Kembali kepada Fitrah ∗
Meraih dan Mempertahankan Fitrah
PENDAHULUAN Kata “ fitrah” paling sering terdengar ketika selesai ibadah shaum di bulan Ramadhan. Kembali kepada fitrah, kembali kepada kesucian. Kita memasuki bulan Syawal dengan ruh yang suci karena telah dibersihkan selama bulan Ramadhan yang diakhiri dengan .mengeluarkan zakat fitrah Apa sebenarnya fitrah itu? Bagaiman kita meraih fitrah ? Dan kalau bisa bagaimana mempertahankan fitrah tersebut. Dalam makalah singkat ini tiga pertanyaan akan dikupas .secara sekilas :Allah berfirman dalam Surat Ar Rum ayat ke-30
30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Allah Swt. berfirman: Fa aqim wajhaka li ad-dîn h anîfâ (Hadapkanlah wajahmu dengan lurus pada agama Allah). Menurut sebagian ulama seperti Ibnu al-‘Athiyah kata Ad-din berarti dinul Islam. Sedangkan hanif maknanya cenderung pada jalan lurus dan meninggalkan kesesatan. Jadi perintah ini memerintahkan kita kepada Dinul Islam seutuhnya, tidak condong dan cenderung kepada ajaran lainnya. Firman Allah selanjutnya yang artinya (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Secara bahasa fitrah ini berarti al khilqah atau naluri dan pembawaan serta ath thabi’ah atau tabiat/karakter yang diciptakan Alllah SWT. Sebagian dari ulama menyebutkan, kata fitrah Allah berarti kecenderungan dan kesediaan manusia terhadap agama Islam. Ibnu Abbas juga mengartikannya dengan Islam dan Tauhid. Ini berarti fitrah manusia memang adalah untuk menganut Islam.
Oleh Asep Setiawan dan disampaikan dalam Kibar Autumn Gathering, London, 4 November 2006
1
BAGAIMANA MERAIH FITRAH Untuk meraih fitrah kita di dalam aqidah Islam, Allah SWT telah memberikan petunjuk seperti tercantum dalam surat Al An’am
82. orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orangorang yang mendapat petunjuk. Allah SWT juga memberikan petunjuk untuk meraih Fitrah ibadah. Allah berfimarn dalam surat Al Bayyinah ayat ke-5
5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. Fitrah dalam ahlak dijelaskan Allah SWT dalam surat Al Qalam ayat 4
4. dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Kita juga bisa meraih fitrah dalam fikrah dalam pemikiran kita sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Surat Ali Imran ayat 7.
7. Dia-lah yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat[183], Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayatayat) mutasyaabihaat[184]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
2
Fitrah dalam Jiwa juga diberikan panduannya sehingga kita benar-benar mensucikan jiwa seperti tercantum dalam surat Asy Syams.
9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, 10. dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
CARA MEMPERTAHANKAN FITRAH Para ulama telah memberikan petunjuk bagaiman cara kita mempertahankan fitrah sehingga tetap berada dalam Islam secara kaffah. Imam Ghazali misalnya memberikan tahapan dalam membersihkan jiwa ini. Dengan jalan Muraqabah. Jiwa yang selalu merasa diawasi oleh Allah SWT sehingga ia selalu takut berbuat segala sesuatu yang menimbulkan kemarahannya.Al Mujaadillah ayat 7. 1.
7. tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
Dengan jalan Mu’ahadah mengingat dan mengokohkan kembali perjanjian kita dengan Allah SWT di alam ruh. Di sana sebelum kita menjadi janin yang diletakkan di dalam rahim ibu kita dan ditiupkan ruh, kita sudah dimintai kesaksian oleh Allah, “Bukankah Aku ini Rabbmu?” Mereka menjawab: “Benar (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi”.(QS. 7:172). Allah juga mengingatkan dalam surat Al Baqarah:83 2.
3
83. dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anakanak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. 3. Muhasabah (evaluasi) Jiwa yang selalu memperhitungkan dan mempertimbangkan segala amalannya dalam perspektif kehidupan akhirat seperti firman Allah SWT dalam surat Al Hasyr ayat ke-18
18. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Melakukan muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas kebaikan dan keburukan yang telah ia kerjakan, meneliti kebaikan dan keburukan yang ia miliki, agar ia tidak terperanjat kaget dengan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya pada hari kiamat. Dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda : “Orang cerdas (berakal) ialah orang yang menghisab dirinya dan berbuat untuk setelah kematian. Dan, orang yang lemah ialah orang yang mengikutkan dirinya kepada hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah.” (At-Tirmidzi) 4. Mua’qabah Selain mengingat perjanjian (mu’ahadah), sadar akan pengawasan (muraqabah) dan sibuk mengkalkulasi diri, kita pun perlu meneladani para sahabat dan salafus-shaleh dalam meng’iqab (menghukum/menjatuhi sanksi atas diri mereka sendiri). Dengan kata lain jiwa yang selalu menghukum dirinya apabila terlanjur khilaf berbuat Maksiyat (salah). Allah SWT telah memberikan petunjuk kepada kita seperti terlihat dalam surat Al Hajj: 78
78. dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu 4
sekalian orang-orang Muslim dari dahulu[993], dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong. 5. Mujahadah Jiwa yang selalu sungguh-sungguh dalam beramal ibadah. Mujahadah adalah upaya keras untuk bersungguh-sungguh melaksanakan ibadah kepada Allah, menjauhi segala yang dilarang Allah dan mengerjakan apa saja yang diperintahkan-Nya. كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه لو ينصرانه أو يمجسانه Setiap anak manusia yang dilahirkan ia dalam keadaan fitroh ( Islam ) maka orang tuanyalah yang menjadikan yahudi, nasroni atau majusi. PENUTUP Jadikanlah setiap bulan kita adalah Syawal dimana fitrah kita terpelihara. Fitrah yang menjadikan kita tetap berada dalam Dinul Islam yang sempurna, yang tidak ada aturan apapun dalam kehidupan ini tertinggal baik di bidang, sosial, ekonomi, politik, dan masalah antar bangsa. Allah telah menjadikan Dinul Islam ini agama yang diridhai-Nya seperti telah dicontohkan Rasulullah. Allah SWT telah memberikan tuntutan bagaimana kita memelihara dan menjaga fitrah kita. Alangkah sayangnya bagi mereka yang masih kebingungan dalam beragama, merasa tidak tahu arah hidup dan merasa gelisah karena tidak mendapatkan ketentraman dalam hidup dibawah naungan Islam. Alangkah bahagianya mendapatkan fitrah dalam Islam. Wallahua’lam bissawab.
5