KAS DAN BANK REMISE : Pengiriman uang secara fisik dari satu bank ke bank lain atau dari satu cabang ke cabang lainnya. Contoh: Bank Omega Jakarta mengirim uang secara fisik sebesar Rp. 500.000.000 tunai kepada bank Omega Bandung, disebabkan kebuthan alat likuid di cabang tersebut. Oleh Bank Omega Jakarta akan dibukukan : D: Rak – Cab. Bandung ............... Rp. 500.000.000 K: Kas ................................... Rp. 500.000.000 Bank Omega Bandung, setelah menerima uang secara fisik tersebut akan dibukukan : D: Kas ................................... Rp. 500.000.000 K: RAK ................................... Rp. 500.000.000 PENANAMAN ALAT LIKUID DALAM REKENING BANK LAINNYA. CONTOH: Bank Omega Jakarta membeli deposito berjangka Bank ABC sebesar Rp. 200.000.000,- suku bunga 24%pa, jangka waktu 3 bulan. Disamping itu Bank Omega Jakarta menempatkan sebagian dananya pada Bank XYZ Jakarta untuk Call Money sebesar Rp. 400.000.000 dengan suku bunga sebesar 30%pa, dana dapat ditarik sewaktu-waktu. Bank Omega juga menempatkan uangnya pada Bank RST Jakarta dalam bentuk
deposits on call sebesar Rp. 45.000.000 suku bunga 26%pa, jangka waktu 2 bulan. Pembayaran kepada lembaga keuangan tersebut diatas dilakukan atas beban rekening giro Bank Omega Jakarta pada Bank Indonesia. Bank Omega Jakarta akan membukukan : D: Bank-Bank Lain – Deposito Berjangka Rekening Bank ABC – Jakarta ....... Rp. 200.000.000 D: Bank-Bank Lain – Call MoneyRekening Bank XYZ – Jakarta ....... Rp. 400.000.000 D: Bank-bank lain – Deposits on Call Rekening Bank RST – Jakarta ....... Rp. 450.000.000 K: Bank Indonesia – Giro ................ Rp. 1.050.000.000 Penerimaan bunga secara berkala pada akhir bulan pertama diterima oleh bank Omega dan langsung dibukukan pada rek.giro Bank Omega – Jakarta dimasing-masing bank tersebut. D: Bank lain – Giro Rek. Bank ABC ....... Rp. 4.000.000 D: Bank lain – Giro Rek. Bank XYZ ....... Rp. 10.000.000 D: Bank lain – Giro Rek. Bank RST ....... Rp. 9.750.000 K: Pendapatan Bunga PenempatanDeposito Berjangka ..................... Rp. 4.000.000 K: Pendapatan Bunga Penempatan Call money ............................... Rp. 10.000.000 K: Pendapatan Bunga Penempatan Deposits On Call ......................... Rp. 9.750.000
SURAT BERHARGA JENIS SURAT BERHARGA Jenis-jenis surat berharga yang dimiliki oleh suatu bank dalam jangka waktu yang relatif pendek antara lain: Surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar uang dan pasar modal. Akuntansi untuk surat berharga meliputi : Pembelian, Penjualan, Penilaian dan segi-segi khusus seperti pengungkapan (Disclosure) dan lainnya. Akuntansi Pembelian Surat Berharga OBLIGASI Contoh : Apabila pada tgl. 31 Juli Bank Omega membeli selembar obligasi PT. Jasa Marga yang berjangka waktu 10 tahun dengan nilai nominal 10 juta pada kurs 98 dan suku bunga sebesar 15%pa dibayarkan setiap tgl 1 Juni dan 1 Desember. Perhitungan bunganya dilakukan sbb: 2 Bulan Bunga Yg belum dibayar 1Juni
4 Bulan Bunga yang akan diterima 31 Juli
1 Des
Bunga yg belum dibayar = 2/12*15%*Rp. 10 juta = Rp. 250.000,Harga perolehan = 98%*Rp. 10 juta .......... = Rp. 9.800.000 Harga Nominal ................................... = Rp. 10.000.000 Pendapatan yang ditangguhkan................ = Rp. 200.000 D: Surat berharga – Obligasi............... Rp. 10.000.000 D: Pendapatan Bunga Obligasi............. Rp. 250.000 K: Pendapatan Premi Obligasi yang ditangguhkan........................Rp. 200.000 K: Kas.......................................... Rp. 10.050.000 Pada tgl 1 Desember, dimana terjadi pembayaran bunga oleh penerbit obligasi, Bank Omega akan menerima bunga obligasi sebesar 6 bulan yakni R. 750.000 (10 juta dikalikan bunga selama 6 bulan). Dan akan dicatat dengan ayat jurnal sbb: D: Kas K: Pendapatan Bunga Obligasi
Rp. 750.000,Rp. 750.000,-
Pengaruh bersih dari pendapatan bunga obligasi ini adalah sebesar Rp. 500.000 yang merupakan pendapatan bunga nyata ditahun berjalan (Rp. 750.000 – Rp. 250.000). Pada akhir tahun, 31 Desember, obligasi ersebut harus disajikan pada neraca dan diamortisasi dari pendapatan yang ditangguhkan tsb diatas harus dilakukan.
Contoh : amortisasi sebesar Rp. 200.000 untuk periode selama 10 tahun harus diamortisasikan. Karena tenggang waktu antara pembelian 31 Juli – 31 Desember adalah 6 bulan, maka amortisasi pendapatan yang ditangguhkan adalah : 6/12*Rp. 20.000 = Rp. 10.000 Jumlah ini akan mengurangi pendapatan yang ditangguhkan dan dicatat dengan ayat jurnal sbb: D: Pendpt premi Obligasi yg ditangguhkan K: Pendpt premi Obligasi
Rp. 10.000 Rp. 10.000
Dengan demikian sisa rekening pendpt Premi Obligasi yg ditangguhkan akan menjadi Rp. 190.000 dan pd penyajiannya dalam neraca nilai obligasi menjadi Rp. 9.810.000 seperti berikut ini : Surat Berharga – Obligasi Dikurangi: Pendpt premi Obligasi yg ditangguhkan Nilai Perolehan
Rp. 10.000.000 (Rp. 190.000) Rp. 9.810.000
Penyajian tanpa premi obligasi: Nilai Perolehan
Rp. 9.800.000
Penyajian dengan premi obligasi: Nilai nominal Rp. 10.000.000 Dikurang dengan Premi obligasi (Rp. 200.000) Nilai Perolehan Rp. 9.800.000
Setelah masa 10 tahun: Nilai Nominal Bila laku terjual sebesar Keuntungan dari penjualan
Rp. 10.000.000 Rp. 10.500.000 Rp. 500.000
Keuntungan sebenarnya : harga jual Rp. 10.500.000 nilai perolehan (Rp. 9.800.000) Keuntungan Rp. 700.000 yg penyajiannya telah dilakukan dalam : Akumulasi Pendpt premi Obligasi Keuntungan dari penjualan Jml. Keuntungan sebenarnya
Rp. 200.000 Rp. 500.000 Rp. 700.000
Surat berharga yang hendak dijual memiliki harga pokok yang dapat dihitung dengan menggunakan metode First-in, first out atau metode rata-rata. Hal ini dilakukan terutama apabila terdapat lebih dari satu macam surat berharga obligasi atau portofolio. Contoh: Apabila obligasi Pt. Jasa Marga tersebut dijual setelah 8 bulan dimiliki atau pada tgl 1 Maret dengan harga 101, maka dilakukan penghitungan : Harga jual = 101%* Rp. 10 Juta Bunga yg menjadi hak Bank Omega: 3/12*15%*Rp. 10 Juta
Rp. 10.100.000 Rp.
375.000
Jumlah yg harus diterima
Rp. 10.475.000
Sisa premi obligasi: Nilai premi awal Jml yg telah dialokasi : 8/12*Rp. 20.000 sisa premi obligasi
Rp.
200.000
Rp. Rp.
13.333 186.667
Pengalokasian terakhir premi obligasi : 2/12*Rp. 20.000
Rp.
3.333
Pengalokasian terakhir premi obligasi dicatat dengan ayat jurnal sbb: D: Pedpt premi obligasi yg ditangguhkan Rp. 3.333 K: Pendpt Premi Obligasi Rp. 3.333 transaksi penjualan obligasi dicatat dengan ayat jurnal sbb: D: Kas Rp. 10.475.000 D: Pendpt Premi Obligasi yg ditangguhkanRp. 186.667 K: Pandpt premi Obligasi Rp. 86.667 K: Surat berharga – obligasi Rp. 10.000.000 K: Pendpt bunga Obligasi Rp. 375.000 K: Keuntungan dr Penj. Surat Berharga Rp. 100.000 KEUNTUNGAN RIIL DARI PENJ. OBLIGASI DAPAT DIHITUNG SBB: Harga Jual Harga Perolehan Keuntungan bersih
Rp. 10.100.000 Rp. 9.800.000 Rp. 300.000
yg dpt dirinci sbb: Keuntungan dari penjualan surat berharga Alokasi keuntungan premi obligasi 31 Desember Rp. 10.000 1 Maret Rp. 3.333 Sisa Premi Obligasi Keuntungan bersih
Rp. 100.000 Rp. 13.333 Rp. 186.667 Rp. 300.000
SURAT BERHARGA DALAM PASAR UANG Surat-surat berharga pasar uang yang dibeli dan dimiliki oleh suatu bank dapat terdiri dari berbagai macam antara lain : SBI, Surat Pengakuan Hutang dari seorang nasabah yg kemudian dijual oleh Bank kepada Bank Indonesia dan surat berharga bentuk lainnya. SBPU yg dibeli dengan cara diskonto disajikan dineraca sebesar nilai nominal dikurangi dengan bunga yg belum diamortisasi. Contoh : Bank Omega membeli SBI dengan nominal Rp. 500 juta dengan suku bunga 12%pa. Bunga SBI diterima dimuka dan jangka waktu selama 2 bulan. Pembayaran dilakukan atas beban rek. Giro pada Bank Indonesia. Perhit. Diskonto bunga SBI ini dihitung sbb: Nominal SBI Diskonto SBI: 2/12*12%*Rp. 500.000.000 dibayar
Rp. 500.000.000 Rp. 10.000.000 Rp. 490.000.000
Pada waktu pembelian dicatat dgn ayat jurnal sbb: D: Surat Berharga – SBI Rp. 500.000.000 K: Pendpt bunga SBI yg belum diamortisasi Rp. 10.000.000 K: BI – Giro Rp. 490.000.000 Pada saat akhir bulan pertama setelah pembelian SBI dilakukan pengalokasian pendapatan bunga SBI sbb: 1/2*Rp. 10.000.000 D: Pendpt bunga SBI yang belum diamortisasi K: Pendpt bunga SBI
RP. 5.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000
Penyajian SBI dalam neraca setelah akhir bulan pertama sbb: Surat berharga – SBI dikurangi: Pendpt bunga SBI yg belum diamortisasi Nilai bersih
Rp. 500.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 495.000.000
Bila pada waktu SBI jatuh tempo akan dicatat dengan ayat jurnal : D: BI – Giro ....................................... Rp. 500.000.000 D: Pendpt bunga SBI yg blm diamortisasi ... Rp. 5.000.000 K: Surat Berharga – SBI......................... Rp. 500.000.000 K: Pendpt bunga SBI ............................ Rp. 5.000.000
Penilaian terhadap surat berharga Surat berharga yang dapat segera dijual dinyatakan dalam neraca sebesar harga perolehan atau harga terendah antara harga perolehan dan harga pasarnya (Cost or Market whichever is lower atau COMWIL). Selisih harga tersebut diakui sebagai kerugian dengan mengkredit perkiraan surat berharga yg bersangkutan atau perkiraan penilaiannya, yaitu “penyisihan untuk penurunan nilai surat berharga”. Contoh : Apabila Bank Omega memiliki portfolio surat berharga sebesar harga perolehan Rp. 125.000.000 dan kemudian setelah dilakukan penilaian harga pasar bernilai Rp. 115.000.000, maka kerugian ini akan dibukukan dengan ayat jurnal sbb: D: Biaya kerugian Penurunan nilai SB ......... Rp. 10.000.000 K: Penyisihan untuk Penurunan nilai SB ...... Rp. 10.000.000 Penurunan nilai dalam surat berharga yg bersangkutan seperti berikut ini : Surat berharga ................................ Rp. 125.000.000 Dikurangi : Penyisihan untuk penurunan nilai SB .. Rp. 10.000.000 Surat Berharga bersih ......................... Rp. 115.000.000