KEMASAN GELAS A. Sejarah Kemasan Gelas Gelas merupakan salah satu bahan kemasan tertua dan terpopuler sejak zaman dahulu sampai dengan saat ini. Penggunaan bahan ini telah dimulai sejak 3000 SM oleh bangsa mesir kuno penemuan gelas sebagai bahan kemasan terjadi secara tidak sengaja dan tidak melalui proses penelitian di laboratorium yang memerlukan waktu lama. Pada abad permulaan, para pelaut dari Venesia menggunakan balok-balok soda untuk membuat tungku perapian diatas pasir di tepi pantai. Saat itulah diketahui bahwa komposisi soda dan pasir dapat melebur dan membentuk gelas. Secara fisik, gelas merupakan suatu bentuk cairan dengan tingkat viskositas tinggi yang kemudian mengalami pendinginan. Secara kimia, gelas merupakan suatu campuran oksida anorganik dari berbagai jenis komposisi bahan, dengan komposisi terbesar soda-kapur-silica. Bangsa Venesia mengembangkan pembuatan gelas mengunakan arang rumput laut sebagai sumber natrium oksida, sehingga gelas yang dihasilkan lebih encer dan mudah dibentuk dengan cara ditiup. Oleh karena itu, bangsa Venesia dapat membuat bejana dari gelas untuk keperluan sehari-hari dan gelas seni yang indah. Pada saat itu gelas masih berwarna hijau dan coklat yang disebabkan karena tingginya kadar besi dan adanya pewarna lain dalam bahan baku. Perkembangan teknologi dalam proses peleburan gelas menggunakan suhu yang lebih tinggi, karena adanya penemuan bahan tahan api untuk bejana peleburan gelas. Dengan adanya penemuan ini maka pembuatan berkembang dengan pesat serta menggunakan bahan-bahan lain seperti pasir kuarsa, batu kapur dan bahan kimia lainnya. Wadah gelas dalam bentuk botol dikenalkan oleh seorang dokter untuk sistem distribusi susu segar yang bersih dan aman pada tahun 1884. Mekanisasi pembuatan botol gelas besar-besaran pertama kali tahun 1892. Wadah-wadah gelas terus berkembang hingga saat ini, mulai dari bejana-bejana sederhana
hingga berbagai bentuk yang sangat menarik. Sebagai bahan kemasan, gelas mempunyai kelebihan dan kelemahan.: 1. Kelebihan kemasan gelas adalah : a.
Kedap terhadap air, gas , bau-bauan dan mikroorganisme
b.
Inert dan tidak dapat bereaksi atau bermigrasi ke dalam bahan pangan
c.
Kecepatan pengisian hampir sama dengan kemasan kaleng
d.
Sesuai untuk produk yang mengalami pemanasan dan penutupan secara hermetis
e.
Dapat didaur ulang
f.
Dapat ditutup kembali setelah dibuka
g.
Transparan sehingga isinya dapat diperlihatkan dan dapat dihias
h.
Dapat dibentuk menjadi berbagai bentuk dan warna
i.
Memberikan nilai tambah bagi produk
j.
Rigid (kaku), kuat dan dapat ditumpuk tanpa mengalami kerusakan.
2. Kelemahan kemasan gelas : a.
Berat sehingga biaya transportasi mahal
b.
Resistensi terhadap pecah dan mempunyai thermal shock yang rendah
c.
Dimensinya bervariasi
d.
Berpotensi menimbulkan bahaya yaitu dari pecahan kaca.
B. Vitamin C (Oronamin C) Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan antioksidan yang larut dalam air ( aqueous antioxidant). Vitamin C merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh terhadap senyawa oksigen reaktif dalam plasma dan sel. Oronamin C merupakan minuman vitamin C dan B mengandung madu yang mampu membantu memelihara kesehatan tubuh dan memenuhi kebutuhan vitamin C dan B harian. Vitamin C yang terkandung di dalamnya setara dengan lima buah lemon dan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bermanfaat
sebagai antioksidan untuk melindungi tubuh dari radikal bebas, menjaga daya tahan tubuh. Oronamin C juga memiliki kemasan yang berbeda dari minuman sejenisnya, dengan desain tutup botol yang unik dan baru pertama kali di Indonesia, selain itu, kemasan yang berwarna coklat ternyata juga berfungsi untuk membantu melindungi kandungan vitamin yang ada didalamnya. Vitamin C perlu di kemas dalam botol gelas dan berwarna gelap dikarenakan sifat vitamin C, dimana dalam keadaan kering stabil tetapi mudah rusak atau terdegradasi jika vitamin C berada dalam bentuk larutan, terutama jika terdapat di uadar, logam-logam Cu, Fe, dan cahaya. Vitamin C jika terkena cahaya berubah menjadi coklat. Sifat yang paling utama dari vitamin C adalah kemampuan mereduksi yang kuat dan mudah tereduksi yang dikatalis oleh beberapa logam terutama Cu dan Ag ( Sediaoetama, 2007).
C. Komposisi gelas Gelas terdiri dari oksida-oksida logam dan non logam.
Bahan baku
pembuatan gelas yaitu, Pasir silika (SiO2), Soda abu (Na2CO3) yang dengan pembakaran pada suhu tinggi akan terbentuk Na2O sehingga gelas tampak jernih, Batu kapur (CaO) yang berfungsi untuk memperkuat gelas, Pecahan gelas (kaca) disebut cullet (calcin) untuk memudahkan proses peleburan Cullet kadangkadang ditambahkan dengan persentase 15-20%, Al2O3 dan boraksida (B2O3), titanium dan zirconium untuk meningkatkan ketahanan dan kekerasan gelas,
Borax oksida pada gelas boroksilikat seperti pyrex berfungsi agar gelas lebih tahan pada suhu tinggi, Na2SO4 atau As2O3 untuk menghaluskan dan menjernihkan. Senyawa-senyawa kimia ini dapat dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu, Bahan pembentuk gelas (glass former) yang mempunyai sifat membentuk Gelas, Bahan antara (Intermediate) yang mempunyai sifat pembentuk gelas, tetapi tidak mutlak. Bahan pelengkap (modifier) yang tidak mempunyai sifat membentuk gelas. Berdasarkan jumlahnya, maka bahan dasar pembentuk gelas dapat dibedakan Menjadi, Major material (berjumlah besar), yaitu pasir silika, soda abu, batu kapur, feldspar dan pecahan gelas (cullet). Minor material (berjumlah kecil), yaitu natrium sulfat, natrium bikroma, selenium dan arang. Pasir silika tanpa bahan lain dapat dibuat menjadi wadah gelas tapi tidak praktis karena untuk peleburannya diperlukan suhu 1760-1870oC.
Penambahan soda abu akan
menurunkan suhu peleburan pada keadaan yang mudah dipraktekkan yaitu 14261538oC, sehingga soda abu disebut juga FLUXING AGENT. Untuk membuat agar kemasan gelas bersifat inert dan netral maka gelas dicelupkan dalam larutan asam. Untuk melindungi permukaan kemasan gelas maka diberi laminasi silikon polietilen glikol atau polietilen stearat.
D. Pengamatan desain dan label kemasan Table 1. Pengamatan desain kemasan kaca produk Oronamin C Drink Merk Produk
Oronamin C Drink
Bentuk
Gelas Jar
Ukuran
120 ml
Warna
Gelap
Gambar
Gambar label Oronamin C Drink
Menurut Suryani (2011), Pengemasan merupakan proses akhir yang akan menetukan bahwa kualitas produk yang telas diproduksi mengalami perubahan selama didistribusikan. Selain itu mempertahankan kualitas dan menghindari kerusakan selama penyimpanan, pengemasan juga bertujuan untuk memudahkan transportasi dan handling bahan. Dari table 1 dapat dijlaskan bahwa merk produk pada minuman vitamin C yang digunakan untuk pengemasan yaitu Oronamin C Drink. Bentuk desain kemasan Oronamin C Drink yaitu gelas jar. Menurut Fellows (2000), gelas jar adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dan kedap air. Oleh karena sifatnya yang sangat ideal gelas banyak digunakan dobidang kehidupan. Tetapi gelas mudah pecah. Ukuran dari kemasan Oronamin C Drink sekitar 120 ml. menurut Syarif (1989), ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyuliatkan peletakan dirak atau tempat pemajangan. Warna dari gelas kemasan Oronamin C Drink yaitu gelap, hal ini dikerenakan beberapa produk minuman vitamin C mengandung soda. Soda dalam produk minuman berguna untuk menjaga vitamin C kerena vitamin C tergolong sensitive dan mudah teroksidasi. Oleh karena itu,, soda digunakan untuk mejaga kualitas dan menghindari oksidasi pada vitamin C dalam minuman tersebut. Selain itu kemasan botol kaca pada oronamin C juga didesain berwarna gelap dengan tujuan tidak merusak vitamin C sehingga tetap stabil meski terkena paparan cahaya matahari.
Tabel 2. Pengamatan labeling kemasan kaca produk Oronamin C Merk Produk
Ada
Ada/tidak tanggal kadaluarsa
Ada
Ada/tidak kode produksi
Ada
Ada/tidak label Halal
Ada
Ada/tidak komposisi
Ada
Ada/tidak Kandungan Gizi
Ada
Ada/tidak merk dagang
Ada
Jenis produk Berapa ukuran isinya Izin depkes Buatan dalam atau luar negeri
Minuman 120 ml POM SL. 181600921 Dalam negeri
Ada/tidak petunjuk penggunaan
Ada
Ada/tidak barcode
Ada
Ada/tidak layanan konsumen
Ada
Ada/tidak identitas pembuat
Ada
Informasi promosi
Iklan
Menurut Miru (2008) label adalah sejumlah keterangan pada kemasan produk. Secara umum, label minimal harus berisi nama atau merek produk, bahan baku, bahan tambahan komposisi, informasi gizi, tanggal kadaluarsa, isi produk, dan keterangan legalitas. Menurut Rahmawanto (2011) keterangan tentang halal pada produk yang dijual terutama di Indonesia mempunyai arti yang sangat penting dan dimaksudkan untuk melindungi masyarakat yang beragama islam agar terhindar dari melakukan pengkonsumsian pangan yang tidak halal (haram).
E. Pasteurisasi Untuk mengurangi mikroba patogen dan kontaminasi pada produk oronamin C yaitu dengan cara pasteurisasi. pasteurisasi merupakan suatu proses pemanasan pada suhu dibawah 100℃ dalam jangka waktu tertentu sehingga dapat mematikan sebagian mikroba
dengan meminimalisasi kerusakan.
Mengapa tidak menggunakan metode pemanasan sterilisasi, hal ini disebabkan metode pemanasan sterilisasi menggunakan suhu tinggi, sehingga degradasi vitamin C lebih tinggi (Mudiati, 2004) F. Umur simpan produk pada kemasan gelas Produk berkemasan gelas dijamin memiliki daya simpan yang relatif panjang atau lebih lama, hal ini dikarenakan wadah gelas kedap terhadap semua gas sehingga menguntungkan bagi minuman berkarbonasi karena kecepatan difusinya sama dengan 0. Wadah gelas barrier terhadap benda padat, cair dan gas sehingga baik sebagai pelindung terhadap kontaminasi bau dan cita rasa. Sifatsifat ketahanan gelas dapat diawetkan dengan cara memberi lapisan yang tidak bereaksi dengan gelas, misalnya minyak silikon, oksida logam, lilin. Resin, belerang, polietilen ( widodo, 2003) Selain itu gelas memiliki sifat tahan panas. Gelas bukan benda padat, tapi benda cair dengan kekentalan yang sangat tinggi dan bersifat termoplastis. Sifat fluida gelas bervariasi menurut suhu. Titik lebur dan titik beku tidak diketahui, dan ini merupakan keadaan kaca. Bahan gelas sesuai digunakan untuk produk pangan yang mengalami pemanasan seperti pasteurisasi atau sterilisasi. Gelas jenis pyrex tahan terhadap suhu tinggi. Umumnya perbedaan antara suhu bagian luar dan bagian dalam gelas tidak boleh lebih dari 27oC, sehingga pemanasan
botol harus dilakukan perlahan-lahan. Konduktivitas panas gelas 30 kali lebih kecil dari pada konduktivitas panas besi ( Widodo, 2003).
G. Tutup Wadah Penutup
wadah
merupakan
bagian
penting
dalam
proses
pengemasan.Bagian penutup sering merupakan bagian terlemah dari sistem perlindungan terhadap gangguan dari luar. Cara penutupan dapat menyebabkan tutup ( sumbat) sebagai pembawa jasad renik. Bahan yang umum digunakan sebagai penutup yaitu, besi (kaleng), Alumunium, Gabus, Plastik. Bahan-bahan penutup ini dapat bersifat kaku flexible. penutup dari kaleng atau besi dilapisi dengan sejenis vernis untuk menghindari kontak langsung dengan bahan pangan . penutup seperti ini digunakan untuk menahan tekanan dalam minuman bergas, bir, dan makanan yang dipanaskan dalam wadah tertutup. Sumbat alumunium digunakan untuk air mineral, minuman tanpa gas, susu, yoghurt dan sebagainya. Penutup dari plastik digunakan untuk minuman yang tidak bergas dan makanan dalam brntuk krim atau tepung (powder). Pada produk Oronamin C jenis penutup yang digunakan adalah besi (kaleng). Walaupun jenis penutup yang digunakan besi (kaleng) konsumen tidak khawatir akan kesusahan saat membuka penutupnya, dikarenakan pada penutupnya telah dimodivikasi sedemikian rupa agar memudahkan saat membuka, dimana telah dilengkapi sejenis plastic yang melekat, saat akan membuka cukup ditarik keatas dan pada penutup juga dilengkapi garis yang melingkar yang akan robek saat plastic yang melekat tadi di tarik keatas sehingga penutup wadah akan terbuka dengan mudah tanpa memerlukan alat bantu.