PENGARUH RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI HERNIORRAPHY DI RSUD MAJALAYA KAB. BANDUNG TAHUN 2016 ABSTRACT Post surgery (post-operative) pain patients feel terrific herniorraphy and 75% of sufferers have a less pleasant experience due to pain management that is not adequate. It is a stressor for patients and will add to the anxiety as well as tension which means it also adds to the pain because the pain became the center of attention. Pain management to reduce the pain could be done by way of a non pharmacological. non pharmacological method to lower the pain that is relaxation techniques handheld fingers. Finger is a mobile relaxation relaxation techniques are very simple and easy to do by anyone associated with the fingers as well as the flow of energy in our body. The technique of hand-held Ern finger finger hold. The purpose of this research is to know the influence of relaxation techniques, hand-held finger against the pain intensity in patients post operation herniorraphy in Majalaya, Bandung Government HOSPITALS. The design of the research conducted in this study is a draft of One-Group Pretest-Posttest Design with a population sample of 21 and 19 people.The research instrument used is the instrument used to measure pain Visual Analogue Scale (VAS), with a numeric Scale (0-10), and the working procedure of relaxation techniques, hand-held finger done twice. The analysis used Univariate and bivariat with Wilcoxon. The results showed that nearly all patients prior to experience pain good relaxation techniques and most patients after a relaxation technique fingers handheld experience pain. Bivariat analysis was done with the Wilcoxon and the results of the analysis indicate the influence of relaxation techniques of the finger with the decline hand-held pain intensity in patients post operation herniorraphy in Majalaya HOSPITALS (P-value 0000). Based on the research results, it is recommended kedapa party untuk Majalaya HOSPITALS makes this research as a reference to be inserted into the SOP for handling action pain in patients post operation. Based on the research results, it is recommended to the PROVINCIAL HOSPITAL for making this research Majalaya as reference for inclusion into the SOP for handling action pain in patients post operation. Key words: pain, influence of relaxation , hand-held fingers, Post Surgery Herniorraphy
herniorraphy
PENDAHULUAN
leher Hernia
adalah
sutau
seiring
melemahnya
tindakan
operasi)
yang
dilakukan dengan melakukan pengecekan suhu, pernafasan,
herniotomy atau hernirraphy.
nadi,
Herniorraphy , pada bedah dibuka,
hernia
dimasukkan
isi
untuk
kantong
kanalis
dalam
dan
pasien
tidak terjadi gangguan caira eletrolit dalam tubuh, perawatan luka
serta
dilakukan
untuk
mengurangi resiko infeksi pada
mengembalikannya isi kantong ke
cairan
mengalami mual-muntah supaya
adalah membuka dan memotong
hernia
meihat
sewaktu-waktu
pada orang dewasa. Herniotomy
hernia
untuk
serta selalu monitoring jika
inguinalis. Ini sering dilakukan
kantong
darah
elekrtolit dalam tubuh pasien
yang lain untuk memperkuat belakang
tekanan
melihat kondisi pasien, serta
diikat, dan dilakukan tehnik
dinding
herniorraphy,
perawatan post operasi yang
hernia dilakukan pembedahan
kanalis
dan
Pasca pembedahan (pasca
dilakukan untuk menghilangkan
elektif,
hernia
tendon (Iriyanto, 2014).
jaringan otot dinding perut. biasanya
mengikat
menggantungkannya ke conjoint
penyakit akibat turunnya buah zakar
yaitu
luka yang dialami pasien dan
cavum
penanganan
abdominalis, sedangkan
2
nyeri
untuk
mengurangi nyeri post operasi
pengelolaan nyeri yang tidak
(Iriyanto, 2014).
adekuat (Zulaik, 2008).
Nyeri
yang
dialami
Nyeri merupakan
salah
pasien post operasi rata-rata
satu keluhan tersering pada
mengalami nyeri nyeri hebat dan
pasien setelah mengalami suatu
75%
tindakan
penderita
pengalaman
mempunyai
yang
kurang
menyenangkan
pembedahan.Pembedahan
akibat
merupakan suatu peristiwa yang
pengelolaan nyeri yang tidak
bersifat bifasik terhadap tubuh
adekuat
cit
manusia yang berimplikasi pada
Novarizki, 2009). Hal tersebut
pengelolaan nyeri. Lama waktu
merupakan stressor bagi pasien
pemulihan pasien post operasi
dan akan menambah kecemasan
normalnya terjadi hanya dalam
serta keteganggan yang berarti
satu sampai dua jam (Potter &
pula
Perry, 2006). Pemulihan pasien
(Sutanto,
menambah
2004
rasa
nyeri
karena rasa nyeri menjadi pusat
post
perhatiannya.
pasien
waktu rata-rata 72,45 menit,
mengeluh nyeri maka hanya satu
sehingga pasien akan merasakan
yang mereka inginkan yaitu
nyeri yang hebat rata-rata pada
mengurangi rasa nyeri.Hal itu
dua jam pertama sesudah operasi
wajar, menjadi
karena
Bila
operasi
membutuhkan
nyeri
dapat
karena pengaruh obat anastesi
pengalaman
yang
sudah hilang, dan pasien sudah
kurang menyenangkan akibat
keluar
dari
kamar
sadar
(Mulyono, 2008).
Secara garis besar ada dua manajemen
Nyeri merupakan sumber
nyeri
untuk
yaitu
penyebab frustasi, baik klien
farmakologi dan
maupun
non
bagi
tenaga
mengatasi manajemen manajemen
farmakologi.
Perawat
kesehatan.Asosiasi
berperan
Internasional untuk penelitian
mengidentifikasi
nyeri (International Association
pasien dan membantu serta
for the Study of Pain, IASP)
menolong
mendefinisikan nyeri
memenuhi kebutuhan tersebut
sebagai
“suatu sensori subjektif dan
termasuk
pengalaman
nyeri
emosionalyang
dalam kebutuhan
pasien
dalam
dalam
manajemen
(Lawrence,
2008).
tidak menyenangkan berkaitan
Menurut
Simpson
(2006),
dengan kerusakan jaringan yang
keahlian
perawat
dalam
aktual atau potensial atau yang
berbagai strategi penanganan
dirasakan
dalam
rasa nyeri adalah hal yang sangat
kejadiandimana
terjadi
penting,
kerusakan” (IASP, 1979). Nyeri
perawat
merupakan faktor utama yang
menggunakan pendekatan non
menghambat kemampuan dan
farmakologis
keinginan individu untuk pulih
menghilangkan rasa nyeri ketika
dari suatu penyakit (Potter &
merawat pasien post operasi
Perry, 2006).
karena kurangnya pengenalan
tapi
tidak
semua
meyakini
atau
untuk
teknik non farmakologis, maka
pengganti untuk obat–obatan,
perawat harus mengembangkan
tindakan
keahlian dalam berbagai strategi
diperlukan atau sesuai untuk
dalam penanganan rasa nyeri.
mempersingkat episode nyeri
Manajemen
nyeri
yang
tesebut
mugkin
berlangsung
merupakan salah satu cara yang
beberapa
digunakan dibidang kesehatan
(Smeltzer
untuk mengatasi nyeri yang
2008).Teknik
dialami oleh pasien. Manajemen
merupakan salah satu metode
nyeri
haruslah
manajemen
mencakup penanganan secara
farmakologi
keseluruhan.tidak hanya terbatas
penanggulangan
nyeri,
pada pendekatan farmakologi
disamping
TENS
saja,
(Transcutaneons Electric Nerve
yang
tepat
karena
nyeri
juga
detik
hanya
and
tanggapan
plasebo
dirinya
(Brunner
terhadap &
Suddart,2008).
farmakologis
biasanya
dalam
eksternal yang mempengaruhi
rendah.Meskipun
terhadap
nyeri.
merupakan
teknik
relaksasi merupakan tindakan
internal
bukan
nyeri
melakukan
respon
tersebut
strategi
dan
mempunyai resiko yang sangat tindakan
non
biofeedack,
distraksi.Manajemen dengan
Metode pereda nyeri non
relaksasi
metode
Stimulation),
menit Bare,
nyeri
dipengaruhi oleh emosi dan individu
atau
individu Manajemen
nyeri dengan tindakan relaksasi
mencakup latihan pernafasan
Menurut
liana
(2008),
diafragma,
teknik
relaksasi
terdapat salah satu jenis teknik
progresif,
guided
imagery,
relaksasi yang mudah dilakukan
meditasi, hipnosis, nafas dalam
untuk menurunkan nyeri yaitu
dan terapi musik. (Brunner &
teknik relaksasi genggam jari.
Suddart, 2008).
Relaksasi genggam jari adalah
Menurut Kozier (1996) dalam buku teknik relaksasi, ada
sebuah teknik relaksasi yang sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh siapapun yang
3 tipe dasar neurologik yang mempengaruhi
nyeri
atau
tertutup
Tipe
nyeri
nyeri.
pertama ini dapat dilakukan dengan
intervensi
rangsangan perabaan
panas dan
massage, dingin,
transcutaneous
electric stimulation. Tipe nyeri ke
kedua
dengan
dapat
intervensi
dilakukan distraksi,
guided imagery dan visualisasi. Dan tipe nyeri ke tiga dapat dilakukan relaksasi.
dengan
intervensi
berhubungan dengan jari tangan serta aliran energi di dalam tubuh kita. Teknik Genggam jari adalah cara yang sangat mudah untuk
mengendalikan
emosi.
Emosi dan perasaan adalah seperti
ombak
energi
yang
bergerak melalui badan, pikiran dan jiwa kita. Teknik relaksasi genggam jari disebut juga finger hold. Menggenggam jari sambil menarik napas dalam dapat mengurangi
dan
menyembuhkan
ketegangan
diinterpretasikan sebagai nyeri.
fisik dan emosi, karena genggam
Serabut
jari akan menghangatkan titik-
mengakibatkan “pintu gerbang”
titik keluar masuknya energi
tertutup sehingga stimulus nyeri
pada merdian (energi channel)
terhambat dan berkurang. Teori
yang
two gate control menyatakan
terletak
pada
jari-jari
tangan kita (liana, 2008). Relaksasi dapat
genggan
mengendalikan
mengembalikan
emosi
bahwa
saraf
nonnosiseptor
terdapat
“pintu
satu
jari
gerbang” lagi dithalamus yang
dan
mengatur
yang
nervus
impulsnyeri trigeminus.
dari
Dengan
akan membuat tubuh menjadi
adanya relaksasi, makaimpuls
relaks. Adanya stimulasi nyeri
nyeri
pada
akan
area
luka
menyebabkan mediator
bedah keluarnya
nyeri
yang
akan
dari
nervustrigeminus
dihambat
mengakibatkan
dan tertutupnya
“pintu gerbang” di thalamus. “pintu
gerbang”
menstimulasi transmisi impuls
Tertutupnya
disepanjang serabut saraf aferen
dithalamus
nosiseptor
ke
substansi
stimulasi yang menuju korteks
agelatinosa
(pintu
gerbang)
serebri
dimedula
spinalis
untuk
selajutnya melewati thalamus kemudian kortek
disampaikan serebri
terhambat
sehingga
intensitas nyeri berkurang untuk kedua kalinya.
ke dan
mengakibatkan
Berdasarkan yang
telah
penelitian
dilakukan
oleh
Pinandita (2011) dengan judul
kognitif dan motivasi afektif
“Pengaruh
Teknik
Relaksasi
pasien.Teknik
Genggam
Jari
terhadap
membuat
relaksasi pasien
dapat
penurunan intensitas nyeri pada
mengontrol diri ketika terjadi
pasien post operasi laparatomi”.
rasa tidak nyaman atau nyeri,
Hasil penelitian menunjukan p-
stress fisik dan emosi pada nyeri
value = 0.000 dimana nilai (p
(Potter & Perry, 2006).
<0,05) artinya ada pengaruh
Berdasarkan data rekam
teknik relaksasi genggam jari
medik RSUD Majalaya pada
terhadap penurunan intensitas
tanggal 16 April 2016, dalam 3
nyeri pasien pasca laparatomi.
bulan
Demikian juga penelitian yang
Majalaya yang paling banyak
dilakukan Iin Pinandita, Ery
dilakukan
Purwanti, dan Bambang Utoyo
Excision Soft Tisue Tumor,
menunjukkan bahwa relaksasi
Herniorraphy,
dapat mengurangi nyeri dan
Herniorraphyterdapat 45 kasus
kecemasan
Ilmiah
bedah dari 438 tindakan oprasi
Keperawatan,
. Dari hasil wawancara dengan
Volume 8, No. 1, Februari
10 pasien post operasi, mereka
2012).
merupakan
mengatakan mulai merasakan
kebebasan mental dan fisik dari
nyeri antara 4-5 jam pasca
ketegangan dan stress, karena
pembedahan, klienmengatakan
dapat
nyeri yang hebat saat nyeri
Kesehatan
(Jurnal
Relaksasi
mengubah
persepsi
terakhir
di
RSUD
pembedahan yaitu
Tonsillectomy,
membuat tidur terganggu, tidak
sangat sederhana dan pasien
enak untuk berbaring, tidak mau
masih
beraktivitas. saat nyeri terasa
nyerinya.
kebanyakan
mereka
tidak
tetap
mengeluhkan
Berdasarkan
latar
melakukan suatu tindakan untuk
belakang diatas penulis tertarik
mengurangi nyeri dan nyeri akan
untuk
berkurang dengan pemberian
“Pengaruh
obat
Genggam
analgetik.
perawat
Selain
diruangan
itu,
mengambil
judul Relaksasi
Jari
Terhadap
juga
Intensitas Nyeri pada Pasien
mengajarkan teknik nafas dalam
Post OperasiHerniorraphy di
untuk mengurangi nyeri pasien,
RSUD
tetapi cara yang diajarkan masih
Kab.Bandung”. yang
METODE PENELITIAN Jenis
penelitian
penelitian
ini
experimen
designt,
dalam
adalah
pre-
dikatakan
pre-experimen design, karena desain ini belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh,
karena masih terdapat variabel luar
yang
ikut
berpengaruh
terhadap terbentuknya variable dependen, jadi hasil eksperimen
Majalaya
merupakan
variable
dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi
oleh
variabel
independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel control, dan sampel tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2015). Pada penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian mengenai pengaruh
teknik
relaksasi
genggam jari terhadap intensitas
nyeri post operasi herniorraphy di
RSUD
Majalaya
F = Frekuensi dalam kriteria N = Total responden penelitian
Kab.Bandung. Kemudian Design
atau
dilakukan
interprestasi
rancangan data dengan menggunakan kategori
penelitian yang dilakukan dalam presentase menurut Arikunto (2009) penelitian ini adalah rancangan dalam Lestari (2015) sebagai berikut:
“One-Group Design”.
Pretest-Posttest
Dalam
design
ini
terdapat
pretest,
sebelum
diberikan
perlakuan.
Dengan
0%
= Tidak satupun
1–25% = Sebagian kecil 26-49%
=
Hampir
demikan hasil perlakukan dapat setengahnya dikatahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan
50%
keadaan
51-75%
= Sebagian besar
76-99%
= Hampir seluruhnya
sebelum
perlakuan 2015).Bentuk
diberi (Sugiyono,
rancangan
adalah sebagai berikut.
= Setengahnya
ini 100% = Seluruhnya Uji Wilcoxon adalah sebuah
Rumus : P=
uji
𝐹
𝑁
yang
digunakan
untuk
menganalisis hasil-hasil pengamatan 𝑥 100%
Keterangan :
yang berpasangan dari dua data apakah berbeda atau tidak. Wilcoxon
P = Presentase Signed Rank Test ini digunakan untuk
data yang terdistribusi tidak normal.
pada populasi target dan sumber,
Rumus
pada penelitian ini yang termasuk
yang digunakan
sebagai
berikut :
kedalam kriteria inklusi adalah: 1
𝑇− [
]
1) Klien
dengan
skala
4𝑁(𝑁−1)
Z=
nyeri 3-8
1
√
2) Pasien
24𝑁 (𝑁−1)(2𝑁−1)
herniorraphy
hari ke 1
Keterangan :
3) 3-6
jam
Post
Op
N = Banyak data yang berubah Herniorraphy setelah diberikan perlakuan berbeda 4) Pasien dengan anastesi T =Jumlah renking selisih
yang
dari
negativ
nilai (apabila
benyaknya selisih yang positif lebih banyak
dari
banyaknya
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dari subjek penelitian yang
Z = Jumlah
ranking
yang
banyaknya
dari
nilai
positif
(apabila
selisih
yang
negative>banyaknya
selisih
yang
tidak boleh ada, dan jika subjek mempunyai kriteria eksklusi maka subjek
harus
dari
eksklusi
dalam
penelitian ini adalah:
Kriterian Inklusi inklusi
dikeluarkan
penelitian. Kriteria
positif)
Kriteria
Kriteria Ekslusi
selisih
negative)
selisih
lokal
merupakan
karakteristik umum subjek penelitian
1) Klien dengan skala nyeri 1-2 dan 10
2) Pasien
Herniorraphy
Gambaran
yang masuk ICU
Intensitas
Nyeri Sebelum dilakukan Genggam Jari
3) Pasien tidak kooperatif
Berdasarkan
atau tidak sadar
hasil
penelitian diperoleh skor HASIL DAN BAHASAN intensitas
nyeri
sebelum
dilakukan teknik relaksasi genggam jari
Tabel 4.1 Distibusi Frekuensi Intensitas Nyeri Sebelum dilakukan teknik Relaksasi Genggam JariDi RSUD Majalaya Kabupaten Bandung Sebelum Genggam Jari
Intensitas Nyeri
Skala Nyeri
Frekuensi
Persentasi
0
Tidak Nyeri
0
0
1-2
Nyeri ringan
0
0
3-4
Nyeri Mengganggu
0
0
5-6
Nyeri Menyusahkan
0
0
7-8
Nyeri Hebat
18
94,7
9-10
Nyeri Sangat Hebat
1
5,3
bahwa sebelum dilakukan Berdasaran tabel 4.1
teknik relaksasi genggam
diatas, dapat dijelaskan
jari hampir seluruhnya
mengalami
intensitas
Menurut Poter and
nyeri7-8
(94,7%).
Perry, Nyeri merupakan
Berdasarkan tabel 4.1
campuran
menunjukan
emosi,
bahwa
reaksi dan
fisik,
perilaku.
intensitas nyeri sebelum
Stimulus penghasil nyeri
dilakukan teknik relaksasi
mengirimkan
genggam jari,
hampir
melalui
serabut
saraf
post
perifer.
Serabut
nyeri
seluruh
pasien
impuls
operasi herniorraphy di
memasuki
RSUD
Majalaya
spinalis dan menjalani
orang
salah satu dari beberapa
mengalami nyeri hebat
rute saraf dan akhirnya
dan 1 orang mengalami
sampai di dalam massa
nyeri sangat hebat. Hal itu
berwarna
disebabkan karena pasca
medulla
pembedahan akan terjadi
Terdapat
kerusakan jaringan kulit
dapat berinteraksi dengan
dan pembuluh darah yang
sel-sel
mengakkibatkan
mencegah stimulus nyeri
terjadinya
sehingga tidak mencapai
sebanyak
18
pengeluaran
prostaglandin histamine dalam
dan
otak
tubuh
tanpa
yang menimbulkan nyeri.
medulla
abu-abu
di
spinalis. pesan
saraf
atau
nyeri
inhibitor,
ditransmisi
hambatan
ke
korteks serebral. Sekali
stimulus nyeri mencapai
Komponen
fisiologis
korteks serebral, maka
merupakan
proses
otak
penerimaan
impuls
menginterpretasi
kualitas
nyeri
memproses
dan
informasi
tersebut
menuju
saraf
pusat.
Sementara
tentang pengalaman dan
komponen
psikologis
pengetahuan yang lalu
meliputi
rekognisi
serta
assosiasi
sensasi, interpretasi rasa
kebudayaan dalam upaya
nyeri dan reaksi terhadap
mempersepsikan nyeri.
hasil interpretasi
nyeri
merupakan
tersebut.Rasa nyeri post
pengalaman sensori yang
oprasi bersifat personal,
dibawa
oleh
setiap
sebagai
akibat
Nyeri
stimulus adanya
orang
mempersepsikan
kerusakan jaringan.Nyeri
nyeri
post oprasi merupakan
terhadap stimulus yang
sensasi
sama
yang
menyenangkan
tidak akibat
stimulasi saraf sensorik. Nyeri tersebut terdiri atas dua
komponen,
yaitu
komponen fisiologis dan komponen
psikologis.
yang
rasa berbeda
tergantung
ambang
nyeri
dimilikinya.
pada yang
Gambaran Intensitas Nyeri Sesudah dilakukan Genggam Jari Tabel 4.2 Distibusi Frekuensi Intensitas Nyeri Sesudah dilakukan teknik Relaksasi Genggam Jari Di RSUD Majalaya Kabupaten Bandung Sesudah Genggam Jari
Intensitas
Skala Nyeri
Nyeri
Frekuensi
Presentasi
0
Tidak Nyeri
0
0
1-2
Nyeri ringan
0
0
3-4
Nyeri Mengganggu
13
68,4
5-6
Nyeri Men yusahkan
6
31,6
7-8
Nyeri Hebat
0
0
9-10
Nyeri Sangat Hebat
0
0
Berdasarkan
hasil
pada
terdapat
13
penelitian diperoleh skor
responden
yang
intensitas nyeri sesudah
mengalami
nyeri
dilakukan teknik relaksasi
mengganggu (3-4) dan 6
genggam
orang
Berdasarkan
jari. tabel
4.2
responden
mengalami
nyeri
menunjukan bahwa tejadi
menyusahkan
(5-6).
penurunan
Artinya ada penurunan
intensitas
nyeri pada pasien post
intensitas
operasi herniorraphy di
pasien
RSUD Majalaya dimana
herniorraphy 15
nyeri post
pada operasi setelah
dilakukan teknik relaksasi
jari tangan dan sambil
genggam jari. Hal ini
tarik nafas dalam.
dikarenakan
pasien
mengatakan
merasa
Menurut
teori
akupuntur,
setiap
jari
nyaman dan rileks setelah
merupakan jalur keluar
dilakukan teknik relaksasi
masuknya
genggam jari.
berhubungan
Teknik
relaksasi
emosi
energi
dan
dengan
tertentu.
Ada
genggam jari diberikan
banyak
selama ± 30 menit dengan
sekitar jari tangan serta
menggam
jari
telapak tangan. Apabila
mulai dari ibu jari hingga
sedang terjadi gangguan
jari kelingking dan sambil
kesehatan
menarik nafas dalam. Hal
tertentu,
ini
beberapa
seluruh
sesuai
dengan
titik-titik
di
di
organ
maka titik
ada di jari
penelitian yang dilakukan
tangan yang sangat nyeri
oleh eva kurnia widi
apabila
agustin
Ternyata
bahwa
teknik
digenggam. setiap
relaksasi genggam jari
mempunyai
dapat
menurunkan
yang
berbeda
intensitas
nyeri
emosi
kita.
pasien
post
pada operasi
dengan menggam seluruh
hubungan dengan Ibu
berhubungan perasaan
jari
sedih,
Jari
dengan ingin
selalu
menangis,
dan
Pada penelitian ini
merasa
merana.Jari
dapat
dilihat
Telunjuk
berhubungan
pengukuran
bahwa intensitas
dengan perasaan takut,
nyeri sesudah dilakukan
panik, merasa terancam,
teknik
relaksasi
dan
Tengah
mengalami
penurunan
dengan
intensitas
nyeri.Jari
berhubungan
nyeri
perasaan marah, benci,
pasien
dan kecewa. Jari Manis
herniorraphy
berhubungan
dilakukan
perasaan
dengan
cemas
dan
post
menit
pada operasi setelah
selama
dengan
2
30 kali
kuatir. Jari Kelingking
tindakan. Hal ini sama
berhubungan
dengan penelitian yang
dengan
perasaan rendah diri dan
dilakukan
kecil hati. Jika semua jari
Widi
degenggam satu persatu
rata-rata intensitas nyeri
akan menurunkan rasa
sebelum
emosi
mulai
teknik relakasi genggam
sehingga
jari pada 35 pasien post
yang
bercampur mulai persepsi
menurunkan tentang
yang dirasakan.
nyeri
operasi
Eva
Kurnia
Agustin
(2014)
dilakukan
apendiktomi
adalah 4.63, sedangkan setelah dilakukan teknik relaksasi genggam jari
adalah
3.34.
tedapat
artinya penurunan
intensitas nyeri..
berkonsentarasi nyeri
yang
Menurut
Namun, masih ada
akibat dirasakan.
Potter
Perry,nyeri
and
merupakan
yang
faktor
nyeri
menghambat kemampuan
menyusahkan sebanyak 6
dan keinginan individu
orang. Bedasarkan hasil
untuk pulih dari suatu
wawancara pada pasien
penyakit.
sebagian mengalami
post
kecil
operasi
herniorraphy, responden mengatakan tidak dapat
utama
yang
Berdasaran tabel 4.2 diatas, dapat
genggam
jarisebagian
dijelaskan bahwa intensitas nyeri
mengalami
intensitas
sesudah
(68,4%).
dilakukan
relaksasi
besar
nyeri
3-4
Dalam penelitian ini menunjukan Pengaruh Relaksasi Genggam Jari Terhadap Intensitas Nyeri Pada
bahwa
data
normal
sehingga
bivariate
Pasien Post Oprasi Herniorraphy
berdistribusi
dalam
untuk
eksperimen
di RSUD Majalaya
tidak
analisa
penelitian
dapat
dilakukan
pengujian statistik Non-Parametik Wilcoxon Signed Rank Test Tabel 4.3 Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Oprasi Herniorraphy di RSUD Majalaya
Variabel maksimum)
N
Media (minimum-
Retata ± s.b.
PreTest
19
4,00 (4-5)
4,05 ± 0,229
PostTest
19
2,00 (2-3)
2,32 ± 0,478
p-value
0,000
Berdasarkan uji statistik pada tabel
sesudah dilakukan tindakan teknik
4.3 diatas didapatkan bahwa rata-rata
relaksasi
(mean) sebelum dilakukan tindakan
dilakukan teknik relaksasi genggam
genggam
jari adalah 2,32. Maka dapat dilihat
jari
adalah
4,05
dan 19
genggam
jari
sesudah
ada perbedaan nilai mean sebelum
didapatkan pula hasil perhitungan
dan
statistik
sesudah
relaksasi
dilakukan
genggam
teknik
teknik
relakasasi
Dan
genggam jari dengan intensitas nyeri
didapatkan pula hasil perhitungan
menunjukan p-value = 0,000 dan
statistik
relaksasi
nilai α = 5% (0,05) maka p-value < α
genggam jari dengan intensitas nyeri
artinya Ho ditolak dan Ha diterima.
menunjukan p-value = 0,000 dan
Oleh karena itu dapat disimpulkan
nilai α = 5% (0,05) maka p-value < α
bahwa dari hasil uji ini terdapat
artinya Ho ditolak dan Ha diterima.
pengaruh teknik relaksasi genggam
Oleh karena itu dapat disimpulkan
jari terhadap intensitas nyeri pasien
bahwa dari hasil uji ini terdapat
post operasi herniorraphy.
pada
jari.
pada
teknik
pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap intensitas nyeri.
Pemberian
teknik
relaksasi
genggan jari dapat mengendalikan
Berdasarkan hasil uji statistic
dan mengembalikan emosi yang akan
pada table 4.3 didapatkan mean
membuat
intensitas nyeri sebelum dilakukan
Adanya stimulasi nyeri pada area
teknik relaksasi genggam jari adalah
luka bedah menyebabkan keluarnya
4,00 sedangkan pada saat sesudah
mediator
dilakukan teknik relaksasi genggam
menstimulasi
jari adalah 2,00. Maka dapat dilihat
disepanjang serabut saraf aferen
ada perbedaan nilai mean sebelum
nosiseptor ke substansia gelatinosa
dan
teknik
(pintu gerbang) dimedula spinalis
Dan
untuk selajutnya melewati thalamus
sesudah
relaksasi
dilakukan
genggam
jari.
tubuh
nyeri
menjadi
yang
transmisi
relaks.
akan impuls
kemudian disampaikan ke kortek serebridan
diinterpretasikan
sebagainyeri.
Perlakuan
relaksasi
Pada penelitian ini hasil ratarata
sebelum
dilakukan
teknik
relaksasi genggam jari adalah 4,05
genggam jari akan menghasilkan
sedangkan
impuls yang dikirim melalui serabut
dilakukan teknik relaksasi genggam
saraf aferen nonnosiseptor. Serabut
jari adalah 2,32 makan dapat dilihati
saraf non nosiseptor mengakibatkan
terdapat penurunan intensitas nyeri
“pintu gerbang” tertutup sehingga
pada
stimulus
dan
herniorraphy. Hal ini sama seperti
berkurang. Teori two gate control
hasil penelitian yang dilakukan Eva
menyatakan bahwa terdapat satu
Kurnia Widi Agustin (2014) tentang
“pintu gerbang” lagi dithalamus yang
pengaruh teknik relaksasi genggam
mengatur impuls nyeri dari nervus
jari terhadap Penurunan Nyeri pada
trigeminus. Dengan adanya relaksasi,
Pasien
maka impuls nyeri dari nervus
Apendiktomi di Eka Hospital BSD,
trigeminus
dan
didapatkan hasil rata-rata sebelum
mengakibatkan tertutupnya “pintu
dilakukan teknik relaksasi genggam
gerbang” di thalamus. Tertutupnya
jari adalah 4.63 sedangkan rata-rata
“pintu
intensitas nyeri setelah dilakukan
nyeri
terhambat
akan
dihambat
gerbang”
mengakibatkan
dithalamus
stimulasi
yang
rata-rata
pasien
sesudah
post
dengan
Post
operasi
Operasi
teknik relaksasi genggam jari adalah
menuju korteks serebri terhambat
3,34.
sehingga intensitas nyeri berkurang
intensitas nyeri sebelum dan sesudah
untuk kedua kalinya (liana, 2008).
Maka
dapat
disimpulkan
dilakukan teknik relaksasi genggam
sehingga sumbatan di jalur energi
jari terhadap intensitas nyeri.
menjadi lancar (liana, 2008).
Di
setiap
merupakan
ujung
saluran
jari
kita
Dilihat dari perubahan yang
masuk
dan
terjadi, sebelum dilakukan teknik
keluarnya energi atau dalam istilah
relaksasi
genggam
ilmu Akupunktur disebut miridian
seluruh
pasien
(energy channel) yang berhubungan
herniorraphy mempunya intensitas
dengan organ-organ di dalam tubuh
nyeri
kita serta dan emosi yang berkaitan.
menyusahkan, sedangkan sesudah
Perasaan yang tidak seimbang, misal
dilakukan teknik relaksasi genggam
sedih, takut, marah yang berlebihan
jari hampir seluruh pasien post
bisa menyumbat atau menghambat
operasi
aliran energi, yang mengakibatkan
intensitas
rasa nyeri atau perasaan sesak serta
menggangu. Saat penelitian pasien
tidak
kita.
post operasi sangat senang karena
Menggenggam jari diiringi menarik
dibantu untuk menurunkan nyeri
napas
serta
nyaman
di
tubuh
dalam-dalam
mengurangi
dan
dapat
sangat
jari post
operasi
hebat
herniorraphy
sampai
mengalami
menyusahkan
merasa
hampir
nyaman
hingga
setelah
menyembuhkan
dilakukan teknik relaksasi genggam
ketegangan fisik dan emosi, karena
jari. Hasil yang diperoleh terjadi
genggaman
penurunan
pada
jari
akan
intensitas
nyeri
pada
menghangatkan titik-titik keluar dan
pasien post operasi herniorraphy di
masuknya energi pada meredian yang
RSUD Majalaya sesudah dilakukan
terletak
teknik relaksasi genggam jari.
pada
jari
tangan
kita,
dan
KESIMPULAN DAN SARAN
jari.
dilakukan tentang pengaruh teknik genggam jari terhadap
intensitas
nyeri
RSUD
Majalaya
herniorraphy
di
dilakukan
teknik relaksasi genggam
Berdasarkan penelitian yang telah
relaksasi
sesudah
Saran Bagi Profesi Keperawatan
Kabupaten Diharapkan penelitian ini bisa di
Bandung, disimpulkan bahwa:
aplikasian dan dimasukan dalam SOP 1. Hampir intensitas
seluruhnya nyeri
sebelum
untuk mengurangi rasa nyeri pada klien post operasi.
dilakukan teknik relaksasi genggam
jari
termasuk
kedalam kategori nyeri 7-8. 2. Sebagian nyeri
besar yang
intensitas dialami
Bagi RSUD Majalaya Diharapkan penelitian ini di jadikan salah satu referensi untuk dimasukan kedalam
SOP
untuk
responden setelah diberikan
penanganan
terknik relaksasi genggam
oprasi yang mengalami nyeri.
jari
termasuk
kekategori
nyeri 3-4.
dengan
post
Penelitian Selanjutnya Bagi peneliti lain hendaknya dapat
3. Terdapat Pengaruh intensitas nyeri
pasien
tindakan
pada
pasien
herniorraphy antara sebelum
melanjutkan penelitian ini dengan sampel yang lebih banyak dan waktu penelitian yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA Agustin, Widi K E. 2012. Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Perubahan Nyeri Pada Pasien Dengan Post Oprasi Apendiktomi Di Eka Hospital BSD. digilib.esaunggul.ac.id/publi c/UEU-Undergraduate-3210LAMPIRAN.pdf diakses pada tanggal25 Maret 2016. Bruner
and
Suddart.
2015.
Keperawatan Medikal Bedah Volume 2, EGC, Jakarta. Handayani, S. 2014. Pemberian Teknik Relaksasi Genggam jari Terhadap Penurunan intensitas Nyeri Pada Asuhan Keperawatan Ny.M dengan Post Lumfektomi Fibrinoma Mamae Dekstra Di Bangsal Kanthil RSUD Karang Anyar.digilib.stikeskusumah usada.ac.id/download.php?id =919. Diaksespadatanggal 10 April 2016. IinPinandita, EryPurwanti, BambangUtoyo, 2012. Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Laparatomi http://ejournal. Stikesmuhgombong .ac. id/i ndex. php/
JIKK/article/view/66. diakses pada tanggal 10 April 2015 Iriyanto, K. 2015. Berbagai Macam Bandung: Alfabeta
Memahami Penyakit.
Johnson,Ruthdan Wendi Taylor, 2008. Praktek kebidanan. Jakarta: ECG Mansjoer, Arif, et al. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 jilidII. Media Aeusculapius. Jakarta. Mari’fah, Roudatul A. 2012. Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Perubahan Skala Nyeri Pada Pasien Post Oprasi Sectio Caesarea Di RSUD PROF. DR. Margono SoeKardjo Purwakerto. download. portalgaruda. org/ article.php?...PENGARUH% 20TEKNIK%20RELAKSAS I... Diakses pada tanggal 10 April 2015. Potter, P.A, Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4. Volume 2. Alih Bahasa: Renata Komalasari, dkk. Jakarta:EGC Solehati&Kosasih. 2015. Konsep & Aplikasi Relaksasi dalam Maternitas. Bandung: Refika Aditama Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif
Dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Smeltzer and Bare. 2008. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Uliyah,
Musrifatul dan A.AzizAlimul Hidayat, 2006. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Liana, E. (2008). TeknikRelaksasi :Genggam Jari untuk Keseimbangan Emosi. Diakses 21 april 2016 dari http://www. pembelajar.com/teknikrelaksasi genggam-jariuntuk-keseimbangan-emosi Jam 20.22 WIB Wilkinsin, J.M, 2008, Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, EGC, Jakarta