PERANAN TEKNOLOGI DALAM MENYEDIAKAN PANGAN BERGIZI DAN AMAN*
Handout: MK Ekologi Pangan Gizi Prodi S1 Gizi FKM Unand
Sumber: Prof Dr. Fauzan Azima, MS**
OUT LINE PENDAHULUAN RUANG LINGKUP TEKNOLOGI PANGAN PANGAN BERGIZI DAN AMAN > KESIMPULAN REKOMENDASI
Hidup Sehat dan Produktif G I Z I
Gizi
•Cukup, •Beragam, dan Seimbang
•Sumber Zat Gizi: Produk Hasil Pertanian
• Pengolahan Yang Baik
Fungsional
Pengolahan
I.PENDAHULUAN
Ilmu
•Dipahami, •Diusahakan dan • Dinikmati
• Pangan Bergizi, Aman dan Menyehatkan
Zat Gizi dan Sumbernya • Protein • Karohidarat
Produk Pertanian, peternakan dan Perikanan • Hewani: Daging, Ikan, Susu, Telur dan produk2nya • Nabati: Kacang2 an dan poroduknya • Biji-bijian
• Lemak
•
Minyak/Lemak: cpo, kelapa, jagung kedelai, dll
• Vitamin • Mineral
•
Sayur an dan buahbuahan
II. LINGKUP TEKNOLOGI PANGAN Produksi (GAP’S) ========
Penanganan (GHP’S)
Pengolahan (GMP’S)
Penyimpanan (GWP’S)
Distribusian (GDP’S)
Konsumsi (Aman dan Bermanfaat)
> Sayur & Buah Padi-padian Umbi-Umbian Kacang-kacangan Daging Ikan Susu Telur Sumber lemak (kelapa, sawit) Masalah: >Mutu : tdk stabil, produksi sedikit dan menyebar
Cara Panen Alat Panen Pengumpulan Pengamanan Pengangkutan Sortasi
>Suhu Tinggi -Pengukusan -Perebusan -Pemasakan -Perendangan -Pembakaran -Pengasapan >Suhu Rendah -Pendinginan -Pembekuan >Fermentasi >Pengeringan >Irradiasi Ekstrusi Pencampur Ekstraksi Pengecilan ukuran BTP Dll.. Pangan Fungsional
>FIFO Bahan Baku Produk Jenis Produk Waktu Sistim dan Ruang ========== >Aerasi >Suhu >RH >Ventilasi Hama Mikroba Binatang Pestisida
Kemasan Pengangkutan >Penyimpanan Penanganan
Dapat Diterima secara sensoris
Fisik, pengaruh cara panen, pengemasan, pengkutan Kimia: Pestisida, bahan pengawet, reaksi autolisis, BTP Mikroba: AW, RH, SUHU Penanganan yg tidak baik Lingkungan: Tidak sehat, polusi udara, air dan tanah
Bergizi/berf ungsi Aman (cukup, beragam, seimbang) Terjamin sampai Tingkat RT
Sumber Protein Nabati
Beberapa Hasil Pengujian Residu Pestisida di Indonesia (Oleh Badan Ketahanan Pangan Tahun 2010) Beberapa hasil pengujian Pestisida oleh Badan Ketahanan Pangan tahun 2010 di Indonesia: Jabar Jateng Jatim Tomat Kalbar Jeruk Kalsel Kaltim Sawi Bali Pisang NTB Kembang Kol Jabar Jateng Jatim Tomat Kalbar Jeruk Kalsel Kaltim Sawi Bali Pisang NTB Kembang Kol
Jeruk Bifenthrine Cabe Merah Heptachlor* Jeruk Lindan* Heptachlor* 0,527 Jeruk Lindan* Deltamethrine 0,155 Cabe Merah Lidan* Terong ß-Endosulfan Endrine* 0,068 Kol/Kubis Lindan* Endrine* 0,069 Bawang Heptachlor* Putih Lindan* 0,035 Jeruk Bifenthrine Cabe Merah Heptachlor* Jeruk Lindan* Heptachlor* 0,527 Jeruk Lindan* Deltamethrine 0,155 Cabe Merah Lidan* Terong ß-Endosulfan Endrine* 0,068 Kol/Kubis Lindan* Endrine* 0,069 Bawang Heptachlor* Putih Lindan* 0,035
0,069 0,062 0,023 0,023 0,0413 0,19 0,003 3.280 0,069 0,062 0,023 0,023 0,0413 0,19 0,003 3.280
0.05** 0.02** 0.02** 0.1** 0.5** -
Di atas BMR Dilarang Dilarang Dilarang Dilarang Di atas BMR Dilarang Di atas BMR Dilarang Dilarang Dilarang Dilarang
0.5** 0.05** 0.02** 0.02** 0.1** 0.5** -
Dilarang Di atas BMR Dilarang Dilarang Dilarang Dilarang Di atas BMR Dilarang Di atas BMR Dilarang Dilarang Dilarang Dilarang
0.5**
Dilarang
Produksi Pertanian>>>GAP’S • Pupuk
• Penyakit
• Pestisida
• Hama
Pedoman Sistem Pengelolaan PRODUK PANGAN ORGANIK Mengurangi dan menunda faktor-faktor internal yang bertanggungjawab terhadap kerusakan produk
Hindari pengaruh negatif dari faktor eksternal
Protein Hewani NITROSAMIN
+ HNO2 / HNO3
Sumber Protein dari Ikan dan Telur
Produksi Peternakan/Perikanan >>>>>> GAP’S • Pakan
• Lingkungan
• Penyakit
• Hormon/Obat (OIKB)
HASIL PENELITIAN PADA BEBERAPA PRODUK PANGAN YANG DIPERDAGANGKAN DI TENGAH – TENGAH MASYARAKAT
BEBERAPA CONTOH PRODUK SATE
Sate Padang
Sate Ayam Madura
Sate Pariaman
Sate Danguang danguang
Sate Kambing Madura
Perbandingan Daya cerna dan Kadar Protein Berbagai jenis Sate
Kandungan senyawa kimia yang terbentuk dalam berbagai jenis sate
Tabel 10. Kandungan senyawa Sate Ayam Madura No Nama senyawa 1 Naphthalene 2 Propanoic acid 3 Acetic acid 4 Dodecanoic acid 5 Decanoic acid 6 Copaene 7 .Beta. Bourbonene 8 Caryophyllene 9 (-)-Caryophyllene oxide 10 Tetradecanoic acid 11 Octanoic acid 12 Hexadecanoic acid 13 Ascorbic acid 14 Octadecadienoic acid 15 Octadecenoic acid 16 .alpha.-Bergamotene
Keterangan K*** B TB TB TB TB TB TB TB TB TB TB TB TB TB NA
Kandungan senyawa kimia yang terbentuk dalam berbagai jenis sate Tabel 7. Kandungan senyawa Sate Padang No Nama senyawa 1 Benzene, 1-methoxy-4-(1-propenyl)- (CAS) An 2 Hexadecane 3 Ethanol, 2-butoxy4 Dodecanoic acid 5 Tumerone 6 Octadecenoic acid 7 Hexadecanoic acid 8 Octadecanoic acid 9 N1-Isopropyl-2-methyl-1,2-propanediamine 10 Octadec-9-Enoic Acid 11 Hexadecanal, 2-methyl-
Tabel 8. Kandungan senyawa Sate Pariaman No Nama senyawa 1 Hexadecane 2 Hexadecanoic acid 3 9-Octadecanoic acid 4 Ascorbic acid 5 Myristic Anhydride
Keterangan K* B ** TB TB TB TB TB TB NA NA NA
Keterangan B** TB TB TB NA
Kandungan senyawa kimia yang terbentuk dalam berbagai jenis sate Tabel 11. Kandungan senyawa Sate Kambing Madura No Nama senyawa 1 Ethylbenzene 2 Styrene 3 Benzene 4 Naphthalene 5 Undecane 6 Tridecane 7 Dodecane 8 Octane 9 Methoxyacetic acid, decyl ester 10 Hexadecane 11 Methyl tetradecanoate 12 Tetradecanoic acid 13 Glycerin 14 Octadecane 15 Bicyclo[2.2.1]heptan-2-one, 1,3,3-trimethyl16 1-Cyclohexanol, 4-tert.butyl-1-methyl17 Hexadecanoic acid 18 1,3-Propanediol, 2-(hydroxymethyl)-2-nitro19 Pentadecane 20 Undecanoic acid 21 Tetratetracontane 22 Dodecanoic acid 23 n-Caprylic acid isobutyl ester 24 Phenol, 4,4'-(1,2-diethyl-1,2-ethanediyl)bis-, (R 25 Tetradecanal 26 .alpha.-D-Ribopyranose, cyclic 1,2:3,4-bis(ethy 27 Nonadecanoic acid, 18-oxo-, methyl ester 28 Hexadecanoic acid, methyl ester 29 Ascorbic acid 30 9-Octadecenoic acid (Z)-, methyl ester 31 1-Chloroeicosane 32 2-Hydroxyhexadecyl butanoate 33 1-Heptadecene
Keterangan K**** K***** K* K*** B** B** B** B** TB B** NA B** TB TB TB TB TB TB TB TB TB TB TB TB TB TB TB TB TB TB NA NA NA
Keterangan: K: Karsinogen (senyawa yang dapat menyebabkan kanker) B: Berbahaya (senyawa yang bisa menyebabkan efek toksik dan iritasi) TB: Tidak berbahaya (senyawa tidak memiliki efek terhadap kesehatan) NA: Data tidak tersedia * : Fessenden dan Fessenden (1991) ****IARC (2008b) **: Wikipedia (2013) *****IARC (2008c) ***: IARC (2008a)
Rendang
Dendeng
Gelamai
Pinyaram
Hasil analisis senyawa kimia yang ditemukan dalam bahan Rendang Pada produk rendang ditemukan 83 senyawa. Senyawasenyawa berpeluang bersifat karsinogenik ada 4 senyawa, yaitu 2,5Dimethyl-1-aza-bicyclo[2.2.1]heptane,
Heptacosan,
3-
Chloropropionic acid, 4-hexadecyl ester, dan Naphthalen. Senyawa berbahaya ditemukan 47 senyawa dan senyawa yang tidak berbahaya ditemukan 9 senyawa. Dendeng Pada produk dendeng ditemukan 39 senyawa. Senyawasenyawa berpeluang bersifat karsinogenik ada 2 senyawa, yaitu 1Octadecene dan Octaethylene glycol monododecyl ether. Senyawa berbahaya ditemukan 27 senyawa dan senyawa yang tidak berbahaya ditemukan 8 senyawa.
Hasil analisis senyawa kimia yang ditemukan dalam bahan Kerupuk Jangek
Pada kerupuk jangek ditemukan 49 senyawa. Senyawa-berpeluang be
karsinogenik ada 1 senyawa, yaitu 1-Decanol, 2-hexyl. Senyawa berba
ditemukan 31 senyawa dan senyawa yang tidak berbahaya ditemukan 5 seny Pinyaram
Pada produk pinyaram ditemukan 39 senyawa. Pada pinyaram tidak ditem
senyawa yang bersifat karsinogenik. Senyawa berbahaya ditemukan 24 seny dan senyawa yang tidak berbahaya ditemukan 7 senyawa. Gelamai
Pada produk gelamai ditemukan 45 senyawa. Senyawa-senyawa berpel bersifat karsinogenik ada 2 senyawa, yaitu
1-Decanol, 2-hexyl
Cyclohexanol, 3,3,5-trimethyl-, cis-.Senyawa berbahaya ditemukan 24 sen dan senyawa yang tidak berbahaya ditemukan 5 senyawa.
Penggunaan Minyak Berulang-Ulang
Gambar. Grafik konduktifitas dari minyak goreng
Gambar . Hubungan lama pemanasan pada suhu 180oC terhadap kadar bilangan peroksida yang terbentuk pada minyak
• Contoh: Penggunaan Bahan kimia yang tidak diizinkan dan pengolahan yang tidak Baik
BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (ZAT ADITIF) bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin.
1. BAHAN PEWARNA
2. BAHAN PENGAWET 3. PENYEDAP RASA
ZAT GIZI dapat mengalami kerusakan bila diolah, karena pengaruh pH, oksigen, cahaya, panas atau kombinasinya. (Lihat Tabel) ZAT GIZI : pembangun tubuh manusia pertumbuhan memperbaiki jaringan mengatur proses menyediakan energi
> 50 zat gizi Manusia mendapatkan Zat Gizi dari Makanan.
Pertumbuhan
CO2 + H2O + Zat Gizi + Energi
PANENAN
Bahan Makanan Tk I
Bahan Makanan Tk II
Sayuran, buah2an, umbian
Daging Unggas Ikan
KONSUMSI-GIZI
Bahan Makanan Tk III Telur Susu
PENGOLAHAN - PENGAWETAN
PENGOLAHAN PANGAN dan Gizi/Keamanan •
Alasan Mengolah makanan: – – – –
Mengawetkan, mengemas, menyimpan (kaleng/botol) Membuat produk yg dikehendaki (nutrifikasi) Menyiapkan untuk dihidangkan dll
Kadar Zat Gizi Mula-mula Pengolahan I Pengolahan II Pengolahan III Intensitas Pengolahan
6 Prinsip Pengolahan Pangan:
Pengurangan air: pengeringan, dehidrasi, pengentalan Pemanasan : blansir, pasteurisasi, sterilisasi
Suhu Rendah: pendinginan dan pembekuan Fermentasi, Bahan Tambahan kimia, Iradiasi
Stabilitas Zat-zat Gizi Zat Gizi
Vitamin A Vit. C Biotin Karoten(pro-A) Kholin B-12 Vit D Asam Folat Vit K Piridokson (B6) B-2 Thiamin (B-1) Tokoferol (E) AA- Lisin AA-Metionin Threonin Triptofan ALEsensial Garam mineral
Pengaruh pH 7 netral
<7 asam
>7 basa
S T S S S S S T S S S T S S S S S S S
T S S T S S S T T S S T S S S T T S S
S T S S S S T S T S T T S S S T S T S
S – Stabil
Udara/ Oksigen
Cahaya
Panas
Susut (%) akibat Pemasakan
T T S T T T T T S S S T T S S S S T S
T T S T S T T T T T T S T S S S T T S
T T T T S S T T S T T T T T S T S S S
40 100 60 30 5 10 40 100 5 40 75 80 55 40 10 20 15 10 3
T = Tidak Stabil
Reaksi-reaksi kimia lainnya yang mungkin terbentuk selama pengolahan produk pangan adalah: Asam Lemak Trans, Rasemisasi Asam Amino, Cross Link, Browning reaction, LAL, nitrosamin dll.
Ca
OH
OH
OH
O=P-O
O=P-O
O
O
H
O=P - O O H
H
O=P-O
O
H
H -O
H
O=P-O
O
O - P=O
O
O
-O-P=O
OH
H
-O-P=O-
H
O-P-O
-O-P=O O
+ O-P-OH
Mg +
H
-O-P=O H
Fe
O-
+ Struktur asam fitat dan kelat asam fitat
OH
Zn
O O
H
+
Kadar Lisinoalanin (LAL) dalam berbagai produk pangan
Eksresi produk reaksi Maillard awal dan lanjutan dalam urin dan feses tikus percobaan
Produk Maillard Epsilon-deoksifruktosil-lisin bebas Epsilon-deoksifruktosil-lisin terikat pd protein “Premelanoidins” “Melanoidins”
Persentase thd jumlah yang dikonsumsi (%) Urin Feses 64
14
11
6
27 4
64 87
UU dan Peraturan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN
• PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: • 722/MENKES/PER/IX/88 • TENTANG • BAHAN TAMBAHAN MAKANAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN NOMOR : 03726/B/SK/VII/89 TENTANG BATAS MAKSIMUM CEMARAN MIKROBIOLOGI DALAM MAKANAN
SNI dari Kementerian Perindustrian Peraturan-peraturan dari Kemen. Pertanian Peraturan 2 dari kemen. Kelautan & Perikanan
III. PANGAN BERGIZI DAN AMAN
Pangan Fungsional
Obat
Pangan Bergizi Suplement Pangan Biasa
Definisi Pangan Fungsional menurut Badan POM Pangan yang secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajiankajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Serta dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan atau minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan, warna, tekstur dan cita rasa yang dapat diterima oleh konsumen. Selain tidak memberikan kontraindikasi dan tidak memberi efek samping pada jumlah penggunaan yang dianjurkan terhadap metabolisme zat g i z i l a i n n y a .
Golongan senyawa yang dianggap mempunyai fungsifungsi fisiologis tertentu di dalam pangan fungsional: Senyawa-senyawa alami di luar zat gizi dasar yang terkandung dalam pangan yaitu: (1) serat pangan (dietary fiber), (2) Oligosakarida, (3) gula alkohol (polyol), (4) asam lemak tidak jenuh jamak ( PUFA), (5) peptida dan protein tertentu, (6) glikosida dan isoprenoid, (7) polifenol dan isoflavon, (8) kolin dan lesitin, (9) bakteri asam laktat, (10) phytosterol, dan (11) vitamin dan mineral tertentu.
Sumber yang banyak dihasilkan di Sumatera Barat
Gambier
Cocoa bean).
Bengkoang (Pachyrhizus erosus).
horticulture
spices
markisa (Passion fruits)
KESIMPULAN • Bahan baku/Hasil Pertanian yang bermutu baik • Diproduksi,Ditangani, Diolah, Dikemas & Disimpan, Didistribusikan dan Disajikan secara Baik • Bahan/Produk Pangan yang bergizi/berfungsi dapat diterima serta tidak berdampak Negatif (Aman) bagi Kesehatan • Tersedia dan Terjangkau sampai Tingkat RT secara Berkesinambungan • Lingkungan yang Bersih • Manusia yang Sehat dan Produktif.
REKOMENDASI •
ILMUAN/PENELITI/Himpunan Profesi: –
•
PEMDA – – – –
–
•
Perubahan prilaku dan budaya serta pergantian generasi akan mempengaruhi POLA KONSUMSI, yang akan menyebabkan Jenis Penyakit yang Timbul akan Berbeda, sehingga Perlu kajian yang terus menerus sehingga perubahan yang akan terjadi dapat diprediksi dan diantispasi. Kebijakan yang dilaksanakan disuatu daerah, harus Tepat dan Tidak selalu harus sama secara Nasional Kualitas SDM yang Unggul dari segi kesehatan , Gizi dan pendidikan harus jadi Prioritas yang Utama Sumberdaya Lokal harus dapat dikembangkan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk peningkatkan derajad Kesehatan Masyarakat Terintegrasi dan terkoneksi secara Baik program SKPD yang menunjang perbaikan kesehatan dan gizi masyarakat Kearifan Lokal dapat dimanfaatkan secara optimal
BPOM/YLKI-LSM – –
Pengawasan dapat dilakukan secaran maksimal dan terus menerus, mulai dari hulu hingga hilir Sistim pengawasan Deteksi Dini akan lebih bermanfaat dan berbiaya lebih murah
•
PRAKTISI GIZI – Sekolah-sekolah Gizi dan mhs harus lebih banyak terlibat di masyarakat dalam mencerdaskan masyarakat tentangl Gizi
•
PEBISNIS: Besar/Menengah/Kecil/Mikro/Informal – Ujung tombak penyedia pangan bergizi, harus secara sengaja menyediakan pangan yang sehat dan bergizi bagi masyarakat, tidak hanya mengejar keuntungan semata.
•
Masyarakat: – Harus secara sadar dan cerdas memilih pangan yang bergizi bagi diri dan keluarganya, serta memelihara lingungannya dengan baik.
45