Jurnal.docx

  • Uploaded by: rio ferdi
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jurnal.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,602
  • Pages: 10
ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2019 SYIFA SALSABILA Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Email: [email protected] Latar Belakang : Kanker payudara merupakan kanker dengan angka kejadian terbanyak di dunia, menurut data WHO pada tahun 2018 diestimasikan bahwa lebih dari 627.000 wanita di dunia meninggal karena kanker payudara. Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yan lanjut, dimana upaya pengobatan sulit dilakukan. Dan di Provinsi Lampung sendiri angka kejadian kanker payudara mengalami peningkatan setiap tahunnya. Salah satu pengobatan yang dapat dilakukan untuk kanker payudara adalah kemoterapi dimana kemoterapi yang dilakukan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang karena waktu prosesnya membutuhkan waktu jangka panjang. Yang mana prosesnya ini pasti akan mempengaruhi kualitas hidup dari seorang pasien, dalam parameter kualitas hidup dukungan keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup seseorang. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker payudara Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Ruang Raflesia RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, berjumlah 120 responden. Hasil : Hasil penelitian didapatkan 84.2% responden yang memiliki dukungan keluarga baik. Dan yang memiliki kualitas hidup baik sebanyak 90.8% responden. Hasil dari uji Spearman’s rho, didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker payudara dengan (p = 0.000) Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup. Dengan nilai koefisian korelasi 0.544 bertanda positif yang artinya nilai kualitas hidup tinggi makan nilai dukungan keluarga juga tinggi, demikian sebaliknya bila nilai kualitas hidup rendah maka nilai dukungan keluarga juga rendah. Kata Kunci

: Dukungan Keluarga, Kanker Payudara, Kualitas Hidup

Referensi

: 23 (2006-2014)

PENDAHULUAN Di Indonesia, kejadian kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker dengan angka kejadian terbanyak di dunia, menurut data WHO pada tahun 2018 diestimasikan bahwa lebih dari 627.000 wanita di dunia meninggal karena kanker payudara. Berdasarkan Pathological Based Registration di Indonesia, KPD menempati urutan pertama dengan frekuensi relatif sebesar 18,6%. Diperkirakan angka kejadiannya di Indonesia adalah 12/100.000 wanita. Penyakit ini juga dapat diderita pada laki - laki dengan frekuensi sekitar 1 %. Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yang lanjut, dimana upaya pengobatan sulit dilakukan. (Kemenkes RI Panduan Penatalaksanaan Kanker Payudara) Menurut data Kemenkes RI (2013), terdapat 61.682 kasus kanker payudara di Indonesia sedangkan untuk kasus kanker serviks terdapat sebanyak 98.692 kasus. Namun di Provinsi Lampung, prevalensi kanker payudara lebih banyak daripada kanker serviks. Jumlah penderita kanker payudara pada tahun 2013 yairtu sejumlah 1.148, sedangkan untuk kanker serviks memiliki jumlah penderita sebanyak 765 (Infodatin, 2013). Di Provinsi Lampung sendiri angka kejadian kanker payudara mengalami peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2014 terdapat 985 kasus kanker payudara. Angka ini mengalami peningkatan di tahun 2015 menjadi sekitar 1.080 penderita yang terdiagnosa menderita kanker payudara (Dinkes Provinsi Lampung, 2015). Salah satu pengobatan yang dapat dilakukan untuk kanker payudara adalah kemoterapi. Kemoterapi adalah pengobatan yang tidak seperti radiasi atau operasi bersifat local namun terapi ini terapi sistemik. Kemoterapi yang dilakukan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Hal ini telah diteliti oleh Montazeri et al bahwa pada pasien kanker payudara yang menjalani terapi adjuvant mengeluhkan beberapa gejala seperti kelelahan, nyeri, perubahan bentuk tubuh dan penurunan fungsi seksual sehingga dampak jangka panjangnya akan menurunkan kualitas hidup pasien (Montazeri A, dkk 2008)

Kualitas hidup adalah derajat dimana seorang menikmati kepuasan dalam hidupnya. Untuk mencapai kualitas hidup maka seseorang harus dapat menjaga kesehatan tubuh, pikiran dan jiwa, sehingga seseorang dapat melakukan segala aktivitas tanpa ada gangguan (Ventegodt, 2003). Kualitas hidup seseorang ditentukan oleh individu itu sendiri, karena sifatnya sangat spesifik, bersifat abstrak dan sulit diukur (Rasjidi, 2009). Berdasarkan aspek kesehatan fisik, kesehatan psikologis, dan lingkungan, kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara berada pada kategori rendah, sedangkan pada aspek hubungan social berada dalam kategori tinggi, hal ini dikarenakan mereka mendapat dukungan social dari keluarga dan teman terdekat (Ade, 2014). Oleh karena itu dukungan keluarga sangat penting dalam menentukan kualitas hidup seseorang. Keluarga merupakan sumber dukungan social bagi anggota keluarga lainnya. Menurut Friedman, 1988 menyatakan bahwa dukungan keluarga mampu menahan efek –efek negatif dari stres terhadap kesehatan dan dukungan keluarga yang secara langsung memberikan efek pada peningkatan kesehatan. Efek-efek positif dari dukungan keluarga akan mempengaruhi peningkatan kesehatan dan akan juga meningkatkan kualitas hidup seseorang pasien karena kualitas hidup berkaitan dengan pencapaian kehidupan manusia yang ideal atau sesuai dengan yang diinginkan (Diener dan Suh, dalam Nofitri, 2009). Goodinson dan Singleton (O’Connor, 1993) mengemukakan defenisi kualitas hidup sebagai derajat kepuasan atas penerimaan suasana kehidupan saat ini. Calman memberikan satu definisi dari kualitas hidup yang dapat diterima secara umum, yakni perasaan subjektif seseorang mengenai kesejahteraan dirinya, berdasarkan pengalaman hidupnya saat ini secara keseluruhan (dalam O’Connor, 1993). Beberapa penelitian mengemukakan bahwa dukungan keluarga merupakan salah satu factor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Luszczynska et al pada tahun 2013

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan yang diberikan keluarga dan teman dengan kualitas hidup pada pasien kanker (Luszczynska, 2013). Pada penelitian yang dilakukan Barutcu dan Mert di Turki juga mengemukakan hal yang sama yaitu semakin tinggi tingkat dukungan social maka semakin tinggi pula kualitas hidup pasien (Barutcu C, dkk 2013). Berdasarkan paparan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek Bandar Lampung. METOFOOGI PENELITIAN Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Ruang Raflesia RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, berjumlah 120 responden. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di ruang Raflesia RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada bulan Januari - Februari tahun 2019. Data penelitian yang digunakan adalah data primer diambil dengan memperhatikan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, didapatkan jumlah sampel sebanyak 120 sampel. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah pasien kanker payudara yang sedang menjalani kemoterapi di ruang Raflesia RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinisi Lampung. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 120 sampel. Adapun karakteristik responden adalah sebagai berikut. 1. Distribusi Frekuensi Pasien Kanker Payudara Berdasarkan Jenis Kelamin Data frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin, disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pasien Kanker Payudara Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada bulan Januari – Februari tahun 2019 Jenis Kelamin

Jumlah Persentase

Perempuan Laki-laki Jumlah

119 1 120

99.2 0.8 100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa distribusi frekuensi pasien kanker payudara berdasarkan jenis kelamin didapatkan pasien kanker payudara pada penelitian ini yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 119 orang (99.2%) dan hanya 1 responden yang berjenis kelamin lakilaki (0.8%). 2. Distribusi Frekuensi Pasien Kanker Payudara Berdasarkan Usia Data frekuensi responden berdasarkan usia, disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pasien Kanker Payudara Berdasarkan Usia di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada bulan Januari – Februari tahun 2019 Usia 20-40 Tahun 41-65 Tahun >65 Tahun Jumlah

Jumlah

Persentase

26 89 5 120

21.6 74.2 4.2 100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa distribusi frekuensi pasien kanker payudara berdasarkan usia didapatkan pasien kanker payudara yang berusia 41-65 tahun sebanyak 89 pasien (74.2%), pasien yang berusia 2040 tahun sebanyak 26 pasien (21.6%) dan pasien yang berusia diatas 65 tahun sebanyak 5 orang (4,2%). 3. Distribusi Frekuensi Pasien Kanker Payudara Berdasarkan Pendidikan Data frekuensi responden berdasarkan pendidikan, disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pasien Kanker Payudara Berdasarkan Pendidikan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada bulan Januari - Februari tahun 2019 Pendidikan

Jumlah

Persentase

Tidak Sekolah SD SMP SMA PT Jumlah

5 39 22 35 19 120

4.2 32.5 18.3 29.2 15.8 100

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa distribusi frekuensi pasien kanker payudara berdasarkan pendidikan didapatkan pasien kanker payudara yang berpendidikan SD sebanyak 39 pasien (32,5%), pasien yang berpendidikan SMA sebanyak 35 pasien (29,2%), pasien yang berpendidikan SMP sebanyak 22 (18,3%), pasien yang berpendidikan PT sebanyak 19 (15,8%) dan pasien yang tidak berpendidikan sebanyak 5 orang (4,2%). 4. Distribusi Frekuensi Pasien Kanker Payudara Berdasarkan Pekerjaan Data frekuensi responden berdasarkan pendidikan, disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pasien Kanker Payudara Berdasarkan Pekerjaan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada bulan Januari – Februari tahun 2019 Pekerjaan Jumlah Presentase (%) Tidak 84 70 Bekerja 36 30 Bekerja 120 100 Jumlah Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat sebagian besar pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek pada Bulan Januari Tahun 2019 Tidak Bekerja yaitu sebanyak 84 orang (70 %). Analisa Univariat Analisa ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase dari variabel dukungan keluarga dan kualitas hidup pada pasien kanker payudaa yang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. H. Abdul

Moeloek pada bulan Januari - Februari tahun 2019. 1. Dukungan Keluarga Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga pada Pasien Kanker Payudara di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada bulan Januari – Februari tahun 2019 Dukungan Keluarga Baik Cukup Kurang Jumlah

Jumlah 101 12 7 120

Presentase (%) 84.2 10.0 5.8 100

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa distribusi frekuensi dukungan keluarga kepada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Pasien yang mendapatkan dukungan keluarga baik sebanyak 101 pasien (84.2%), sedangkan pasien yang mendapat dukungan keluarga cukup sebanyak 12 pasien (10.0%) dan pasien yang mendapat dukungan keluarga kurang sebanyak 7 pasien (5.8%). 2. Kualitas Hidup Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup pada Pasien Kanker Payudara di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada bulan Januari – Februari tahun 2019 Kualitas Hidup Baik Buruk Jumlah

Jumlah 109 11 120

Presentase (%) 90.8 9.2 100

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa distribusi frekuensi kualitas hidup pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Pasien yang memiliki kualitas hidup baik sebanyak 109 pasien (90.8%), sedangkan pasien yang memiliki kualitas hidup buruk sebanyak 11 pasien (9.2%). Analisa Bivariat Analisa ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan hubungan variabel independent dengan variabel dependent, yang diteliti yaitu hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup sehingga diketahui kemaknaannya dengan menggunakan uji Spearman’s rho.

Tabel 4.7 Analisa Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup pada Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada bulan Januari - Februari tahun 2019 Kualitas Hidup Dukungan Keluarga Baik Cukup Kurang Total

Baik N 98 11 0 109

Total

Buruk

% 81.7 9.2 0 90.9

N 3 1 7 11

Dengan menggunakan uji statistik analisis bivariat diketahui pasien yang memiliki dukungan keluarga baik dengan kualitas hidup yang baik pula sebanyak 98 orang (81.7%) sedangkan pasien yang memiliki dukungan keluarga baik dengan kualitas hidup yang buruk berjumlah 3 orang (2.5%) Pasien yang memiliki dukungan keluarga cukup dengan kualitas hidup baik sebanyak 11

% 2.5 0.8 5.8 9.1

101 12 7 120

% 100 100 100 100

orang (9.2%) sedangkan pasien yang memiliki dukungan keluarga cukup dengan kualitas hidup buruk sebanyak 1 orang (0.8%). Pasien yang memiliki dukungan keluarga kurang dengan kualitas hidup buruk sebanyak 7 orang (5.8%) dan tidak ada pasien yang memiliki dukungan keluarga kurang dengan kualitas hidup baik.

Tabel 4.8 Tabulasi Silang Dukungan Keluarga terhadap Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada bulan Januari – Februari 2019

Spear -man’s rho

Dukungan keluarga Kualitas Hidup

Korelasi koefisien Signifikasi

Dukungan keluarga 1.000 0.0

Kualitas Hidup 0.544 0.000

Korelasi koefisien

0.544

1.000

Signifikasi

0.000

0.0

Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker payudara menjalani kemoterapi di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung dapat diketahui dengan melakukan uji korelasi Spearman’s rho. Hasil uji korelasi dengan menggunakan software SPSS For windows Version 21 koefisien korelasinya menunjukkan 0.544. Dimana nilai ini menunjukan korelasi yang sedang antara kedua variabel. Nilai koefisien bertanda positif artinya nilai kualitas hidup tinggi maka nilai dukungan keluarga juga tinggi, demikian sebaliknya bila nilai kualitas hidup rendah maka nilai dukungan keluarga juga rendah. Nilai signifikasi untuk mengetahui hubungan berarti atau tidak pada penelitian ini adalah 0.000 kurang dari nilai signifikannya yaitu 0.05 maka hal ini menunjukan adanya hubungan yang

signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien dalam menjalani kemoterapi. Pembahasan 1. Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa presentase kejadian kanker payudara menurut jenis kelamin didapatkan 1 orang (0.8%) responden yang berjenis laki-laki. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Grace & Borley (2006) bahwa perbandingan kejadian kanker payudara antara laki-laki dan perempuan yaitu 1:100. Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa presentase kejadian kanker payudara menurut usia yang merupakan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa umur responden terbanyak pada usia

41-65 tahun yaitu sebanyak 89 orang (74.2%). Sesuai dengan teori Papalia (2008), bahwa batasan usia dewasa awal yaitu 20-40 tahun, dewasa menengah yaitu 41-65 tahun, dan dewasa akhir yaitu >65 tahun. Hasil penelitian sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa, sebagian besar kasus kanker payudara terjadi pada wanita usia >40 tahun keatas dan dapat mempengaruhi motivasi mereka. (Smeltzer & Bare, 2002). Latar belakang pendidikan bisa dilihat pada 4.3 yang menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan terbanyak responden yaitu responden berpendidikan SD sebanyak 39 pasien (32,5%), pasien yang berpendidikan SMA sebanyak 35 pasien (29,2%), pasien yang berpendidikan SMP sebanyak 22 (18,3%), pasien yang berpendidikan PT sebanyak 19 (15,8%) dan pasien yang tidak berpendidikan sebanyak 5 orang (4,2%). Menurut Yulia (2012) pendidikan merupakan pengalaman untuk mengembangkan kualitas diri seseorang, jika semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semkain besar keinginannya dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilannya. Pola pikir dipengaruhi oleh pendidikan maka semakin tinggi pendidikan maka seseorang akan semakin baik kualitas hidup dan kesehatannya (Anggraini, 2017). Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa 70% responden tidak bekerja atau berstatus sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT). Jenis pekerjaan sebagai salah satu elemen dari faktor sosial demografi, dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Resiko tersebut tersebut berhubungan dengan paparan estrogen lingkungan atau zat karsinogenik dilingkungan (Brophy et al, 2006). Wanita yang tidak bekerja/ibu rumah tangga diasumsikan tidak terpapar oleh zat-zat karsinogen dari tempat kerja sedangkan sebaliknya wanita yang bekerja lebih sering terpapar zat-zat karsinogenik. Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Khonsa (2018) mengenai hubungan pekerjaan dengan kanker payudara yang memperlihatkan hasil yang tidak signifikan dapat berarti bahwa pekerjaan tidak dapat dijadikan sebagai salah satu faktor resiko terhadap kanker payudara sebelum dilakukan nya pemeriksaan.

2. Dukungan Keluarga Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien memiliki dukungan keluarga yang baik sebanyak 101 orang (84.2%), sedangkan pasien yang mendapat dukungan keluarga cukup sebanyak 12 pasien (10.0%) dan pasien yang mendapat dukungan keluarga kurang sebanyak 7 pasien (5.8%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahwita Sari pada tahun 2012 terhadap pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Ruang Cendrawasih I RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau yang menunjukkan hasil sebanyak 22 pasien (59,5%) mendapatkan dukungan tinggi dari keluarga. Dapat disimpulkan bahwa dukungan dari keluarga adalah suatu hal yan sangat penting bagi penderita kanker payudara dalam menjalani kemoterapi. Jadi pasien merasa bahwa tetap ada yang memberikan perhatian, kasih sayang, atau ada yang peduli kepadanya walau dalam keadaan sakit. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Husni pada tahun 2012 terhadap pasien kanker payudara di instalasi rawat inap bedah RSUP Dr. H. Mohammad Hoesin Palembang menunjukkan hasil sebagian besar pasien (75%) memiliki dukungan keluarga kurang baik. Adanya perbedaan hasil penelitian dari peneliti diatas dapat disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya ekonomi dan pengetahuan keluarga yang kurang terhadap pentingnya dukungan keluarga dalam proses penyembuhan pasien kanker payudara, sehingga pasien kanker payudara dapat sembuh (Husein M, 2012). Dukungan keluarga yang diberikan kepada pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah dukungan keluarga, dan social ekonomi keluarga (pendapatan, pekerjaan, dan pendidikan). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa dukungan keluarga merupakan faktor terkuat dalam mempengaruhi hasil kesehatan klien, utamanya dengan penyakit kronis (Friedman, 2010). Sub dukungan keluarga terdiri dari dukungan emosional, dukungan informasional, dukungan instrumental dan dukungan penghargaan. Dukungan emosional keluarga berupa perhatian,

kasih sayang dan empati. Dukungan emosional merupakan fungsi afektif keluarga berupa fungsi internal keluarga berupa fungsi internal keluarga dalam memenuhi kebutuhan psikososial dengan saling mengasuh, cinta kasih,kehangatan, saling mendukung dan menghargai antar anggota keluarga, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Melalui item-item pertanyaan sub dukungan emosional yaitu item nomor 15,16,17 dengan pertanyaan tentang apakah keluarga mendengarkan keluhan selama menjalani kemoterapi, apakah keluarga meyakinkan dapat menjalani kemoterapi, dan apakah keluarga menyarankan agar tidak taakut dengan efek samping kemoterapi seringkali pasien menjawab ÿa”. Dukungan informasional merupakan suatu dukungan atau bantuan yang diberikan keluarga dalam bentuk memberikan saran atau masukan, nasehat atau arahan dan memberikan informasi-informasi penting yang sangat dibutuhkan salam upaya meningkatkan status kesehatannya. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk, dan pemberian informasi. Berdasarkan wawancara yang didapatkan dari pasien, informasi tentang pengobatan kurang didapatkan melalui keluarga dikarenakan pasien telah mendapatkan informasi melalui petugas kesehatan. Dukungan Instrumental merupakan dukungan atau bantuan penuh dari keluarga dalam bentuk memberikan bantuan tenaga, dana, maupun meluangkan waktu untuk membantu atau melayani dan mendengarkan klien halusinasi dalam menyampaikan perasaannya. Dukungan ini merupakan bentuk dukungan yang langsung dan nyata. Pada pertanyaan dukungan instrumental terdapat item yang sering dijawab “ya” oleh responden yaitu tentang apakah keluarga menyediakan makanan bergizi bagi responden selama program kemoterapi. Keluarga dapat berperan dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien kanker seperti menyediakan makanan, minuman,, dan kebutuhan sandang pasien (Anggraeni et al,2010). Dalam item yang menyatakan keluarga menanyakan tentang masalah yang dihadapi selama

kemoterapi maka hampir semua responden menjawab “ya” bahwa responden selalu ditanya tentang apa yang dirasakan tidak nyaman oleh responden selama kemoterapi berlangsung. Pada item yang menyatakan tentang keluarga yang menemani responden selama obat kemoterapi masuk banyak mendapat jawaban “ya” dari responden. Namun ada pula responden yang tidak ditemani keluarganya dalam menjalani kemoterapi. Menurut teori Bomar (2004), dukungan keluarga adalah bentuk perilaku melayani yang dilakukan oleh keluarga, baik dalam bentuk dukungan emosional (perhatian, kasih sayang, empati), dukungan penghargaan (menghargai, umpan balik), dukungan informasi (saran, nasehat, informasi) maupun dalam bentuk dukungan instrumental (bantuan tenaga, dana, dan waktu). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fauziana (2011) yang mengatakan bahwa dukungan keluarga mempengaruhi kesembuhan ibu yang mengidap kanker payudara. Jadi bagi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi dengan mendapatkan dukungan dari keluarga mereka lebih bersemangat untuk menjalani kemoterapinya, dan hal ini dapat membantu mempercepat proses penyembuhannya. 3. Kualitas Hidup Berdasarkan hasil penelitian diatas sebagian besar pasien memiliki kualitas hidup baik sebanyak 109 orang (90.8%) dan sisanya pasien yan memiliki kualitas hidup buruk hanya 11 orang (9.2%). Berdasarkan data distribusi frekuensi pasien kanker payudara berdasarkan status pernikahan, dimana dari 109 orang dengan kualitas hidup baik, 108 oran diantaranya memiliki status pernikahan menikah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Moreira (2010) dengan judul Marital Quality Among Women With Breast Cancer: The Role of Maritel Intimacy And Quality of Life disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup antara individu yang tidak menikah, individu bercerai, ataupun janda, dan individu yang menikah. Baik pria

maupun wanita individu dengan status menikah memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi. Menurut Hidayat (2016) melalui pernikahan, individu berharap dapat memenuhi kebutuhan baik fisik, psikologis maupun spiritualnya. Kualitas hidup yang baik sangat diperlukan agar seseorang mampu mendapatkan status kesehatan yang baik dan mempertahankan fungsi dan kemampuan fisik seoptimal mungkin dan selama mungkin, seseorang yang memiliki kualitas hidup yang tinggi maka ia akan memiliki keinginan kuat untuk sembuh dan dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Sebaliknya, ketika kualitas hidup menurun maka keinginan untuk sembuh juga menurun (Sasmita, 2006). Faktor lain yang mempengaruhi kualitas hidup baik adalah dukungan social dari keluarga, yang mana 109 pasien dengan kualitas hidup baik, 98 pasien (81.7%) dukungan keluarga baik dan 11 pasien (9.2%) dukungan keluarga cukup. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Husni et al. (2013) dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUP dr. Mohammad Hosein Palembang bahwa semakin baik dukungan keluarga makan semakin baik pula kualitas hidup pasien kanker payudara. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Salonen (2013) yang dengan judul Effect of Social Support on Changes in Quality of Life in Early Breast Cancer Patients: a Longitudinal Study dengan kesimpulan bahwa pasien kanker payudara yang menerima dukungan keluarga akan memiliki pengaruh terhadap fungsi seksualitas, kualitas hidup, dan fungsi kesehatan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Husni pada tahun 2012 terhadap pasien kanker payudara di instalasi rawat inap bedah RSUP Dr. H. Mohammad Hoesin Palembang menunjukkan hasil bahwa pasien yang memiliki kualitas hidup kurang baik lebih banyak yaitu 53.1%. Pasien kanker payudara dapat memiliki kualitas hidup yang baik apabila melakukan pengobatan secara teratur, sehingga dengan melakukan pengobatan secara teratur kemungkinan untuk sembuh sangat besar, dengan demikian

pasien kanker payudara bisa sembuh dan dapat melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya tanpa ketergantungan dengan orang lain. Sehingga secara emosional, social, kesejahteraan fisik pasien akan dengan mudah mencapai kualitas hidup yang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Avis yang mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup dibagi menjadi dua bagian yaitu sosio demografi dan medik. Medik yaitu lamanya menjalani terapi, stadium penyakit, dan penatalaksanaan medis yang dijalani. Selain itu dukungan keluarga sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien, dukungan keluarga sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas hidup pasien (Saragi, 2010). 4. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman’s rho antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker payudara menjalani kemoterapi dengan menggunakan SPSS for windows 21 version, didapatkan nilai koefisien korelasi 0.544 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kedua variable tersebut. Dimana nilai koefisien bertanda positif artinya nilai kualitas hidup tinggi maka nilai dukungan keluarga juga tinggi, demikian sebaliknya bila nilai kualitas hidup rendah maka nilai dukungan keluarga juga rendah. Sedangkan nilai signifikasi untuk mengetahui hubungan berarti atau tidak pada penelitian ini adalah 0.000 lebih rendah dari nilai signifikannya yaitu 0.05 maka Ha diterima yang menunjukkan adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien kanker payudara menjakani kemoterapi. Kualitas hidup penderita kanker payudara dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah dukungan keluarga. Tinggi rendahnya dukungan keluarga akan mempengaruhi kualitas hidup penderita kanker payudara. Semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin baik kualitas hidupnya, sebaliknya, semakin rendah dukungan keluarga, maka kualitas hidupnya juga akan menurun (Friedmann, 2010).

Berdasarkan hasil analisis uji Spearman’s rho, didapatkan hasil bahwa pasien yang memiliki dukungan keluarga yang baik dan kualitas hidup yang baik ada 98 responden, dukungan keluarga cukup dengan kualitas hidup baik ada 11 responden, dukungan keluarga cukup dengan kualitas hidup buruk ada 1 responden, dukungan keluarga rendah dengan kualtas hidup yang buruk ada 3 responden menunjukkan bahwa adanya hubungan dukungan keluarga denan kualitas hidup pasien kanker payudara di ruang kemoterapi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung dengan tingkat hubungan yang tinggi (p value 0,544 > 0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Husni (2012) dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUP Dr. Mohammad Hosein Palembang dengan jenis penelitian analitik kualitatif dan pendekatan cross sectional dengan teknik accidental sampling yang berjumlah 32 responden didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p value) sebesar 0,013 < 0,05 antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup. Sebagian besar responden memiliki pendidikan terakhir SD dan hamper seluruh responden memiliki status pernikahan menikah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hakim dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker yang menjalani Kemoterapi di RSUD Kraton Pekalongan dengan desain deskriptif korelatif, pendekatan cross sectional pengambilan sampel menggunakan quota sampling dengan jumlah sampel 32 responden didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup. Nilai p value = 0,014 < 0,05 yang berarti bahwa responden yang memiliki dukungan keluarga rendah akan memiliki kualitas hidup yang rendah. Sebagian responden berusia 40-75 tahun dan memiliki pendidikan terakhir SD. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sasmita (2016) dengan judul Faktor Yang Mempengaruhi Kualtas Hidup Pasien Kanker Payudara di RSUP M Djamil

Padang dengan bentuk penelitian observasional dan desain cross sectional dengan jumlah sampel 44 responden dan dianalisis dengan uji statistik Chi Square didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker payudara dengan p value 0,016 < 0,05. Lebih dari sebagian responden berada di usia dibawah 50 tahun dan tidak bekerja. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yan, et al. (2016) dengan judul Determinants of Quality of Life for Breast Cancer Patients in Shanghai, China dengan menggunakan metode fungsional dan menggunakan model regresi linier multivariate didapatka hasil bahwa terdapat hubungan antara dukungan kelarga dengan kualitas hidup penderita kanker payudara dengan nilai p value = 0,001. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cheng, et al. (2013) dengan judul Social Support and Quality of Life aming Chinesse Breast Cancer Survivors: Finding from a Mixed Methods Study dengan 100 responden dan analisis regresi multivariate didapatkan hasil bahwa anggota keluarga terdekat merupakan sumber utama dukungan bagi penderita kanker payudara terutama pada askep dukungan emosional dan informasi. Faktor budaya berperan dalam persepsi dan pemanfaatan bagi penderita kanker payudara. Menurut penelitian Salonen, et al. (2013) dengan judul Effect Of Social Support on Changes in Quality of Life in Early Breast Cancer Patients: a Longitunidal Study bahwapasien kanker payudara yang menerima dukungan keluarga akan memiliki pengaruh terhadap perubahan fungsi seksualitas, kualtas hidup, dan fungsi kesehatan. Kesimpulan Berdasarkan analisis data hasil penelitian mengenai hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung) diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga yang baik sebanyak 101 orang (84.2%).

2. Sebagian besar responden memiliki kualitas hidup yang baik sebanyak 109 orang (90.8%). 3. Terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup dengan P-value = 0.01 dimana kurang dari nilai kemaknaan yaitu 5% (0.05). Saran 1. Diharapkan bagi pasien kanker payudara tetap semangat dalam melawan penyakit yang dideritanya dan tetap memiliki motivasi yang tinggi dalam menjalani pengobatan dan ikut berkumpul bersama orangorang yang menderita kanker payudara, sehingga dapat menambah motivasi dalam diri penderita untuk tetap semangat dalam menjalani pengobatan 2. Diharapkan bagi perawat agar memberikan edukasi kepada keluarga pasien kanker payudara tentang dukungan keluarga terhadap pasien yang sedang menjalani kemoterapi, agar pasien dapat lebih memiliki kualitas hidup yang baik. 3. Penelitian ini diharapkan menjadi sumber data dasar dan referensi yang dapat digunkan untuk penelitian selanjutnya, khususnya mengenai dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. 4. Bagi rumah sakit untuk dapat lebih mengembangkan pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam peningkatan kualitas pelayanan, khususnya dalam sosialisasi pentingnya dukungan keluarga dan untuk mengatasikesenjangan antara dukungan keluarga dan kualitas hidup penderita kanker payudara kepada pengelola rumah sakit diharapkan untuk merencanakan program yang berkaitan dengan dukungan keluarga ataupun kualitas hidup penderita kanker payudara contohnya seperti membuat program perkumpulan pasien kanker dan keluarga pasien kanker payudara. 5. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan evidence base bagi penelitian berikutnya dan bahan pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melakukan penelitian sejenis. Diharapkan kepada peneliti lain yang

tertarik dapat menspesifikkan variabelnya, seperti tingkat pengetahuan pasien kanker payudara terhadap kualitas hidup nya saat menjalani kemoterapi atau gambaran kualitas hidup pasien kanker payudara yang baru terdiagnosa dalam menjalani pengobatan. DAFTAR PUSTAKA Friedman, M.M., Bowden, V.R. and Jones, E.G., 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga: Riset, Teori, dan Praktek. Jakarta: EGC, pp.5-6. Grace, Pierce A. dan Neil R. Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah, Alih Bahasa dr. Vidia Umami, editor Amalia S. Edisi 3. Jakarta: Erlangga. Husni, M., Romadoni, S. and Rukiyati, D., 2015. Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker payudara di instalasi rawat inap bedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 2(2), pp.77-83. Rasjidi, Imam. 2007. Kemoterapi Kanker Ginekologi Dalam Praktik Seharihari. Jakarta: Sagung Seto. Smeltzer, Suzane C., and Bare, Brenda G., 2008. Buku Ajar Kesehatan Medical Bedah, Volume 2, Edisi 8. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

More Documents from "rio ferdi"

2. Halaman Judul Dalam.docx
October 2019 45
Silabus Kia 2017.doc
October 2019 29
Kata Pengantar.docx
October 2019 20
Jurnal.docx
October 2019 21