KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA BERENCANA ORGANISASI KB DI INDONESIA DAN PERMASALAHAN WANITA
DOSEN PEMBIMBING YULIANA LUBIS, M.KES.
DISUSUN OLEH: KELOMPOK 9 1. CATHARINA HERMANUS PUTRI 2. RIZKA PURNAMA
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU PRODI D4 KEBIDANAN T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu bahan kajian pelajaran ginekologi yang harus ditempuh oleh mahasiswa/mahasiswi. Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah didalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih dengan penuh rasa hormat serta dengan segala ketulusan hati kepada Bunda Rachmawati dan teman-teman semua yang telah senantiasa mendukung kami. Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan hidayah bagi keikhlasan dan ketulusan atas dukungannya. Kami menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan masukan baik saran maupun kritik yang kiranya dapat membangun dari para pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kita semua.
Bengkulu, Februari 2019
Tim penulis
2|Page
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………..……………………………………………....1 KATA PENGANTAR..........................................................................................2 DAFTAR ISI.........................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
.............................................................................................4
B. Perumusan Masalah.........................................................................................4 C. Tujuan..............................................................................................................5 BAB II PEMBAHASAN A. Organisasi-Organisasi KB di Indonesia…………..........................................6 1. PKBI………….......................................................................................8 2. BKKBN ….............................................................................................9 B. Permasalahan-Permasalahan Wanita ….........................................................11 1. Status Sosial Wanita.............................................................................11 2. Nilai Wanita………..............................................................................13 3. Permasalahan Kesehatan Wanita dan Upaya Mengatasi.....................13 4. Kekerasan Pada Wanita........................................................................13 5. Perkosaan Pada Wanita….....................................................................14 6. Single Parent……….............................................................................15 7. Evidenced Based...................................................................................18 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan....................................................................................................19 B. Saran...............................................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA
3|Page
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program keluarga berencana ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga serta masyarakat pada umumnya. Dengan
pelaksanaan
keluarga berencana, diusahakan agar angka
kelahiran dapat di-turunkan, sehingga tingkat kecepatan perkembangan penduduk tidak melebihi kemampuan kenaikan produksi, dan dengan demikian diharapkan dapat ditingkatkan taraf kehidupan dan kesejahteraan rakyat. Pengaruh pelaksanaan program keluarga berencana terha-dap angka kelahiran dan tingkat kecepatan perkembangan penduduk, sudah barang tentu belum akan dapat terlihat da-lam jangka waktu lima tahun. Namun demikian, sebagai arah sasaran jangka pendek telah ditetapkan, bahwa dalam masa lima tahun (1969-1974), diusahakan untuk mencapai 6.000.000 akseptor, sehingga dengan demikian diharapkan akan tercegah sebanyak 1.700.000 kelahiran. B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Organisasi KB? 2. Apa Saja Organisasi KB di Indonesia? 3. Bagaimana Status Sosial Wanita di Kalangan Masyarakat? 4. Bagaimana Nilai Wanita di Kalangan Masyarakat? 5. Apa Saja Permasalah Wanita Dalam Dimensi Sosial dan Bagaimana Upaya Penanggulangannya? 6. Bagaimana Bentuk Kekerasan Terhadap Wanita? 7. Mengapa Terjadi Perkosaan Pada Wanita? 8. Bagaimana Kondisi Ketika Menjadi Single Parent? 9. Bagaimana Evidenced Based Permasalahan-Permasalahan Wanita?
4|Page
C. Tujuan 1. Untuk Mengetahui Pengertian Organisasi KB. 2. Untuk Mengetahui Organisasi-Organisasi KB di Indonesia. 3. Untuk Mengetahui Status Sosial Wanita di Kalangan Masyarakat. 4. Untuk Mengetahui Nilai Wanita di Kalangan Masyarakat. 5. Untuk Mengetahui Permasalahan Wanita Dalam Dimensi Sosial dan Upaya Penanggulangannya. 6. Untuk Mengetahui Bentuk Kekerasan Terhadap Wanita. 7. Untuk Mengetahui Penyebab Terjadinya Perkosaan Pada Wanita. 8. Untuk Mengetahui Kondisi Single Parent. 9. Untuk Mengetahui Evidenced Based Permasalahan-Permasalahan Wanita.
5|Page
BAB II PEMBAHASAN A. Organisasi-Organisasi KB di Indonesia. 1. Pengertian organisasi. Organisasi yaitu kerjasama antara dua orang atau lebih dalam suatu wadah untuk mencapai tujuan bersama 2. Pengertian KB. KB yaitu suatu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan, dan penjarangan kelahiran 3. Dasar pembentukan organisasi KB. Kasadaran manusia tentang pentingnya masalah kependudukan dimulai sejak bumi dihuni oleh ratusan juta manusia a) Plato (427-347) menyarankan agar pranata sosial dan pemerintahan sebaiknya direncanakan dengan pertumbuhan penduduk yang stabil sehingga terjadi keseimbangan antara jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi b) Malthus (1766-1834) pada zaman industri sedang berkembang manusia jangan terlalu banyak berhayal bahwa dengan kemampuan tehnologi mereka akan dapat memenuhi segala kebutuhan karena pertumbuhan manusia laksana deret ukur, sedangkan pertumbuhan dan kemampuan sumber daya alam untuk memenuhinya berkembang dalam deret hitung. Dengan demikian dalam suatu saat manusia akan sulit untuk memenuhi segala kebutuhannya karena sumber daya alam yang sangat terbatas. Pernyataan Malthus yang merupakan kekawatiran terhadap pertumbuhan penduduk telah muncul ke permukaan di negara besar, seperti Cina, India dan termasuk Indonesia.
6|Page
c) Tahun 1978, WHO dan UNICEF melakukan pertemuan di Alma Ata yang memusatkan perhatian terhadap tingginya angka kematian maternal perinatal.Dalam pertemuan tersebut disepakati untuk menetapkan konsep Primary Health Care yang memberikan pelayanan antenatal, persalinan bersih dan aman, melakukan upaya penerimaan keluarga berencana, dan meningkatkan pelayanan rujukan. d) Tahun 1984, Population Conference di Mexiko, menekankan arti pentingnya hubungan antara tingginya fertilitas dan interval yang pendek terhadap kesehatan dan kehidupan ibu dan perinatal. e) Perkembangan laju peningkatan pertumbuhan penduduk di Indonesi sangat mengkhawatirkan. Tanpa adanya usaha-usaha pencegahan perkembangan laju peningkatan penduduk yang terlalu cepat, usaha-usaha di bidang pembangunan ekonomi dan sosial yang telah dilaksanakan dengan maksiamal akan tidak berfaedah. Dapat di kemukakan bahwa untuk dapat menyelamatkan nasib manusia di muka bumi tercinta ini, masih terbuka peluang untuk meningkatkan kesehatan reproduksi malalui gerakan yang lebih intensif pada pelaksanaan keluarga berencana. Tanpa gerakan KB yang makin intensif maka manusia akan terjebak pada kemiskinan, kemelaratan, dan kebodohan yang merupakan malapetaka manusia yang paling dahsyat dan mencekam. Gerakan KB yang kita kenal sekarang bermula dari kepeloporan beberapa orang tokoh, baik di dalam maupun di luar negeri. Sejak saat itulah berdirilah perkumpulan-perkumpulan KB di seluruh dunia, termasuk di Indonesia yang menderikan PKBI (perkumpulan keluarga berencana Indonesia).
7|Page
4. PKBI Pada tahun 1953, sekelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan, khusus nya dari kalangan kesehatan memulai prakasa kegiatan KB. Kegiatan kelompok ini berkembang hingga berdirilah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Pada tahun 1957 tepatnya pada tanggal 23 Desember 1957 dengan Dr.R Soeharto sebagai Ketua PKBI adalah pelopor pergerakan keluarga berencana yang membantu masyarakat yang memerlukan bantuan secara sukarela. Tujuan dari PKBI adalah memperjuangkan terwujudnya keluarga sejahtera melalui 3 macam usaha yaitu: 1. Mengatur kehamilan atau menjarangkan kehamilan. 2. Mengobati kemandulan. 3. Memberi nasehat perkawinan Adanya KUHP pasal 283 yang melarang penyebarluasan gagasan keluarga berencana sehingga kegiatan penerangan dan pelayanan masih dilakukan secara terbatas. Pada Januari 1967: Diadakan simposium kontrasepsi di Bandung dan dengan demikian persoalan-persoalan kontrasepsi diikuti oleh masyarakat luas melalui medis massa. Pada Februari 1967: Diadakan kongres PKBI pertama yang mengharapkan agar keluarga berencana sebagai program pemerintah segera dilaksanakan. Pada April 1967: Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin menganggap bahwa sudah waktunya kegiatan KB dilancarkan secara resmi di Jakarta dengan menyelenggarakan proyek keluarga berencana DKI Jakarta Raya. 16 Agustus 1967: Gerakan keluarga berencana di Indonesia memasuki Era peralihan setelah pidato pemimpin negara
8|Page
Selama orde lama program gerakan dilakukan oleh sekelompok tenaga suka rela dan beroperasi secara diam-diam karena kepala negara waktu itu anti terhadap keluaraga berencana, maka dalam orde baru gerakan keluarga berencana diakui dan dimasukkan kedalam program pemerintah. Pada Oktober 1968: Berdiri Lembaga keluarga Berencana Nasional (LKBN), yang sifatnya semi pemerintah yang dalam tugasnya diawasi dan dibimbing oleh
Menteri Negara Kesejahteraan Rakyat, merupakan kristalisasi dan
kesungguhan pemerintah dalam kebijakkan keluarga berencana. Peristiwa-peristiwa bersejarah didalam perkembangan
keluarga
berencana di Indonesia adalah masuknya program keluarga berencana itu ke dalam Repelita I. Pada tahun 1970 LKBN di bubarkan oleh pemerintah dan kemudian dibentuk Badan Koordinasi keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
5. BKKBN Keputusan Presiden RI Nomor 8 tahun 1970 tentang BKKBN yaitu Depkes sebagai unit pelaksana program KB. BKKBN yaitu badan resmi pemerintah yang bertanggungjawab penuh mengenai pelaksanaan program KB di Indonesia. Keuntungan dari BKKBN adalah: 1. Memungkinkan program-program melepaskan diri pendekatan klinis yang jangkauannya terbatas. 2. Memungkinkan besarnya
peranan pakar-pakar non medis dalam
mensukseskan program keluarga berencana di Indonesia melalui pendekatan ke masyarakat.
9|Page
Sedangkan fungsi BKKBN adalah pengkoordinasi, perencana, perumus kebijaksanaan, pengawas pelaksanaan dan evaluasi. Pada waktu itu tujuan program Keluarga Berencana adalah : 1. Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak keluarga dan bangsa. 2. Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa Dalam perkembangan selanjutnya BKKBN mengembangkan lagi kegiatannya menjadi Program Nasional Kependudukan dan KB (KKB) yang pada waktu ini mempunyai 2 tujuan: Tujuan demografis, yaitu mengenda;likan tingkat pertumbuhan penduduk berupa penurunan angka fertilitas dari 44 permil pada tahun 1979 menjadi 22 permil pada tahun 1990 atau 50 % dari keadaan pada tahun 1971 Tujuan normatif, yaitu dapat dihayai Norma Keluarga Kecil bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang pada satu waktu akan menjadi falsafah hidup masyarakat dan bangsa Indonesia. Visi dan Misi BKKBN: a) Visi BKKBN Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas
b) Misi 1. Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan. 2. Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. 3. Memfasilitasi Pembangunan Keluarga. 4. Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. 5. Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten.
10 | P a g e
c) Tujuan Memberikan kontribusi, terciptanya penduduk yang berkualitas, SDM yang bermutu dan meningkatnya kesejahteraan keluarga d) Sasaran 1. Sasaran penggarapan program Pada keluarga, kelompok, dan institusi masyarakat pedesaan 2. Sasaran pencapaian program
Memberikan pelayanan pada peserta KB baru dan KB aktif
Meningkatkan pembinaan ketahanan keluarga melalui peningkatan kualitas dan kuantitas
Meningkatkan jumlah kelompok UPPKS
B. Permasalahan-Permasalahan Wanita. 1. Status Sosial Wanita di Kalangan Masyarakat. Status sosial adalah kedudukan seseorang di dalam keluarga dan masyarakat. Menurut Sukanto Soerjono (1990), status sosial atau tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, yang bisa diartikan sebagai
lingkungan
pergaulan,
prestise,
serta
hak-hak
dan
kewajiban-
terhadap
sesesorang,
kewajibannya. Status
sosial
akan
mempengaruhi
perlakukan
penghargaan terhadap seseorang, dan tindakan yang boleh dilakukan seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi status perempuan antara lain adalah sebagai berikut: a) Rendahnya kedudukan perempuan dalam keluarga terutama budaya yang menganut paham patriaki di mana seorang laki-laki dianggap orang yang berkuasa dalam rumah tangga, sehingga tidak jarang perempuan dalam mengambil keputusan-keputusan penting, bahkan untuk dirinya sendiri, lebih diserahkan kepada laki-laki (suami), bapak, dan keluarga. 11 | P a g e
b) Kemiskinan. Rendahnya kedudukan perempuan dalam keluarga ditambah tingginya angka kemiskinan dapat berpengaruh buruk terhadap status perempuan antara lain perempuan sering terpaksa menikah di usia muda, karena orang tua mendorong untuk cepat menikah agar terlepas dari beban ekonomi, dalam hal pemenuhan nutrisi sehari-hari perempuan sering tidak mendapatkan makanan yang cukup atau makanan yang bergizi karena lebih mengutamakan bapak, suami, atau saudara laki-laki daripada dirinya sendiri. c) Rendahnya tingkat pendiidikan perempuan dari pria. Kemiskinan
mempengaruhi
kesempatan
untuk
mendapatkan
pendidikan. kesempatan untuk sekolah tidak sama semua tetapi bergantung dari kemampuan membiayai. Dalam situasi kesulitan biaya, biasanya anak laki-laki lebih diutamakan karena laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah
utama
dalam
keluarga.
Keluarrga
kurang
mendukung
pengembangan karir perempuan, pandangan masyarakat mengenai perempuan yang berpendidikan tinggi tidak menguntungkan. Ada angapan bahwa makin tinggi pendidikan perempuan, makin sulit mendapatkan jodoh. Hal ini semakin menyebabkan status perempuan dalam keluarga dan masyarakat makin terpuruk sehingga tidak mampu mengambil keputusan yang baik bagidiri dan keluarga, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. d) Norma sosial dan budaya di masyarakat yang merendahkan status dan peranan perempuan. Menurut kondisi normatif, pria dan perempuan mempunyai status atau kedudukan dan peranan (hak dan kewajiban) yang sama. Akan tetapi menurut kondisi objektif, perempuan mengalami ketertinggalan yang lebih besar daripada pria dalam berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Kondisi ini tidak lain disebabkan oleh norma sosial budaya yang masih berlaku di masyarakat. Norma sosial dan nilai sosial budaya tersebut, 12 | P a g e
diantaranya di satu pihak menciptakan status dan peranan perempuan di sektor domestik yakni berstatus sebagai ibu rumah tangga dan melaksanakan pekerjaan urusan rumah tangga, sedangkan di lain pihak, menciptakan status dan peranan pria di sektor publik yakni sebagai kepala keluarga atau rumah tangga dan pencarinafkah.
2. Nilai Wanita di Kalangan Masyarakat. a) Rukun. Sikap inilah yang dijunjung tinggi perempuan untuk menciptakan masyarakat selaras, serasi, dan seimbang, tanpa pertikaian dan perselisihan. b) Hormat. Perempuan memegang nilai ini dalam hubungan baik dengan suami maupun dengan orang lain. c) Pengendalian Diri. Pengendalian diri yang dimaksud adalah kemampuan untuk membatasi dan mengekang segala bentuk kehendak dalam rangka menjaga keseimbangan dan keselarasan hidup. d) Sabar. Sikap sabar selalu diiringi dengan kesadaran dan keyakinan bahwa waktunya nasib yang baik pun akan tiba. Sifat lain yang berhubungan dengan sifat sabar adalah sifat ikhlas. 3. Permasalahan Kesehatan Wanita dan Cara Mengatasinya. a. Kekerasan Terhadap Perempuan. Kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat yang mengakibatkan atau kemungkinan besar mengakibatkan memar/trauma, kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau perampasan hak. Secara filosofis, fenomena kekerasan merupakan sebuah 13 | P a g e
gejala kemunduran hubungan antarpribadi, di mana orang tidak lagi bisa duduk bersama untuk memecahkan masalah. Hubungan yang ada hanya diwarnai dengan ketertutupan, kecurigaan, dan ketidakpercayaan. b. Perkosaan. Adalah hubungan seksual tanpa kehendak bersama, yang dipaksakan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang juga dapat merupakan tindak pseudo seksual yaitu perilaku seksual yang tidak selalu di motivasi dorongan seksual sebagai motivasi primer, melainkan berhubungan dengan penguasaan dan dominan, agresi dan perendahan pada satu pihak (korban) oleh pihak lainnya (pelaku). Cara mengatasinya : 1. Bersikap dengan baik, penuh perhatian dan empati. 2. Memberikan asuhan untuk menangani gangguan kesehatannya, misalnya mengobati cidera, pemberian kontrasepsi darurat. 3. Mendokumentasikan basil pemeriksaan dan apa yang sebenarnya terjadi. 4. Memberikan asuhan pemenuhan kebutuhan psikologis. 5. Memberikan konseling dalam membuat keputusan. 6. Membantu memberitahukan pada keluarga. c. Pelecehan Seksual. Adalah perilaku atau tindakan yang mengganggu, melecehkan dan tidak diundang yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap pihak lain, yang berkaitan langsung dengan jenis kelamin pihak yang diganggunya dan dirasakan menurunkan martabat dan harga diri orang yang diganggunya. Cara Mengatasinya : 1. Mempertahankan Image Profesional. Berusaha untuk mempertahankan imej atau citra profesional. Kenakanlah busana yang rapi dan terhormat ke kantor sehingga Anda tidak mengundang perhatian rekan kerja yang ‘jahil’, terutama pria. 14 | P a g e
2. Tegas dan Percaya Diri. Seorang pengganggu dan yang suka melecehkan biasanya kerap senang menyakiti orang lain. Jadi senjata terbesar yang dibutuhkan adalah kekuatan. Jika menunjukkan bahwa diri Anda lemah dan rentan, mereka justru akan memanfaatkan kelemahan tersebut. 3. Jangan Mengumbar ke Banyak Orang. Jika mengalami pelecehan seksual, cukup ceritakan pada teman dekat atau atasan yang punya wewenang menegur dan memberi sanksi terhadap karyawan yang berperilaku menyimpang karena jika mengumbar ke banyak orang bisa menjadi bumerang. 4. Membuat Catatan Tertulis. Catatlah tanggal dan waktu kejadiannya secara lengkap. Anda juga perlu mencatat identitas pelaku, lokasi kejadian dan perilaku serta ucapan si pelaku. Hal ini untuk menguatkan laporan ke bagian personalia, lembaga bantuan hukum atau kepolisian, jika memang kasus ini perlu dibawa ke jalur hukum. 5. Membina Tim. Ketika upaya secara individu gagal untuk menegaskan kepada si pelaku untuk tidak melakukan pelecehan terhadap Anda, sebaiknya Anda membina satu tim dengan rekan kerja terpercaya. Dengan begitu ketika si pelaku mulai ingin melecehkan, Anda memiliki beberapa saksi yang juga bisa membantu Anda keluar dari situasi tersebut.
d. Single Parent. Single parent adalah keluarga yang mana, hanya ada satu orang tua tunggal, hanya ayah atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk bisa tedadi pada keluarga sah secara hukum maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama maupun hukum pemerintah.
15 | P a g e
Cara Mengatasinya : a. Memberikan kegiatan yang positif. Berbagai macam kegiatan yang dapat mendukung anak untuk lebih bisa mengah, ualisasikan diri secara positif antara lain dengan penyaluran. hobi, kursus sehingga menghindarkan anak melakukan hal-hal yang negatif. b. Memberi peluang anak belajar berperilaku baik. Bertandang pada keluarga, lain yang harmonis memberikan kesempatan bagi anak untuk meneladani figur orang tua yang tidak diperoleh dalam lingkungan keluarga sendiri. c. Dukungan komunitas. Bergabung dalam club sesama keluarga dengan orang tua tunggal dapat memberikan dukungan karena anak mempunyai banyak teman yang bemasib sama sehingga tidak merasa sendirian.
d. Perempuan di Tempat Kerja. Menurut
Kardamo
adalah
wanita
yang
kerja
mengandalkan
kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan uang agar dapat memenuhi kebutuhan hidup. Cara Mengatasinya : a. Bekerja menggunakan proteksi, seperti masker, sarung Langan, baju khusus untuk proteksi radiasi. b. Cek kesehatan secara berkala. c. Melakukan aktifitas bekerja tidak hanya dengan satu pria misalnya bila lembur, divas luar. d. Tidak nebeng kendaraan tanpa ditemani orang lain, sekalipun ditawari oleh atasan. e. Jangan ragu mengatakan 'tidak' walaupun pada atasan. Tidak perlu takut pada ancaman di pecat. f. Menetapkan target menikah. g. Menjaga komunikasi dengan keluarga. Mencurahkan perhatian khusus pada keluarga pada hari libur dengan kualitas yang maksimal,
16 | P a g e
mengagendakan kegiatan bersarna keluarga, memenuhi hak-hak suami dan anak, berbagi peran dengan suami dan selalu menghargai suami. e. Incest. Incest adalah hubungan seksual yang terjadi antar anggota keluarga. Anggota keluarga yang dimaksud adalah anggota keluarga yang mempunyai hubungan pertalian darah. Batas pertalian darah paling atas adalah kakek, paling bawah adalah cucu, batas kesamping adalah keponakan. Keluarga diluar itu bukan termasuk incest. Pelaku biasanya adalah orang yang lebih dewasa (lebih kuasa) dan korban lebih banyak adalah anak-anak. Sering terjadi pada anak tiri oleh bapak tiri, menantu oleh mertua, cucu oleh kakeknya. Cara Mengatasinya : a. Waspada dalam mengasuh anak. Tidak membiasakan anak dirumah sendirian dengan anggota keluarga yang berlainan jenis. b. Tidak mengabaikan kata hati tiap ada gelagat yang menjurus pada tindakan pelecehan dalam keluarga. c. Memisahkan tempat tidur anak mulai umur 3 tahun dari ayah atau saudara baik sesama jenis kelamin maupun berlainan jenis kelamin. d. Perlu juga melibatkan orang lain diluar lingkungan keluarga. e. Lapor pada petugas penegak hukum walaupun dibawah ancaman pelaku.
f. Pekerja Seks Komersial. Pekerja seks komersial adalah suatu pekerjaan dimana seorang perempuan menggunakan atau mengeksploitasi tubuhnya untuk mendapatkan uang. Akibatnya semakin banyak ditemukan penyakit menular seksual. Profesi sebagai pekerja seks komersial dengan penyakit menular seksual merupakan satu lingkaran setan. Biasanya penyakit menular seksual ini diidap oleh PSK, dimana dalam menjajakan dirinya terhadap pasangan kencan yang bergantiganti tanpa menggunakan pengaman sseperti kondom. Cara Mengatasinya : a. Keluarga
17 | P a g e
1. Meningkatkan
pendidikan
anak-anak
terutama
mengenalkan
pendidikan seks secara dini agar terhindar dari perilaku seks bebas. 2. Meningkatkan bimbingan agama sesuai tameng agar terhindar dari perbuatan dosa. b. Masyarakat. 1. Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap kehidupan PSK. c. Pemerintah. 1. Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi. 2. Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK. 3. Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan razia lokalisasi PSK untuk dijaring dan mendapatkan rehabilitasi.
4. Evidence Based. Jenis AKDR yang mengandung hormon steroid adalah Prigestase yang mengandung Progesteron dari Mirena yang mengandung Levonorgestrel Sangat efektif, yaitu 0,5-1 kehamilan per 100 perempuan selama 1 tahun pertamapenggunaan.
18 | P a g e
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari data-data yang kami dapat baik dari buku pembelajaran ataupun dari internet, suatu negara tengah banyak membangun dan membentuk suatu organisasi dan program-program yang diharapkan dapat membantu suatu keluarga untuk mensejahterakan kehidupan dalam Rumah Tangga mereka yang nantinya juga akan berdampak pada Negara itu sendiri, Seperti halnya Program KB di Indonesia yaitu PKBI dan BKKBN yang kesemuanya dibentuk agar dapat menjadi suatu wadah yang mampu menampung dan mengatasi permasalahan yang sedang terjadi pada masyarakat, Fungsi dari program tersebut diantaranya.: 1. Ternyata program-program tersebut mampu membantu masyarakt untuk mensejahterakan keluarga dengan cara mengajarkan dan membimbing serta memberi suatu terapi obat dengan tujuan untuk menjarangkan kehamilan. 2. Bisa menjadi wadah yang mampu mengatasi atau memberi arahan kepada pasangan yang mempunyai masalah dalam sistem reproduksinya khususnya masalah kehamilan dan keturunan. 3. Selain memberikan bantuan obat dan informasi ternyata programprogram tersebut juga mencanangkan suatu keharusan untuk memberikan dan melakukan konseling sehingga masyarakat lebih mudah mendapatkan informasi tentang KB.
B. Saran Tidak ada kata sempurna yang pantas untuk segala hal di dunia, begitu juga dengan makalah yang telah kami susun, oleh karena itu bagi pihak terkait kami mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amiin 19 | P a g e
Daftar Pustaka
Arjoso, S. Rencana Strategis BKKBN. Maret, 2005. BKKBN, 1999. Kependudukan KB dan KIA. Bandung, Balai Litbang. Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. (bahan kuliah dan makalah kesehatan) NRC-POGI, 1996. Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berencana. http://bidansitifatonah.blogspot.com/2013/05/permasalahan-kesehatan-perempuandalam_20.html
20 | P a g e