Jar Ing An

  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jar Ing An as PDF for free.

More details

  • Words: 3,619
  • Pages: 28
LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER MODUL III - VIII CLIENT SERVER, LINUX FOR NETWORK ADMINISTRATOR,DNS LOKAL,SERVER DNS,WIRELESS LAN WINDOWS ,WIRELESS MODE ADHOC

DISUSUN OLEH TONI ERIWANTO (NIM : 05330011)

LABORATORIUM JARINGAN KOMPUTER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JANABDRA 2007

MODUL 3 CLIENT SERVER

I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dapat membangun system jaringan computer berbasis client server pada sisi Server dan pada sisi client 2. Mahasiswa dapat membagi pakai aplikasi berbasis Aplikasi Client Server

II. ALAT DAN BAHAN 1. Komputer server dengan spesifikasi minimum (untuk jumlah koneksi 2 – 4 unit) Processor

: PII 500 MHz

Memory

: 128 MB

HDD

: 3,4 GB

NIC

: Min 10 Mbps

CD ROM

: 32 x

Disk Driver

: 3,5’ 1,44 MB

2. Komputer client dengan spesifikasi Processor

: x86

Memory

: 8 MB

HDD

: 40 MB

NIC

: Min 10 Mbps

Disk Driver

: 3,5’ 1,44 MB

3. Sistem Operasi MS Windows 2000 Server 4. Citrix Metaframe XP 5. Software Aplikasi (AutoCAD 2000, Borland Delphi 7 dll) 6. Kabel UTP, Connector RG 45 8 pin dan tang jepit. 7. Floppy Disk Drive.

V. TUGAS

Jenis System Citrix Meta Frame JENIS PEER TO PEER NETWORK: Jaringan ini menggunakan pola semua client dapat bersifat sebagai Server karena yang satu dengan yg lainnya dapat saling mengakses dan memberikan masing - masing kebutuhannya. Contohnya, Windows Workgroup, dll. 2. JENIS CLIENT / SERVER: Jaringan ini menggunakan pola dimana Client dapat mengambil semua resource pada Server dan Server hanya terdiri dari satu saja, akan tetapi Client harus mampu mempunyai OS atau paling tidak dapat berja lan dahulu lalu kemudian meresource dari Server. 3. PC TERMINAL NETWORK Pada perkembangan terakhir yang dapat saya catat ini adalah jenis Network yang sedang dikembangkan dimana sebuah komputer PC dapat “berperan”sebagai Mainframe dan Clientnya dapat memanfaatkan PC bekas atau komputer lama Cpu P60, 100, P133, 286, 386, 486 dan sejenisnya. 1.

Kalau pada microsoft anda tinggal memasukkan license kemudian selesai, maka pada citrix agak berbeda. License pada citrix terdapat 2 tahap yaitu penambahan license dan proses untuk mengaktifkan license tersebut. Setiap mesin juga akan berbeda licensenya. Untuk itu ketika diminta memasukkan license, ketikan seperti yang anda dapatkan setelah menjalankan program tflkey.exe

Setelah memasukkan license, anda akan diberikan peringatan bahwa walaupun license telah di masukkan, anda harus mengaftifkannya untuk menjalankan citrix ini.

Jawab saja dengan YES dan masukkan lagi dan jalankan tflkey seperti berikut berdasarkan angka-angka yang anda dapatkan saat ini :

CC:\crack>tflkey /A 92TMF-35+++-43F83-2225Z-M9MFK-5BBZND@8QD MetaFrame XPe 1.0 License Generator v1.1 (C) 2001 dOMNAR for TFL Activation Code: DSFPB-J3JF6 The activation code has been copied to the clipboard (use CTRL+V to paste it). C:\crack>

MODUL 4 LINUX FOR NETWORK ADMINISTRATOR

I. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa dapat mengenal konfigurasi hardware computer dari informasi yang diberkan BIOS atau hardware maupun informasi yang diberikan oleh LINUX 2. Mahasiswa dapat mengenal Permission Directory File dan administrator proses. 3. Mahasiswa dapat mengenal penomoran alamat IP dan pengaturannya pada LINUX 4. Mahasiswa dapat mengetahui tentang naming untuk suatu pengalamatan IP 5. Mahasiswa dapat menggunakan layanan httpd sebagai salah satu program http server 6. Mahasiswa dapat menggunakan layanan NFS untuk menyediakan layanan file sharing pada LINUX 7. Mahasiswa dapat pengaturan layanan FTP dan telnet pada LINUX

II. Alat dan Bahan 1. Sebuah server LINUX dan beberapa workstation windows 98, XP, Linux 2. Sistem Operasi LINUX Redhat 9.0, Windows 98 dan Windows XP

III. Landasan Teori Konsep Open Source ini sudah ada sejak tahun 1984, yaitu dengan adanya GNU Project yang disponsori oleh Free Software Foundation (FSF). GNU Project bertujuan untuk menyediakan system operasi seperti Unix yang "free" : GNU system. Free dalam arti kebebasan bukan dalam konteks harga. Free software dalam arti kebebasan user untuk menjalankan, menyalin, mengedarkan,

mempelajari, mengubah software untuk memperbaiki. Varian dari sistem operasi GNU adalah penggunaan yang luas dari Linux sebagai kernel. Sistem ini secara singkatnya disebut Linux, dannama yang lebih lengkapnya adalah GNU/Linux System. Ada banyak software yang kemudian masuk dalam GNU Software Directory. Software-software dari GNU ini umumnya berlisensi GNU GPL (GNU Public License). Lisensi GNU GPL ini memberikan keleluasaan kepada siapapun untuk menggunakan, mendistribusikan, mempelajari, dan merubah kode sumber. Lisensi ini juga memungkinkan kepada siapapun untuk mengambil sebagian atau seluruh dari kode sumber untuk digunakan dalam software lainnya. Software dari hasil modifikasi tersebut juga boleh untuk dijual dengan syarat lisensi dari software tersebut tetap harus GNU GPL. Ini menunjukkan bahwa lisensi ini melarang seseorang untuk memperoleh hak patent untuk pribadi atas software yang dibuat dengan lisensi GPL. GNU Project: menyediakan system operasi seperti Unix yang “free”. Free dalam arti kebebasan, BUKAN dalam konteks harga.

Distribusi Linux Untuk memudahkan kepada para pemakai Linux, telah banyak berdiri perusahaan software yang mengemas software-software dari GNU untuk membuat Distribusi Linux. Untuk ini kita mengenal Slackware, RedHat, Linux Mandrake, Debian GNU/Linux, SuSE, Corel Linux, Trustix Merdeka dan masih banyak lagi. Masing-masing distribusi Linux memiliki target pasar sendiri-sendiri, mereka juga berusaha untuk semakin memudahkan user, dari masalah instalasi, penggunaan, dan perawatan. Tetapi pada dasarnya mereka mengambil dari sumber yang sama. Setiap distribusi Linux biasanya dijual dengan harga tertentu, apa yang mereka jual sebenarnya bukan softwarenya, tetapi usaha untuk mengemasnya, baik fisik maupun softwarenya. Setiap distribusi Linux biasanya juga menyediakan versi yang berlisensi GPL, untuk ini biasanya kita harus mendownload.

Dalam distribusi Linux umumnya telah lengkap software-software yang ada didalamnya. Meliputi untuk fungsi-fungsi server dan desktop. Sebagai contoh distribusi Linux Mandrake 8.2 di dalamnya telah terdapat aplikasi untuk GUI (Gnome, KDE), aplikasi Office (Gnome Office, KOffice), PIM (Evolution), Database server (MySQL, PostgreSQL), Web server (Apache), web scripting (PHP, Perl), software development tools (Make, GCC, Perl, Python, Ada, LISP, Glade, KDevelop, QtDesigner), aplikasi web (php Groupware, phpNuke) dan ratusan aplikasi lain yang dikemas dalam 3 CD. Dalam distribusi Linux telah berisi software-software lengkap, dari software aplikasi perkantoran, pemrograman, hingga software untuk server.

IV. Mengenal OpenOffice OpenOffice.org (OOo) adalah adalah salah satu office suite (aplikasi untuk mendukung kegiatan perkantoran) Open Source semacam Microsoft Office. Kemampuan OpenOffice memiliki kemampuan yang didalamnya termasuk word processor, spreadsheet, software presentasi, program untuk membuat gambar, web publishing dan sebagainya. Dengan kata lain anda dapat membuat surat, dokumen, membuat surat kabar, menganalisa data, menyiapkan slide presentasi dan membuat HTML dokumen. Aplikasi OpenOffice dapat saling bertukar file dengan file Microsoft Office, seperti .doc, .ppt, dan .xls.

Aplikasi OpenOffice Aplikasi OpenOffice terdiri dari

Selain itu, OpenOffice memiliki aplikasi tambahan • OpenOffice HTML (Web Publishing) dan • OpenOffice Basic (Application Programming Interface)

Fungsi dan Interface Interface pada OpenOffice mudah untuk dipelajari, mirip pada aplikasi Microsoft Office. Banyak features standar tersedia dan dapat diakses dengan cara yang sama pada semua aplikasi OpenOffice.

Variasi pada Linux Karena pada Linux terdapat berbagai Desktop Manager dan Window Manager, seperti GNOME, KDE, X11, XFCE, WindowMaker, BlackBox, IceWM dan sebagainya maka menu untuk menjalankan OpenOffice bervariasi.

Menjalankan OpenOffice Untuk menjalankan OpenOffice pada lingkungan KDE: 1. Klik tombol K pada panel KDE, dan pilih OpenOffice.org. 2. Pilih aplikasi yang hendak anda jalankan, contoh OpenOffice.org Writer, OpenOffice.org Calc, OpenOffice.org Impress dan sebagainya.

Menyimpan Hasil Pekerjaan Menyimpan hasil pekerjaan secara periodik adalah KEHARUSAN! Setiap kali membuka aplikasi baru OpenOffice, dokumen kosong dengan nama “Untitle1” akan muncul. Jika disimpan tanpa nama, OpenOffice akan menyimpan hasil kerja menjadi “Untitle 1” untuk dokumen hasil pertama, “Untitle 2” untuk dokumen kedua dan seterusnya. OpenOffice akan otomatis memberikan nama ekstensi untuk file-file hasil kerja anda.

MODUL 5 DNS LOKAL I.

TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mengenalkan kepada mahasiswa bagaimana mengubah alamat IP menjadi alamat pengenal. 2. Mengenalkan kepada mahasiswa bagaimana menyusun DNS local

II.

Teori Dahulu sebelum diperkenalkannya DNS sebagai suatu system untuk pengalamatan alamat IP ke dalam suatu nama domain, setiap komputer di jaringan komputer menggunakan fi le HOST.TXT untuk memetakan alamat IP ke nama domain. Namun setelah pengguna Internet semakin banyak, penggunaan file HOST.TXT ini tidak lagi efektif, karena setiap pengguna harus selalu mengupdate file HOST.TXT setiap ada penambahan atau perubahan nama domain baru di dalam jaringan. DNS local sekarang disimpan dalam file/etc/host pada linux atau c:\windos\host pada windows. Format penulisannya adalah “Alamat_IP nama_server nama_server”.

III.

Software dan Hardware 1. Linux 2. Windows 3. Komputer

PEMBAHASAN Praktikum

1. Membuat DNS Lokal 1. Editlah file/etc/host dengan perintah #vi /etc/host 2. Ketikan baris-baris berikut : #pemetaan local 127.0.0.1

localhost

localhost.localdomain

#pemetaan serverstudent 172.18.254.253

serverstudent serverstudent.lab.janabadra

#pemetaan lain 172.18.254.100

gwtga gwtga.lab.janabadra

172.18.254.104

gwaplikasi

gwaplikasi.lab.janabadra

3. Simpan file tersebut dengan perintah Esc :wq 4. Selanjutnya editlah file resolv.conf dengan perintah # vi /etc/resolv.conf 5. Ketikan baris berikut #default domain Domain lab.janabadra #default search list Search lab.janabadra #namaserver pertama Namaserver 127.0.0.1 #namaserver kedua Namaserver 172.18.254.253 6. Simpanlah file tersebut dengan perintah Esc.wq

2. Menguji DNS Lokal 1. Berilah perintah #ping localhost.localdomain 2. Jika muncul alamat IP seperti pada file host, maka setting sudah benar

3. Pada Windows 1. Bukalah system operasi Windows 2. Editlah file hosts dibawah Windows 3. Ketikkan baris perintah yang sama dengan file hosts diatas 4. Ujilah hasilnya

MODUL 6 SERVER DNS

I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mengenalkan kepada mahasiswa bagaimana mengubah alamat IP menjadi alamat pengenal. 2. Mengenalkan kepada mahasiswa bagaimana menyusun DNS local

II. Teori Domain Name Server atau yang disingkat dengan DNS adalah sebuah sistem yang menyimpan informasi tentang nama host maupun nama domain dalam bentuk data tersebar (distributed database) di dalam jaringan komputer. Dengan DNS, suatu alamat IP dapat dialamatkan ke dalam nama host dan nama domain yang lebih mudah diingat manusia. DNS ditemukan oleh Paul Mockapetris pada tahun 1983. Spesifi kasi asli muncul di RFC 882 dan 883. Tahun 1987, penerbitan RFC 1034 dan RFC 1035 membuat update terhadap spesifi kasi DNS. Hal ini membuat RFC 882 dan RFC 883 tidak berlaku lagi. Beberapa RFC terkini telah memproporsikan beberapa tambahan dari protokol inti DNS. Untuk mempermudah, penulis akan menjelaskan cara setting DNS Server untuk jaringan local : Instalasi BIND Sebelum dapat memulai konfigurasi DNS, Anda harus menginstalasikan paket BIND terlebih dahulu. Biasanya paket BIND sudah dipaketkan pada setiap distro Linux. Anda tinggal menyesuaikan langkah instalasi BIND sesuai dengan distro yang Anda gunakan. Misalnya, untuk menginstalasikan paket BIND di Fedora Core 4, Anda dapat menginstalasikannya dengan menggunakan Add/Remove Applications, lalu klik Detail pada bagian DNS Name Server. Cek semua paket yang ada pada group tersebut, Close, lalu klik

Update. Cara lainnya Anda dapat menginstalasikan paketpaket rpm BIND yang ada pada CD Fedora Core dengan menggunakan pe rintah RPM. Mendaftar paket-paket instalasi BIND. Setting BIND File-fi le yang harus diperhatikan untuk mengkonfi gurasikan BIND, antara lain: 1. /etc/resolv.conf: (berisi alamat domain atau alamat IP dari name server). 2. /etc/named.conf (berisi keterangan letak dan jenis database yang dibutuhkan oleh BIND). 3. /var/named/named.ca: (berisi informasi data yang berada dalam domain root, yang akan dipergunakan name server jika ada resolver yang akan meminta nama domain diluar nama domain lokal). 4. /var/named/named.local: (berisi alamat loopback untuk alamat ke diri sendiri dengan alamat 127.0.0.1).

III. Software dan Hardware 3. Linux 4. Windows 5. Komputer

PEMBAHASAN 1. Membuat Server DNS Membuat domain baru untuk DNS Server dan mail server, ftp server, http server, dengan data sebagai berikut: Nama Domain : example.com Nama DNS Server : ns.example.com IP DNS Server : 192.168.2.1 Nama Mail Server : mail.example.com Nama HTTP Server : www.example.com Nama FTP Server : ftp.example.com Karena menggunakan IP Address yang sama untuk DNS Server dan (Mail Server, FTP Server, HTTP Server), maka akan menggunakan record CNAME (nama alias) dengan mendefinisikan bahwa ns.example.com mempunyai nama alias (mail.example.com, ftp.example.com, dan www.example.com). Persiapan setting domain baru Agar komputer dapat mengenali nama domain example.com dengan IP Address 192.168.2.1, maka kita definisikan di file / etc/resolv.conf sebagai berikut: search mailku.com nameserver 192.168.2.1 Arti dari baris diatas bahwa resolver akan melakukan pencarian domain example.com dengan Name Server dengan IP Address 192.168.2.1. Menjalankan BIND-Chroot Untuk alasan keamanan, dijelaskan langkah-langkah menjalankan BINDchroot. Pertama-tama, periksa apakah paket bind-chroot sudah terinstalasi dengan baik di sistem Anda. # rpm -qa | grep bind-chroot bind-chroot-9.3.1-4

Selanjutnya ketikkan perintah-perintah berikut ini: # /etc/init.d/named stop # chmod 755 /var/named/ # chmod 775 /var/named/chroot/ # chmod 775 /var/named/chroot/ var/ # chmod 755 /var/named/chroot/ var/named/ # chmod 775 /var/named/chroot/ var/run/ # chmod 777 /var/named/chroot/ var/run/named/ # cd /var/named/chroot/var/ named/ # ln -s ../../ chroot # chkconfig --levels 235 named on # /etc/init.d/named restart

Mengedit file named.conf Sekarang mendefinisikan bahwa DNS Server ini akan menjadi “authorative name server” untuk domain example.com. Selain itu akan mendefinisikan reverse DNS Zone example.com. Untuk melakukan hal tersebut, dapat mengedit file /etc/named.conf seperti di bawah ini: ## Edit Ini Di Komputer ## 192.168.2.1 – Master DNS Server ## named.conf # Let only the local machine control the server: controls {

inet 127.0.0.1 allow { localhost; } keys { rndckey; }; }; # Include other things into the configuration file, things that # automatic configuration tools that modify this file might make # a mess of: (Though, if you don’t use such tools, you can do # all the configuration within this file.) include “/etc/named.custom”; # Cryptographic key to allow certain things: (Refer to a file # with the information, here,and in other configuration files, # rather than copy the information in that file into each # configuration file.) include “/etc/rndc.key”; # Maksud dari baris dibawah ini adalah, bahwa kita mendefinisikan # DNS Server kita sebagai Primary Name Server untuk domain # example.com dan file example.com.zone adalah nama file yang # merupakan zone-zone file daridomain example.com zone “example.com” { type master; file “example.com.zone”; allow-update { key “rndckey”; }; allow-transfer { 192.168.2/8; }; notify yes; }; # Baris dibawah ini adalah berisi Reverse DNS zone. Ini diperlukan # agar DNS Server Anda dapat menerjemahkan dari nomor IP Address # ke nama host pemilik IP Address dalam jaringan tersebut zone “2.168.192.in-addr.arpa” { type master;

file “2.168.192.inaddr. arpa.zone”; allow-update { key “rndckey”; }; allow-transfer { 192.168.2/8; }; notify yes; };

Testing DNS Server menggunkan perintah host

MODUL 7 WIRELESS LAN WINDOWS

I.

Tujuan 1. Memasang adapter wireless LAN 2. Memberi alamat IP dinamis pada Windows

II.

Teori WLAN merupakan jaringan komputer lokal yang tidak menggunakan media

transmisi kabel (jaringan tanpa kabel), melainkan menggunakan media gelombang radio atau sering disebut wireless. Teknologi wireless lan memungkinkan kita untuk mendapatkan kecepatan tranfer (kirim-trima) data yang cukup tinggi, sampai dengan 54Mbps. Beberapa standar w-lan : 

802.11a



802.11b



802.11b+



802.11g

a. Komponen-Komponen WLAN Ada empat komponen utama dalam WLAN, yaitu:  Access Point, merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi dari pengguna (user) ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya adalah milik sebuah perusahaan. Access-Point berfungsi mengkonversikan sinyal frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel, atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan dikonversikan ulang menjadi sinyal frekuensi radio.

 Wireless

LAN

Interface,

merupakan

peralatan

yang

dipasang

di

Mobile/Desktop PC, peralatan yang dikembangkan secara massal adalah dalam bentuk PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association) card, PCI card maupun melalui port USB (Universal Serial Bus).

Gambar 2. Wireless Adapter  Mobile/Desktop PC, merupakan perangkat akses untuk pengguna, mobile PC pada umumnya sudah terpasang port PCMCIA sedangkan desktop PC harus ditambahkan

wireless

adapter

melalui

PCI

(Peripheral

Component

Interconnect) card atau USB (Universal Serial Bus).  Antena external (optional) digunakan untuk memperkuat daya pancar. Antena ini dapat dirakit sendiri oleh user. contoh : antena kaleng.

Secara relatif perangkat Access-Point ini mampu menampung beberapa sampai

ratusan

pengguna

secara

bersamaan.

Beberapa

vendor

hanya

merekomendasikan belasan sampai sekitar 40-an pengguna untuk satu Access Point. Meskipun secara teorinya perangkat ini bisa menampung banyak namun akan terjadi kinerja yang menurun karena faktor sinyal RF itu sendiri dan kekuatan sistem operasi Access Point. Komponen logic dari Access Point adalah ESSID (Extended Service Set IDentification) yang merupakan standar dari IEEE 802.11. Pengguna harus mengkoneksikan wireless adapter ke Access Point dengan ESSID tertentu supaya transfer data bisa terjadi. ESSID menjadi autentifikasi standar dalam komunikasi

wireless. Dalam segi keamanan beberapa vendor tertentu membuat kunci autentifikasi tertentu untuk proses autentifikasi dari klien ke Access Point. Rawannya segi keamanan ini membuat IEEE mengeluarkan standarisasi Wireless Encryption Protocol (WEP), sebuah aplikasi yang sudah ada dalam setiap PCMCIA card. WEP ini berfungsi meng-encrypt data sebelum ditransfer ke sinyal Radio Frequency (RF), dan men-decrypt kembali data dari sinyal RF.

III. Software dan Hardware Windows Komputer Access Point

IV. Pembahasan 1. Mode Infrastruktur Untuk melakukan komunikasi 2 buah komputer atau lebih pada mode Infrastruktur, semua komputer yang akan dihubungkan dengan jaringan wireless harus memiliki wireless adapter atau untuk Laptop memiliki fasilitas Wi-Fi dan Access Point. Berikut adalah langkah-langkah instalasi dan konfigurasinya :

Konfigurasi Access Point Pada sub bab ini akan dijelaskan tentang instalasi perangkat access point. Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Letakkan Access Point pada tempat yang optimum, biasanya berada di tengah-tengah dan line of sight dengan PCs maupun wireless accessories (adapter dan router). 2. Tempatkan antenna pada posisi dimana antenna mampu mengover wireless network dengan baik. Normalnya, performansi yang paling baik adalah antenna diletakkan pada tempat yang lebih tinggi. 3. Hubungkan AC power adapter ke socket power Acces Point.

4. Hubungkan ujung kabel UTP straight ke Access Point dan ujung kabel lainnya ke switch. 5. Klik Start, Connect To, lalu pilih Show All Connection pada komputer. 6. Klik kanan pada Local Area Connection lalu pilih Status.

Gambar 4. Jendela Network Connection 7. Klik Properties pada Local Area Connection Status, Lalu klik properties pada Internet Protokol TCP/IP.

Gambar 5. Jendela Local Area Connection Properties

8. Setting IP Address komputer anda dengan IP 192.168.1.2 subnet mask 255.255.255.0 dan default gateway 192.168.1.1

Gambar 6. Setting Alamat IP 9. Buka net browser (Internet Explorer, Opera, Mozilla) dan pastikan proxy pada net browser anda kosong. 10. Ketik 192.168.1.1 dalam Address field net browser. 192.168.1.1 merupakan IP address default dari Access Point Linksys ini. 11. Ketik admin pada username dan pada password (username dan password default Access Point Linksys ini adalah admin)

Gambar 7. Login Access Point

12. Setting tab setup seperti dibawa ini :

13. Klik Tab Wireless, lalu konfigurasi seperti berikut : - Wireless Network Mode : Mixed (default Access Point yang akan support

pada standard 802.11b dan 82.11g)

- Wireless Network Name : Lab Wireless (Nama Access Point yang akan (SSID) terdeteksi di jaringan wireless ) - Wireless Channel : 6-2.437 GHz (default kanal yang digunakan) - Wireless SSID Broadcast : Enabled (SSID akan dibroadcast ke jaringan wireless) 14. Klik Save Settings

MODUL 8 WIRELESS MODE ADHOC

V.

Tujuan 1.Memasang adapter wireless LAN 2.Memberi alamat IP dinamis pada Windows

VI. Teori Mode Jaringan WLAN Wireless Local Area Network sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN menggunakan wireless device untuk berhubungan dengan jaringan. node pada WLAN menggunakan channel frekuensi yang sama dan SSID yang menunjukkan identitas dari wireless device. Tidak seperti jaringan kabel, jaringan wireless memiliki dua mode yang dapat digunakan : infastruktur dan Ad-Hoc. Konfigurasi infrastruktur adalah komunikasi antar masing-masing PC melalui sebuah access point pada WLAN atau LAN. Komunikasi Ad-Hoc adalah komunikasi secara langsung antara masing-masing komputer dengan menggunakan piranti wireless. Penggunaan kedua mode ini tergantung dari kebutuhan untuk berbagi data atau kebutuhan yang lain dengan jaringan berkabel.

a. Komponen-Komponen WLAN Ada empat komponen utama dalam WLAN, yaitu:  Access Point, merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi dari pengguna (user) ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya adalah milik sebuah perusahaan. Access-Point berfungsi mengkonversikan sinyal frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel, atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan dikonversikan ulang menjadi sinyal frekuensi radio.

 Wireless

LAN

Interface,

merupakan

peralatan

yang

dipasang

di

Mobile/Desktop PC, peralatan yang dikembangkan secara massal adalah dalam bentuk PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association) card, PCI card maupun melalui port USB (Universal Serial Bus).  Mobile/Desktop PC, merupakan perangkat akses untuk pengguna, mobile PC pada umumnya sudah terpasang port PCMCIA sedangkan desktop PC harus ditambahkan

wireless

adapter

melalui

PCI

(Peripheral

Component

Interconnect) card atau USB (Universal Serial Bus).  Antena external (optional) digunakan untuk memperkuat daya pancar. Antena ini dapat dirakit sendiri oleh user. contoh : antena kaleng.

VII. Software dan Hardware Windows Komputer Access Point

VIII. Pembahasan Mode Ad-Hoc Ad-Hoc merupakan mode jaringan WLAN yang sangat sederhana, karena pada ad-hoc ini tidak memerlukan access point untuk host dapat saling berinteraksi. Setiap host cukup memiliki transmitter dan reciever wireless untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain seperti tampak pada gambar 1. Kekurangan dari mode ini adalah komputer tidak bisa berkomunikasi dengan komputer pada jaringan yang menggunakan kabel. Selain itu, daerah jangkauan pada mode ini terbatas pada jarak antara kedua komputer tersebut.

Gambar 1. Mode Jaringan Adhoc

Pada mode Ad-Hoc ini, untuk melakukan interaksi dengan komputer lain, semua komputer yang akan dihubungkan harus memiliki wireless adapter atau untuk Laptop memiliki fasilitas Wi-Fi . Salah satu komputer pada mode ini dijadikan SSID Broadcaster. Berikut adalah langkah-langkah instalasi dan konfigurasinya pada salah satu komputer yang ingin dijadikan SSID broadcaster : 1. Aktifkan Wireless adapter masing – masing komputer yang akan dihubungkan dengan jaringan 2. Klik kanan pada icon Network Wireless Connection pada taskbar seperti gambar 2, lalu pilih View Available Wireless Networks, maka akan muncul seperti pada gambar 3.

Gambar 3. koneksi Ad-Hoc dengan nama SSID Ad Hoc. 3. Klik Change the order preferred Network maka akan muncul seperti gambar 4. 4. Klik Add pada kolom Preferred Network, lalu ketikkan Nama Network yang akan digunakan pada kolom Network Name. Perhatikan gambar 4. contoh nama SSID Broadcasternya adalah Ad Hoc.

5. Klik Ok

Gambar 4. Setting SSID Broadcaster

6. Kembali pada status gambar 3 Klik refresh Network list maka akan muncul koneksi Ad-Hoc dengan nama SSID Ad Hoc.

Gambar 5. Setting IP Address

7. Kemudian pilihlah opsi Change advance setting maka kemudian muncul gambar 4 bagian kiri. Klik 2 kali pada opsi internet protoco(TCP/IP) maka akan muncul gambar 4 selanjutnya 8. Kemudian setting pada masing masing komputer dengan IP address yang berbeda dengan aturan 192.168.1.xxx dengan xxx adalah sesuai angka yang diharapkan dalam range 1s/d 254. misal (192.168.1.65) 9. Tentukan Subnet mask-nya dengan 255.255.255.0 untuk membentuk jaringan lokal. Kosongkan gateawaynya 10. Klik ok untuk verifikasi. 11. Tes koneksi dengan command PING pada command prompt,bila terhubung

maka komputer komputer tersebut siap berkomunikasi dalam jaringan Ad-Hoc secara Peer to peer.

Related Documents

Jar Ing An
November 2019 12
Jar Ing An
June 2020 6
Jar Ing An
December 2019 11
Jar Ing An
April 2020 9
Bola Jar Ing
April 2020 4
Jar In 9 An
November 2019 12