KEPERAWATAN DASAR II PROSEDUR INTERVENSI DALAM PEMBERIAN MEDIKASI PARENTAL, ORAL DAN SUPOSITORIA DENGAN MENERAPKAN PRINSIP BENAR
DISUSUN OLEH: 1. Agus Triana Putra
18.321.2828
2. Ni Made Candra Dewi Sudana
18.321.2844
3. Putu Ananda Pradnya Paramita Putri
18.321.2851
4. Ni Wayan Devi Leona Cintya Utama Putri
18.321.2858
5. Ni Wayan Eka Subpremagni
18.321.2859
6. Tu De Ngurah Papin Prasetiya
18.321.2864
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES WIRA MEDIKA BALI DENPASAR 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya hanturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang tlah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Denpasar, 17 Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN ........................................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1 1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Medikasi ................................................................................ 3 2.2 Prosedur Pemberian Medikasi Parental .................................................. 3 2.3 Prosedur Pemberian Medikasi Oral ......................................................... 4 2.4 Prosedur Pemberian Medikasi Supositoria .............................................. 5
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 14 3.2 Saran ........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu tugas terpenting dari seorang perawat adalah memberikan obat yang aman dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien . obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat walaupun obat menguntungkan klien dalam banayak hal. Beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila tidak tepat diberikan. Seorang tenaga medis memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek samping yang ditimbulkan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien menggunakan dengan benar dan berdasarkan pengetahuan , adapun rute pemberian obat dibedakan atas beberapa rute antara lain secara oral, parental, dan pemberian melalui medikasi supositoria. Rute pemberian obat dipilih berdasarkan kandungan obat dan efek yang diinginkan juga kondidi fisik dan emntal klien. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu medikasi? 2. Bagaiman prosedur pemberian medikasi parental? 3. Bagaimana prosedur pemberian medikasi oral? 4. Bagaimana prosedur pemberian medikasi supositoria? 1.3 TUJUAN 1. Untuk menambah wawasan mengenai medikasi 2. Untuk mengetahui prosedur pemberian medikasi parenatal 3. Untuk mengetahui prsedur pemberian medikasi oral 4. Untuk mengetahui prosedur pemberian medikasi supositoria
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Medikasi Medikasi adalah cara utama terapi yang diprogramkan oleh medis untuk mengobati masalah kesehatan atau masalah klien. Meskipun obat menguntungkan, obat bukan tanpa reaksi merugiakn. Perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip keamanan dalam pemberian medikasi serta pemantauan hasil khusus obat. Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh. 2.2 Prosedur Pemberian Medikasi Parenteral Pemberian obat secara parenteral merupakan pemberian obat melalui injeksi atau infuse. Berikut ini adalah langkah-langkah memberikan injeksi subkutan, intramuscular dan intradermal : 1. Kaji indikasi untuk menentukan rute pemberian obat yang tepat 2. Kaji riwayat medis dan riwayat alergi 3. Obsevasi repons verbal dan nonverbal ketika mendapat injeksi. 4. Cuci tangan 5. Siapkan peralatan dan suplai yamg diperlukan : Spuit berukuran tepat a. SC : 1 ML, 100 U insulin b. IM : 2 sampai 5 ml untuk dewasa, 1 sampai 2ml untuk anak c. ID : 1-ML TUBERKULIN Jarum berukuran sesuai a. SC : 25G SAMPAI 27G dan panjang 3/8 sampai 5/8 inchi b. IM : 19G 23G dan panjang 1 sampai 1 ½ inchi untuk orang dewasa , 25G sampai 27G dengan panjang ½ sampai 1 inchi untuk anak dan 5/8 inchi untuk bayi baru lahir c. ID : nomor 26-27 Swab antiseptic (betadin atau alcohol)
Sarung tangan sekali pakai Obat ampul atau vial Kartu, format, dan huruf cetak nama obat 6. Cek program obat 7. Siapkan dosis obat yang tepat dan ampul atau vial, periksa dengan teliti pastikan semua udara dikeluarkan 8. Untuk injeksi IM, ganti jarum jika obat mengiritasi jaringan SC 9. Kenakan sarung tangan sekali pakai 10. Identifikasi klien dengan memeriksa pita lengan yang memuat identitasnya dan menanyakan nama klien 11. Jelaskan prosedur kepada klien dan lakukan dengan sikap yang tenang dan percaya diri 12. Tutup sampiran 13. Pertahankan selimut atau gaun yang membungkus bagian tubuh yang tidak perlu di pajankan 14. Pilih tempat injeksi yang tepat inspesikan adanya memar, peradangan atau edema di permukaan kulit tampak injeksi 15. Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman 16. Merelokasi tempat injeksi menggunakan penanda anatomi tubuh 17. Bersihkan tempat injeksi dengan swab antiseptic. Usapkan bagian tengah tempat injeksi dengan arah gerakan berputar keluar sepanjang sekitar 5cm 18. Pertahankan swab dekat tangan 19. Lepas tutup dari jarum dengan menariknya dengan arah lurus 20. Pegang spuit dengan benar diantara ibu jari dan jari telunjuk tangan yang dominan
subkutan Injeksi 1. Untuk klien yang ukuran tubuhnya rata-rata, gunakan tangan tidak dominan untuk meregangkan kulit supaya tegang di tempat injeksi atau pegang jaringan sehingga tercipta suatu gulungan kulit setebal ½ inci 2. Injeksikan carum dengan cepat dan mantap pada sudut 45-90 deraja, kemudian lepas kulit jika dicubit 3. Untuk klien gemuk, cubit kulit ditempat injeksi dan injeksikan jarum dibawah lipatan jaringan. 4. Pegang bagian ujung bawah badan spuit sampai ujung pengisap dengan tangan tidak dominan. Hindari menggerakan spuit ketika menarik pengisap secara perlahan ke belakang untuk mengaspirasi obat , apabila darah terlihat di spuit , lepas jarum, buang obat dan spuit, dan ulangi prosedur. 5. Injeksi obat perlahan-lahan
Intramuskular 1. Tempatkan tangan yang tidak dominan pada penanda anatomi yang tepat dan regangkan kulit untuk membuatnya tegang, injeksikan jarum dengan cepat kedalam otot pada 90 derajat. 2. Jika massa otot kecil, cubit badan otot tubuh antara ibu jari dan jari lain. 3. Apabila obat mengiritasi, gunakan metode Z-track 4. Aspirasi seperti pada gambar 5. Injeksikan obat dengan perlahan. Intradermal 1. Dengan tangan tidak domain, regangkan kulit tampak injeksi dengan jari telunjuk atau ibu jari. 2. Ketika jarum mendekati kulit, dengan perlahan insersi jarum pada sudut 5 sampai 15 derajat sampai terasa tahanan. Masukan terus jarum melalui epidermis sampai kira-kira 3mm dibawah permukaan kulit 3. Injeksikan obat dengan perlahan 4. Ketika menginjeksikan obat di tempat injeksi terbentuk lingkaran berwarna terang menyerupai gigitan nyamuk dengan diameter kira-kira 6mm dan kemudian lenyap
21. Tarik jarum sambil mengusapkan swab alcohol dengan perlahan diatas atau di tempat injeksi 22. Untuk injeksi SC atau MM beri pijatan ringan pada kulit. 23. Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman 24. Buang jarum yang tidak ditutup atau jarum yang dibungkus dalam kntong pengaman dan tempatkan pada wadah berlebel 25. Lepas sarung tangan sekali pakai 26. Untuk injeksi ID, gambaran lingkaran disekeliling tepian tempat injeksi dengan pensil kulit atau pulpen tintha 27. Untuk injeksi SC dan IM catat dosis obat , rute pemberian, tempat injeksi, dan waktu serta tanggal injeksi pada catatan pengobata, tanda tangani dengan benar sesuai kebijakan institusi 28. Untuk injeksi ID catat daerah injeksi, jumlah dan tipe zat yang diuji, dan tanggal serta waktu catatan obat 29. Kembali tanyakan klien apakah merasa nyeri akut, sensasi terbakar atau kesemutan pada tempat injeksi , observasi adanya reaksi alergi setelah injeksi ID 30. Kembali untuk mengevaluasi respons trhadap pengobatan dalam 10-30 menit.
2.3 Prosedur Pemberian Medikasi Oral Pemberian obat dengan mdikasi oral adalah obat yang paling aman dan paling mudah diberikan, kecuali jika klien menderita gangguan fungsi cerna atau tidak mampu menelan. Berikut ini adalah langkah-langkah pemberian medikasi oral : 1. Kaji adanya kontraindikasi pada klien yang menerima obat oral, meliputi sulit menelan, mual atau muntah, radang usus dan peristaltic menurun, baru menjalani pembedahan saluran cerna, bising usu hilang atau menurun, terpasang pengisap lambung, tingkat kesadaran menurun. 2. Tetapkan pilihan klien dan toleransinya terhadap cairan 3. Siapkan suplai dan peralatn yang dibutuhkan a. Kartu, format catatan, atau huruf cetak nama obat b. Kertas obat atau nampan c. Mangkuk obat sekali pakai d. Segelas air, jus, atau cairan yang dipilih sedotan e. Alat penghancur pil f. Kereta obat g. Sebet kertas 4. Periksa keakuratan dang kelengkapan setiap kartu, format, atau huruf cetak nama obat berdasarkan program pengobatan yang ditulis dokter 5. Siapkan obat a. Cuci tangan b. Atur nampan dan mangkuk obat di dalam ruang pengobatan atau pindahkan kereta obat keluar kamar klien. c. Buka kunci laci atau kereta obat d. Siapkan obat-obatan untuk seorang klien pada suatu waktu tertentu. Simpan tiket atau format obat bersama-sama untuk setiap klien. e. Pilih obat yang tepat dari persediaan atau laci unit dosis. Bandingkan label obat dengan format kartu dan huruf cetak nama obat
f. Hitung dosis obat yang benar , lakukan dengan teliti. Periksa kembali perhitungan g. Untuk menyiapkan tablet atau kapsul dari botol, tuangkan jumlah yang dibutuhkan kedalam tuttup bolol lalu pindahkan ke mangkuk obat. Jangan sentuh dengan jari-jari. Tablet atau kapsul yang lebih dapat dikembalikan kedalam botol h. Untuk menyiapkan tablet atau kapsul unit-dosis tempatkan tablet atau kapsul yang dikemas langsung ke dalam mangkok obat i. Tempatkan semua tablet atau kapsul yang akan diberikan pada waktu yang sama dalam sebuah cangkir, kecuali tablet atau kapsul yang memerlukan pengkajian sebelum diberikan. j. Tablet berbentuk biji dapat dibelah dengan tangan yang dibungkus sarung tangan atau potong dengan menggunakan alat pemotong k. Jika klien sulit menelan , gerus tablet dalam alat penghancur pil. Tempatkan tablet dibagian bawah alat penghancur kemudian gerus. l. Siapkan cairan 1. Pindahkan tutp botol dari wadahnya dan letakan tutup terbalik 2. Pegang botol dengan label pada telapak tangan ketika obat dituang 3. Pegang cangkir obat sejajar mata dan isis sampai skala yang diinginkan 4. Buang cairan yang lebih di dalam mangkuk kedalam bak cuci piring seka bibir botol dengan serbet kertas. 5. Beberapa obat cair tersedia dalam wadah unit-dosis m. Ketika menyiapkan narkotik, periksa catatan narkotik untuk menghitung obat sebelumnya bandingkan dengan suplai yang tersedia , keluar obat dan lengkapi informasi yang diperlukan pada format narkotik dan tanda tangani n. Bandingkan format, kartu obat, dan huruf cetak nama obat dengan wadah serta obat yang tersedia o. Kembalikan kotak persediaan atau obat uni-dosis yang tidak digunakan ke lemari atau laci p. Tempatkan obat dan kartu , format obat, atau huruf cetak nama obat bersamasama diatas nampan atau kereta obat
q. Jangan tinggalkan obat tanpa pengawasan
6. Berikan obat a. Beri obat pada klien pada waktu yang benar b. Identifikasi klien dengan membandingkan nama pada kartu, format obat atau huruf cetakan lebel obat dengan nama pada gelang identifikasi klien. Minta klien menyebut nama lengkapnya c. Lakukan pengkajian yang diperlukan sebelum obat diperlukan untuk obata-obatan tertentu d. Jelaskan tujuan setiap pengobatan dan kerja obat pada klien , ijinkan klien bertanya tentang obat e. Bantu klien mengambil posisi duduk atau berbaring miring f. Berikan obat dengan benar
Tanyakan apakah klien ingin memegang obat pada di tangannya atau di mangkuk sebelum memasukannya ke dalam mulut
Tawarkan air segelas penuh
Untuk obat yang diberikan secara sublingual minta klien meletakan dibawah lidah dan biarkan obat larut seluruhnya
Campur obat bubuk dengan cairan disisi tempat tidur dan berikan kepada klien untuk diminum
Peringatkan klien untuk tidak mengunyah atau menelan tablet
Berikan bubuk dan tablet berbuih
g. Apabila klien tidak mampu menahan obat, tempatkan cangkir berisi obat pada bibir dan dengan perlahan masukan setiap obat kedalam mulut satu per Satu h. Jika kapsul atau tablet jatuh kelantai buang dan siapkan lagi i. Temani klien sampai semua obat ditelan apabila anda ragu apakah obat telah ditelan, minta klien membuka mulutnya j. Untuk obat yang sangat asam tawarkan makanan kecil tanpa lemak k. Bantu klien kembali ke posisi yang nyaman l. Buang suplai yang kotor dan cuci tangan
m. Kembalikan kartu, format obat atau huruf cetak nama obat ke arsip yang tepat untuk pemberian obat berikutnya n. Lengkapi kembali persediaan misalnya mangkuk dan sedotan , kembalikan kereta ke ruang obat dan bersihkan area kerja 7. Catat waktu actual setiap obat diberikan pada catatan obat computer 8. Kembali dalam waktu 30 menit untuk mengevaluasi respons terhadap pengobatan.
2.4 Prosedur Pemberian Medikasi Supositoria Prosedur pemberian medikasi supositoria menjamin pemberian obat yang aman dan benar kondisi ini merupakan kontraindikasi penggunaan supositoria mengurangi perpindahan mikroorganisme , mencegah kontak dengan bahan fases terinfeksi memastikan klien yang menerima obat benar . 1. Tinjau kembali program obat dari dokter, termasuk nama klien, nama obat, bentuk, dan waktu pemberian obat 2. Tinjau kembali catatan medis untuk melihat adanya pembedahan atau perdarahan rectum 3. Cuci tangan 4. Siapkan peralatan dan suplai a. Supositoria rectum b. Pelumas larut air c. Sarung tangan sekali pakai d. Tisu e. Format obat atau huruf cetak nama obat 5. Kenakan sarung tangan sekali pakai 6. Periksa identifikasi klien dengan memca gelang identififkasi dan menanyakan nama klien 7. Jelaskan prosedur, jelaskan secara terperinci, jika klien ingin memasukan obatnya sendiri 8. Atur suplai di sisi tempat tidur 9. Tutu gorden atau sampiran 10. Bantu klien mengambil posisi sim jaga agar klien tetap terbungkus pakaian dengan hanya daerah anus yang terpajan. 11. Periksa kondisi di daerah luar anus dan palpasi apabila sarung tangan kotor buang denngan membalikannya dan tempatkan di wadah yang tepat 12. Kenakan sarung tangan sekali pakai 13. Keluarkan supositoria dari bungkusnya dan lumasi ujung yang bundar, lumasi jari telunjuk pada tangan dominan dengan pelumas larut air 14. Minta klien menarik nafas dalam dan perlahan melalui mulut relaksasi sfinger anus 15. Retraksi bokong dengan tangan tidak dominan masukan supositoria dengan perlahan melalui anu, melalui sfingter internal dank e arah dinding rectum 10cm pada dewasa 5cm pada anak dan bayi 16. Tarik jari dari seka daerah anus dengan tisu 17. Lepas sarung tangan dengan membaliknya dan buang kedalam wadah yang tepat 18. Minta klien untuk tetap dalam posisi yang datar atau berbaring miring selama 5 menit 19. Jika supositoria berisi laksatif atau pelembut feses, letakan lampu pemanggil di tempat yang dapat dijangkau klien
20. Cuci tangan 21. Kembali dalam waktu 5 menit untuk mengetahui apakah supositoria keluar 22. Catat nama obat,dosis dan waktu pemberian pada catatan obat 23. Observasi adanya efek supositoria 30 menit setelah obat diberikan.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka sangat jelas bahwa pemberian obat pada klien merupakan fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan keterampilan tekhnik dan pertimbangan terhadap perkembangan klien. Perawat yang dapat memberikan obat-obatan kepada klien diharapkan mempunyai pengetahuan dasar mengenai obat. Selain itu juag, perawat juga harus mengenal enam hal yang benar dalam pemberian obat kepada pasien. Karena hal itu berperan penting dalam kesuksesan perawat dalam pemberian obat. 3.2 Saran Setiap tekhnik harus dilakukan dengan penuh hati-hati dan teliti agar hasil yang kita dapatkan dapat menghindari kesalahan yang biasanya sering dilakukan oleh perawat.
DAFTAR PUSTAKA