KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMANTAUAN GARAM YODIUM DI RUMAH TANGGA PUSKESMAS SERANGPANJANG TAHUN 2019
A. Pendahuluan Masalah kekurangan yodium sudah sejak lama dikenal di Indonesia. Yodium merupakan zat gizi mikro penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan mental. Masalah GAKY merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia yang mencakup 3 aspek, yaitu aspek perkembangan kecerdasan, aspek perkembangan sosial dan aspek perkembangan ekonomi. Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah menetapkan 4 sasaran pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan umur harapan hidup dari 70,7 ( Proyeksi BPS, 2008) menjadi 72, menurunkan angka kematian bayi dari 34 ( SDKI, 2007) menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup, menurunkan angka kematian ibu dari 346 (SDKI, 2012) menjadi 306 per 100 ribu kelahiran hidup dan menurunkan gizi kurang (termasuk gizi buruk) dari 19,6% (Riskesdas, 2013 ) menjadi kurang dari 17% dan menurunkan balita pendek dari 37% ( Riskesdas, 2013) menjadi kurang dari 28%. Untuk mencapai sasaran RPJMN 2015–2019 Bidang Kesehatan, Kementerian Kesehatan telah menetapkan RENSTRA Kementerian Kesehatan 2015-2019, yang memuat indikator keluaran yang harus dicapai. Salah satu dari 20 indikator keluaran di bidang Perbaikan Gizi yang harus dicapai pada tahun 2019 yaitu 90 % rumah tangga mengonsumsi garam beryodium dengan kadungan yodium cukup. Oleh karena itu program penanggulangan GAKY difokuskan pada peningkatkan konsumsi garam beryodium. Sesuai dengan tata nilai Puskesmas Serangpanjang yaitu SATRIA, maka kegiatan pemantauan garam beryodium dilaksanakan secara akuntabel tepat sasaran, tepat tujuan dan tindakan dilaksanakan secara terbuka jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
B. Latar Belakang Pemantauan garam beryodium di wilayah UPTD Puskesmas Serangpanjang dilakukan di tingkat rumah tangga. Cakupan hasil kegiatan pematauan garam beryodium tahun 2018 yang dilakukan pada 30 kluster (300 KK), terdapat 234 KK (78%) telah mengkonsumsi garam dengan kandungan yodium cukup, sebanyak 54 KK (18%) masih mengkonsumsi garam dengan kadar yodium kurang, dan ada 12 KK (4%) yang mengkonsumsi garam yang tidak mengandung yodium. Dari hasil cakupan tersebut dapat disimpulkan bahwa di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Serangpanjang setiap tahun masih beredar/ bermunculan garam dengan merk dagang baru dan masih ditemukan garam dengan kadar yodium kurang dari 30 ppm, sehingga perlu terus dilakukan pemantauan garam tingkat rumah tangga, agar masyarakat
mengetahui kadar dan jenis garam yang baik dikonsumsi dan mengandung kadar yodium cukup (>=30 ppm). C. Tujuan a.
Tujuan Umum Terlaksananya pemantauan untuk memperoleh gambaran secara berkala tentang cakupan konsumsi garam beryodium yang memenuhi syarat di masyarakat.
b.
Tujuan Khusus a). Mendapatkan data rumah tangga yang mengonsumsi garam dengan kandungan yodium cukup (>=30 ppm), kurang ( < 30 ppm) dan tidak mengandung yodium dengan pengujian kadar yodium (yodium test) b). Diperolehnya informasi : Jenis garam yang digunakan di rumah tangga. Merk garam yang digunakan di rumah tangga. Terdaftar resmi di BPOM / uji kesehatan atau tidak Tempat membeli.
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan Kegiatan Pokok
Rincian kegiatan
Pemantaun garam beryodium tingkat
1. Menetapkan 30 kluster
rumah tangga
2. Menentukan 10 sampel KK dari setiap kluster 3. Membuat jadwal kegiatan pemantauan garam beryodium 4. Melakukan pengujian kadar yodium garam sampel 5. Melakukan wawancara dengan sampel 6. Merekap hasil kegiatan 7. Membuat laporan kegiatan
E. Cara Melaksanakan Kegiatan Kegiatan Pokok Pemantaun
Pelaksana Program 1. Menetapkankan 30
Lintas Program terkait
Lintas Sektor Terkait
1. Bidan desa
1. Kader Posyandu Membantu
garam
kluster dengan sistem
Membantu
beryodium
random
pelaksanaan
petugas
kegiatan
penentuan
tingkat rumah tangga
2. Menentukan 10 sampel KK dari setiap kluster 3. Membuat jadwal
dalam
sampel KK Mengkoordinir
kegiatan pemantauan
sampel
garam beryodium tigkat
saat
rumah tangga
pelaksanaan
4. Melakukan pengujian
pada
kegiatan
kadar yodium garam yang dikonsumsi sampel - Sampel membawa ½ sdt garam yang biasa dikonsumsi - Meneteskan 2-3 tetes yodium test pada sampel garam - Mengamati perubahan warna pada sampel garam - Mencatat hasil perubahan warna sebagai indikator kadar yodium yang terkadung 5. Melakukan wawancara dengan sampel untuk memperoleh data bentuk garam, merk garam, resmi terdaftar / tidak, tempat membeli 6. Merekap hasil kegiatan pada format survei 7. Membuat laporan kegiatan pemantaun pada format laporan
F.
Sasaran 30 kluster, dengan 10 KK pada setiap kluster.
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan OKTOBER (minggu) NO
Kegiatan
1
Pematauan garam beryodium tingkat rumah tangga
I
II
III
IV
H. Monitoring, Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan Monitoring evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melihat ketepatan pelaksanaan jadwal kegiatan dan pelaporan hasil kegiatan yang diperoleh pada pelaksanaan pemantauan garam beryodium tingkat rumah tangga yang mengacu pada indikator kinerja dan target kegiatan yaitu 80% rumah tangga mengonsumsi garam beryodium dengan kandungan yodium cukup (>=30 ppm). I.
Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Pencatatan kegiatan pemantauan garam beryodium dilakukan saat pelaksanaan kegiatan berlangsung pada format yang telah ditentukan oleh Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Pelaporan kegiatan pemantauan garam beryodium dilakukan setelah selesai melakukan rekapan kegiatan pemantauan garam beryodium tingkat rumah tangga, yaitu pada awal bulan berikutnya bersamaan dengan penyerahan laporan rutin bulanan program gizi. Evaluasi kegiatan pemantauan garam beryodium tingkat rumah tangga dilakukan satu kali setahun, untuk melihat kesesuai perencanaan, pelaksanaan dan pencapaian cakupan kegiatan, sebagai bahan untuk membuat rencana tindak lanjut, dan menjadi dasar pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya.