LAMPIRAN Keputusan direktur Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto Nomor
: 004/SK/DIR/1/2014
Tanggal
: 13 Januari 2014
KEBIJAKAN KEBERSIHAN TANGAN RUMAH SAKIT MUTIARA HATI MOJOKERTO
A.
KEBIJAKAN UMUM 1. Prosedur kebersihan tangan harus di lakukan oleh semua petugas rumah sakit, pasien,dan pengunjung yang berhubungan langsung dengan pasien 2. Kebersihan tangan wajib di laksanakan pada lima saat sebagai berikut :Sebelum kontak dengan pasien, sebelum melaksanakan tindakan aseptic, sesudah terkontaminasi cairan tubuh pasien, sesudah kontak dengan pasien, dan sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien. 3. Cairan antiseptic yang di gunakan berbahan dasar alcohol (Handrub), Antiseptik yang mengandung clorhexidine 2% (Handwash), dan clorhexidine 4% (Surgical Handwash) pada tindakan operasi.
B.
KEBIJAKAN KHUSUS : 1. Disetiap unit – unit pelayanan harus tersedia fasilitas kebersihan tangan yang meliputi wastafel dengan kran bergagang panjang, cairan antiseptic (di lengkapi label cairan yang berisi MSDS( Materi Safety Data Safe), tanggal kedaluwarsa, dan tanggal awal penggunaan), petunjuk dan stiker kebersihan tangan, dan pengering tangan (tisu sekali pakai).. 2. Antiseptik yang di gunakan saat melakukan kebersihan tangan dengan handrub sebanyak 3 s.d 5 cc selama 20 -30 detik dan handwash 2 s.d 3 cc selama 40 - 60 detik. 3. Kebersihan tangan efektif :
Tidak mengenakan jas lengan panjang saat melayani pasien
Bagi semua petugas yang berkontak langsung dengan pasien (klinisi), semua perhiasan yang ada (misalnya: jam tangan, cincin, gelang) harus dilepaskan selama bertugas dan pada saat melakukan kebersihan tangan
Kuku dijaga tetap pendek tidak melebihi 1 mm, tidak menggunakan kuku palsu dan cat kuku
Jika tangan ada luka ditutup dengan plester kedap air
Tutuplah kran dengan siku tangan atau putar kran menggunakan tissue.
v
Membersihkan tangan dengan sabun cair dan air mengalir apabila tangan terlihat kotor
Membersihkan tangan dengan larutan berbahan dasar alkohol (handrub) bila tangan tidak terlihat kotor diantara tindakan
Keringkan tangan menggunakan tissu.
Pastikan tangan kering sebelum memulai kegiatan / mengenakan sarung tangan
Jangan menambahkan sabun cair ke dalam tempatnya bila masih ada isinya (dilarang topping up).
Dispenser sabun/ tempat sabun harus dibersihkan terlebih dahulu dan dikeringkan sebelum pengisian ulang.
Untuk tempat alcohol handrub segera buang di tempat sampah non medis bila sudah habis dan segera minta yang baru kepada instalasi farmasi.
4. Sediakan di setiap ruangan / bagian :
Area klinis (area perawatan / pelayanan langsung terhadap pasien) : Wastafel dengan air yang mengalir. Larutan chlorhexidine 2 % (indikasi kebersihan tangan momen 2 dan 3) : poli rawat jalan, HCU, kamar bayi, IGD (area non tindakan), ruang perawat, Instalasi penunjang medik (radiologi, laboratorium klinik) Larutan chlorhexidine 4 % : IGD (area tindakan), Kamar operasi, kamar Bersalin. Sabun biasa (handsoap) : kamar pasien, ruang perawat (indikasi kebersihan tangan momen 1,4,5), toilet, dapur. Larutan berbahan dasar alkohol (handrub) : setiap tempat tidur pasien di area kritis (IGD, kamar bayi, ruang observasi kamar Bersalin, HCU, Kamar operasi), setiap pintu masuk kamar pasien, meja trolly tindakan.
Area non-klinis (area pelayanan tidak langsung terhadap pasien) : Wastafel dengan air yang mengalir. Sabun biasa (handsoap) : toilet, dapur, perkantoran, kantin, ruang pertemuan. Larutan chlorhexidine 2% (indikasi kebersihan tangan momen 3): Instalasi Sterilisasi dan Laundry (ISL), Kamar Jenazah. Larutan berbahan dasar alkohol (handrub) : pintu keluar-masuk petugas / pengunjung, ruang tunggu rawat jalan, farmasi, kamar jenazah, area dimana fasilitas kebersihan tangan dengan sabun dan air mengalir tidak tersedia / jauh letaknya.
5. Melakukan monitoring compliance kebersihan tangan dengan cara :
vi
Mengukur / mengobservasi kepatuhan kebersihan tangan : Petugas klinis setiap 1 bulan sekali (ruang perawat, IGD, HCU, OK, rawat jalan, kamar bayi, kamar bersalin, Gizi).
Dengan memperhatikan 4,5,6 kebersihan tangan. sebelum kontak dengan pasien (Momen 1 menurut WHO). Petugas non-klinis setiap tiga bulan sekali (Laundry, farmasi, dapur, IPSRS, sanitasi, kamar jenazah) : sesuai indikasi kebersihan tangan secara umum. Kepatuhan kebersihan tangan melibatkan petugas klinis maupun nonklinis dengan sasaran 30 % dari jumlah masing-masing profesi (Dokter, Perawat, Fisioterapi dan Gizi).
6. Melakukan program edukasi kebersihan tangan pada petugas, pasien, keluarga dan pengunjung yang merupakan salah satu bagian dari proses penerimaan pasien baru. 7. Setiap petugas di Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto wajib mengikuti pelatihan kebersihan tangan yang diadakan oleh rumah sakit secara berkesinambungan mengenai prosedur kebersihan tangan melalui orientasi dan pendidikan berkelanjutan. 8. Sebelum melakukan kebersihan tangan semua perhiasan yang digunakan (cincin, gelang dan jam tangan) harus di lepas. 9. IPCN berperan dalam menjadi role model dan motivasi untuk membudayakan kebersihan tangan kepada seluruh petugas rumah sakit, pasien, dan pengunjung.
Mojokerto, 13 Januari 2014 Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto
dr.M.N Geloed Asmara NIK 2013.01.11
vii