Jenis, Hirarki dan Materi Perundangundangan
Pokok Bahasan
Fungsi Perundang-undangan Jenis Perundang-undangan Hirarki
Fungsi Perundangundangan
Jaminan Perlindungan memastikan posisi hukum setiap orang sesuai dengan kedudukan hukumnya masing-masing
Pembatasan Larangan, perintah tertentu yang harus dipatuhi dalam berperilaku
Bentuk Aturan Hukum
Aturan rules sifatnya tertulis jenisnya legislation (melibatkan lembaga politik) regulation dibuat oleh eksekutif
Hirarki Aturan Hukum
Posisi Hukum pembentuk Mengikat terhadap aturan yang lebih rendah (lex superior derogat legi inferiori) Pengujian aturan hukum UU UUD oleh Mahkamah Konstitusi Peraturan dibawah UU terhadap UU oleh Mahkamah Agung.
Jenis dan Herarkhi Perundangundangan TAP MPRS XX/1966 UUD 1945 KETETAPAN MPR/MPRS
UU/ PERPU Peraturan Pemerintah (PP) Keputusan Presiden Peraturan Menteri/Kep Menteri
PERDA
Jenis dan Herarkhi Perundangundangan TAP MPR III/2000 UUD 1945 KETETAPAN MPR/MPRS
Undang-Undang PERPU
Peraturan Pemerintah (PP) Keputusan Presiden PERDA
Herarkhi Peraturan Perundangundangan UU No. 10/2004
UUD 1945 UU/ PERPU Peraturan Pemerintah (PP) Peraturan Presiden PERDA
Jenis Perundang-undangan Lainnya
Peraturan yang dikeluarkan oleh MPR dan DPR, DPD, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, BPK, Bank Indonesia. Peraturan Menteri, Kepala Badan, Lembaga, atau Komisi yang setingkat yang dibentuk oleh undang-undang atau pemerintah atas perintah undang-undang Peraturan DPRD, Bupati/Walikota, Kepala Desa
Konsekwensi Hirarki dan Materi Pengujian Undang-undang terhadap UUD 1945 oleh Mahkamah Konstitusi Isi putusan Pasal, Ayat UU bertentangan dengan UUD 1945 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat Contoh : Pasal 60 huruf g UU No. 12 Tahun 2003 bertentangan dengan Pasal 28 huruf J ayat (2) UUD 1945.
Konsekwensi Hirarki dan Materi Pengujian Peraturan Perundangundangan dibawah undang-undang terhadap UU oleh Mahkamah Agung Isi Putusan batal demi hukum, tidak sah, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat; dicabut dalam waktu 90 hari Contoh PP 110 bertentangan dengan UU No. 4 Tahun 1999
Penerapan Dalam Praktik Hukum
Lex specialis derogat legi generali (khusus mengalahkan yang umum) Lex superior derogat legi inferiori (yang lebih tinggi mengalahkan yang lebih rendah) Lex posterior derogar legi priori (yang terbelakang mengalahkan yang terdahulu)
PROSES PEMBENTUKAN PERUNDANGUNDANGAN
PERENCANAAN
PERSIAPAN
UNDANG-UNDANG
Asas Formal Pembentukan Peraturan Perundang-undangan a. b. c. d. e. f.
Kejelasan tujuan; Kelembagaan atau organ pembentuk yg tepat Kesesuaian antara jenis dan materi muatan Kedayagunaan dan kehasilgunaan Kejelasan rumusan; dan keterbukaan
MATERI MUATAN PERUNDANG-UNDANGAN
Materi Muatan Umum
Bersifat Formil
1. Azas Pengayoman 2. Azas Kemanusiaan 3. Azas Kebangsaan 4. Azas Kekeluargaan 5. Azas Kenusantaraan 6. Azas Bhineka Tunggal Ika 7. Azas Keadilan 8. Azas Equality Before The Law 9. Azas Ketertiban dan Kepastian Hukum 10. Azas Keseimbangan, Keserasian, Keselarasan
Materi Muatan Khusus
Bersifat Material
Azas Yg Jadi dasar pengaturan terkait bidang hukum yang diatur -Azas Legalitas -Azas Kebebasan Berkontrak -dll
UNDANG-UNDANG NO 10 TAHUN 2004 BERTUJUAN -
-
-
Memenuhi Perintah Pasal 22 A UUD 1945 Menegaskan Pasal 6 TAP MPR RI No. III/MPR/2000 Tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan Membentuk Ketentuan Baku tentang Tata Cara Pembentukan Perundangundangan Pengaturan Komprehensif tentang Sistem, Azas, Jenis dan Materi muatan Perundang-undangan Sebagai dasar Yuridis Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Di Pusat dan Daerah
MATERI MUATAN KHUSUS Menyangkut Kompetensi Pengaturan thd Persoalan yg secara substantif dapat dimuat dalam jenis perundangundangan tertentu UNDANG-UNDANG - HAM - Hak & Kewajiban WN - Pelaksanaan dan Penegakan Kedaulatan Negara serta pembagian Kekuasaan Negara - Wilayah Negara dan Pembagian Daerah - Kewarganegaraan dan Kependudukan - Keuangan Negara
- Pengaturan thd apa yang diperintahkan UU tertentu Contoh : UU No. 26 Th. 2000 tentang “Pengadilan HAM sebagai realisasi perintah UU No. 39 Th. 1999 tentang HAM
PERATURAN PEMERINTAH : Berisi Materi untuk Menjalankan UU sebagaimana mestinya Tidak Boleh Menyimpang dari materi muatan yang telah diatur oleh undang-undang yang bersangkutan
PERATURAN PRESIDEN : 1. Pengaturan Lebih Lanjut Perintah UU 2. Pengaturan Untuk Melaksanakan PP
MATERI MUATAN SUBSTANSIIL PERATURAN DAERAH
Persoalan Penyelenggaraan Pemerintahan dan Urusan Rumah Tangga Daerah
1. Otonomi Daerah 2. Medebewind
Permasalahan Kondisi Khusus Daerah ybs
Penjabaran Lebih Lanjut thd Perundang-undangan yang lebih tinggi