejala 1) Nafas dan nadi cepat 2) Gelisah 3) Nyeri perut 4) Muntah (sering bercampur darah) 5) Sakit kepala Penanganan: 1) Upayakan muntah bila penderita sadar 2) Beri minum air atau susu 3) Berikan vitamin K bila muntah bercampur darah c. Keracunan Sedativa Psikotropika Luminal dan obat tidur sejenisnya. Tanda Dan Gejala: 1) Refleks berkurang 2) Depresi pernafasan 3) Pupil kecil  akhirnya dilatasi 4) Syok  bisa koma

Penanganan: 1) Bila penderita sadar, berikan minum air hangat atau norit serta upayakan muntah 2) Bila penderita tidak sadar, jaga dan bersihkan jalan nafas d. Keracunan Arsenicum Racun tikus (warangan), insektisida, pengawet kayu dll. Tanda dan Gejala: 1) Perut dan tenggorokan rasa terbakar 2) Muntah, mulut kering 3) Buang air besar seperti air cucian beras 4) Nafas dan kotoran berbau bawang 5) Kejang  syok Penanganan: 1) Upayakan muntah 2) Beri minum air hangat atau larutan norit 3) Segera kirim ke rumah sakit e. Keracunan Senyawa Hidrokarbon Bensin, minyak tanah, baygon, deterjen, terpentin, dll. Hati-hati dengan penderita keracunan zat hidrokarbon karena kemungkinan dapat terjadi pneumonia berat. Tanda dan Gejala: Inhalasi 1) Nyeri kepala 2) Mual 3) Muntah 4) Lemah 5) Sesak nafas Tertelan: 1) Muntah 2) Diare 3) Sangat berbahaya bila terjadi aspirasi Penanganan: 1) Jangan lakukan muntah buatan 2) Beri minum air hangat atau larutan norit f. Keracunan Monoksida (CO) Sifat : tidak berbau dan tidak berwarna. Sumber gas CO dapat berasal dan inhalasi gas domestik dan gas pembuangan mesin. Cara kerja CO dalam tubuh yaitu bergabung dengan hemoglobin dalam darah, akibatnya hemoglobin tidak dapat mengikat O2

Tanda dan Gejala: 1) Bibir dan kulit berwarna merah jambu 2) Sakit kepala dan pusing 3) Korban bingung  sesak nafas 4) Syok Penanganan: 1) Pindahkan korban ke area yang aman berlawanan dengan arah angin 2) Berikan oksigen murni dengan konsentrasi tinggi (O2 100%) 3) Bantu pernafasan sampai adekuat. g. Keracunan H2S Sifat tidak berbau dan tidak berwarna, Iebih ringan dari CO dan O2. Sumber H2S berasal dari tambang eksplorasi gas alam. Dapat masuk kedalam organ pernafasan tanpa dihirup / inspirasi. Berat dan ringan keracunan H2S tergantung dari jumlah H2S yang masuk kedalam tubuh penderita. Tanda dan Gejala: 1) Sesak nafas 2) Seperti orang tercekik 3) Syok 4) Sianosis 5) Tidak sadar  dapat terjadi kematian Penanganan: 1) Penolong harus memakai alat breathing apparatus 2) Jauhkan penderita dari lokasi sumber lokasi H2S berlawanan dengan arah angin 3) Berikan oksigen konsentrasi tinggi (O2 100%) 4) Segera bawa ke rumah sakit C. Prinsip Penatalaksaan Keracunan Selalu berprinsip pengamanan diri sendiri dalam melakukan tindakan serta penilan daripada airway, breathing dan sirkulasi (ABC). 1. Mencegah dan menghentikan penyerapan racun a. Bila racun ditelan 1) Encerkan racun yang ada dalam lambung, sekaligus menghalangi penyerapannya dengan cara memberikan cairan dalam jumlah banyak. Cairan yang digunakan adalah air biasa, susu, norit yang telah dilarutkan. 2) Emesis/ upayakan penderita muntah, efektif bila dilakukan dalam 4 jam setelah racun ditelan.

3) Bawa serta hasil muntahan penderita untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. 4) Jangan melakukan muntah buatan pada penderita dengan keracunan zat korosif dan/atau penderita tidak sadar. b. Bila racun melalui kulit / mata 1) Pakaian yang terkontaminasi dilepas 2) Cuci/ bilas bagian yang terkena dengan air yang mengalir. Bila racun berbentuk serbuk lakukan penyapuan serbuk terlebih dahulu kemudian bilas dengan air 3) Perhatikan jangan sampai penolong terkena. c. Bila racun melalui inhalasi 1) Pindahkan penderita ke tempat yang aman berlawanan dengan arah angin 2) Beri oksigen konsentrasi tinggi 3) Jangan lakukan pernafasan buatan dari mulut ke mulut. 2. Pengobatan simptomatik a. Bila ada gangguan pernafasan  resusitasi. b. Pemberian antidot yang tidak spesifik atau spesifik. c. Pemberian obat diuresis dan cuci darah bila diperlukan. d. Rasa nyeri/ sakit dapat diberikan obat penghilang rasa sakit. D. Gigitan Binatang Gigitan binatang termasuk dalam kategori racun yang masuk kedalam tubuh melalui

suntikan.

Gigitan

binatang

atau

sengatan

serangga

dapat

menyebabkan nyeri yang hebat dan/atau pembengkakan. Gigitan dan sengatan berbagai binatang walaupun tidak selalu membahayakan jiwa dapat menimbulkan reaksi alergi yang hebat dan bahkan kadang-kadang dapat berakibat fatal. Kesadaran akan penyebab dari gigitan dan sengatan ini dapat mengurangi atau mencegah timbulnya korban. Pengetahuan tentang penanganan yang cepat dan tindakan pertolongan pertama dapat mengurangi parahnya cedera akibat gigitan dan sengatan tersebut dan menjaga penderita dari sakit yang parah. E. Penanggulangan Penderita Gigitan Binatang 1. Gigitan Binatang Darat a. Gigitan Anjing, Kucing, Kera dll. Dapat menyebabkan luka memar yang hebat dan infeksi, serta robekan dari jaringa. Tanda dan Gejala: 1) Sakit kepala 2) Demam

3) Kejang-kejang 4) Kemungkinan rabies Penanganan: 1) Amankan diri dari lingkungan sekitar 2) Nilai keadaan dari airway, breathing dan sirkulasi (ABC) 3) Cuci luka dengan air mengalir dan sabun atau larutan deterjen 4) Mobilisasikan bagian yang digigit / luka tersebut 5) Berikan SAR (serum anti rabies) bila ada 6) Bila dapat lakukan penangkapan binatang yang menggigit untuk identifikasi 7) Segera bawa penderita ke rumah sakit b. Gigitan Ular Parahnya akibat dari suatu gigitan ular tergantung dari ular berbisa atau tidak berbisa, jenis ular, bagian tubuh yang digigit dan seberapa banyak racun ular yang disemprotkan oleh ular tersebut. Bisa ular dapat menyebabkan reaksi toksik pada syaraf, darah, dan jantung, karena bisa ular memiliki sifat : 1) Neurotoksin  berakibat pada syaraf tepi (perifer) atau syaraf pusat (sentral) 2) Haematotoksin  haemolyti 3) Myotoksin  kerusakan sel otot ginjal 4) Kardiotoksin  kerusakan otot jantung 5) Cytotoksin  gangguan jantung dan pembuluh darah 6) Cytolytik  peradangan dan mati jaringan 7) Enzym-enzym  zat aktif penyebaran bisa. Tanda dan Gejala lokal : 1) Ada 2 lubang bekas gigitan yang sejajar 2) Ada tanda-tanda kemerahan disekitar luka 3) Bengkak dan nyeri 4) Timbul dalam 10 menit Tanda dan Gejala Umum : 1) Demam 2) Mual-muntah 3) Kelemahan 4) Mimisan 5) Nadi cepat dan kecil 6) Penurunan rasa raba sampai dengan mati rasa 7) Kejang 8) Pingsan

9) Gangguan pernafasan Penanganan: 1) Aman diri dan lingkungan sekitar 2) Nilai keadaan airway, breathing, dan sirkulasi (ABC) 3) Tenangkan penderita 4) Beri kompres dingin atau kompres es bila ada dibagian luka bekas gigitan 5) SABU (pemberian SABU dengan polivalen 1 ml yang berisi : 10 — 50 LD50 bisa Ankystrodon, 25-50 LD50 bisa Bungarus, 2550LD50 bisa Sputarix, Fenol 0,25% v/v. Teknik pemberiannya dengan cara 2 vial diencerkan dalam 500cc cairan dex 5% atau Nacl 0,9% dengan kecepatan 40-80 tetes permenit. Maxsimal 100 ml (20 Vial) pemberian dalam 24 jam jika prognosisnya bagus bisa diulang tiap 6 jam. 6) Imobilisasikan anggota badan yang digigit dibawah ketinggian jantung 7) Berikan O2 bila ada 8) Usahakan, agar ular dapat ditangkap untuk identifikasi jenis bisa ular 9) Bawa segera ke rumah sakit c. Gigitan Arthropoda (Laba-laba, Tawon, Kelabang, Kala) Gigitan atau sengatan dari berbagai jenis serangga, laba-laba, kala dan kelabang, walaupun tidak selalu membahayakan jiwa, dapat menimbulkan reaksi alergi yang gawat dan bahkan kadang-kadang dapat berakibat fatal. Musibah yang diderita dapat akibat dari gigitan, pagutan, sengatan, atau mungkin hanya sentuhan binatang atau bagian tubuhnya. Tanda dan Gejala : 1) Bengkak dan kemerahan di daerah gigitan 2) Gatal-gatal 3) Nyeri dan terasa panas 4) Demam, menggigil, kadang disertai sulit tidur 5) Dapat terjadi syok Penanganan : 1) Aman diri dan lingkungan sekitar 2) Nilai keadaan airway, breathing, dan sirkulasi (ABC) 3) Tenangkan penderita 4) Ambil sengatnya kalau nampak (hati-hati saat mencabut jangan sampai menekan kantung bisa/kelenjar bisa)

5) Cuci daerah gigitan dengan air sabun atau alkohol 70% atau antiseptik 6) Kompres dingin (kompres es) 7) Imobilisasikan daerah yang tergigit 8) Berikan antihistamin jika reaksi ringan 9) Berikan Adrenalin 0.5 mg IM, jika reaksi berat 10) Dapat diberikan penawar sakit (ponstan atau tramadol dsb) 11) Bawa segera ke rumah sakit 2. Gigitan Binatang Air a. Gigitan Trigonid (Duri Babi) Terdapat diperairan laut dangkal. Biasanya penderita terkena sengat trigonid disebabkan menginjak atau bersentuhan dengan bagian tubuh binatang tersebut. Tanda dan Gejala: 1) Timbul rasa nyeri dalam 90 menit 2) Rasa panas didaerah gigitan 3) Pusing bahkan terkadang sampai tidak sadar (pingsan) Penanganan: 1) Amankan diri dan lingkungan 2) Nilai keadaan airway, breathing dan sirkulasi (ABC) 3) Tenangkan penderita 4) Cabut duri babi yang menusuk 5) Rendam bagian yang tergigit dalam air hangat 6) Bersihkan luka dan imobilisasi daerah luka b. Gigitan Ubur-ubur (Jellyfish) Kelompok hewan-hewan laut ini menimbulkan cedera dengan sengatan dan sel-sel penyengat dari alat-alat penangkap (tentakeltentake)-nya yang menyebabkan rasa panas terbakar dan sedikit perdarahan pada kulit. Tanda dan Gejala: 1) Rasa panas dan terbakar serta sedikit perdarahan pada kulit 2) Urtikaria 3) Mual 4) Muntah 5) Kejang otot 6) Syok 7) Kesulitan bernafas Penanganan: 1) Aman diri dan Iingkungan sekitar

2) Nilai keadaan airway, breathing dan sirkulasi (ABC) 3) Bebaskan anggota badan yang cedera dari tentakel-tentakel dengan handuk basah 4) Cuci luka dengan larutan Aromatic Ammonia Spirit atau alkohol 70% 5) Berikan 10 ml larutan Na Glukonat 6) Pasang tourniket dan berikan antidot Sea Wasp Antivenome (SWA) bila ada 7) Bawa segera ke rumah sakit c. Gigitan Ikan Pari (Sting ray) Kelompok hewan-hewan laut ini menyuntikkan racun-nya dengan menusukkan dunr-duri/jarum-jarumnya. Tanda dan Gejala 1) Pembengkakan 2) Mual, muntah dan diare 3) Kejang-kejang bahkan terkadang disertai kelum-puhan otot-otot Penanganan: 1) Aman diri dan lingkungan sekitar 2) Nilai keadaan airway, breathing dan sirkulasi 3) Bersihkan luka dengan sabun dalam air hangat selama 30-60 menit. Cara ini efektif untuk me-non-aktifkan racun yang tidak tahan panas 4) Bawa segera ke rumah sakit d. Gigitan Gurita (Blue Ringed Octopus) Gurita tidak akan menggigit kecuali terinjak atau diganggu. Gigitannya sangat beracun dan seringkali menimbulkan kematian. Tanda dan Gejala: 1) Kegagalan nafas secara progresif terjadi dalam 10-15 menit 2) Luka bekas gigitan kecil, tidak terasa nyeri yang mungkin berwarna merah dan benjolan (tampak seperti melepuh berisi darah) 3) Kehilangan rasa raba (dimulai sekitar mulut dan leher) 4) Mual, muntah 5) Kesulitan menelan 6) Kesulitan bernafas 7) Gangguan penglihatan 8) Inkoordinasi 9) Kelumpuhan otot 10) Pernafasan berhenti

11) Denyut nadi berhenti 12) Dapat diikuti kematian Penanganan : 1) Aman diri dan lingkungan sekitar 2) Nilai airway, breathing dan sirkulasi (ABC) 3) Tenangkan penderita 4) Bersihkan / cuci luka bekas gigitan dengan air hangat 5) Lakukan pressure imobilisasi pada bagian yang cedera 6) Monitor tanda-tanda vital 7) Lakukan RJP jika diperlukan 8) Segera bawa ke rumah sakit F. Prinsip Penatalaksanaan Gigitan Binatang Prinsip penatalaksanaan pada pederita dengan gigitan binatang sama dengan penatalaksanaan pada penderita keracunan. Yang harus selalu diperhatikan pada penderita keracunan maupun gigitan binatang hendaklah selalu monitor dan catat setiap perubahan-perubahan yang terjadi (ABC).

DAFTAR PUSTAKA

Modul Basic Trauma Cardiac Life Support Edisi Revisi AGD Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: 2012 Buku Panduan BT dan CLS. Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118. PT Ambulans 118. Jakarta: 2016 MBTCLS. Edisi Revisi AGD Dinkes Prov DK I.J. Jakarta:2012 Alimul Hidayat A. Aziz dan Uliah Musrifatul. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC. 2004 Alimul Hidayat A. Aziz. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Cetakan 2. Jakarta: Salemba Medika. 2006 Betz Cecily L dan Sowden Linda A. Keperawatan Pediatri Ed. 3. Jakarta: EGC. 2002

More Documents from "Sutarso"