BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah sesuatu yang kompleks, sehingga banyak model yang digunakan dalam menjelaskan bagaimana cara organisasi dan orang berkomunikasi. Dasar model umum proses komunikasi menunjukkan bahwa dalam setiap komunikasi pasti ada pengirim pesan dan penerima pesan. Pesan tersebut dapat berupa verbal, tertulis, maupun nonverbal. Proses ini juga melibatkan suatu lingkungan internal dan eksternal, di mana komunikasi dilaksanakan. Lingkungan internal meliputi: nilai-nilai, kepercayaan, temperamen, dan tingkat stres pengirim pesan dan penerima pesan, sedangkan faktor eksternal meliputi: keadaan cuaca, suhu, faktor kekuasaan, dan waktu. Kedua belah pihak (pengirim dan penerima pesan) harus peka terhadap faktor internal dan ekternal, seperti persepsi dari komunikasi yang ditentukan oleh lingkungan eksternal yang ada (Tappen, 1995). Menurut Forsdale (1981) seorang ahli pendidikan terutama ilmu komunikasi : Dia menerangkan dalam sebuah kalimat bahwa “communication is the process by which a system is established, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan. komunikasi antar tenaga kesehatan terutama sesama perawat sangatlah penting, terutama dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien .Kesinambungan informasi tentang klien dan rencana tindakan yang telah, sedang dan akan dilakukan perawat dapat tersampaikan apabila hubungan atau komunikasi antar perawat berjalan dengan baik. Hubungan perawat dengan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dapat diklasifikasikan menjadi hubungan profesional, hubungan struktural dan hubungan intrapersonal.
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana strategi komunikasi hubungan dalam tim perawat? 2. Apa saja kasus dan solusi dalam komunikasi hubungan dalam tim perawat?
1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk menjelaskan bagaimana strategi komunikasi hubungan dalam tim perawat 2. Untuk menjelaskan apa saja kasus dan solusi dalam komunikasi hubungan dalam tim perawat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Strategi Komunikasi dalam hubungan tim perawat Hubungan profesional antara perawat dengan perawat merupakan hubungan yang terjadi karena adanya hubungan kerja dan tanggung jawab yang sama dalam memberikan pelayanan keperawatan.Hubungan sturktural merupakan hubungan yang terjadi berdasarkan jabatan atau struktur masing- masing perawat dalam menjalankan tugas berdasarkan wewenang dan tanggungjawabnya dalam memberikan pelayanan keperawatan.Hubungan interpersonal perawat dengan perawat merupakan hubungan yang lazim dan terjadi secara alamiah. Umumnya, isi komunikasi dalam hubungan ini adalah halhal yang tidak terkait dengan pekerjaan dan tidak membawa pengaruh dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya. 1. Selalu Gunakan Kata-kata yang Mudah Dipahami Menggunakan istilah-istilah medis pada saat berkomunikasi dengan pasien akan sah-sah saja bila kita mampu menjelaskannya dengan baik. Komunikasi antar sesama paramedis mungkin tidak akan menjadi masalah. Namun demikian, tetap saja menggunakan istilah yang lugas dan juga tepat lebih disarankan daripada menggunakan istilah yang kurang lazim. Misalnya, menyingkat diagnosa belum tentu bisa dipahami oleh tenaga kesehatan lain karena singkatan-singkatan yang mungkin tidak familiar. Selain itu, ini juga akan berpengaruh terhadap cara komunikasi efektif dengan pasien. 2. Double Check adalah Wajib Kegiatan untuk double check dari setiap informasi yang diterima merupakan hal yang wajib. Ini berlaku terutama komunikasi yang berlangsung antar paramedis. Apabila menerima instruksi dari telepon, maka kita wajib melakukan konfirmasi dengan cara mengulangi kembali instruksi yang telah kita terima. Guna dari double check ini adalah untuk memastikan bahwa informasi yang diterima memang benar-benar sudah valid dan tepat.
3. Gunakan Teknik Komunikasi Asertif Komunikasi asertif merupakan salah satu teknik yang tepat untuk digunakan sebagai strategi komunikasi interpersonal efektif dalam komunikasi kesehatan. Secara lebih mudah, teknik komunikasi ini adalah bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan “no hurt feelings”. Kita bisa melakukannya dengan cara menyampaikan informasi atau pesan secara objektif. Pandanganpandangan yang sifatnya subjektif ada baiknya untuk dihindari saja. Teknik ini juga bisa digunakan dalam teknik komunikasi terapeutik. 4. Perhatikan Etika Komunikasi
Menyambung dari poin sebelumnya, supaya kita bisa baik dalam berkomunikasi menggunakan teknik asertif maka kita bisa memperhatikan lebih cermat lagi tentang etika komunikasi. Etika komunikasi penting untuk diperhatikan sehingga tutur kata dan juga bagaimana sikap dalam berkomunikasi kita bisa baik. Apalagi bila kita sudah membahas komunikasi interprofesional dalam tatanan komunikasi kesehatan, etika komunikasi sudah jelas menjadi hal yang wajib dilesapkan di dalamnya. Unsur-unsur komunikasi kesehatan juga bisa mulai kita pelajari. 5. Berkomunikasi dengan Percaya Diri Komunikasi dengan percaya diri akan memberikan suatu kepercayaan tersendiri, baik pada saat kita berkomunikasi dengan pasien maupun saat berkomunikasi dengan tim medis lainnya. Perhatikan elemen komunikasi interpersonal yang ada. Sikap percaya diri bisa ditampilan dengan kita memberikan informasi disertai dengan rasional-rasional tertentu. Ini akan menjadikan kita lebih dipercaya pada saat berkomunikasi. Tapi ingat, tingkat kepercayaan diri juga perlu diperhatikan sebab bila tidak justru bisa menjadi sebuah arogansi. 6. Hindari Kata-kata yang Mengarah pada Janji atau Jaminan Kata-kata yang sifatnya mengarah pada janji atau jaminan merupakan sesuatu yang harus dihindari pada saat kita melakukan proses komunikasi kesehatan. Bagaimana pun juga, kesehatan merupakan sesuatu hal yang sifatnya sangat dinamis. Saat kita memberikan kata-kata jaminan, maka tanggung jawab kita akan semakin besar. Ini akan menjadi konflik manakala harapan dari klien tidak sesuai dengan jaminan atau janji yang sudah diberikan. 7. Menjadi Pendengar Aktif yang Cermat Menjadi pendengar aktif juga merupakan hal yang sangat penting. Saat kita berkomunikasi dengan orang lain di konteks tatanan kesehatan, maka kita bisa mendengarkan dengan baik setiap rincian informasi yang diberikan. Mendengarkan orang lain sambil lalu bisa memberikan sesuatu hasil yang cukup fatal. Tentu saja, strategi komunikasi interpersonal efektif dalam komunikasi kesehatan ini bisa mulai kita terapkan sekarang.
2.2 Kasus dan solusi 2.2.1 Kasus seorang perawat yang melihat perawatn lain mencuri obat-obatan dari lemari obat uni keperawatan,perawatn yang ketahuan tersebut menangis dan menjelaskan bahwa ia perlu obat tidur agar dapat tidur sepanjang hari selama ketiga anaknya berada dirumah sepulang sekolah.Ia menggunakannya hanya pada hari-hari sebelum ia berangkat jaga malam.Ia adalah satu-satunya yang menopang anak-anaknya dan membutuhkan pekerjaan
Kesimpulan : Berdasarkan contoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagai anggota profesi keperawatan,perawatn harus dapat bekerja sama dengan teman sesame perawat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terhadap klien.Dalam menjelaskan tugasnya,perawat harus dapat membina hubungan baik dengan sesame perawat yang ada dilingkungan tempat kerjanya.Dalam membuna hubungan tersebut,sesama perawat harus mempunyai tenggang rasa yang tinggi agar tidak terjadi sikap saling curiga dan benci.
2.2.2 Solusi 1. Avoidance/menghindar Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akinat yang akan ditimbulkannya.Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri 2. Mengakomodasi Memberi kesempata pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah,khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain.Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan.Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain ditempat yang pertama. 3. Kompetisi Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih disbanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda.Metode ini mungkin dapat memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan. 4. Kompromi/negosiasi Masing-masing memberikan atau menawarkan sesuatu pada saat ysng bersamaan,saling memberi dan menerima,serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak. 5. Memecahkan masalah/kolaborasi Perlu adanya suatu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukungan dan saling memperhatikan satu sama lainnya.
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN Yang paling penting dalam komunikasi efektif bukan sekedar pada apa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi pada karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan kepada penerima pesan. Jika kata-kata ataupun tulisan kita di bangun dari teknik hubungan manusia yang dangkal (etika kepribadian) dan bukan dari diri kita yang paling dalam (etika karakter), orang lain akan melihat tau membaca sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kukuh yang di bangun dari fondasi integritas pribadi yang kuat. Kita bisa menggunakan analogi syistem pelayanan keperawatan di unit pelayanan kesehatan yang ada, seperti puskesmas, rumah sakit, dan tempat pelayanan kesehatan lainnya. 3.2 SARAN Supaya mahasiswa mampu berkomunikasi efektif yang benar dalam keperawatan. Dan komunikator dapat memahami etika kepribadian atau karakter dari komunikan.