Kepribadian Muhammadiyah.docx

  • Uploaded by: Hastriani
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kepribadian Muhammadiyah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,279
  • Pages: 21
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb. Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan segala bentuk kenikmatannya kepada kita semua sehingga penulisan ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang di harapkan. Dan tak lupa pula penulis mengirimkan salam dan shalawat atas junjungan kita Nabiullah Muhammad saw. Sebagai rahmatan lil‟alamin. Penulisan makalah ini merupakan bentuk kewajiban dan penyempurnaan nilai terhadap kami selaku mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar dan pengembangan nilai-nilai keagamaan melalui mata kuliah AIK. Tugas “Memahami Kepribadian Muhammadiyah” ini kami tulis dan kami susundengan segenap keikhlasan yang kami kumpulkan disela - sela waktu yang sangat sempit. Dan ucapan terima kasih kepada dosen AIK kami yang telah memberikan banyak arahan dan bimbingan kepada kami menjadi mahasiswa yang berahlak berlandaskan aturan Islam Penyusunan makalah ini belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkankritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun.

DAFTAR ISI

i

KATA PENGANTAR …………………………………………………… i DAFTAR ISI …………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………

1

A. Latar Belakang ……….……………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah …………………………………………………… 2 C. Tujuan Penulus ………………………………………………………. 2 BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………….. 4 A. Sejarah Dirumuskannya Kepribadian Muhammadiyah ……………... 4 B. Kepribadian Muhammadiyah ……………………………………….. 6 C. Hakikat Muhammadiyah ……………………………………………. 8 D. Dasar Amal Usaha Muhammadiyah ………………………………… 9 E. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah …………… 10 F. Sifat – Sifat Muhammadiyah ……………………………………….. 12 G. Kepada Siapa kepribadian Muhammadiyah Di Berikan ……………

16

H. Cara Memberikan Dan Menetukan Kepribadian Muhammadiyah …

17

BAB III PENUTUP ……………………………………………………. 18 A. Kesimpuln …………………………………………………………… 18 B. Saran ………………………………………………………………… 18

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 19

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Latar belakang yang mewarnai dilahirkanya Kepribadian Muhammadiyah adalah masuknya pemikiran dan cara – cara politik dalam mengelola dan menggerakan Muhammadiyah setelah Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) dibubarkan dan orang – orang Muhammadiyah yang berkecimpung di Partai Politik Islam tersebutkembali ke Muhammadiyah. Muhammadiyah sebagai organisasi dan gerakan sosial keagamaan didirikanoleh KH. Ahmad Dahlan (1868 - 1923) pada awal abad kedua puluh, tepatnya pada 8 Dzulhijjah 1330 H, bersesuaian dengan tanggal 18 Nopember 1912. Pendirian organisasi ini, antara lain, dipengaruhi oleh gerakan tajdîd (reformasi, pembaruan pemikiran Islam) yang digelorakan oleh Muhammad ibn ‘Abd al – Wahhab (1703 - 1792) di Arab Saudi, Muhammad ‘Abduh (1849-1905), Muhammad Rasyîd Ridhâ (1865-1935) di Mesir, dan lain-lain. Masing-masing tokoh tersebut memiliki corak pemikiran yang khas, berbeda satu dengan yang lain. Jika Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhâb menekankan pemurnian akidah, sehingga gerakannya lebih bersifat puritan (purifikasi), maka Muhammad ‘Abduh lebih menekankan pemanfaatan budaya modern dan menempuh jalur pendidikan, dan karena itu, gerakannya lebih bersifat modernis dan populis. Sementara itu, Rasyîd Ridhâ menekankan pentingnya keterikatan pada teks-teks al-Qurân dalam kerangka pemahaman Islam, yang dikenal dengan al-Rujû‟ ilâ al-Qur‟ân wa al-Sunnah

1

(kembali kepada al-Qur‟an dan al-Sunnah). Oleh karena itu, gerakannya lebih bersifat skriptualis (tekstual), yang kelak menjadi akar fundamentalisme (alushûliyyah) di Timur Tengah.

B. Rumusan Masalah Adapun masalah – masalah yang akan di bahas : 1. Bagaimana sejarah dirumuskannya kepribadian Muhammadiyah? 2. Apa kepribadian Muhammadiyah? 3. Apa saja hakikat Muhammadiyah? 4. Bagaimana dasar amal usaha Muhammadiyah? 5. Bagaimana pedoman amal usaha dan Perjuangan Muhammadiyah? 6. Apa saja sifat – sifat Muhammadiyah? 7. Kepada siapa kepribadian Muhammadiyah kita berikan? 8. Bagaimana cara memberikan atau menuntunkan kepribadian Muhammadiyah?

C. Tujuan Penulis Adapun tujuan yang harus diketahui penulis, yaitu : 1. Menjelaskan sejarah dirumuskannya kepribadian Muhammadiyah 2. Mengidentifikasi kepribadian Muhammadiyah 3. Mengidentifikasi hakikat Muhammadiyah 4. Mengetahui dasar amal usaha Muhammadiyah 5. Mengetahui pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah

2

6. Menjelaskan sifat – sifat Muhammadiyah 7. Mengidentifikasi siapa kepribadian Muhammadiyah kita berikan? 8. Mengidentifikasi cara memberikan atau menuntunkan kepribadian Muhammadiyah?

BAB II

3

PEMBAHASAN

A. Sejarah Dirumuskannya Kepribadian Muhammadiyah “Kepribadian Muhammadiyah“ ini timbul pada waktu Muhammadiyah dipimpin oleh Bapak Kolonel H.M. Yunus Anis, ialah pada periode 1959 – 1962. “Kepribadian Muhammadiyah” ini semula berasal dari uraian Bapak H. Fiqih Usman, sewaktu beliau memberikan uraian dalam satu latihan yang diadakan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Pada saat itu almarhum KH. Fiqih Usman menjelaskan bahasan yang berjudul: “Apa Sih Muhammadiyah Itu?”. Kemudian oleh Pimpinan Pusat dimusyawarahkan bersama – sama pimpinan Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur (HM. SalehIbrahim), Jawa Tengah ( R. Darsono ), dan Jawa Barat ( H. Adang Afandi ). Sesudahitu disempurnakan oleh satu tim yang antara lain, terdiri dari : KH. Moh. Wardan, Prof. KH. Farid Ma‟ruf, M. Djarnawi Hadikusuma, M. Djindar Tammimy; kemudian turut membahas pula Prof. H. Kasman Singodimejo SH. Disamping pembawa prakarsa sendiri KH. Fiqih Usman. Selanjutnya setelah mendapat perbaikan seperlunya, hasil kerja tim tersebut dibawa ke Muktamar Muhammadiyah Setengah Abad ( Muktamar Ke-35 ) di Jakarta.

Muktamar

dapat

menerima

rumusan

materi

“Kepribadian

Muhammadiyah” tersebut dengan ketentuan perlu penyempurnaan oleh PP Muhammadiyah. Sejak saat itu rumusan resmi dan sah menjadi “Kepribadian Muhammadiyah”.

4

Materi “kepribadian Muhmmadiyah” saat itu memang sudah sangat mendesak untuk segera dirumuskan, sebab Muhammadiyah yang semakin besar perlu adanyakejelasan tentang apa dan bagaimana sesungguhnya Muhammadiyah itu. Dengandemikian pimpinan dan anggota –

anggota

Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia mempunyai pegangan yang kongkrit. Tetapi juga perlu disusun materi “Kepribadian Muhammadiyah”, karena situasi tanah air ketika itu menghendaki yang demikian. Situasi politik negara sekitar tahun 1962 makin panas. Dekrit “ kembali ke UUD 1945 “ dikeluarkan oleh Bung Karno tahun 1959. Paham Nasakom dipaksakan, dan Pancasila yang terdiri dari 5 sila diperas – peras sehingga tinggal satu sila, yaitu gotong royong. Dengan Nasakonm, PKI ( Partai Komunis Indonesia ) yang menjadi salah satugolongan pendukung Nasakom menghirup udara segar untuk tumbuh makin kokoh posisinya. Sebaliknya golongan yang anti Nasakom seperti Masyumi dan PSIdihancurkan. Bahkan organisasi – organisasi yang dikenal dekat dengan Masyumiseperti Muhammadiyah dan lain – lain tidak luput dari incaran PKI untuk pada suatusaat tiba gilirannya dibantai. Karena adanya situasi yang demikian inilah, dirasakan sangat perlu Muhammadiyah

segera

menjelaskan

tentang

siapa

sesungguhnya

Muhammadiyah. Ilustrasi tentang apa dan siapa Muhammadiyah secara total diuraikan dalam materi “Kepribadian Muhammadiyah”.

B. Kepribadian Muhammadiyah

5

Sesungguhnya kepribadian Muhammadiyah itu merupakan ungkapan dari kepribadian yang memang sudah ada pada Muhammadiyah sejak lama berdiri. KH.Faqih Usman pada saat itu hanyalah mengkonstantir, -meng-idhar-kan apa yang

telahada;

jadi

bukan

merupakan

hal-hal

yang

baru

dalam

Muhammadiyah. Adapun mereka yang menganggap bahwa Kepribadian Muhammadiyah sebagai perkara yang baru, hanyalah karena mereka mendapati Muhammadiyah sudah tidak dalam keadaan yang sebenarnya. K.H. Faqih Usman sebagai seorang yang telah sejak lama berkecimpung dalam Muhammadiyah, sudah benar-benar memahami apa sesungguhnya sifat – sifat khusus (ciri-ciri khas) Muhammadiyah itu. Karena itu kepada mereka yang berlaku tidak sewajarnya dalam Muhammadiyah, beliaupun dapat memahami dengan jelas. Yang benar-benar dirasakan oleh almarhum ialah bahwa Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, berdasar Islam, menuju terwujudnya masayarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah Subhanahu wata’ala, bukan dengan jalan politik, bukan dengan jalan ketatanegaraan, melainkan dengan melalui pembentukan masyarakat, tanpa memperdulikan bagaimana struktur politik yang manguasainya; sejak zaman Belanda, zaman militerisme Jepang, dan samapai zaman kemerdekaan Republik Indonesia.

Muhammadiyah tidak buta politik, tidak takut politik, tetapi Muhammadiyah bukan organisasi politik. Muhammadiyah tidak mencampuri soal-soal politik, tetapiapabila soal-soal politik masuk dalam Muhammadiyah, ataupun soal-soal

6

politik mendesak – desak urusan Agama Islam, maka Muhammadiyah akan bertindak menurut kemampuan, cara dan irama Muhammadiyah sendiri. Sejak partai politik Islam Masyumi dibubarkan oleh presiden Sukarno, maka warga Muhammadiyah yang selama ini berjuang dalam medan politik praktis, mereka masuk kembali dalam Muhammadiyah. Namun karena sudah terbiasa dengan perjuangan cara politik, maka dalam mereka berjuang dana beramal dalam Muhammadiyah pun masih membawa cara dana nada politik cara partai. Oleh almarhum K.H. Faqih Usman dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah padasaat itu, cara-cara demikian dirasakan sebagai cara yang dapat merusak nada dan irama Muhammadiyah. Muhammadiyah telah mempunyai cara perjuangan

yang

khas.

Muhammadiyah

bergerak

bukan

untuk

“Muhammadiyah‟ sebagai golongan. Muhammadiyah bergerak dan berjuang untuk tegaknya Islam, untuk kemenangan kalimah Allah, untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmuryang diridlai Allah Subhanahu wata’ala. Hanya saja Islam yang digerakkan oleh Muhammadiyah adalah Islam yang sajadah, Islam yang lugas (apa adanya), Islam yang menurut Al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw; dana menjalankannya dengan menggunakan akal pikirannya yang sesuai dengan ruh Islam.

C. Hakikat Muhammadiyah

7

Muhammadiyah adalah persyarikatan gerakan islam. Sebagai suatu gerakan, Muhammadiyah selalu bergerak maju dengan mengemban dua misi : 1. Menyebarluaskan cita – cita Muhammadiyah ke seluruh masyarakat Indonesia 2. Menyebarluaskan organisasi Muhammadiyah ke seluruh wilayah nusantara Maksud gerak Muhammadiyah adalah dakwah islam, amar makruf nahimungkar yang meliputi 2 bidang : a. Bidang perorangan terdiri dari dua kelompok : 1) Orang yang telah memeluk agama islam Kepada orang yang telah memeluk agama Islam, sifat dakwah yang dilancarkan oleh Muhammadiyah yaitu pembaruan sebagai usaha untuk pemurnian agama islam yang telah mereka anut, sehingga keislaman mereka benar – benar murni sebagai mana disebutkan dalam al – Quran dan al – Hadis al – Shahih. Adapun pemurnian ini meliputiaqidah, ibadah, dan akhlak. 2) Kepada kelompok orang yang belum memeluk agama islam Sifat dakwah yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah Seruyan dan ajakan disertai dengan berbagai alasan dan penjelasan yang penuh kebijaksanaan, sehingga atas kemauan sendiri menyadari, bahwa satu – satunya jalan keselamatan hidup baik di dunia maupun di akhirat ialah dengan memeluk agama islam. b. Bidang masyarakat

8

Dakwah yang dilakukan oleh Muhammadiyah kepada masyarakat( bukan perseorangan ) ialah berupa bimbingan, perbaikan, dan pengertian, semata – mata untuk keselamatan masyarakat itu sendiri. Lebih dari itu Muhammadiyah juga meyakinkan kepada masyarakat, bahwa keselamatan mereka hanya akan dapat dicapai apabila mereka melaksanakan petunjuk – petunjuk Allah sebagai pedoman dalam segalasegi kehidupan.

D. Dasar Amal Usaha Muhammadiyah Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah merumuskan prinsip-prinsip dasar segala gerak dan amal usaha yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar berikut ini : 1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ‘ibadah dan ta’at kepada Allah SWT. 2. Hidup manusia bermasyarakat. 3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat. 4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan. 5. Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW. 6. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

9

Dengan prinsip-prinsip dasar tersebut maka, apapun yang diusahakan termasuk cara-cara atau sistem perjuangannya, Muhammadiyah berpedoman : “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segala bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah.”

E. Pedoman Amal Usaha Dan Perjuangan Muhammadiyah Dari segi taktik perjuangan sering orang berpendirian bahwa tidak mengapakita bertindak menyalahi peraturan bahkan tidak mengapa kita bertindak yang tidak sesuai dengan ajaran islam, asal dengan maksud untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Kadang – kadang orang sampai berpendapat bahwa tiada celanya berbuat sesuatu yang menyeleweng dari hukum agama, asal hanya untuk siasat belaka. Ada peribahasa “ het doel heilight de middelen”, yang maksudnya : tidak apa – apa orang – orang melakukan cara – cara yang kurang baik asalkan untuk mencapaitujuan Yang baik. Di dalam dunia Muhammadiyah hal ini seperti tidak boleh terjadi. Hukum dan ajaran agama islam wajib dipegang teguh dan dijunjung tinggi. Tujuan yang baik harus dicapai dengan jalan serta cara yang baik pula. Cita – cita yang diridhoi Allah harus dicapai dengan cara serta usaha yang baik pula. Dalam hal ini Rasullah pernah bersabda : “man amara bil ma’ruf falyakun amruhu bana’ruf”, yang artinya : “siapa menyuruh berbuat baik hendaklah dengan cara yang baik pula”. Orang Muhammadiyah berjuang tidak sekedar

10

mencari berhasilnya tujuan saja, tetapi di samping itu juga dengan maksud beribadah, berbakti kepada Allah dan berjasa kepada kemanusiaan. Muhammadiyah berjuang dengan keyakinan bahwa kemenangan ada ditangan Allah, dan itu akan di anugerahkan kepada siapa yang bersungguh – sungguh berjuang dengan cara yang diridhoi Allah atau dengan cara yang adil dan jujur. Melihat dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus berpedoman: “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan RasulNya, bergerak membangun disegenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah. Hukum dan ajaran Islam wajib di pegang teguh dan di junjung tinggi. Tujuan yang baik harus dicapai dengan cara yang baik pula. Cita-cta yang diridhoi Allah harus dicapai dengan cara serta usaha yang diridhai Allah jua. Dalam hal ini Rosulullah pernah bersabda :”Siapa menyuruh berbuat baik hendaklah dengan carayang baik pula”. Muhammadiyah berjuang tidak sekedar mencari berhasilnya tujuan sematamata, tetapi disamping itu juga dengan maksud beribadah, berbakti kepada Allah dan berjasa kepada kemanusiaan. Muhammadiyah berjuang dengan keyakinan bahwa kemenangan ada ditangan Allah, dan itu akan dianugrahkan kepada siapa yang bersungguh-sungguh berjuang dengan cara yang adil dan jujur.

F. Sifat Muhammadiyah

11

1. “Beramal dan Berjuang Untuk Perdamaian dan Kesejahteraan". Dengan sifat ini, Muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengk igolongan lain. Sebaliknya, Muhammadiyah harus tabah menghadapi celaan dan kedengkian golongan lain tanpa mengabaikan hak untuk membela diri kalau perlu,dan itu pun harus dilakukan secara baik tanpa dipengaruhi perasaan aneh. 2. "Memperbanyak Kawan dari Mengamalkan Ukhuwah lslamiyah" Setiap warga Muhammadiyah, siapa pun orangnya, termasuk para pemimpin dan da'inya, harus memegang teguh sifat ini. Dalam rangka untuk "Memperbanyak Kawan dan Mengamalkan Ukhuwah Islamiyah". Inilah, pada umumnya ceramah atau kegiatan dakwah lainnya yang dilancarkan oleh dai-da'i Muhammadiyah memakai gaya "sejuk penuh senyum", bukan dakwah yang agitatif menebar kebencian kesana kemari. Di kalangan Muhammadiyah di Surakarta terkenal semboyan "Jiniwit Katut". Jiniwit artinya dijiwit (dicubit), tetapi justru lama-lama orang yang njiwitakan katut atau terpiat oleh Muhammadiyah yang selalu bertingkah simpatik kepada siapa pun. Dan tampaknya sifat inilah salah satu rahasia, mengapa Muhammadiyah terus berkembang makin mengakar dalam masyarakat. 3. "Lapang Dada, Luas Pandang dan Dengan Memegang Teguh Ajaran Islam" Lapang dada atau toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun yang hidupdalam masyarakat, apalagi hidup dalam masyarakat yang majemuk seperti masyarakat Indonesia. Tanpa adanya lapang dada,

12

kehidupan akan goncang. Dan prinsip "Memperbanyak Kawan" tentu berubah menjadi "Memperbanyak Musuh". Namun bagaimana, pun dalam berlapang dada, kita tidak boleh kehilangan identitas sebagai warga Muhammadiyah yang harus tetap memegang teguh ajaran Islam. Dengan demikian, bebas tetapi tetap terkendali. 4. "Bersifat Keagamaan Dan Kemasyarakatan" Sifat "Keagamaan dan kemasyarakatan" sudah merupakan sifat Muhammadiyh sejak lahir. Karena ini sifat yang tidak mungkin terlepas dari jiwadan raga Muhammadiyah. Mengapa? Muhammadiyah sejak lahir mengemban misi agama, sedang agama diturunkan oleh Allah melalui para Nabi-Nya juga untuk masyarakat, yakni untuk memperbaiki masyarakat. Masyarakat

adalah

"lahan"

bagi

segala

aktivitas

perjuangan

Muhammadiyah. Dua sifat ini, yakni keagamaan dan kemasyarakatan, tidak boleh berdiri

sendiri-sendiri.

Harus

berjalin

berkelindan.

Karena

itu,

Muhammadiyah bukan gerakan sosial semata-mata, dan bukan juga gerakan keagamaan semata-mata. Muhammadiyah adalah gerakan kedua-duanya, ya keagamaan ya kemasyarakatan. Tetapi Muhammadiyah juga bukan gerakan politik, sebab kalau gerakan politik, tercermin dalam berbagai amal usaha yang telah tertekuninya selama ini. 5. "Mengindahkan, segala Hukum, Undang-undang Serta dan Falsafah Negara Yang Sah"

13

Muhammadiyah sebagai satu organisasi, mempunyai sejumlah anggota. Anggota ini adalah warga negara dari suatu negara hukum. Hukum Negara mempunyai kekuatan mengikat bagi segenap warga negaranya. Ini adalah kenyataan. Karena itu, Muhammadiyah mengindahkan semua itu. 6. "Amar Maruf Nahi Munkar Dalam Segala Lapangan Serta Menjadi Contoh Teladan Yang Baik" Salah satu kewajiban tiap muslim ialah beramar ma'ruf dan bernahi munkar, yakni menyuruh berbuat baik dan mencegah kemunkaran. Yang dimaksud kemunkaran ialah semua kejahatan yang merusak dan menjijikkan dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya amar ma'ruf dan nahi munkar, tidak akan kebaikan dapat ditegakkan, dan tidak akan kejahatan dapat diberantas. Untuk itu, Muhammadiyah harus sanggup menjadi suri teladan dalam kegiatan ini, baik ke dalam tubuh sendiri atau pun ke luar, ke tengah-tengah masyarakat ramai, dengan penuh kebijaksanaan dan pendekatan yang simpatik. Amar ma'ruf nahi munkar, bagaimanapun harus kita lakukan dengan cara yang baik, sebab kalau tidak begitu, adalah Machiavellisme namanya. 7. "Aktif Dalam Perkembangan Masyarakat Dengan Maksud islab dan Pembangunan Sesuai Dengan Ajaran Islam" Kapan pun dan dimana pun Muhammadiyah memang harus selalu aktif dalam perkembangan masyarakat, sebab tanpa begitu, Muhammadiyah akan kehilangan peran dan akan ketinggalan oleh sejarah. Tetapi keaktifan Muhammadiyah dalam perkembangan masyarakat, tidak berarti sekedar

14

ikut arus perkembangan masyarakat, Muhammadiyah adalah kekuatan ishlah dan pembangunan sesuai dengan ajaran. 8. "Kerjasama Dengan Golongan Lain Mana Pun, Dalam Usaha Menyiarkan Dan Mengamalkan Ajaran Islam Serta Membela Kepentingannya" Menyiarkan Islam, mengamalkan dan membela kepentingan Islam, bukanhanya tugas Muhammadiyah, tetapi juga tugas semua umat Islam. Karena itu, Muhammadiyah perlu menjalin kerjasama dengan semua golongan umat Islam. Tanpa kerjasama ini, tidak mudah kita melaksanakan tugas yang berat ini. 9. "Membantu Pemerintah Serta Kerjasama Dengan Golongan Lain Dalam Memelihara Negara dan Membangunnya, Untuk Mencapai Masyarakat Yang Adildan Makmur Yang Diridhai" Negara Indonesia adalah memiliki semua warga negaranya, termasuk warga Muhammadiyah. Adalah suatu keharusan dijalinnya kerjasama di antara semua unsur pemilik negara, untuk membangun Negara dan bangsa menuju tercapainya masyarakat yang adil dan makmur yang diridhai Allah. Muhammadiyah kemakmuran masyarakat ini, sebab kemakmuran mempersubur iman dan takwa, sedang kemelaratan mempersubur kriminalitas sosial dan kekufuran. Bukankah telah disabdakan oleh Nabi kita, "kada al-faqruayyakuna kufran" (Kekafiran itu dapat menyebabkan kekufuran). 10. "Bersifat Adil Serta Korektif Ke Dalam dan Keluar, Dengan Bijaksana"

15

Dengan sifat adil dan korektif, Muhammadiyah tidak senang melihat sesuatu yang tidak semestinya, dan ingin mengubahnya dengan yang lebih tepat dan lebih baik, meskipun mengenai diri sendiri. Jadi Muhammadiyah tidak tinggal diam saja dan taqlid. Tetapi koreksi pada diri sendiri dan ke luar ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, melainkan harus dengan adil dan bijaksana. Kesalahan adalah kesalahan, sekalipun ada pada orang atau golongan lain. Bukan sifat Muhammadiyah tetap bersikukuh membela suatu hal, padahal misalnya jelas-jelasyang dibelanya itu salah atau tidak baik.

G. Kepada Siapa Kepribadian Muhammadiyah Kita Berikan Seperti telah di uraikan di atas, bahwa kepribadian Muhammadiyah ini pada dasarnya adalah memberikan pengertian dan kesadaran kepada warga kita, agar mereka itu tahu tugas kewajibannya, tahu sandaran atau dasar dasar beramal usahanya, juga tahu sifat sifat atau bentuk/irama bagaimana mereka bertindak/bersikap pada saat tugas kewajiban. H. Cara Memberikan Atau Menuntunkan Kepribadian Muhammadiyah Tidak ada cara lain dalam memberikan atau menuntukan kepribadian muhammadiyah ini, kecuali harus dengan teori dan praktik penanaman, pengertian dan pelaksanaan. 1. Penandaan atau pendalaman pengertian tentang da’wah dan bertabligh.

16

2. Menggembirakan dan memantapkan tugas berda’wah. Tidak merasa rendah diri dalam menjalankan da’wah; namun tidak memandang rendah kepada yang bertugas dalam lapangan lainnya (politik, ekonomi, seni budaya dll) 3. Keadaan mereka – pra warga – hendaknya ditugaskan dengan tugas tugas tertentu, bukan dengan hanya sukarela. Bila perlu dilakukan dengan suatu ikatan, misalnya dengan perjanjian, dengan bai’at dll 4. Sesuai dengan masa itu, perlu dilakukan dengan musyawarah yang sifatnya mengevaluasi tugas tugas itu. 5. Sesuai dengan suasana sekarang, perlu pula dilakukan dengan formalitas yang menarik, yang tidak melanggar hokum hokum agama dan juga dengan memberikan bantuan logistic. 6. Pimpinan

cabang,

ranting

bersama

sama

dengan

anggotanya

memusyawarahkan sasaran sasaran yang dituju, bahan bahan yang perlu dibawakan dan memberi petihas petugas dengan kemampuan dan sasarannya. 7. Pada musyawarah yang melakukan evaluasi, sekaligus dapat ditambah bahan bahan atau bekal yang diperlukan, yang akan dibagikan kepada warga selaku muballigh dan muballighot.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

17

Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam yakni dakwahIslam dan Amar Ma'ruf nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangandan masyarakat . Kepribadian Muhammadiyah adalah bertujuan untuk membentuk umat islamIndonesia yang lebih baik yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah rasulullah. "Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlaiAllah", hal ini sebagai pedoman amal usaha masyarakat muhammadiyah. Dengan demikian, perlu difahamkan kepada warga Muhammadiyah: apakah Muhammadiyah itu sebenarnya dan bagaimana cara membawa/ menyebarluaskannya.

Menyebarkan

faham

Muhammadiyah

itu

pada

hakekatnya menyebarluaskan Islam yang sebenar-benarnya; dan oleh karena itu, cara menyebarkannya pun kita perlu mengikuti cara-cara Rasulullah saw menyebarkan Islam pada awal pertumbuhannya.

B. Saran Kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan demi penyempurnaan makalah ini, karena bagaimana pun juga kita sebagai calon guru haruslah mempelajari tentang determinan dan matriks untuk kehidupan sehari hari.

DAFTAR PUSTAKA

Djindar Tamimy dan Djarnawi Hadikusuma, Penjelasan Anggaran Dasar dan Kepribadian Muhammadiyah, Yogyakarta: P.T Persatuan, 18

Haedar Nashir, Meneguhkan Ideologi Gerakan Muhammadiyah: UMM Press. 2006 (http://suryaramadan.wordpress.com/2014/05/21/makalah-kepribadianmuhammadiyah/ ) Khozin dan Syaukani, Pembaruan Islam Konsep, Pemikiran, dan Gerakan: UMM Press. 2000 Materi AIK III Sukriyanto, http://dc400.4shared.com/doc/tA_y_DmC/preview.html, http://programbrsjhk2011umj.blogspot.com/2011/11/kepribadianmuhammadiyah-agus-tri.html, Sundani Agus Tri,

19

Related Documents

Kepribadian
May 2020 47
Kepribadian
June 2020 19
Kepribadian
April 2020 34
Kepribadian
April 2020 40
Psikologi Kepribadian
May 2020 23
Membentuk Kepribadian
May 2020 35

More Documents from "mien danumihardja"

Makalah Aik 4.docx
October 2019 15