Keputusan Direktur Rumah Sakit Avicenna Bireuen.docx

  • Uploaded by: Irwanidia
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Keputusan Direktur Rumah Sakit Avicenna Bireuen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,865
  • Pages: 19
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AVICENNA BIREUEN NOMOR:

/ SK-AVC/ 2018

TENTANG TRANSPORTASI AMBULANCE RS AVICENNA BIREUEN DIREKTUR RUMAH SAKIT AVICENNA BIREUEN

Menimbang

: 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah sakit Avicenna Bireuen, maka diperlukan transportasi ambulance. 2. Bahwa agar terlaksana pelayanan ambulance dengan baik, maka diperlukan kebijakan Direktur Rumah Sakit Avicenna Bireuen sebagai landasan bagi penyelenggaraan ambulance di Rumah Sakit Avicenna Bireuen.

Mengingat

: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang praktik kedokteran (Lembaga Negara RI Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara RI 4431. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153). 3. Kepmenkes

Nomor

0152/YanMed/RSKS/1987,

tentang

standarisasi kendaraan pelayanan medik. 4. Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

No.

1333/MenKes/SK/XII/1999, tentang standard pelayanan Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

Menetapkan

: KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AVICENNA BIREUEN TENTANG

PELAYANAN

AMBULANCE

DI

RUMAH

SAKIT

AVICENNA BIREUEN. Kesatu

: 1. Keputusan Direktur Rumah Sakit Avicenna Bireuen tentang kebijakan pelayanan ambulance. 2. Kebijakan pelayanan ambulance di Rumah Sakit Avicenna Bireuen sebagaimana tercantum dalam keputusan ini.

3. Petugas di Rumah Sakit Avicenna Bireuen diwajibkan mengetahui jenis pelayanan ambulance dalam meningkatkan pelayanan transportasi pasien. Kedua

: Rumah Sakit Avicenna Bireuen Meminjam mobil Ambulance dari RSUD dr. Fauziah Bireuen bila diperlukan kesepakatan kedua belah pihak sebagaimana tercantum dalam surat pinjam pakai yang terlampir dalam surat keputusan ini.

Ketiga

: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, bila kemudian hari diketemukan kekeriruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI : BIREUEN PADA TANGGAL : 22 OKTOBER 2018 DIREKTUR RS AVICENNA BIREUEN

dr. ARMIYA

PANDUAN TRANSPORTASI RUMAH SAKIT AVICENNA BIREUEN

RUMAH SAKIT AVICENNA KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2018

KATA SAMBUTAN

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah yang Maha Kuasa, buku panduan tentang Panduan Transportasi Ambulance di Rumah Sakit Avicenna Bireuen ini telah dapat kami susun, buku panduan ini bertujuan memberikan petunjuk agar semua karyawan, keluarga dan pengunjung di Rumah Sakit memperhatikan keselamatan pasien sekitarnya. Dengan adanya buku panduan ini di Rumah Sakit Avicenna Bireuen harus melaksanakan ketentuan – ketentuan yang tercantum pada Panduan Transportasi Ambulance. Pada akhirnya diharapkan kepada para petugas Rumah Sakit Avicenna Bireuen yang terkait mempunyai motivasi dan itikat serta kesadaran dang tanggung jawab dalam menerapkan.

Bireuen, 22 Oktober 2018 Direktur Rumah Sakit Avicenna Bireuen

Dr. Armiya

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, atas Rahmat dan petunjuk-Nya dapat menyelesaikan Panduan Transportasi Ambulance di Rumah Sakit Avicenna Bireuen ini tepat pada waktunya. Panduan ini merupakan petunjuk teknis pelayanan yang dapat digunakan dengan mudah dan benar dusesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan yang terjadi. Panduan Transportasi Ambulance merupakan sistem pelayanan dari pelayanan Rumah Sakit, oleh sebab itu keberhasilan pelayanan ini turut menentukan pelayanan Rumah Sakit. Harapan kami Panduan Transportasi Ambulance ini berisi petunjuk teknis dan prosedur tetap di Rumah Sakit Avicenna Bireuen yang dapat membantu karyawan di Rumah Sakit Avicenna Bireuen dalam melakukan Transportasi Ambulance dengan baik. Panduan Transportasi Ambulance ini disusun dengan itikad baik yang terkandung didalamnya guna meningkatkan mutu pelayanan walaupun masih jauh dari sempurna. Namun tidak lupa kami mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan panduan ini pada edisi berikutnya.

Sekian dan terima kasih.

Bireuen, 22 Oktober 2018

Rumah Sakit Avicenna

BAB I DEFINISI

Evaluasi dan transportasi merupakan salah satu bagian penting dalam pelayanan gawat darurat. Melalui evaluasi dan transportasi yang tepat dapat membantu penanganan penderita gawat darurat dengan baik. Pada pelayanan gawat darurat terkadang diperlukan merujuk pasien karena penanganan ditempat tersebut tidak dapat dilakukan oleh karena keterbatasan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang memungkinkan dilakukan penanganan yang definitive. Untuk itu dibutuhkan sarana evaluasi dan transportasi yang memadai berupa ambulance yang lengkap dengan sarana prasarananya. Transportasi bukanlah sekedar mengantar pasien ke Rumah Sakit. Serangkaian tugas harus harus dilakukan sejak pasien dimasukkan ke dalam Ambulance hingga diambil alih oleh pihak Rumah Sakit. Saran Transportasi Medik adalah kendaraan untuk pemindahan pasien atau jenazah suatu tempat ke tempat lain. Ambulance adalah mobil khusus untuk melakukan transportasi medik keluar Rumah Sakit memindahkan pasien masuk ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.

BAB II RUANG LINGKUP

Pedoman ini berlaku pada semua lini pelayanan Rumah Sakit yang meliputi : Emergensi, rawat jalan, rawat inap, ruang tindakan, ruang keperawatan khusus (HCU).

BAB III TATALAKSANA

A. Transportasi 1. Menentukan Tujuan a. Pasien kritis atau tidak stabil harus dipindahkan ke Rumah Sakit dengan fasilitas gawat darurat terdekat, Termaksud dalam kategori diatas adalah: 1) Henti nafas atau henti jantung 2) Sumbatan jalan nafas yang tidak dapat diatasi 3) Kejang berulang atau yang sedang terjadi 4) Trauma mayor 5) Amputasi 6) Pasien luka bakar 7) Persalinan iminen 8) Suspek infark miokard pada pasien lebih dari 40 tahun dengan nyeri dada hebat b. Pasien yang stabil dapat dipindahkan ke rumah sakit yang menjadi pilihan atau berdasarkan keputusan chief ambulance 2. Sebelum Berangkat Sebelum transportasi, pastikan hal-hal berikut: a. Kondisi vital meliputi jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Pastikan ikatan pada alat pengangkut tidak menyebabkan pasien kesulitan bernafas. Jika pasien tidak sadar, pastikan pasien mendapatkan pertukaran udara yang cukup. b. Keamanan posisi alat pengangkut didalam ambulance. c. Persiapan jika timbul perburukan kondisi pernafasan dan sirkulasi dengan meletakkan spinal board pendek atau papan RJP dibawah matras. d. Longgarkan baju yang ketat. e. Periksa perban, balut dan bidai. f. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien. Mereka harus ditempatkan di kabin pengemudi dan memakai sabuk pengaman dengan baik agar tidak mempengaruhi proses perawatan pasien. g. Naikkan barang pribadi seperti dompet, koper dan tas serta pastikan barang tersebut aman di ambulace. Jika memungkinkan, beritahu petugas keamanan tentang hal ini. h. Tenangkan pasien. Ucapkan kata- kata yang menenangkan. Berikan senyuman.

3. Selama perjalanan a. Beritahu EMD bahwa anda meninggalkan lokasi. b. Lanjutkan perawatan kegawat – daruratan yang dibutuhkan. c. Gabungkan informasi tambahan pasien. d. Monitoring terus vital sign dan cacat. e. Beritahu fasilitas medis yang menjadi tujuan anda. f. Informasi yang harus diberikan meliputi 1) Identitas pasien 2) Hasil pemeriksaan 3) Tindakan yang telah dilakukan 4) Perkiraan waktu kedatangan (ETA) g. Persiapkan peralatan tambahan 1) Baskom atau kantung muntah jika pasien muntah 2) Suction jika terjadi aspirasi 3) Papan RJP jika terjadi gagal nafas atau gagal jantung h. Tenangkan emosi anda dan emosi pasien i.

Koordinasikan dengan pengemudi tentang kondisi pasien dan cara mengemudinya. Pengemudi perlu menyesuaikan kecepatan dan cara mengemudinya sesuai kebutuhan pasien.

j.

Jika terjadi henti jantung, RJP harus dilakukan dalam kondisi ambulance behenti. Pastikan fasilitas rujukan mengetahui kejadian ini.

4. Saat di Rumah Sakit a. Bersihkan dengan cepat kompartemen pasien menggunakan sarung tangan industry 1) Bersihkan darah, muntahan dan cairan tubuh lain yang mengering di lantai 2) Seka perlengkapan yang terkena percikan 3) Masukkan kain yang digunakan untuk membersihkan tadi ke kantung merah 4) Buang sampah medis, termaksud perban dan pembalut yang sudah terbuka tapi belum digunakan 5) Bersihkan kotoran non medis lain, seperti remah – remah roti, air, lumpur atau debu 6) Gunakan pengharum ruangan untuk menetralkan bau yang ada b. Siapkan perlengkapan pernafasan 1) Bersihkan dan lakukan prosedur disinfeksi pada barang non disposable 2) Ganti barang – barang sekali pakai (disposable) dengan cadangan 3) Tutup aliran tabung oksigen

B. Persiapan Ambulance 1. Pemeriksaan Ambulance a. Mesin Mati 1) Periksa seluruh badan ambulance 2) Periksa roda dan ban. Gunakan alat pengukur tekanan untuk memastikan tekanan ban yang tepat 3) Periksa spion dan jendela. Pastikan spion bersih dan berada di posisi yang tepat 4) Periksa fungsi setiap pintu dan kunci 5) Periksa bagian – bagian sistem pendingin 6) Periksa jumlah cairan kendaraan. Termaksud minyak mesin, pelumas rem, air aki dan pelumas setir 7) Periksa portal indikator aki dan tanda – tanda korosi 8) Periksa kebersiahan kabin, termaksud dashboard 9) Periksa fungsi jendela 10) Tes fungsi klakson 11) Tes fungsi sirene 12) Periksa sabuk pengaman. Tarik setiap sabuk dari gulungannya untuk memastikan mekanisme retraktor bekerja 13) Posisikan kursi pengemudi senyaman mungkin 14) Periksa jumlah bahan bakar. Isi bahan bakar setelah setiap kali tugas dimanapun lokasinya b. Mesi Hidup Nyalakan mesin dan keluarkan ambulance dari ruang penyimpanan, dan lakukan pemeriksaan berikut : 1) Tes fungsi indikator di dashboard 2) Periksa meteran yang terletak di dashboard 3) Tes fungsi rem 4) Tes fungsi rem tangan 5) Tes fungsi setir 6) Periksa fungsi wiper 7) Tes fungsi lampu 8) Periksa fungsi pemanas dan pendingin baik kompertemen kemudi maupun kompertemen pasien 9) Periksa perlengkapan komunikasi c. Pemeriksaan Persediaan Dan Perlengkapan Kompertemen Pasien 1) Periksa tekanan tabung oksigen 2) Pompa bidai udara dan periksa tanda – tanda kebocoran 3) Periksa semua perlengkapan oksigen dan ventilasi berfungsi dengan baik

4) Bersihkan debu dan cari tanda – tanda karat pada alat rescue 5) Nyalakan semua peralatan bertenaga aki untuk memastikan kinerjanya 6) Lakukan pemeriksaan tambahan pada alat khusus seperti AED (Automatted external defibrillation) 7) Lengkapi laporan pemeriksaan. Perbaiki kerusakan. Ganti barangbarang yang hilang 8) Bersihkan kompartemen untuk menghidari resiko infeksi

2. Mengoperasikan Ambulance a. Syarat Pengemudi Ambulance 1) Sehat secara fisik 2) Sehat secara mental 3) Sudah terlatih BHD 4) Memiliki keyakinan positif atas kemampuan dirinya 5) Bersikap toleran. Selalu ingat bahwa pengemudi lain akan bereaksi berbeda ketika mengetahui kendaraan gawat darurat 6) Tidak dalam pengaruh obat – obat berbahaya, terlarang dan obat penenang 7) Mempunyai SIM yang masih berlaku 8) Jika dibutuhkan, kacamata dan lensa kontak harus selalu dipakai 9) Evaluasi keadaan diri sendiri berdasarkan respon terhadap tekanan, kelelahan dan rasa kantuk

b. Aturan Dijalan 1) Ambulance memiliki hak – hak khusus saat menggunakan jalan jika digunakan untuk respon gawat darurat. Hak – hak khusus tidak berlaku jika tidak dalam respon gawat darurat. Menurut UU No. 22 Tahun 2009 Pasal 134, pengguna jalan yang memperoleh hak utama untuk didahulukan sesuai dengan urutan berikut : a) Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksakan tugas; b) Ambulance yang mengangkut orang sakit c) Kendaraan yang memberikan pertolongan pada Kecelakaan Lalu Lintas d) Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia e) Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu Negara f) Iring – iringan pengantar jenazah; dan g) Konvoi dan/ atau kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimpangan petugas kepolisian Negara Republik Indonesia.

2) Respon gawat darurat ini harus ditunjukkan dengan menghidupkan alat peringatan (warning device) berupa sirene dan lampu rotator. Sebagaimana bunyi UU No. 22 Tahun 2009 Pasal 135: kendaraan yang mendapat hak utama sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 134 harus dikawal oleh petugas kepolisian Negara Republik Indonesia dan/ atau menggunakan isyarat lampu merah atau biru dan bunyi sirene. 3) Risiko kecelakaan tetap ada , sehingga pengemudi tetap harus memiliki kewaspadaan tinggi, mempedulikan keselamatan pengemudi lain dan tidak ceroboh. 4) Hak – hak khusus ambulance meliputi: a) Memarkir kendaraan dimanapun selama tidak membahayakan orang lain dan tidak merusak hak milik orang lain. b) Melewati lampu merah dan tanda berhenti lain. c) Melewati batas kecepatan maksimum yang diperolehkan selama tidak membahayakan nyawa orang lain. d) Mendahului kendaraan lain di daerah larangan mendahului setelah memberikan sinyal yang tepat, memastikan jalur aman dan menghindari hal – hal yang dapat membahayakan nyawa dan harta benda e) Mengabaikan arah jalur dan aturan belok, setelah memberi sinyal yang tepat. c. Penggunaan alat peringatan (Warning Device) Alat peringatan bukanlah segalanya. Penelitian membuktikan bahwa pengemudi lain tidak melihat rotator atau mendengar sirene sampai jarak antara 15 – 30 meter. d. Sirene 1) Sirene adalah alat peringatan audio. 2) Gunakan sirene dengan bijak dan hanya ketika perlu. Sirene hanya digunakan saat respon gawat darurat. Suara sirene dapat dapat menambah rasa takut dan cemas pasien. Jika terlalu sering digunakan, pengemudi lai cenderung tidak memberikan jalan karena dianggap sebagai penyalahgunaan 3) Selalu waspada meski sudah membunyikan sirene. Adanya bangunan, pepohonan, semak berlukar dan radio tape dapat menghalangi bunyi sirene. 4) Selalu waspada terhadap manuver aneh pengemudi lain yang menjadi panik karena suara sirene. 5) Jangan mengemudikan sirene secara tiba – tiba didekat kendaraan lain. Gunakan klakson. 6) Jangan gunakan sirene untuk menakut – nakuti orang.

C. Memindahkan Pasien Ke Ambulance 1. Pasien harus udah diperiksa kondisinya, dilakukan prosedur penanganan gawat darurat jika dibutuhkan, distabilisasi dan kemudian baru dipindahkan ke ambulance. 2. Pada kasus tertentu yang tidak memungkinkan intervensi ditempat, seperti lokasi yang berbahaya atau pasien memerlukan prioritas tinggi, maka pemindahan dapat dilakukan terlebih dahulu. 3. Jika curiga cidera spinal, stabilisasi harus segera dilakukan. Cervical collar harus terpandang dan pasien diimobilisasi dengan spinal board.

Stabilisasi 1. Stabilisasi adalah urutan tindakan untuk mempersiapkan pasien sebelum dipindahkan. Stabilisasi meliputi: a. Perawatan luka dan cidera lain b. Fiksasi benda yang menusuk c. Pemasangan balut dan bidai d. Pemakaian selimut untuk menjaga suhu tubuh e. Alat pengangkut harus terfiksir kepada pasien dengan baik. Tali pengikat diletakkan minimal di tiga tempat: 1) Setinggi dada 2) Setinggi pinggang atau panggul 3) Setinggi tungkai 4) Jika ada tali tambahan, diikatkan secara menyilang di dada 2. Pada prinsipnya pemindahan harus dilakukan secepat mungkin mengingat kondisi pasien, sehingga perhitungkan waktu yang dibutuhkan.

BAB IV DOKUMENTASI

1. Dokumentasi ini akan digunakan sebagai acuan data dasar dan sarana audit 2. Rumah

Sakit

Avicenna

Bireuen

bertanggung

jawab

untuk

menjaga

berlangsungnya proses transportasi pasien dengan menggunakan protokal standar Rumah Sakit Avicenna Bireuen 3. Data audit akan ditinjau ulang secara teratur oleh Rumah Sakit Avicenna Bireuen

RUMAH SAKIT AVICENNA BIREUEN

PEMERIKSAAN AMBULANCE DALAM KONDISI MESIN HIDUP

JL. LAKSAMANA MALAHAYATI NO. 01

NO. DOKUMEN …/SPO/…./AVC/2018

NO. REVISI

HALAMAN

00

1/2 Ditetapkan,

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Direktur Rumah Sakit Avicenna Bireuen Tanggal Terbit .. Oktober 2018 dr. ARMIYA 1. Ambulance adalah kendaraan yang digunakan untuk mengantar, menjemput dan membantu keperluan orang sakit dan jenazah.

PENGERTIAN

2. Pasien dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan

dokter/ perawat/ bidan memerlukan pelayanan di Rumah Sakit baik untuk diagnostik penunjang atau terapi. TUJUAN

Sebagai acuan penatalaksanaan pengantar rujukan sampai Rumah Sakit tujuan dengan cepat dan aman SK Direktur Rumah Sakit Avicenna Bireuen No : ../SK-

KEBIJAKAN

AVC / 2018, tanggal .. Oktober 2018 tentang Penggunaan Ambulance Rujukan Rumah Sakit Avicenna Bireuen. 1. Tes fungsi indikator di dashboard 2. Periksa meteran yang terletak di dashboard 3. Tes fungsi rem 4. Tes fungsi rem tangan 5. Tes fungsi setir

PROSEDUR

6. Periksa fungsi wiper 7. Tes fungsi lampu 8. Periksa fungsi pemanas dan pendingin baik kompertemen kemudi maupun kompertemen pasien 9. Periksa perlengkapan komunikasi

UNIT TERKAIT

Tim Ambulance Rumah Sakit Avicenna Bireuen

RUMAH SAKIT AVICENNA BIREUEN

PEMERIKSAAN AMBULANCE DALAM KONDISI MESIN MATI

JL. LAKSAMANA MALAHAYATI NO. 01

NO. DOKUMEN ../SPO/…/AVC/2018

NO. REVISI

HALAMAN

00

1/2 Ditetapkan,

Direktur Rumah Sakit Avicenna STANDAR PROSEDUR

Tanggal Terbit

OPERASIONAL

.. Oktober 2018

Bireuen

dr. ARMIYA 1. Ambulance adalah kendaraan yang digunakan untuk mengantar, menjemput dan membantu keperluan orang sakit dan jenazah. PENGERTIAN

2. Pasien dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter/ perawat/ bidan memerlukan pelayanan di Rumah Sakit baik untuk diagnostik penunjang atau terapi.

TUJUAN

Sebagai

acuan

penatalaksanaan

pengantar

rujukan

sampai Rumah Sakit tujuan dengan cepat dan aman SK Direktur Rumah Sakit Avicenna Bireuen No : ../SKKEBIJAKAN

AVC/

2018,

Penggunaan

tanggal

..

Oktober

2018

Ambulance

Rujukan

Rumah

tentang Sakit

Avicenna Bireuen. 1. Periksa seluruh badan ambulance 2. Periksa roda dan ban. Gunakan alat pengukur tekanan untuk memastikan tekanan ban yang tepat 3. Periksa spion dan jendela. Pastikan spion bersih dan berada di posisi yang tepat 4. Periksa fungsi setiap pintu dan kunci PROSEDUR

5. Periksa bagian – bagian sistem pendingin 6. Periksa jumlah cairan kendaraan. Termaksud minyak mesin, pelumas rem, air aki dan pelumas setir 7. Periksa portal indikator aki dan tanda – tanda korosi 8. Periksa kebersiahan kabin, termaksud dashboard 9. Periksa fungsi jendela 10. Tes fungsi klakson 11. Tes fungsi sirene

RUMAH SAKIT AVICENNA BIREUEN

PEMERIKSAAN AMBULANCE DALAM KONDISI MESIN MATI

JL. LAKSAMANA MALAHAYATI NO. 01

NO. DOKUMEN ../SPO/…./AVC/2018

NO. REVISI

HALAMAN

00

2/2

12. Periksa sabuk pengaman. Tarik setiap sabuk dari gulungannya untuk memastikan mekanisme retraktor bekerja 13. Posisikan kursi pengemudi senyaman mungkin 14. Periksa jumlah bahan bakar. Isi bahan bakar setelah setiap kali tugas dimanapun lokasinya

UNIT TERKAIT

Tim Ambulance Rumah Sakit Avicenna Bireuen

PENGGUNAAN AMBULANCE RUJUKAN

RUMAH SAKIT AVICENNA BIREUEN JL. LAKSAMANA MALAHAYATI NO. 01

NO. DOKUMEN ../SPO/…/AVC/2018

NO. REVISI

HALAMAN

00

1/2 Ditetapkan,

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Direktur Rumah Sakit Avicenna Bireuen Tanggal Terbit .. Oktober 2018 dr. ARMIYA 1.. Ambulance adalah kendaraan yang digunakan untuk mengantar, menjemput dan membantu keperluan orang sakit dan jenazah.

PENGERTIAN

2. Pasien dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter/ perawat/ bidan memerlukan pelayanan di Rumah Sakit baik untuk diagnostik penunjang atau terapi.

TUJUAN

Sebagai acuan penatalaksanaan pengantar rujukan sampai Rumah Sakit tujuan dengan cepat dan aman SK Direktur Rumah Sakit Avicenna Bireuen No : ../SK-

KEBIJAKAN

AVC/

2018,

tanggal

..

Oktober

2018

tentang

Penggunaan Ambulance Rujukan Rumah Sakit Avicenna Bireuen. 1. Sapa pasien 2. Tim jaga IGD/ Rawat Inap menyatakan pasien perlu rujukan 3. Tim jaga IGD/ Rawat Inap memberikan konseling pada keluarga pasien untuk mau dirujuk 4. Keluarga pasien setuju PROSEDUR

5. Tim jaga IGD/ Rawat Inap membuat surat rujukan 6. Keluarga pasien menyiapkan berkas (KTP, KK, atau kartu BPJS) 7. Tim jaga IGD/ Rawat Inap yang lain segera menghubungi sopir Ambulance 8. Sopir menyiapakan ambulance (Jika sudah siap sopir segera menghubungi tim jaga IGD bahwa ambulance sudah siap) 9. Tim jaga IGD/ Rawat Inap menerima berkas pasien 10. Tim jaga IGD/ Rawat Inap mengantar pasien ke ambulance dan menyerahkan mandat selanjutnya ke petugas sopir

PENGGUNAAN AMBULANCE RUJUKAN

RUMAH SAKIT AVICENNA BIREUEN JL. LAKSAMANA MALAHAYATI NO. 01

NO. DOKUMEN

NO. REVISI

HALAMAN

../SPO/.../AVC/2018

00

2/2

11. Sopir mengantar pasien ketempat tujuan dan ditemani oleh satu perawat yang bertugas 12. Setelah selesai pengantarkan dan kembali ke Rumah Sakit, sopir menulis laporan kegiatan pada buku kegiatan sopir/ ambulance 1. IGD UNIT TERKAIT

2. Rawat Inap

Related Documents


More Documents from "Putri Panji Lestari"