Kebijakan-kebijakan kontroversial Utsman 1. Kebijakan untuk membayar uang tebusan pada kasus pembunuhan yang dilakukan Ubaidillah bin Umar. Kebijakan ini telah menyebabkan perdebatan yang panas antara para sahabat perihal Ubaidillah bin Umar yang di tuduh melakukan tiga kali pembunuhan secara sengaja terhadap Hirmazan seorang pangeran Persia, Jafeena seorang budak kristen, dan anak gadisnya Abu Lu’lu, pembunuh ayahnya Umar bin Khattab. Al-Quran telah mengatur ketetapan hukum yang jelas mengenai pembunuhan dan pengampunan. Ali melakukan protes kepada Utsman karena membiarkan Ubaidillah tidak dihukum sesuai dengan aturan yang ditetapkan Al-Quran dan malah menggantinya dengan tebusam uang dari dirinya sendiri yang kemudian disimpan ke kas negara karena orang tersebut tidak memiliki ahli waris. 2. Kebijakan dalam hal mengqashar shalat di Mina pada waktu haji. Utsman gagal mencontohi apa yang dilakukan Rasulullah dan dua sahabatnya ( Abu bakar Assidhiq dan Umar bin Khattab) . Utsman melakukan shalat tanpa qashar (shalat empat rakaat bukan dua rakaat)yaitu keringanan untuk melakukan shalat qashar yang hanya diberikan kepada orang pendatang atau bukan penduduk asli. Sedangkan dia adalah penduduk kota Mekkah. Ketentuan untuk mengqasharkan shalat menurut Utsman adalah rukshah(keringanan)bukan wajib. 3. Kebujakan untuk mengambil zakat atas kuda, padahal Rasulullah telah mengeculikannya. Utsman menetapkan zakat atas kuda, kebijakan ini dianggap bid’ah oleh para sahabat kerena menyimpang dari Sunnah Rasulullah. Penolakan kebijakan ini adalah penolakan konservatf melawan interprestasi liberal dari sebuah hukum tanpa menghargai tuntutan perubahan dari sebuah masyarakat. 4. Keputusan Utsman untuk membuka lahan kosong dan dikhususkan untuk ternak-ternak negara sebagai tempat merumput menuai kritik tajam kerena menurut tradisi yang ada, air, udara dan ladang rumput bisa digunakan oleh semua masyarakat. Utsman mengatakan bahwa alasan hal itu untuk dapat membedahkan mana ternak umum dan mana ternak milik pribadi yaitu dengan membatasi pertama tempat secara eksklusif. 5. Utsman dituduh melakukan diversi(perluasan)penggunaan zakat dan sadaqah untuk kepentingan perang dan kesejateraan sosial meskipun dalam al-Quran sudah dijelaskan bagaimana pendistribusian zakat dan sadaqah itu. Utsman menegaskan itu dilakukan sebagai pinjam yang akan dikembalikan. Oleh para pengkritiknya dinyatakan bahwa Utsman tidak memiliki hak untuk menstransfer dana satu kepala ke kepala yang lain. Utsman tidak setuju dengan penafsiran mereka.