Kampanye Goyang Erotis

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kampanye Goyang Erotis as PDF for free.

More details

  • Words: 626
  • Pages: 3
DESKRIPSI KEINGINAN RAKYAT Masa kampanye selama tiga pekan akhirnya telah menginjak masa terakhirnya, pada hari minggu, tanggal 5 maret 2009, kemarin. Berbagai usaha untuk meraih simpati rakyat telah usai. Janji-jani telah banyak dikumandangkan, mulai dari kepedulian, sembako murah, kesejahteraan rakyat, pertanian, kesehatan, dan lain-lain. Apabila kita melakukan flash back, kampanye 2009 kemarin, sebenarnya bangsa Indonesia dapat mempelajari banyak hal. Mulai dari konsistensi, keikhlasan, dan evaluasi. Ketiga aspek tersebut sebenarnya merupakan pondasi yang wajib dimiliki oleh bangsa Indonesia terutama Partai Politik. Okeh sahabat, mari kita bahas satu persatu, kita mulai dari aspek konsistensi. Konsistensi menurut bahasa berarti keteguhan. Kembali pada kampanye partai politik, sebenarnya hakikat dari Partai Politik adalah

wadah

organisasi

masyarakat

yang

bertujuan

untuk

menampung seluruh aspirasi, ekspektasi, dan keluhan masyarakat sebagai bentuk partisipasi rakyat dalam aktivitas pemerintahan untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Puluhan partai politik yang tumbuh subur di Indonesia merupakan aktualisasi dari keberagaman ekspektasi masyarakat Indonesia. Kita dapat

melihat

dari

berbagai

selogan

yang

muncul

dari

mulai

kepedulian terhadap kelompok-kelompok minoritas , kemiskinan, petani, patriotisme dan keberagaman ekspektasi lainnya. Itu berarti setiap partai memiliki visi dan misi masing –masing yang berpuncak pada ekspektasi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera. Apabila kita memperhatikan prosesi kampanye 2009 sepanjang tiga pekan kemarin, ada beberapa hal yang menimbulkan kerancuan diatas benak saya. Kerancuan ini berkaitan erat dengan konsistensi visi dan misi dari para partai politik. Menurut saya, prosesi kampanye kemarin

tidak dinyana layaknya ‘lomba Adu slogan’ dan ‘lomba pemborosan uang’. ‘lomba adu slogan’, kita dapat melihat sendiri betapa tiap partai saling mengumbar janji dan bukti melalui kata-kata manis (kita sebut saja slogan). Deretan janji-janji dan bukti-bukti yang mereka utarakan, sebenarnya tidak perlu dipublikasikan kepada khalayak Indonesia. Karena rakyat sudah memiliki persepsi sendiri mengenai arah gerakan masing-masing partai selama ini. Toh, “action more believable than words”. Segala aktivitas yang pernah dilakukan oleh partai-partai selama lima tahun kebelakang sudah cukup menunjukan sosok “who are them’ (siapa jati diri mereka). Berbagai slogan yang diumbar oleh partai politik selama prosesi kampanye 2009 kemarin akan berjalan sia-sia karena hanya menjadi angin lalu dibenak masyarakat Indonesia. saya cukup kecewa, dengan suasana kampanye 2009 kemarin, pemborosan uang besar-besaran, pendidikan politik yang salah kepada masyarakat melalui ‘kampanye goyang erotis’, ditambah lagi cara-cara kampanye ‘purba’ yang masih dipertahankan melalui konvoi, arakarakan, dan bentuk lainnya yang tengah menimbulkan dampak kemacetan dan polusi baik udara maupun suara bagi masyarakat sekitar jalan raya. Hal tersebut dapat mendeskripsikan kurangnya kreatifitas dari partai politik di Indonesia. Sebagian besar kegiatan-kegiatan kampanye parpol Indonesia kemarin menunjukan inkonsistensi dan keselarasan visi misi masingmasing parpol dengan hakikat dari slogan-slogan yang mereka suarakan. Contoh diantaranya, slogan-slogan berbunyi kesejahteraan untuk rakyat melarat, tapi malah dihiasi dengan pemborosan uang untuk para penyanyi ‘dangdut’, kalo seperti ini, yang makin sejahtera bukannya rakyat, tetapi para artis dangdut, benar g? Menurut saya, setiap parpol tidak harus mempersepsikan diri menjadi ‘diri’ lain yang tidak dikenal. Toh, pembentukan good image parpol tidak akan terbentuk dalam waktu tiga pekan. Rakyat hanya

mengharapkan sosok partai yang dapat diibaratkan layaknya ‘oksigen’, rakyat tidak perlu tahu apapun yang dikerjakan oleh partai politik Indonesia, rakyat tidak membutuhkan ‘ocehan’ slogan dari para partai politik menjelang pemilu, rakyat hanya cukup merasakan kontibusi partai ketika mereka tengah memasuki gedung senayan, sebuah kontribusi yang dapat meringankan beban berat di pundak rakyat yang mulai berkarat, cukup dengan itu, rakyat akan memberikan apresiasi dan persepsi positif kepada parpol. Intinya, pelajaran bagi partai politik, ‘tidak usah camuk (cari muka), cukup berikanlah muka yang telah masing-masing parpol bentuk selama ini, itu saja’. Partai politik harus belajar ‘keikhlasan’ dalam setiap langkah gerak mereka. Yang terakhir evaluasi, rakyat tengah menunggu partai politik untuk belajar bersikap dewasa, belajar dari sang guru kehidupan atau kita sebut saja pengalaman. Hal-hal yang telah baik semakin ditingkatkan dan hal-hal yang buruk sesegera mungkin ditinggalkan. Itulah deskripsi keinginan rakyat.

Related Documents

Kampanye Goyang Erotis
April 2020 0
10 Zona Erotis Wanita
December 2019 0
Sms Kampanye
June 2020 10
Zakat Kampanye
May 2020 10