Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana.docx

  • Uploaded by: Edi Nugroho
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,787
  • Pages: 13
Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana

2017

ANALISA KEKASARAN PERMUKAAN STAINLESS AISI 304 PADA PROSES PEMBUBUTAN DENGAN VARIASI KECEPATAN POTONG, KEDALAMAN POTONG DAN KECEPATAN GERAK PEMAKANAN MENGGUNAKAN MESIN BUBUT KONVENSIONAL LC400A Adi Suryadi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jl. Kranggan No. 06 Jatisampurna Bekasi Email: [email protected]

ABSTRAK Mesin bubut konvensional merupakan mesin perkakas yang sering digunakan dalam proses produksi di industri manufactur. Dalam proses mesin bubut ini terdapat pengaruh hasil nilai kekasaran ideal permukaan akibat dari penyayatan yang dipengaruhi oleh beberapa parameter yang ada yaitu kecepatan potong, kedalaman potong dan Kecepatan gerak pemakanan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penagaruh dari variasi kecepatan potong , kedalaman potong dan Kecepatan gerak pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan (N) Stainless AISI 304 pada proses pembubutan menggunakan mata pahat insert karbida.Alat ukur kekasaran permukaan yang digunakan adalah Mitutoyo Surfest 301.metode analisa data menggunakan software SPSS 16 dengan model analisa linier berganda dengan variabel independen adalah kecepatan potong (11,96 m/min, 35,80 m/min, 49,12 m/min, 75,36 m/min dan103,62 m/min ), kedalaman potong (1,5 mm, 1 mm, 0.5 mm), kecepatan gerak pemakanan (12,70 mm/min, 38 mm/min 53 mm/min, 80 m/min dan 110 mm/min) dan variabel dependen adalah tingkat kekasaran Permukaan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) nilai kekasaran permukaan Ra tertinggi sebesar 3,95 µm terjadi pada parameter mesin di kecepatan potong 11,96 m/min , kedalaman potong 1,5 mm dan kecepatan gerak pemakanan 12,70 mm/min maka semakin rendah kecepatan potong dan kecepatan gerak pemkanan dengan kedalaman potong yang besar makan maka nilai tingkat kekasaran semakin tinggi. (2) nilai kekasaran permukaan Ra terendah sebesar 1,58 µm terjadi pada parameter mesin di terjadi pada parameter mesin di kecepatan potong 103,62 m/min , kedalaman potong 0,5 mm dan kecepatan gerak pemakanan 110 mm/min, semakin tinggi kecepatan potong dan kecepatan gerak pemakanan dengan kedalaman potong yang rendah maka nilai tingkat kekasaran permukaan semakin rendah. (3)Dari hasil pengujian Regresli linier dengan tingkat keyakinan 95 % dan signifikansi 0,05 menyatakan bahwa ada pengaruh kecepatan potong , kedalaman potong, dan kecepatan gerak pemakanan terhadap kekasaran permukaan hasil bubut konvensional bahan Stainless AISI 304 dimana F hitung (20,049) > F tabel (3,587) dan nilai signifikansi 0,0001 ≤ 0,05 Kata Kunci: Manufactur,Variasi,Dependen

Latar Belakang

2017

Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana

Pengerjaan sesuatu produk yang

bermaterial

logam

yang

kerja

berbentuk

dasarnnya

silindris.

proses

pada

permesinan

dihasilkan harus berkualitas dan

memiliki kualitas kekasaran yang

bermutu

bersaing

berbeda tergantung dari fungsinya

dengan produk manufactur lainnya.

.kualitas hasil pembubutan dapat

dalam

industri

dilihat dari permukaan hasilnya.

manufactur dalam membuat suatu

Proses permesinan bisa dilakukan

produk sekarang ini bukannya hanya

dengan mesin bubut dimana sering

dilihat

dari

didapatkan

saja

permukaan yang berbeda dan tidak

supaya

dapat

perkembangannya

dari

segi

kualitas

dimensinya dan bentuknya

melainkan dari tingkat kehalusan

sesuai

atau

kekasaran

tersebut.kualitas

hasil

dengan

kekasaran

kualitas

yang

suatu

produk

diinginkan, hal ini biasanya dapat

pada

proses

dipengaruhi dari kecepatan spindel

produksi yang menggunakan mesin

potong,

mesin

kecepatan gerak pemakanan.selain

perkakas

misalkan

mesin

bubut

dari Mesin

mesin

bubut

perkaksas

merupakan

yang

banyak

digunakan untuk membuat benda

kedalaman

itu

faktor

potong

dan

operator

dan

kelayakan mesin bubut juga dapat mempengaruhi produk yang akan dihasilkan

. Batasan Masalah Dalam penyusunan tugas akhir

dan 0,5 ,mm) dan kecepatan gerak

ini, agar pembahasannya tidak melebar

pemakanan

dan lebih fokus maka penulis hanya

mm/min 53 mm/min, 80m/min dan

membahas:

110mm/min

1) Pembubutan menggunakan mesin bubut konvensional Type LC400A

35,80

m/min,

12,70

)

mm/min,

dengan

38

tanpa

pendingin(coolant) 3) Jenis pahat yang digunakan pahat

2) Dengan parameter kecepatan potong ( 11,96m/min,

(

49,12

m/min, 75,36 m/min dan103,62m/min ) ,kedalaman potong ( 1,5 mm , 1 mm

karbida, dimana pahat karbida dimensi sudut mata pahat insert karbida 55°

2017

Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana

4) Material yang digunakan jenis Baja

5) hasil

pengujian

percobaan

Stainless 304 ∅30 mm dan panjang

menggunakan

70mm

permukaan dengan menggunakan alat

pengujian

kekasaran

uji kekasaran (Mitutoyo Sourftest 301) TujuanPeneletian Tujuan dari dilakukannya

penelitian

kedalaman potong ( depth of cut ) dan

adalah:Untuk

pengaruh

kecepatan gerak pemakanan( feeding )

dengan variasi

terhadap tingkat kekasaran permukaan

mengetahui

proses pembubutan kecepatan

potong

(Cutting

speed),

baja Stainless AISI 304

Landasan Teori

kerja berputar

Kekasaran

bubut dan pahat potong yang Kekasaran akhir permukaan

benda bisa ditetapkan dari beberapa parameter. parameter yang sering dipakai untuk

dalam proses mengukur

produksi kekasaran

pada chuck mesin

bergerak sejajar terhadap sumbu kerja ( Widarto , 2008 ) Parameter Parameter Pemotongan Mesin Bubut Kecepatan

potong adalah

yang

permukaan benda adalah kekasaran

harga

rata rata ( Ra) atau rata rata

menentukan kecepatan pada saat

aritmatik. (Taufiq Rochim,2006

proses penyayatan atau pemotongan benda kerja ( Widarto, 2008 )

Proses pembubutan Proses bubut adalah proses

V=

𝜋 𝑑𝑛 1000

permesinan untuk menghasilkan benda

benda

diperlukan

suatu

yang

berbentuk

silindris yang dilakukan dengan mesin bubut,dengan prinsip dasar Keterangan kerjanya yaitu berputarnya benda

dalam

2017

Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana

f : gerak makan, (mm/putaran)

n = putaran benda kerja ( rpm ) V= kecepatan pemotongan (

n

:

putaran

benda

kerja,

(

m/menit ) putaran/min)

d = diameter benda kerja ( mm ) 𝜋 = 3,14

Kedalaman potong a ( Depth of cut

Gerak makan / gerak asutan f (

) ialah dimana seberapa dalamnya

feed), penggerakan jarak sayatan

pahat memotong atau menyayat

oleh pahat terhadap setiap benda

benda kerja pada sumbunya. ketika

kerja berputar ( putaran/menit). (

pahat memotong sedalam a makan

Widarto, 2008 )

benda yang terpotong 2 a karena

Kecepatan makan /Feeding dapat

benda kerja terpotong dua sisi

ditentukan dengan rumus:

dikarenakan benda kerja berputar.

𝑉𝑓 = f .n

(Widarto, 2008 )

Dimana :

Vf : kecepatan gerak pemakanan (mm/min)

METEDELOGI PENELITIAN 2.

Tempat Penelitian 1) Proses

pembubutan

dilakukan

Workshop CV. Agranusa teknik

Pengujian

kekasaran

permukaan

di dilakukan di Lab Metrologi industri yang Fakultas teknik industri jurusan teknik mesin,Universitas Trisakti

bergerak dibidang engineering

Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian diantaranya: 1. Bahan/Material Material

yang akan

digunakan

untuk penelitian yaitu Baja Stainless 304 dengan ukuran ∅ 30 mm dan panjang 70 mm

Gambar 1 Bahan Stainless AISI 304

2. Mesin bubut konvesional

2017

Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana

Gambar 2.Mesin bubut Type LC400A 3. Pahat potong Pahat yang digunakan untuk penelitian

Gambar 4. Digital mikroskop 5. 5. Alat uji kekasaran ( Sourface Roughness Tester)

adalah pahat jenis Insert karbida

Gambar 3. Pahat karbida insert 4. Mikroskop Digital Gambar 5. Mitutoyo Surftest 301

Tahapan Eksperimen Variabel Penelitian 1) Variabel

independen

(X)

diantaranya a) Kecepatan potong/Cutting speed ( X1 ) b) Kedalaman potong ( X2) c) Kecepatan Gerak Pemakanan / Feeding ( X3 ) 2) Variabel

dependen

(

Y

diantaranya : a) Kekasaran permukaan (µm)

)

2017

Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Pengaruh variasi kecepatan potong ( cutting speed ) terhadap

kekasaran

permukaan Ra µm

Kekasaran Permukaan Ra (µm )

Grafik Pengaruh Kecepatan potong ( V ) Terhadap Kekasaran Permukaan 4.5 4 3.5 3

3.95 3.32 2.64

2.572.552.48

2.5

2.342.292.21

2

2.182.15 1.92

1.871.81 1.58

1,5 mm 1 mm

1.5 1

0,5 mm

0.5 0 11,96 m/min 35,80 m/min 49,12 m/min 75,36m/min 103,62m/min

Kecepatan Potong ( V )

Gambar 6. Grafik Pengaruh Variasi Kecepatan potong( cutting speed) Terhadap kekasaran permukaan Ra ( µm ) Gambar grafik di atas dapat disimpulkan

bahwa

kekasaran

kecepatan semakin

potongnya tinggi

makan

untuk

nilai

permukaan Ra Tertinggi terjadi

kekasaran permukaan Ra begitu

pada

sebaliknya jika kecepatan potong

kecepatan potong 11,96

m/min dengan kekasaran Ra 3,95

tinggi

µm dan kekasaran paling rendah

permukaan Ra semakin rendah

terjadi

pada

kecepatan

potong

103,62 m/min dengan kekasaran Ra 1,58

µm .jadi semakin

rendah

maka

nilai

kekasaran

2017

Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana

Pengaruh variasi kedalaman potong ( depth of cut ) terhadap

kekasaran

permukaan Ra µm Grafik Pengaruh Kedalaman Potong ( a) Terhadap Kekasaran Permukaan Ra ( µm) Kekasaran Permukaan Ra (µm )

4.5 4

3.95 3.32

3.5 3 2.5 2

2.57 2.34 2.18 1.87

2.58 2.29 2.15 1.81

2.64 2.48 2.21 1.92 1.58

11,96 m/min 35,80m/min

1.5

49,12m/min

1

75,36 m/min

0.5

103,62 m/min

0 1,5 mm

1 mm

0,5 mm

Kedalaman Potong ( a )

Gambar 7. Grafik Pengaruh Variasi Kadalaman potong( depth of cut ) Terhadap kekasaran permukaan Ra ( µm ) Dilihat dari Gambar 7

grafik di atas

1,58

µm.

jadi

semakin

besar

dapat disimpulkan bahwa kekasaran

kedalaman potong ( depth of cut )

permukaan

terjadi

makan semakin tinggi nilai kekasaran

terhadap kedalaman potong ( depth of

Ra juga sebaliknya jika semakin kecil

cut ) sebesar 1,5 mm dengan kekasaran

kedalaman potong ( depth of cut )

Ra 3,95 µm dan kekasaran paling

makan nilai kekasaran permukaannya

rendah terjadi pada kedalaman potong (

semakin rendah.

Ra

Tertinggi

depth of cut) 0,5 dengan kekasaran Ra

2017

Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana

Pengaruh variasi kecepatan gerak pemakanan ( feeding ) terhadap

Kekasaran Permukaan Ra (µm )

kekasaran permukaan Ra ( µm )

4.5 4

Grafik Pengaruh Kecepatan Gerak Pemakanan Terhadap Kekasaran Permukaan Ra ( µm ) 3.95 3.32

3.5 3

2.64

2.5

2.572.582.48

2.342.292.21

2

2.182.15 1.92

1.871.81 1.58

1.5

1,5 mm 1mm

1

0,5 mm

0.5 0 12,70 mm/min 35,80 mm/min 53 mm/min

80 mm/min

110 mm/min

Kecepatan Gerak Pemakanan ( Vf )

Gambar 8. Grafik pengaruh variasi kecepatan gerak pemakanan (feeding ) Terhadap kekasaran permukaan Ra ( µm )

atas

Dilihat dari Gambar 8 grafik di

110 mm/min dengan kekasaran Ra 1,58

dapat

µm.

disimpulkan

bahwa

jadi semakin

rendah kecepatan

kekasaran permukaan Ra Tertinggi

gerak pemakanan semakin tinggi untuk

terjadi

nilai kekasaran permukaan Ra begitu

terhadap

Kecepatan

gerak

pemakanan (feeding ) 12,70 mm/min

sebaliknya

dengan kekasaran Ra 3,95 µm dan

pemakanan tinggi maka nilai kekasaran

kekasaran paling rendah terjadi pada

permukaan Ra semakin rendah

Kecepatan gerak pemakanan (feeding )

jika

kecepatan

gerak

2017

Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana

gerak pemakanan secara bersama - sama

Analisa Data Staistik

tidak ada terpengaruh terhadap variabel

Untuk mengetahui ada atau tidaknya

dependen yaitu kekasaran permukaan

pengaruh secara signifikan dengan dasar

Ra

statistik, apakah dari variasi parameter

Jika H𝑎 ≠ 0 maka artinya variabel

pemotongan yaitu kecepatan potong,

independen yaitu kecepatan potong

kedalaman potong dan kecepatan gerak pemakanan

tersebut

berpengaruh

kedalaman potong,

benar-benar

terhadap

gerak pemakanan) secara besama sama

kekasaran

berpengaruh

permukaan maka dilakukan Analisa

Berikut data hasil pengolahan

Hipotesis model ini yaitu: maka

artinya

analisa

variabel

independen yaitu kecepatan potong kedalaman potong,

variabel

Ra

16 . Hasilnya sebagai berikut: H0

terhadap

dependen yaitu kekasaran permukaan

Regresi Linier dengan Software SPSS

Jika

dan kecepatan

regresi

untuk

uji

F

menggunakan software SPSS versi 16

dan kecepatan

dengan sebagai berikut:

Tabel 1. Output analisa Uji F menggunakan software SPSS versi 16 ANOVAb Model

Sum of

df

Mean Square

F

Sig.

Squares 1

Regression Residual Total

4.141

3

1.380

.757

11

.069

4.898

14

20.049

.000a

a. Predictors: (Constant), Kecepatan Gerak Pemakanan, Kedalaman Potong, Kecepatan Potong b. Dependent Variable: Kekasaran Permukaan ( µm )

gerak pemakanan) secara bersama sama Oleh karena nilai F hitung (20,049) > F

berpengaruh

terhadap

variabel

tabel (3,587) jadi hipotesis nol di tolak.

dependen ( kekasaran permukaan Ra )

maka dapat diambil kesimpulan bahwa

dan karena nilai signifikansi sebesar

variabel independen (kecepatan potong

0,0001 ( lihat tabel 4.10) lebih kecil dari

kedalaman potong , dan kecepatan

0,05 jadi hipotesis nol di tolak. maka

2017

Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana

dapat

diambil

kesimpulan

bahwa

gerak pemakanan) secara bersama sama

variabel independen (kecepatan potong

berpengaruh

kedalaman potong,

dependen ( kekasaran permukaan Ra)

Untuk

dan kecepatan

analisa

koefesien

determinasi data regresi linier dari

terhadap

variabel

dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut data hasil analisa koefesien detereminasi :

analisa menggunkan software SPSS 16 Tabel 2. Output dari R2 / R square ( Sumber : Output Software SPSS 16,2016) Model Summary Model

1

R

R Square

.919a

.845

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate .803

.26237

a. Predictors: (Constant), Kecepatan Gerak Pemakanan, Kedalaman Potong, Kecepatan Potong

Jadi pada tabel 2 nilai koefesien detereminasinya sebesar 0,803 maka dapat disimpulkan sumbangan pengaruh variabel independen secara besamasama terhadap variabel dependen yaitu 80,3 % sedangkan sisanya dipengaruhi faktor faktor lain yang tidak diteliti Hasil Foto Mikroskop Digital Hasil Foto Digital Mikroskop Sampel 1 ( V= 11,96 m/min , a = 1,5 dan mm Vf = 12,70 mm/min)

Gambar 9. Sampel 1 100X pembesaran

2017

Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana

Gambar 10 Sampel 1 150X pembesaran

2) Pada penelitian ini mendapatkan tingkat kekasaran permukaan dengan parameter

KESIMPULAN DAN SARAN

mesin kecepatan potong = 11,96 m/min,

Kesimpulan

35,80 m/min, 49,12 m/min, 75,36 m/min dan 103,62 min dan pada

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab VI dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu

permukaan

Ra

tertinggi

sebesar 3,95 µm terjadi pada parameter mesin di kecepatan potong 11,96 m/min , kedalaman potong 1,5 mm dan kecepatan

gerak

pemakanan

12,70

mm/min. sedangkan nilai kekasaran permukaan Ra terendah sebesar 1,58 µm terjadi pada parameter mesin di terjadi

pada

parameter

mesin

kecepatan potong 103,62 kedalaman

potong

kecepatan

gerak

mm/min.

maka

kesimpulan

0,5

di

m/min , mm

dan

pemakanan

110

dapat

semakin

besar

0,5

mm

dan

kecepatan

gerak

pemakanan 12,70 mm/min, 38 mm/min,

1) Dari hasil penelitian didapatkan nilai kekasaran

kedalaman potong = 1,5 mm , 1mm, dan

diambil nilai

kedalaman potong dengan kecepatan

53

mm/min,

80mm/min

dan

110

mm/min berada pada kisaran N 6 sampai

dengan

N

9

yang

dapat

disimpulkan kekasaran permukaan yang dicapai dalam penelitian ini halus 3) Berdasarkan hasil analisa menggunakan metode model analisa regresi linier berganda dengan tingkat keyakinan 95%, maka diambil kesimpulan bahwa kecepatan potong , kedalaman potong dan

kecepatan

potong berpengaruh

secara signifikan secara bersama-sama terhadap kekasaran permukaan Ra , dimana F hitung (20,049) > F tabel (3,587) dan nilai signifikansi 0,0001 ≤ 0,05

gerak pemakanan rendah dan kecepatan semakin

rendah

menghasilkan

kekasaran permukaan Ra yang tinggi. dan

jika

nilai

kedalaman

potong

semakin kecil dengan kecepatan gerak pemakanan tinggi

dan kecepatan

potong semakin tinngi maka nilai kekasaran permukaan semakin rendah.

Saran Berdasarkan

hasil

dari

penelitian yang dihasilkan maka dapat diberikan saran sebagai berikut 1) Jika ingin mendapatkan nilai kekasaran rendah pada material stainless AISI 304 pada proses pembubutan maka nilai

2017

Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana

kedalaman

potong

haruslah

kecil

dengan kecepatan gerak pemekanan dan kecepatan potong yang besar

permukaan dalam proses pembubutan seperti memberikan pendingin 3) Diharapkan

penelitian

ini

dapat

2) Untuk penelitian yang selanjutnya lebih

membantu menjadi bahan pertimbangan

bagus lagi dikembangkan faktor faktor

dan referensi bagi penelitian lainnya

lain yang mempengaruhi kekasaran

yang terkait

DAFTAR PUSTAKA Rochim, Taufiq. 2006. Spesifikasi, Metrologi, dan Kontrol Kualitas Geometrik. InstitutTeknologi Bandung. Widarto, dkk., .2008. Teknik Permesinan untuk SMK, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Priyatno Duwi.2016.Belajar Alat Analisa Data Dan Cara Pengolahannya Dengan SPSS.Yogyakarya : Gava Media Syaifullah, Herry.2015. Analisa Tingkat Kekasaran Permukaan Hasil Permukaan Milling Pada Baja Karbon S 45 C Dengan Metode 3³ Desaign Faktorial.TECHNOLOGIC, VOLUME 6, NOMOR 2 Politeknik Manufaktur Astra Syarief

Akhmad, Hari Yanuar, Ach. Kusairi.2014.Pengaruh Variasi Kecepatan Potong dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Kekasaran Permukaan Dengan Berbagai Media Pendingin Pada Proses Frais Konvensional.Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unlam Vol. 03 No.1 pp 27-33

Fidiawan, Deny dan Yunus. 2014 . " Pengaruh Kedalaman Potong,

Kecepatan Putar Spindel, Sudut Potong Pahat Terhadap Kekasaran Permukaan Hasil Bubut Konvensional Bahan Komposit ". Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya.JTM.Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014,55-62 Choirul ,muhamad azhar . 2014 "Analisa Kekasaran Permukaan Benda Kerja dengan Variasi Jenis Material dan Pahat Potong".http://repository.unib.ac.i d/9244/1/I,II,III,II-14-cho-FT.pdf. Hasrin.2013.Pengaruh tebal pemakanan dan kecepatan potong pada pembubutan kering menggunakan pahat karbida terhadap kekasaran permukaan material ST-60". Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe.".JTM .Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014,5562 Pudji Purwanti, Endang. dan Ferihan Pilarian. 2013."Optimasi parameter proses pemotongan stainless steel sus 304 untuk kekasaran permukaan dengan metode respone surface" ISBN : 978 – 979 – 16353 – 9 – 4.

Pranjono et le . 2013. " Pengukuran kekasaran permukaan tutup kelongsong dari zirkaloi

Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana

menggunakan alat roughness tester surtonic-25. ISSN 19789858.http://digilib.batan.go.id/p pin/katalog/file/04_Pranjono_P ENGUKURAN_KEKASARAN

Lesmono,Indra dan Yunus.2013."Pengaruh jenis pahat,putaran spindel dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran dan kekasaran pada baja ST-42 pada proses pembubutan konvensional. JTM. Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 48-55. A.

Zubaidi, dan I. Syafa’at Darmanto.2012."Analisa pengaruh kecepatan putar dan kecepatan pemakanan terhadap kekasaran material FCD 40 pada proses pembubutan CNC.Momentum, Vol. 8, No. 1, April 2012 : 40- 47.

Purbosari, Dhiah .Herman Saputro, dan Danar Susilo Wijayanto.2012."Karakterisasi

2017

tingkat kekasaran permukaan baja ST40 hasil permesinan CNC milling ZK7040 efek dari kecepatan pemakanan(feed rate) dan awal waktu pemberian pendingin Noce Novi Tetelepta.2012.Penggunaan Pahat Ball dan Endmill Terhadap Kekasaran Permukaan Pada Material Baja ST 37. Jurnal TEKNOLOGI, Volume 9 Nomor 1, 2012; 1018 - 1028 Dalimunthe , Ruslan. 2009.Pengaruh Kecepaatan Potong Terhadap Umur Pahat HSS Pada Proses Pembubutan AISI 4340. Jurnal Sains dan Inovasi Bab VII - Pengukuran Kekasaran Permukaan( Dasar dasar metrologi.)staff.uny.ac.id/sites/d efault/files/Pengukuran%20Kek asaran%20Permukaan.pdf , ISO 1302.2002. Geometrical Product Specifications (GPS) — Indication of surface texture in technical product documentation

Related Documents


More Documents from ""