Kelas Reportase I.docx

  • Uploaded by: katrin margaretha
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelas Reportase I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,513
  • Pages: 4
KELAS REPORTASE I

Dasar-Dasar Jurnalistik

peristiwa terjadi. c. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara. Pesatnya kemajuan media informasi dewasa ini cukup memberikan d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan kemajuan yang signifikan. Media cetak maupun elektronik pun saling semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain. bersaing kecepatan sehingga tidak ayal bila si pemburu berita dituntut kreativitasnya dalam penyampaian informasi. Penguasaan Pasal 2 dasar-dasar pengetahuan jurnalistik merupakan modal yang amat penting manakala kita terjun di dunia ini. Keberadaan media tidak Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam lagi sebatas penyampai informasi yang aktual kepada masyarakat, melaksanakan tugas jurnalistik. tapi media juga mempunyai tanggung jawab yang berat dalam Penafsiran : menampilkan fakta-fakta untuk selalu bertindak objektif dalam setiap Cara-cara yang profesional adalah: pemberitaannya. a. menunjukkan identitas diri kepada narasumber; b. menghormati hak privasi; Apa Itu Jurnalistik? c. tidak menyuap; d. menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya; e. rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, Menurut Kris Budiman, jurnalistik (journalistiek, Belanda) bisa suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, secara berimbang; penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu. Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan f. menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara; sampai kepada penyebarannya kepada masyarakat. Sebelumnya, g. tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan jurnalistik dalam pengertian sempit disebut juga dengan publikasi wartawan lain sebagai karya sendiri; secara cetak. h. penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik. Dewasa ini pengertian tersebut tidak hanya sebatas melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, dsb., namun meluas menjadi media elektronik seperti radio atau televisi. Berdasarkan media yang Pasal 3 digunakan meliputi jurnalistik cetak (print journalism), elektronik (electronic journalism). Akhir-akhir ini juga telah berkembang Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara jurnalistik secara tersambung (online journalism). berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah. Penafsiran : Kode Etik Jurnalistik a. Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang kebenaran informasi itu. Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak secara proporsional. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB. c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa Kemerdekaan pers adalah sarana masyarakat untuk memperoleh interpretasi wartawan atas fakta. informasi dan berkomunikasi, guna memenuhi kebutuhan hakiki dan d. Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dalam mewujudkan seseorang. kemerdekaan pers itu, wartawan Indonesia juga menyadari adanya kepentingan bangsa, tanggung jawab sosial, keberagaman Pasal 4 masyarakat, dan norma-norma agama. Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul. Penafsiran : a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan sebagai hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi. Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan dengan niat buruk. landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional c. Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan. dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas, serta d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan foto, gambar, suara, grafis atau tulisan yang semata-mata untuk dan menaati membangkitkan nafsu birahi. e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan Pasal 1 mencantumkan waktu pengambilan gambar dan suara. Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormati hak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat.

Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang Pasal 5 akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. Penafsiran : Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas berimbang, dan tidak beritikad buruk. korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan. Penafsiran Penafsiran : a. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai a. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan seseorang yang memudahkan orang lain untuk melacak. intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers. b. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika menikah.

KELAS REPORTASE I

Pasal 6

Penafsiran : a. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan Wartawan Indonesia tidak menyalah-gunakan profesi dan tidak berupa fakta yang merugikan nama baiknya. menerima suap. b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan Penafsiran : a. Menyalah-gunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain. keuntungan pribadi atas informasi yang diperoleh saat bertugas c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu sebelum informasi tersebut menjadi pengetahuan umum. diperbaiki. b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari pihak lain yang mempengaruhi independensi. Penilaian akhir atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan Dewan Pers. Sanksi atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan Pasal 7 oleh organisasi wartawan dan atau perusahaan pers. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan. Penafsiran : a. Hak tolak adalak hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya. b. Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai dengan permintaan narasumber. c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari narasumber yang disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya. d. “Off the record” adalah segala informasi atau data dari narasumber yang tidak boleh disiarkan atau diberitakan.

SEMBILAN ELEMEN JURNALISME (+ ELEMEN KE-10) - BILL KOVACH & TOM ROSENSTIEL

Bill Kovach dan Tom Rosenstiel (2001), dalam bukunya The Elements of Journalism, What Newspeople Should Know and the Public Should Expect (New York: Crown Publishers), merumuskan prinsip-prinsip itu dalam Sembilan Elemen Jurnalisme. Kesembilan elemen tersebut adalah: 1. Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran Kewajiban para jurnalis adalah menyampaikan kebenaran, sehingga masyarakat bisa memperoleh informasi yang mereka butuhkan untuk berdaulat. Bentuk “kebenaran jurnalistik” yang ingin dicapai ini bukan sekadar akurasi, namun merupakan bentuk kebenaran yang praktis dan fungsional. Ini bukan kebenaran mutlak atau filosofis. Tetapi, merupakan suatu proses menyortir (sorting-out) Pasal 8 yang berkembang antara cerita awal, dan interaksi antara publik, sumber berita (newsmaker), dan jurnalis dalam waktu tertentu. Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita Prinsip pertama jurnalisme—pengejaran kebenaran, yang tanpa berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dilandasi kepentingan tertentu (disinterested pursuit of truth)— dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan adalah yang paling membedakannya dari bentuk komunikasi lain. bahasa, serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, Contoh kebenaran fungsional, misalnya, polisi menangkap sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani. tersangka koruptor berdasarkan fakta yang diperoleh. Lalu kejaksaan Penafsiran : membuat tuntutan dan tersangka itu diadili. Sesudah proses a. Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu pengadilan, hakim memvonis, tersangka itu bersalah atau tidaksebelum mengetahui secara jelas. bersalah. Apakah si tersangka yang divonis itu mutlak bersalah atau b. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan. mutlak tidak-bersalah? Kita memang tak bisa mencapai suatu kebenaran mutlak. Tetapi masyarakat kita, dalam konteks sosial yang Pasal 9 ada, menerima proses pengadilan –serta vonis bersalah atau tidakbersalah-- tersebut, karena memang hal itu diperlukan dan bisa Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang dipraktikkan. Jurnalisme juga bekerja seperti itu. kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik. 2. Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada warga (citizens) Penafsiran : Organisasi pemberitaan dituntut melayani berbagai a. Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan kepentingan konstituennya: lembaga komunitas, kelompok berhati-hati. kepentingan lokal, perusahaan induk, pemilik saham, pengiklan, dan b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan banyak kepentingan lain. Semua itu harus dipertimbangkan oleh keluarganya selain yang terkait dengan kepentingan publik. organisasi pemberitaan yang sukses. Namun, kesetiaan pertama harus diberikan kepada warga (citizens). Ini adalah implikasi dari Pasal 10 perjanjian dengan publik. Komitmen kepada warga bukanlah egoisme profesional. Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki Kesetiaan pada warga ini adalah makna dari independensi jurnalistik. berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf Independensi adalah bebas dari semua kewajiban, kecuali kesetiaan kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa. terhadap kepentingan publik. Jadi, jurnalis yang mengumpulkan Penafsiran : berita tidak sama dengan karyawan perusahaan biasa, yang harus a. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena mendahulukan kepentingan majikannya. Jurnalis memiliki kewajiban ada maupun tidak ada teguran dari pihak luar. sosial, yang dapat mengalahkan kepentingan langsung majikannya b. Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan terkait dengan pada waktu-waktu tertentu, dan kewajiban ini justru adalah sumber substansi pokok. keberhasilan finansial majikan mereka. 3. Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi Yang membedakan antara jurnalisme dengan hiburan Pasal 11 (entertainment), propaganda, fiksi, atau seni, adalah disiplin verifikasi. Hiburan –dan saudara sepupunya “infotainment”— Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara berfokus pada apa yang paling bisa memancing perhatian. proporsional.

KELAS REPORTASE I

Propaganda akan menyeleksi fakta atau merekayasa fakta, demi memberi informasi pada publik. tujuan sebenarnya, yaitu persuasi dan manipulasi. Sedangkan Sebuah perdebatan yang melibatkan prasangka dan dugaan jurnalisme berfokus utama pada apa yang terjadi, seperti apa adanya. semata hanya akan mengipas kemarahan dan emosi warga. Disiplin verifikasi tercermin dalam praktik-praktik seperti Perdebatan yang hanya mengangkat sisi-sisi ekstrem dari opini yang mencari saksi-saksi peristiwa, membuka sebanyak mungkin sumber berkembang, tidaklah melayani publik tetapi sebaliknya justru berita, dan meminta komentar dari banyak pihak. Disiplin verifikasi mengabaikan publik. Yang tak kalah penting, forum ini harus berfokus untuk menceritakan apa yang terjadi sebenar-benarnya. mencakup seluruh bagian dari komunitas, bukan kalangan ekonomi Dalam kaitan dengan apa yang sering disebut sebagai “obyektivitas” kuat saja atau bagian demografis yang menarik sebagai sasaran iklan. dalam jurnalisme, maka yang obyektif sebenarnya bukanlah 7. Jurnalisme harus berupaya membuat hal yang penting itu jurnalisnya, tetapi metode yang digunakannya dalam meliput berita. menarik dan relevan Ada sejumlah prinsip intelektual dalam ilmu peliputan: 1) Tugas jurnalis adalah menemukan cara untuk membuat halJangan menambah-nambahkan sesuatu yang tidak ada; 2) Jangan hal yang penting menjadi menarik dan relevan untuk dibaca, mengecoh audiens; 3) Bersikaplah transparan sedapat mungkin didengar atau ditonton. Untuk setiap naskah berita, jurnalis harus tentang motif dan metode Anda; 4) Lebih mengandalkan pada liputan menemukan campuran yang tepat antara yang serius dan yang orisinal yang dilakukan sendiri; 5) Bersikap rendah hati, tidak kurang-serius, dalam pemberitaan hari mana pun. menganggap diri paling tahu. Singkatnya, jurnalis harus memiliki tujuan yang jelas, yaitu 4. Jurnalis harus tetap independen dari pihak yang mereka liput menyediakan informasi yang dibutuhkan orang untuk memahami Jurnalis harus tetap independen dari faksi-faksi. dunia, dan membuatnya bermakna, relevan, dan memikat. Dalam hal Independensi semangat dan pikiran harus dijaga wartawan yang ini, terkadang ada godaan ke arah infotainment dan sensasionalisme. bekerja di ranah opini, kritik, dan komentar. Jadi, yang harus lebih 8. Jurnalis harus menjaga agar beritanya komprehensif dan dipentingkan adalah independensi, bukan netralitas. Jurnalis yang proporsional menulis tajuk rencana atau opini, tidak bersikap netral. Namun, ia Jurnalisme itu seperti pembuatan peta modern. Ia harus independen, dan kredibilitasnya terletak pada dedikasinya menciptakan peta navigasi bagi warga untuk berlayar di dalam pada akurasi, verifikasi, kepentingan publik yang lebih besar, dan masyarakat. Maka jurnalis juga harus menjadikan berita yang hasrat untuk memberi informasi. dibuatnya proporsional dan komprehensif. Adalah penting untuk menjaga semacam jarak personal, Dengan mengumpamakan jurnalisme sebagai pembuatan peta, kita agar jurnalis dapat melihat segala sesuatu dengan jelas dan membuat melihat bahwa proporsi dan komprehensivitas adalah kunci akurasi. penilaian independen. Sekarang ada kecenderungan media untuk Kita juga terbantu dalam memahami lebih baik ide keanekaragaman menerapkan ketentuan “jarak” yang lebih ketat pada jurnalisnya. dalam berita. Misalnya, mereka tidak boleh menjadi pengurus parpol atau 9. Jurnalis memiliki kewajiban untuk mengikuti suara nurani konsultan politik politisi tertentu. mereka Independensi dari faksi bukan berarti membantah adanya Setiap jurnalis, dari redaksi hingga dewan direksi, harus pengaruh pengalaman atau latar belakang si jurnalis, seperti dari segi memiliki rasa etika dan tanggung jawab personal, atau sebuah ras, agama, ideologi, pendidikan, status sosial-ekonomi, dan gender. panduan moral. Terlebih lagi, mereka punya tanggung jawab untuk Namun, pengaruh itu tidak boleh menjadi nomor satu. Peran sebagai menyuarakan sekuat-kuatnya nurani mereka dan membiarkan yang jurnalislah yang harus didahulukan. lain melakukan hal yang serupa. 5. Jurnalis harus melayani sebagai pemantau independen terhadap Agar hal ini bisa terwujud, keterbukaan redaksi adalah hal kekuasaan yang penting untuk memenuhi semua prinsip jurnalistik. Jurnalis harus bertindak sebagai pemantau independen Gampangnya mereka yang bekerja di organisasi berita harus terhadap kekuasaan. Wartawan tak sekedar memantau mengakui adanya kewajiban pribadi untuk bersikap beda atau pemerintahan, tetapi semua lembaga kuat di masyarakat. Pers menentang redaktur, pemilik, pengiklan, dan bahkan warga serta percaya dapat mengawasi dan mendorong para pemimpin agar otoritas mapan, jika keadilan (fairness) dan akurasi mengharuskan mereka tidak melakukan hal-hal buruk, yaitu hal-hal yang tidak boleh mereka berbuat begitu. mereka lakukan sebagai pejabat publik atau pihak yang menangani Dalam kaitan itu, pemilik media juga dituntut untuk urusan publik. Jurnalis juga mengangkat suara pihak-pihak yang melakukan hal yang sama. Organisasi pemberitaan, bahkan terlebih lemah, yang tak mampu bersuara sendiri. lagi dunia media yang terkonglomerasi dewasa ini, atau perusahaan Prinsip pemantauan ini sering disalahpahami, bahkan oleh induk mereka, perlu membangun budaya yang memupuk tanggung kalangan jurnalis sendiri, dengan mengartikannya sebagai jawab individual. Para manajer juga harus bersedia mendengarkan, “mengganggu pihak yang menikmati kenyamanan.” Prinsip bukan cuma mengelola problem dan keprihatinan para jurnalisnya. pemantauan juga terancam oleh praktik penerapan yang berlebihan, Dalam perkembangan berikutnya, Bill Kovach dan Tom Rosenstiel atau “pengawasan” yang lebih bertujuan untuk memuaskan hasrat menambahkan elemen ke-10. Yaitu: audiens pada sensasi, ketimbang untuk benar-benar melayani 10. Warga juga memiliki hak dan tanggung jawab dalam hal-hal kepentingan umum. yang terkait dengan berita. Namun, yang mungkin lebih berbahaya, adalah ancaman Elemen terbaru ini muncul dengan perkembangan teknologi dari jenis baru konglomerasi korporasi, yang secara efektif mungkin informasi, khususnya internet. Warga bukan lagi sekadar konsumen menghancurkan independensi, yang mutlak dibutuhkan oleh pers pasif dari media, tetapi mereka juga menciptakan media sendiri. Ini untuk mewujudkan peran pemantauan mereka. terlihat dari munculnya blog, jurnalisme online, jurnalisme warga 6. Jurnalisme harus menyediakan forum bagi kritik maupun (citizen journalism), jurnalisme komunitas (community journalism) komentar dari publik dan media alternatif. Warga dapat menyumbangkan pemikiran, opini, Apapun media yang digunakan, jurnalisme haruslah berita, dan sebagainya, dan dengan demikian juga mendorong berfungsi menciptakan forum di mana publik diingatkan pada perkembangan jurnalisme. Sumber Berita masalah-masalah yang benar-benar penting, sehingga mendorong warga untuk membuat penilaian dan mengambil sikap. Hal penting lain yang dibutuhkan dalam sebuah proses jurnalistik Maka, jurnalisme harus menyediakan sebuah forum untuk adalah pada sumber berita. Ada beberapa petunjuk yang dapat kritik dan kompromi publik. Demokrasi pada akhirnya dibentuk atas membantu pengumpulan informasi, sebagaimana diungkapkan oleh kompromi. Forum ini dibangun berdasarkan prinsip-prinsip yang Eugene J. Webb dan Jerry R. Salancik (Luwi Iswara 2005: 67) berikut sama sebagaimana halnya dalam jurnalisme, yaitu: kejujuran, fakta, ini. dan verifikasi. Forum yang tidak berlandaskan pada fakta akan gagal

KELAS REPORTASE I

1. 2. 3. 4.

Observasi langsung dan tidak langsung dari situasi berita. Proses wawancara. Pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik. Partisipasi dalam peristiwa.

Kiranya tulisan singkat tentang dasar-dasar jurnalistik di atas akan lebih membantu kita saat mengerjakan proses kreatif kita dalam penulisan jurnalistik.

Related Documents

Kelas Reportase I.docx
November 2019 15
Cop Surat Reportase
June 2020 5
Jenjang Kelas
October 2019 48
Presentasi Kelas
June 2020 18
Kelas Fkl.docx
May 2020 21
Hiasan Kelas
November 2019 37

More Documents from ""

Kelas Reportase I.docx
November 2019 15
Benua Asia.docx
November 2019 27
August 2019 24
Flyer Kids
August 2019 22
Flyer Kids
August 2019 24