Julianto Sihombing

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Julianto Sihombing as PDF for free.

More details

  • Words: 4,424
  • Pages: 44
PERANAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) KOTA MEDAN

Disusun Oleh ; JULIANTO SIHOMBING 25090034 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBINAAN MASYARAKAT INDONESIA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi oleh komunikator kepada komunikan. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses dua arah. Komunikasi juga harus mengandung pembagian ide, pikiran, fakta atau pendapat. Komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Tanpa adanya kesamaan makna antara kedua aktor komunikasi, yakni komunikator dan komunikan atau dengan kata lain apabila komunikan tidak mengerti makna yang disampaian komunikator maka komunikasi tidak akan terjadi Suatu organisasi tidak akan dapat melaksanakan fungsinya tanpa adanya komunikasi. Komunikasi mengikat setiap anggota dalam organisasi untuk bertindak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mendorong terjadinya kegiatan organisasi inilah maka harus ada komunikasi diantara para anggota

Adapun tujuan utama komunikasi dalam pekerjaan atau organisasi adalah untuk memudahkan, melaksanakan dan melancarkan jalannya organisasi. Hal ini merupakan tugas dari pimpinan sebagai manajemen puncak dalam suatu organisasi untuk mengupayakan terciptanya komunikasi yang efektif dan efisien. Melalui penggunaan komunikasi yang efektif ini maka produkitivitas kerja dapat semakin ditingkatkan dan tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Dari hal tersebut diatas, kita dapat melihat betapa pentingnya peranan komunikasi yang efektif dalam suatu perusahaan khususnya dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk membahasnya dan memilih judul peranan komunikasi yang efektif dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan, dan yang menjadi objek penelitian adalah kantor Pemerintah Kota Medan

B. PERUMUSAN MASALAH Penelitian ini dilakukan untuk membahas “ Seberapa besarkah pengaruh komunikasi yang efektif untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai pada badan kepegawaian daerah kota Medan.?

C. HIPOTESA Hipotesa adalah jawaban sementara yang kebenarannya harus dibuktikan. Jawaban sementara ini menjadi titik tolak dalam mengadakan penelitian selanjutnya. Dengan hipotesis ini, peneliti akan lebih terarah sehingga diharapkan mampu mencapai sasaran yang diinginkan. Dalam hal ini penulis akan mengemukakan hipotesis atas permasalahan yang ada, yaitu bahwa ” komunikasi yang efektif sangat berpengaruh dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai pada badan kepegawaian daerah kota Medan”

D.

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penulisan proposal ini antara lain ; 1. Untuk mengetahui secara langsung seberapa besar pengaruh komunikasi yang efektif untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai pada badan kepegawaian daerah kota Medan. 2. Sebagai syarat bagi seorang mahasiswa dala memperoleh gelar kesarjanaan ekonomi. 3. Berguna untuk mengembangkan serta menerapkan pengetahuan yang dimiliki penulis dalam bidang yang diteliti, baik secara teoritis maupun pelaksanaannya secara langsung dilapangan.

E.

MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penulisan proposal ini antara lain ; 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam menentukan kebijaksanaan selanjutnya demi tercapainya tujuan organisasi dengan cara yang lebih efektif dan efisien. 2. Sebagai bahan acuan/referensi bagi peneliti berikutnya yang tertarik dalam usaha pencarian metode yang lebih baik pada sebuah instansi. 3. Bagi penulis sendiri penelitian ini bermanfaat sebagai penambah pemahaman dan penerapan materi disiplin ilmu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

PENGERTIAN KOMUNIKASI

Istilah komunikasi berasal bahasa latin, yaitu dari kata Communicate, yang berarti sama. Jadi, apabila kita akan mengadakan komunikasi dengan pihak lain, maka kita ahrus menentukan terlebih dahulu suatu sasaran sebagai dasar untuk memperoleh pengertian yang sama. Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok, dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari komunikasi adalah bahagian dari kehidupan itu sendiri. Sejak dilahirkan kedua ini manusia sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis pertama saat ia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi. Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan saling pengertian sesama anggota masyarakat. Dalam hal ini faktor komunikasi memainkan peranan yang penting, terutama bagi manusia modern. Manusia modern yaitu manusia yang cara berfikirnya tidak spekulatif tetapi berdasarkan logika dan rasional dalam melaksanakan segala kegiatan aktivitasnya.

Kegiatan dan aktivitasnya itu akan terselenggara dengan baik melalui proses komunikasi antar manusia. Untuk keberhasilan suatu komunikasi kita harus mengetahui dan mempelajari unsur-unsur apa saja yang terkandung dalam proses komunikasi. Minimal unsur-unsur yang diperlukan dalam proses komunikasi itu adalah sumber (pembicara), pesan (message), saluran (channel,media) dan penerima (receiver, audience). Komunikasi juga merupakan cara penyampaian gagasan, fakta, pikiran, perasaan, dan nilai kepada orang lain. Komunikasi adalah jembatan arti diantara orang-orang sehingga mereka dapat membagikan hal-hal yang mereka rasakan dan ketahui. Dengan menggunakan jembatan ini, seseorang dapat terhindar dari kesalah pahaman. Sehingga dalam proses komunikasi paling sedikit harus melibatkan dua orang yakni pengirim (sender) dan penerima (receiver)

Satu orang saja tidak dapat berkomunikasi. Adanya satu penerima atau lebih dapat melengkapi tindakan berkomunikasi itu. Karena pada dasarnya komunikasi merupakan suatu proses dua arah. Komunikasi tidak hanya berupa memberitahukan dan mendengarkan saja. Komunikasi harus mengandung pembagian ide, pikiran, fakta atau pendapat. Namun seringkali karena kurang pengertian dalam penerimaan serta banyak sekali kekacauan dan perselisihan pendapat yang diakibatkannya merupakan bukti nyata bahwa isyarat-isyarat yang diberikan tidak diterima dalam bentuk yang diinginkan oleh pengirim. Apabila tidak seorangpun yang mendengarkan atau tidak seorangpun yang mengerti apa yang dikatakan atau ditulism ,maka disana tidak ada komunikasi. Komunikasi adalah apa yang dipahami penerima, bukan apa yang dikatakan pengirim

Ada terdapat banyak pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Fsrdale, dalam buku ”Komunikasi Organisasi” yang diterjemahkan oleh Dr. Aini Muhammad, pengertian komunikasi adalah sebagai berikut; ”Suatu proses menimbulkan signal menurut aturan tertentu dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara dan diubah” (Dr. Aini Muhammad, 2005, hal 2 ) Menurut Edward Depari, Ph.D. Yang dikutip oleh Drs. A.W. Widjaja dalam buku ”Komunikasi” memberikan pengertian komunikasi adalah sebagai berikut; ”Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, pesan yang disampaikan melalui lambang penyampaian pesan (source, communicator, sender) ditujukan pada penerima pesan (receiver, communicator, atau audience) dengan maksud mencapai kebersamaan (commonness)” (Drs. A.W. Widjaja, 2007, hal 2)

Dalam proses komunikasi kebersamaan tersebut diusahakan melalui tukar-menukar pendapat, penyampaian informasi ataupun perubahan perilaku/sikap. Pada hakekatnya setiap proses komunikasi, baik itu proses komunikasi atar pribadi (interpersonal communication) senantiasa ada empat unsur atau komponen seperti tersebut diatas. Unsur dan komponen itu masih dapat ditambah dua unsuratau komponen lagi yakni effects (pengaruh) dan feedback (umpan balik) Menurut Terry dan Fraklin, dalam buku ”Principles of Management” yang diterjemahkan oleh J. Smith D.F.M., menyatakan pengertian komunikasi adalah sebagai berikut; ”Komunikasi adalah seni mengembangkan dan pendapat pengertian diantara orang-orang. Komunikasi adalah proses menukar informasi dan perasaan diantara dua orang atau lebih, dan penting bagi manajemen yang efektif.” (J.Smith D.F.M, 2005, hal 168)

Menurut Brent D. Ruben, yang dikutip oleh Dr. Aini Muhammad dalam buku “Komunikasi Organisasi” menyatakan pengertian komunikasi adalah sebagai berikut ; ”Komunikasi manusia melalui proses mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain.” (Dr.Aini Muhammad, 2005, hal 2) William J. Seller, yang dikutip oleh Dr. Aini Muhammad dalam buku “Komunikasi Organisasi” menyatakan pengertian komunikasi adalah sebagai berikut; ”Proses dengan mana simbol verbal dan non verbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.” (Dr. Aini Muhammad, 2005, hal 3) Berdasarkan beberapa defenisi diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tanpa adanya saling mempengaruhi dan mengadakan komunikasi, seorang manajer tidak dapat melaksanakan funngsinya secara efektif.

B.

BENTUK KOMUNIKASI Menurut bentuknya komunikasi terdiri dari • Komunikasi Verbal Komunikasi verbal berarti merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (wirtten) dan lisan (oral) dengan mengirimkan sesuatu kepada orang lain atau menelepon orang lain, berbincang-bincang dengan orang lain, Mempresentasikan makalah dalam suatu acara seminar, membaca surat kabar, majalah, mendengarkan radio, menonton televisi dan sejenisnya. Meskipun seseorang dapat mengungkapkan sesuatu secara nonverbal (tidak melalui tulisan ataupun lisan), ia tetap membubuhkan komunikasi verbal, misalnya bila hendak membahas masa lalu, ide atau abtraksi. Hal-hal diatas tidak dapat diungkapkan melalui kata-kata yang disusun dalam pola yang berarti, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan (pidato). Melalui komunikasi lisan atau tulsian, diharapkan orang akan memahami apa yang disampaikan pembicara atau penulis. Penyampaian suatu pesan melalui tulsian atau lisan tentu memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan membaca atau mendengarkan apa yang telah diungkapkan. Untuk pesan-pesan, seseorang dapat menggunakan tulisan atau ucapan (lisan). Sedangkan untuk menerima pesan-pesan seseorang dapat menggunakan pendengaran dan bacaan.

a. Berbicara dan Menulis Pada umumnya untuk mengirimkan pesan-pesan bisnis, orang lebih senang berbicara (speaking) dari pada menulis (writing). Alasannya, karena lebih praktis, penyampaian pesan bisnis dengan tulisan relatif jarang. Meskipun demikian bukan berarti tidak penting karena tidak semua hal bisa disampaikan secara lisan. b. Membaca dan Mendengarkan Meskipun buku ini lebih menekankan bentuk komunikasi tulisan daripada lisan, perlu diingat bahwa komunikasi yang efektif merupakan komunikasi dua arah. Orang-orang yang terlibat dalam dunia bisnis cenderung lebih suka memperoleh atau mendapatkan informasi daripada menyampaikannya. Untuk melakukan hal tersebut mereka memerlukan keterampilan mendengar dan membaca. Sambil melakukan penyaringan atau informasi, seseorang harus dapat memutuskan mana informasi yang terpenting dan mana informasi yang tidak penting. Suatu pendekatan yang dapat dilakukan adalah mencari ide pokok dan ide-ide pendukung secara rinci, jadi untuk dapat menyerap informasi seseorang harus dapat berkonsentrasi pada apa yang sedang dibaca atau didengar.

Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi yang paling umum yakni berupa perintah-perintah, instruksi-instruksi, permintaan-permintaan, penyampaian informasi dan sebagainya melalui pembicaraan antar dua orang atauy lebih. Komunikasi tatap muka ini memiliki beebrapa kelebihan, yakni komunikator dapat mengetahui apakah penerima pesan sudah mengerti pesan yang disampaikan. Dengan demikian kecerdasan dan pengetahuan umum dari penerima mengenai pokok persoalan akan menentukan gaya atau cara penyampaian suatu pesan. Disamping itu juga dengan menggunakan komunikasi tatap muka peenrima dapat meminta penjelasan secara langsung dari komunikator apabila diperlukan. Dengan demikian, pada akhirnya komunikator dapat merasa puas karena instruksi yang disampaikannya dapat dipahami dengan baik. Apabila kontak itu dalam bentuk diskusi, maka masingmasing peserta dapat memberikan pendapat sekiranya diperlukan untuk mencapai suatu keputusan.

Wawancara merupakan suatu pelaksanaan dua arah karena kedua pihak membuat pertanyaan-pertanyaan. Wawancara sering dilakukan pada saat mewawancarai calon pegawai, wawancara untuk promosi, wawancara disipliner, pembicaraan mengenai masalah-masalah perusahaan dan masalah-masalah pribadi, dan sebagainya. Maksud utama wawancara adalah untuk mendapatkan dan memberikan informasi dan untuk mengadakan penilaian perseorangan. Ada beberapa prinsip yang hendaknya diterapkan dalam pelaksanaan wawancara, yakni dalam hal perginterview, suasana, inmformasi dan pembuatan catatan. Perginterview hendaknya mengatur pembicaraan tetapi tidak menguasai pembicaraan. Sedapat-dapatnya suasana wawancara adalah bersifat santai. Tujuan hendaknya jangan digunakan hanya untuk menanyai orang yang diinterview tetapi juga mengizinkan kedua pihak menentukan hal-hal yang pokok. Apabila perlu, orang-orang yang diinterview sebaiknya ”didesak” untuk pembicara. Penginterview hendaknya menyediakan semua data yang diperlukan. Apabila wawancara adalah dalam hal penyusunan tenaga kerja, maka perincian perseorangan tentang oarang yang diinterview haruslah tersedia.

2.

Komunikasi Nonverbal

Bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi nonverbal. Menurut teori antropologi sebelum manusia menggunakan kata-kata, mereka telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh atau lebih dikenal dengan bahasa isyarat (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Berikut ini adalah contoh beberapa perilaku yang menunjukkan komunikasi nonverbal. 1. Menggigit gigi sendiri untuk menunjukkan kemarahan 2. Tersenyum dan berjabat tangan dengan orang lain untuk mewujudkan rasa senang, simpati, dan penghormatan 3. Membuang muka untuk menunjukkan sikap tidak senang terhadap orang lain 4. Menggeleng-gelengkan kepala untuk menunjukkan sikap menolak 5. Menganggukkan kepala sebagai tanda setuju atau ok

Pendek kata dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan tentang berbagai macam perasaan orang, baik rasa senang, benci, suka dan berbagai macam perasaan yang lain Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi verbal dalam hal penyampaian pesan. Pada komunikasi nonverbal pesan disampaikan secara spontan. Pada umumnya, sebelum menyampaikan sesuatu secara verbal, seseorang sudahlah memiliki suatu rencana tentang apa yang ingin dikatakan. Contoh yang paling sederhana adalah mengerut dahi, atau mengedipkan mata secara tidak sengaja atau sengaja. Hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang bersifat alami (natural) dan tidak pernah direncanakan sebelumnya.

a.

Pentingnya komunikasi nonverbal

Komunikasi nonerbal sering tidak terencana atau kurang terstruktur. Namun komunikasi nonverbal mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada komunikasi verbal. Isyarat-isyarat komunikasi nonverbal sangat penting terutama untuk menyampaikan perasaan dan emosi. Kebaikan dari komunikasi nonverbal adalah kesahihannya (reliabilitas). Hal ini berkaitan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat. Dengan memperhatikan isyarat nonverbal seseorang dapat mendeteksi kecurangan atau menegaskan kejujuran pembicara. Komunikasi noverbal penting artinya dari pengirim dan penerima pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang dan pihak audience juga dapat menangkap artinya dengan cepat

b. Tujuan komunikasi nonverbal Tujuan komunikasi nonverbal menurut Jhon V.Thil dan Couttland Boove dalam buku ”Excellence In Bussines Communications” yang diterjemahkan oleh Drs. Djoko Purwanto, MBA. Mennyatakan bahwa komunikasi nonverbal mempunyai enam tujuan, yaitu ; 1. 2. 3. 4.

Menyediakan/memberikan informasi Mengatur alur suatu percakapan Mengekspresikan emosi memberikan sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan pesanpesan verbal 5. Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain 6. Mempermudah tugas-tugas khusus.

Menurut Wlliam C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty yang dikutip oleh Drs. Moekijat dalam buku ”Teori Komunikasi” komunikasi nonverbal berarti ”tanpa penggunaan kata-kata” orang tak henti-hentinya menyampaikan pesan nonverbal melalui gerakan badan,l penampilan, bau parfum, pakaian, ekspresi wajah, barang-barang perhiasan, mobil dan bermacam-macam simbol isyarat dan perilaku lain. Kita dapat mengadakan komunkasi dengan banyak cara yang berlainan. Apa yang kita katakan dapat kita perkuat dengan komunikasi nonverbal, seperti ekspresi wajah, dan gerak isyarat badan. Komunikasi nonverbal diharapkan dapat membantu komunikasi verbal, akan tetapi hal ini tidak selalu demikian, misalnya seseorang manejer otokratik memukul-mukul meja dengan kepalan tangannya, demikian pula dengan manajer yang mengatakan bahwa ia mempunyai kebijaksanaan pintu terbuka, tetapi sekretarisnya menyaring dengan cermat orang-orang yang ingin bertemu dengannya, jelasnya membantu atau membantah komunikasi lisan, memberikan reaksi terhadap pendapat yang mengatakan bahwa ”tindakan-tindakan sering berbicara lebih keras daripada kata-kata” misalnya, seorang supervisor, sering mengatakan bahwa ia memerlukan saran-saran dari pegawai

Bagian komunikasi nonverbal lainnya adalah bahasa badan, yang merupakan komunikasi oleh gerakan badan selama komunikasi tatap muka, ada banyak gerakan yang tidak kentara yang dilakukan oleh orang-orang apabila mereka berbicara satu sama lain, misalnya senyuman, kerut dahi, gerak mata, berjabatan tangan dengan sangat keras dan masih banyak gerakan badan lainnya yang mengkomunikasikan kepada orang lain. Berjabat tangan dengan sangat lemah dapat berarti sedang berada dalam kesusahan. Semua pegawai perlu menyadari bagaimana gerakan badan dapat digunakan untuk berkomunikasi sehingga mereka dapat menafsirkan gerakan ini secara efektif. Sesuatu yang dilakukan oleh seseorang adalah suatu komunikasi Komunikasi nonverbal adalah sesuatu yang lain daripada kata-katanya sendiri yang mengkomunikasikan atau mempengaruhi pesan yang terkandung dalam kata-kata.

Menurut Rosenblatt dan kawan-kawan, yang dikutip oleh drs. Moekijat dalam bukunya ”Teori komunikasi” bahwa untuk menjadi seorang pembaca bahasa badan yang baik dituntut untuk mempertajam kemampuannnya dalam observasi dan persepsi. Observasi adalah suatu bentuk membaca kode, dan kemampuan kita dalam bidang ini dapat ditingkatkan melalui tiga faktor yakni pendidikan, kesadaran dan kebutuhan. Pendidikan dan kesadaran dalah saling berhubungan. Melalui pendidikan seseorang mengetahui banyak hal. Dengan kata lain, seseorang mengetahui apa yang harus dicari, oleh karena itu seseorang mempunyai kemungkinan yang lebih banyak untuk mengobservasi, untuk tetap waspada dan untuk menggali peristiwa komunikasi tertentu menjadi kenyataan. Sesorang harus berusaha mengambil pesan dari komunikasi verbal dan nonverbal yang sama bagi pembuat kode dan pembaca kode. Sambil mengkodekan pesan, seseorang harus membaca kode bahasa badan dari pembuat kode.

C.

PROSES KOMUNIKASI

Menurut William C. Himstreet dan Wayne Murlyn Baty dalam bukunya yang berjudul ”Business Comunications Principles and methods” dikatakan bahwa Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antara individu-individu melalui suatu sistem biasa, baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan. (William C. Histreet dan Wayne Murlin Baty, 2006, Hal 8.) Menurut Courtland L. Bovee dan Jhon V. Thil, yang dikutip oleh Djoko Purwanto, proses komunikasi dapat dibagi menjadi lima tahap yaitu ; 1. 2. 3. 4. 5.

Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan Ide diubah menjadi suatu pesan Pemindahan pesan Penerima menerima pesan Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan-balik kepada pengirim. (Drs. Djoko Purwanto, 2007, hal 8)

Dari pengertian komunikasi sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, tampak adanya sejumlah komponen dan unsur yang dicakup dan merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Menurut Drs. A. W. Widjaja dalam buku ”komunikasi” komponen atau unsur yang terdapat dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut ; 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Source (sumber) Communicator (penyampai pesan) Message (pesan) Channel (saluran) Communican (penerima pesan) Effect (hasil). (Drs. A.W. Widjaja, 2007, Hal 11)

D.

PERANAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Manajemen sering mempunyai tidak efektifnya komunikasi, padahal komunikasi yang efektif adalah penting bagi manajer, paling tidak untuk dua alasan. Pertama , komunikasi adalah proses melalui mana fungsi manjemen perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, dapat dicapai. Kedua, komunikasi adalah kegiatan untuk para manajer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka Teori manajemen modern memberikan tanggung jawab yang berat pada komunikasi dalam organisasi kerja. Komunikasi mengikat orang-orang dari suatu organisasi. Melalui komunikasi mereka dapat memperoleh sudut pandang dan pengertian yang umum dan bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Komunikasi memberi informasi kepada mereka tentang tugas yang berubah dan kemajuan serta suksesnya organisasi. Melalui komunikasi mereka dibantu untuk memahami dan memelihara kekuasaan dan susunan status yang memuaskan

Proses komunikasi memungkinkan para manajer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada para manajer agar mereka mempunyai dasar perencanaan, rencana-rencana harus dikomunikasikan kepada pihak lain agar dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang penugasan jabatan mereka. Pengarahan mengharuskan manajer-manajer untuk dengan bawahan agar tujuan organisasi dapat tercapai. Komunikasi lisan dan tertulis adalah bagian asensi pengawasan. Jadi manajer dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen mereka hanya melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain. Dismping itu, bagian terbesar dari waktu manajerial dicurahkan untuk kegiatan komunikasi. Jarang manajer hanya bekerja dibalik meja kerjanya sendiri, tetapi kebanyakan waktunya dihabiskan untuk berkomunikasi baik tatap muka ataupun melalui telepon dengan bawahan, ataupun rekan sejawatnya. Manajer juga banyak melakukan penulisan/pembuatan memo, surat dan laporan-laporan ataupun membaca surat dan laporan-laporan yang dikirim kepadanya.

E.

PENGERTIAN PRODUKTIVITAS

Pentingnya arti produktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan nasional telah disadari secara universal. Tidak ada jenis kegiatan manusia yang tidak mendapat keuntungan dari produktivitas yang ditingkatkan sebagai kekuatan untuk menghasilkan lebih banyak barang-barang maupun jasa. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam produksi barang-barang atau jasa-jasa dengan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barnag-barang. Arum Manoppa Mizra dalam buku Personal Management yang dikutip oleh Moekijat, mendefenisikan produktivitas sebagai ” Perbandingan jumlah keluaran (output) tertentu dengan jumlah masukan (input) tertentu untuk suatu jangka waktu tertentu” (Moekijat, 2005 hal 248) Selanjutnya Winardi, dalam buku kamus ekonomi mendefenisikan produktivitas sebagaisebgai berikut ” Jumlah hasil yang dicapai seseorang pekerja atau unit faktor produksi lain dalam jangka waktu tertentu, atau jumlah yang dihasilkan setiap pekerja dalam jangka waktu tertentu. ” (Winardi, 2006, hal 392)

Menurut L. Greenberg, yang dikutip oleh Drs. Muchdarsyah Sinungan dalam buku ”Produktivitas apa dan bagaimana” mendefenisikan produktivitas sebagai perbandingan antar totalitas pengeluaran dan waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tertentu. (Drs. Muchdarsyah Sinungan, 2007, hal 12) Dalam setiap usaha perorangan ataupun tidak, selalu ada upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawannya, sekalipun motif yang digunakan mungkin berbeda, hal ini tergantung kepada sumber-sumber ekonomi yang terdapat pada perusahaan/organisasi untuk mengarahkan secara efektif dimana memerlukan suatu keterampilan organisatoris dan tekhnis, sehingga hasil yang diperoleh seimbang dengan masukan yang diolah. Pimpinan yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup perusahaan senantiasa memperhatikan tenaga kerja, bagaimana sumber dari produktivitas organisasi perusahaan adalah tergantung pada produktivitas manusianya.

Dari beberapa referensi yang disebutkan diatas, produktivitas dapat kita kelompokkan menjadi tiga, yaitu ; 1. Rumusan tradisional bagi seluruh produktivitas tidak lain adalah ratio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan (input) 2. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini. 3. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial, yakni ; investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan tekhnologi serta riset, manajemen dan tenaga kerja. Berdasarkan defenisi-defenisi diatas maka produktivitas kerja karyawan dapat disimpulkan sebagai suatu kemampuan tenaga kerja baik hasil itu secara fisik maupun jasa. Agar mental dalam menghasilkan barang-barang maupun jasajasa lebih baik maka produktivitas kerja karyawan tidak terlepas dari ; pendidikan, disiplin, motivasi, sikap serta etika, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, sarana produksi, manajemen dan kesempatan untuk berprestasi.

F.

PERANAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA

Komunikasi yang efektif mengandung pengiriman dan penerimaan informasi yang cermat, pengertian pesan yang mendalam oleh kedua belah pihak dan pengambilan tindakan yang tepat terhadap penyelesaian pertukaran informasi. Seorang manajer harus selalu mempertimbangkan biaya dan akibat dari komunikasi yang efisien dan efektif dalam pemilihan dan penggunaan saluran-saluran organisasi komunikasi formal atau informal guna menambah sebanyak-banyaknya pelaksanaan pekerjaan perusahaan dan pertumbuhan serta pengembangan pegawai. Menurut Pitfield, yang dikutip oleh Drs. Moekijat dalam buku teori komunikasi mengatakan bahwa ”Komunikasi yang efektif berarti bahwa maksud dan tujuan yang terkandung dalam komunikasi disampaikan dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti sepenuhnya oleh sipenerima ; harus ada suatu ketetapan pikiran oleh kedua belah pihak” (Drs. Moekijat, 2005, hal 146)

Menurut Stoner dan Wankel, yang dikutip oleh Drs. Moekijat dalam bukunya teori komunikasi mengatakan bahwa ” Komunikasi yang efektif adalah yang penting bagi para manajer karena dua alasan. Pertama, komunikasi merupakan proses yang digunakan untuk melaksanakan fungsi-fungsi maanjemen; perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan. Kedua, komunikasi merupakan kegiatan untuk mana manajer meluangkan sebahagian besar waktunya” (Drs. Moekijat, 2005, hal 11) Untuk terjadinya suatu organisasi diperlukan adanya pengaruh timbal balik atau komunikasi, karena dengan komunikasi kita dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan kita dalam menjalankan tugas yang diberikan perusahaan. Singkatnya, ada hubungan yang langsung antara komunikasi dengan produktivitas. Karyawan akan bekerja lebih efektif dengan adanya komunikasi yang baik dengan manajer ataupun sesama karyawan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Adapun Objek yang akan diteliti penulis adalah Badan kepegawaian daerah Kota Medan dengan judul peranan komunikasi yang efektif dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan, pada Badan kepegawaian daerah Kota Medan 1. Variabel-Variabel Penelitian. Variabel-variabel penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel dari suatu factor berkaitan dengan variabel faktor lainnya. Defenisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur untuk mengetahui baik buruknya pengukuran dalam suatu penelitian. Pada proposal ini yang menjadi fokus objek penelitian adalah komunikasi yang efektif sebagai variabel bebas (variabel X) dan produktivitas pegawai sebagai variabel terikat (variabel Y)

Adapun yang menjadi alasan penulis menentukan kedua variabel diatas adalah ; 1. Komunikasi yang efektif sebagai variabel bebas (variabel X), dimana komunikasi adalah media yang sering digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan semakin efektif komunikasi yang digunakan maka semakin tinggi produktivitas pegawai dalam melaksanakan tanggung jawabnya. 2. Produktivitas pegawai sebagai variabel terikat (variabel Y), dimana produktivitas adalah tolak ukur yang digunkan suatu instansi untuk menilai kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Indikator-indikator untuk mengukur komunikasi yang efektif antara lain adalah ; 1. sarana 2. wibawa manejer 3. materi 4. sasaran 5. pembagian kerja

Indikator-indikator untuk mengukur produktivitas pegawai antara lain adalah ; 1. kerjasama 2. kualitas kerja 3. kuantitas kerja 4. tanggung jawab 5. ketepatan waktu dan kehadiran Indikator dari kedua variabel penelitian tersebut adalah sebagai berikut ; Indikator Penelitian Variabel X

Variabel Y

1

Sarana

1

Kerja sama

2

Wibawa manajer

2

Kualitas kerja

3

Materi

3

Kuantitas kerja

4

Sasaran

4

Tanggung jawab

5

Pembagian kerja

5

Ketepatan waktu dan kehadiran

Tabel 1.1 Indikator variabel penelitian

2.

Alat Ukur Penelitian.

Pengukuran merupakan pemberian angka-angka terhadap benda atau peristiwa dengan kaidah tertentu (Husein, 2005 ; 43) Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal, yaitu data diurutkan dari tingkat yang paling tinggi ketingkat yang paling rendah. Kaidah nilai bobot yang digunakan untuk tiap jawaban adalah ; Sangat sering Sering = Kadang-kadang Tidak pernah

= 3 = =

4 2 1

Nilai bobot tersebut diberikan untuk tiap jawaban dari seluruh pertanyaan yang akan penulis ajukan kepada responden melalui pengisian kuesioner

penlitian.

Dari

nilai

bobot

yang

diberikan

mengelompokkan data dalam empat interval penelitian yaitu ; Kategori tidak baik = Kategori kurang baik Kategori baik Kategori sangat baik

10 – 17 =

=

18 – 25 26 – 32

=

33 – 40

penulis

akan

3. Populasi dan sampel. a.

Populasi

Menurut Kuncoro, (2003 ; 103) Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap dan biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap dan staf pada kantor badan kepegawaian daerah Kota Medan yang berjumlah 55 orang b.

Sampel

Menurut Suharsimi A. (2006 ; 135) “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti” Karena jumlah populasi yang akan diteliti kurang dari 100 orang, maka jumlah sampel yang akan diteliti adalah 50 orang sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.

B.

METODE PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA

Dalam penyusunan laporan skripsi metode yang akan digunakan penulis dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut; 1. Field Research Field Research ini dibagi dalam tiga bagian yakni ; a. Observasi Yakni dengan mengamati secara langsung proses komunikasi dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan. b. Interview Yakni dengan melakukan interview dengan beberapa orang karyawan mengenai pelaksanaan komunikasi dalam perusahaan c.

Questioner Yakni dengan mengajukan pertanyaan dalam bentuk tertulis kepada beberapa orang karyawan, sehubungan dengan pelaksanaan komunikasi dalam perusahaan.

2. Library Research Yakni dengan memncari data-data yang diperlukan dari buku-buku penuntun yang ada di perpustakaan. Dan buku-buku tersebut merupakan referensi bagi penulis dalam menyusun skripsi nantinya Penelitian yang dimaksud berguna sebagai pedoman dalam menyusun skripsi nantiya, layaklah segala yang bersifat data akan diperbandingkan dengan daftar buku-buku ilmiah dengan bahan perkuliahan perlu menjadi bahan pertimbangan. C.

METODE ANALISIS

Sesuai dengan permasalahan dan hipotesa yang telah diuraikan, maka tekhnik analisa data yang digunakan adalah sebagai berikut 1.

Metode analisa deskriptif Melalui metode ini data dikumpulkan, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diintegrasikan sehingga menjadi gambaran yang jelas dan terarah mengenai masalah yang diteliti.

2.

Metode analisa kumulatif Metode ini adalah menggambarkan statistik guna mengetahui hubungan koordinasi dalam meningkatkan produktivitas kerja. Analisa data dilakukan dengan cara menginterprestasikan data penyebaran angket, yang menggunakan koefisien korelasi. Menurut Arikunto (2004 ; 243), metode koefisien korelasi produk moment berguna untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Jadi tidak mempersoalkan apakah suatu variabel tertentu tergantung kepada variabel lainnya.

rxy =

n.∑ xy − ( ∑ x )( ∑ y )

{n.( ∑ x ) − ( ∑ x) }{n.( ∑ y ) − ( ∑ y ) }

Keterangan

2

2

2

r ; koefisien korelasi antara x dan y x ; skor/nilai variabel bebas y ; skor/nilai variabel terikat n ; jumlah sample

2

Selanjutnya dilakukan uji t-tabel untuk mengetahui signifikan tidaknya hubungan variabel X dan Y dengan rumus sebagai berikut ;

t=

rxy n − 2 1 − rx 2 y

sumber ; Husein (2005 ; 134) Misalkan besar sampel n = 50 dan r = 0,67. statistik hitung berdasarkan rumus adalah sebagai berikut;

t=

0,67 (50 − 2) (1 − 0,67 2 )

4,64 t= = 8,43 0,55

Statistik tabel ; dengan dk = n-2 = 48 dan α = 0,025 (tes dua pihak) maka nilai t tabel adalah 2, 09 H0 ; p = 0 HI ; p ≠ 0

Dimana ; H0 = komunikasi yang efektif berpengaruh terhadap produktivitas pegawai HI = komunikasi yang efektif tidak berpengaruh terhadap produktivitas pegawai Keputusan ; Oleh karena t hitung ≥ t tabel maka HO ditolak dan HI diterima D. JANGKA WAKTU PENELITIAN Untuk memperoleh data yang diperlukan maka penulis merencanakan melakukan penelitian di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan. Selama + 3 minggu

Terima Kasih

Related Documents