Isi.docx

  • Uploaded by: wengky giawa
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 8,858
  • Pages: 23
KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

BAB 1

1.2.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Secara garis besar, masalah yang akan dibahas dalam kuliah mandiri (kulap) adalah:  Fungsi setiap bangunan dan sistem struktur

1.1.

 Penggolongan bentuk pada setiap bangunan yang ada sekarang di Rumah Bolon

Latar Belakang

Pematang Purba  Perubahan yang terjadi pada Rumah Bolon yang masih dihuni

Arsitektur tradisional sebagai salah satu unsur kebudayaan sebenarnya tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan suatu suku bangsa. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa arsitektur tradisional merupakan suatu hal yang dapat memberikan ciri

1.3.

Deskripsi Objek Tujuan Kuliah Mandiri

identitas dari suatu suku bangsa sebagai pendukung suatu kebudayaan tertentu. Nama Objek : Rumah Bolon Pematang Purba Sementara itu batasan tentang arsitektur tradisonal telah banyak diberikan oleh para

Lokasi

: Pematang Purba, Purba, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara

ahli. Batasan-batasan tersebut secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa arsitektur

Fungsi

: Museum Peninggalan Sejarah Kerajaan Purba

tradisional merupakan suatu bangunan yang memiliki bentuk, struktur, fungsi, ragam hias, dan cara membuatnya diwariskan dari suatu generasi ke generasi berikutnya, serta dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk melaksanakan segala aktivitas kehidupan. Dari hasil penelitian arkeologis yang telah dilaksanakan terhadap semua peninggalan arsitektur tradisional di wilayah nusantara, dapat diketahui bahwa berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bangunan profane seperti rumah tempat tinggal dan bangunan sakral atau suci seperti rumah adat, bangunan tempat ibadah, dan sebagainya. Pada bangunan-bangunan profane umumnya banyak yang sudah mengalami perubahan-perubahan seiringnya kebutuhan dan ketersediaan bahan atau material bangunan pada zaman ini. Sumber: Google Maps

Kita berkewajiban untuk menggali, menumbuh-kembangkan, serta melestarikan rumah adat tradisional yang merupakan akar, kekayaan, dan peninggalan budaya nasional. Laporan ini akan membahas tentang Arsitektur Tradisional Simalungun yang berdomasili di Pematang Purba, Purba, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.

1.4.

Alasan Memilih Objek Tujuan Kuliah Mandiri

Adapun alasan memilih Rumah Bolon Pematang Purba karena merupakan peninggalan arsitektur tradisional yang berasal dari Sumatera Utara yang pelestarian untuk fungsi tempat tinggal sangat sedikit.

1

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

1.5.

Waktu Pelaksanaan Kuliah Mandiri

1.7.

Kegiatan kuliah mandiri ini dilaksanakan pada: Tanggal

: 14-21 Agustus 2017

Durasi

: 8 hari

Uraian Kegiatan Kegiatan arsitektur mandiri dilaksanakan dengan berbagai langkah kegiatan untuk mendapatkan informasi atau data, pembuatan laporan , hingga presentase yaitu :  Survei awal untuk kondisi eksisting pada objek dan untuk mendapatkan izin  Penjadawalan kegiatan selama durasi kuliah mandiri  Melakukan survei langsung dan interview narasumber dari Kepala Museum Simalungun, Siantar bernama Drs. Djonen Purba yang merupakan keturunan Raja Simalungun dan Tour Guide di Rumah Bolon Pematang Purba  Mengamati Arsitektural pada setiap bangunan yang ada  Pengumpulan sumber informasi sebagai daftar pustaka  Pembuatan laporan kegiatan arsitektur mandiri  Melakukan asistensi dengan dosen pembimbing  Finalisasi laporan kegiatan arsitektur mandiri  Pembuatan maket  Presentase hasil kegiatan arsitektur mandiri

Sumber : Dokumen Pribadi

1.6.

Tujuan dan Manfaat Kuliah Mandiri

Tujuan : Mengadakan survei terhadap Rumah Bolon Pematang Purba dan rumah adat yang masih dihuni dan mampu secara mandiri mengembangkan sikap kritis dan kepekaan dalam menganalisa bangunan serta fenomena arsitektural yang ditemui pada suatu kawasan atau objek arsitektural dilapangan.

Manfaat :  Menggali informasi Rumah Adat Simalungun yang bersumber dari objek, teori yang ada, serta beberapa narasumber  Menambah wawasan Arsitektur Tradisional Simalungun

2

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

Perkampungan masa silam dibangun pada lokasi yang sulit dijangkau musuh,

BAB 2

perkampungan dikelilingi jurang dan tebing-tebing jurang ditanami jelatang ataupun

PENDEKATAN STUDI PUSTAKA

membangun kampung cukup membuat tembok tanah dan dipinggir kampung ditanami bamboo berduri atau bamboo biasa.

2.1.

Orang yang muls-muls membangun kampung sangat dihormati dan dianggap sebagai

Bentuk Perkampungan Tradisional Simalungun

pengetua yang mengatur system dan pranata kemasyarakatan, penataan bangunan, dan Pada zaman dahulu, jumlah penduduk masih jarang dan tersebar diwilayah yang saling

megatur system pertanian dan sebagainya.

berjauhan. Pada umumnya, zaman dahulu dimana penduduk berladang makan disana dan

Menurut tradisi di masa lampau bahwa posisi rumah harus menghadap ke Desa

bertempat tinggal dalam “sopou” atau gubuknya yang dinamakan marbarung-barung. Akibat

Naopat atau memilih salah satu penjuru angin, yaitu Timur, Selatan, Barat, dan Utara. Cara

dari berbagai rintangandan tantangan dari binatang buas, penyakit sampar, peperangan, maka

ini sangat erat kaitannya dengan budaya spiritual dengan harapan yang menempati rumah

antarindividu mulai mengelompok untuk membuat suatu perkampungan dengan hanya

akan diberkahi sehat dan panjang umur. Sebaliknya jika rumah menghadap Tenggara, Barat

didiami oleh sekeluarga namun hubungan interaksi antar keluarga sudah semakin dekat.

Daya,, Barat Laut, Timur Laut maka kurang menguntungkan penghuni rumah, kurang rezeki, dan sering sakit-sakitan. Dalam satu rumah dapat dihuni 6-12 anggota keluarga.

Pembukaan suatu area untuk menjadi perkampungan dimulai dengan melakukan

Membangun kampung dilakukan dengan cara gotong royong oleh kelompok

upacara ritual sesuai dengan keyakinan pada masa ituyang tujuannya agar perkampungan yag

keluarga, atau kelompok marga dengan sitem menabung bahan-bahan bangunan dalam waktu

dibentuk akan diberkati. Semakin berkembangnya jumlah penduduk semakin membutuhkan

yang cukup lama.

perumahan, sehingga dalam perkampungan yang tadinya sepi mulai bertambah jumlah keluarga dan mulai dibangun rumah rumah yang baru. Faktor-faktor perkembangan perkampungan adalah sebagai berikut : Daerah tersebut subur untuk lahan pertanian

2.2.

Sejarah Asal Usul Marga Purba Pakpak Berbicara mengenai Rumah Bolon Pematang Purba tidak terlepas dari sejarah asal usul marga Purba Pakpak, sebab raja-

Adanya keterkaitan emosiaonal antar warga

raja yang pernah berkuasa dan

Adanya kesepahaman antar warga

bertahta disana ialah pemilik

Terjadinya perkembangan jumlah penduduk

marga tersebut. Adapun sejarah

Adanya mara bahaya bagi warga akibat tinggal dengan menyebar

asal usul marga Purba

Adanya pemimpin kelompok

dapat dijelaskan sebagai berikut :

Kemudahan mencari bahan-bahan bangunan untuk membangun rumah

Alkisah, di daerah Pakpak atau

Lahan pertanian luas Sarana air minum atau sumber air bersih dekat dari lokasi perkampungan secara faktor religious Terjadinya bencana alam disuatu daerah yang mengakibatkan terjadinya urbanisasi penduduk kedaerah yang lebih aman

Pakpak

Gambar : Raja bersama orang kerjaan Sumber: Dokumen Pribadi Museum Simalungun, Siantar

masuk

Kabupaten

Daerah

Kabupaten Dati II dari sekarang,

ada sebuah kampung bernama Tungtung Batu masuk kawasan Silima Pungga – Pungga, terjadi sebuah bencana yang disebabkan mengganasnya sejenis burung buas yang oleh penduduk setempat disebut Manuk-Manuk Sipitu Ulu atau Manuk-Manuk Nanggordaha.

3

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

Burung buas ini mengambil anak-anak menjadi mangsanya maka sudah banyak anakanak di negeri itu menjadi korban dan penguasa negeri itu tidak mampu mengatasinya, maka untuk mengatasinya oleh Raja negeri itu mengeluarkan pengumuman yang isinya : “Barang siapa yang dapat membunuh Manuk-Mannuk Nanggordaha tersebut akan dijadikan menantu Raja dan diangkat jadi Raja Pandua (Wakil Raja) di negeri itu “.

Dolog Simbolon. Pangultop – ultop terus berjalan melalui hutan menuju arah ke timur, sampailah ia di Nagur Raja wilayah Kerajaan Nagur. Di Kerajaan Nagur pada waktu itu sedang terjadi peperangan dengan kerajaan lain, maka Pangultop-Ultop ditangkap oleh tentara Nagur dan dibawa menghadap Tuan Nagur Raja. Pangultop-Ultop menceritakan dengan jujur pengalamannya memburu Manuk-Manuk

Begitu meluasnya pengumuman Raja Silima Pungga – Punga tersebut sehingga

Nanggordaha dari Pakpak sampai ia tersesat di hutan Simbolon. Disini ia mengabdikan diri

terdengar sampai di kampung “ Batu Sarindan” di daerah Singkel Aceh Selatan. Anak Tuan

pada Kerajaan Nagur dan ia selalu mendampingi Raja Nagur dalam peperangan atau berburu

Batu Sari dan seorang pemuda ganteng bernama Raendan tanpa pikir panjang

ke hutan. Bakat kecerdasan dan jasa-jasanya membantu Raja Nagur untuk membina pasukan

memberitahukan niatnya kepadam ayahnya Tuan Pintu Batu, untuk mengikuti pengumuman

sumpit beracun, maka ia dijadikan menantu Raja Nagur, kawin dengan Putri Raja yang

Raja Pakpak tersebut. Semula orangtuanya merasa keberatan mengingat bahwa Raendan

bernama Tapi Omas Br. Damanik.

adalah anak tunggal, tetapi akhirnya orang tuanya dapat menyetujui dan memberangkatkan si Raendan dengan Ultop Pusaka dengan likkit beracun secukupnya, maka berangkatlah ia dengan tekad untuk membunuh burung buas itu.

Tidak berapa lama sesudah hari perkawinan itu Pangultop-Ultop diajak oleh tulangnya (Raja Nagur) berburu ke hutan, dengan tak disangka ia bertemu lagi dengan burung Nanggordaha itu yang dikejar-kejarnya mulai dari tanah Pakpak. Burung itu masih

Sesampai Negeri Silima Pungga-Pungga, ia pun memberitahukan niatnya itu dan

dapat terbang walaupun tidak berapa jauh, maka ia terus memburunya. Dalam pengejaran

kesanggupannya utntuk membunuh burung buas itu kepada Raja Negeri tersebut, maka

burung itu tidak disadarinya telah sampai di Siboro Gaung-Gaung. Pangultop-Ultop sudah

mulailah pengembaraannya dalam memburu burung Nanggordaha yang buas itu. Setelah

hampir putus asa, karena burung yang dikejarnya tidak dapat ditemui lagi.

beberapa hari menanti kedatangan burung itu, maka burung itu pun datanglah dan menyambar anak-anak menjadi mansanya. Dengan sigapnya Raendan menghembuskan likkit ultopnya kearah burung itu. Tetapi heran burung itu tidak mati, hanya terbang ke dahan kayu yang lain seolah-olah mengejek Pangultop-Ultop. Demikianlah akhirnya setelah bermingguminggu mengikuti jejak burung itu rupanya ia sudah sampai di sekitar Lehu. Di sekitar hutan Lehu, Pangultop-Ultop kembali melihat burung itu bertengger di atas dahan kayu Buah Banggal. Pada waktu Pangultop-Ultop membidik ultopnya burung Nanggordaha itu terbang lagi dari kayu yang satu ke kayu lainnya. Begitulah seterusnya dan setelah berbulan-bulan diperjalanan sampailah ia di hutan sekitar Sihodon-Hodon (Sipitu Hut).

Ia berjalan terus dan sampailah di sekitar Pematang Purba, disana ia menemukan bangkai burung itu sudah mulai membusuk. Maka ia membulatkan tekadnya untuk tidak kembali lagi ke tanah Pakpak, sebab kalaupun ia kembali kesana, ia tidak dapat lagi membuktikan bahwa dialah yang membunuh burung buas itu. Sebagai kenang-kenangan diambilnya biji-biji jagung dan padi yang ada di tembolok burung itu, lalu disimpannya dengan baik. Dengan perasaan gundah ia pun terus berjalan menuju ke Kerajaan Nagur, tetapi di tengah jalan ia tersesat masuk ke sebuah kampung bernama Simallobong masuk wilayah Kerajaan Panei, bekas daerah takluk Kerajaan Siantar. Disini Pangultop-Ultop menceritakan pengalamannya sejak dari tanah Pakpak. Karena yakin atas keterangannya maka Tuan

Setelah istirahat beberapa saat lamanya ia melihat burung itu lagi sedang bertengger diatas buar-buar, maka Pangultop-Ultop membidikkan, tetapi burung itu terus terbang lagi, namun ia tidak putus asa dan terus mengikuti jejak burung itu. Akhirnya ia tersesat di sekitar

Simallobong dapat menerimanya, kebetulan pula bahwa Tuan Simallobong adalah marga Damanik keturunan dari Kerajaan Nagur. Pada suatu ketika datanglah mertua Tuan Simallobong (Tuan Silampuyang) berkunjung ke Simallobong bersama seorang anak gadisnya yang cantik (boru Saragih).

4

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

Pangultop-ultop merasa tertarik melihat roman muka putrid boru Saragih tersebut dan

Tantangan tersebut diterima oleh Pangultop-Ultop dan meminta waktu beberapa

berusaha menegurnya dengan ramah tamah. Rupanya putri Tuan Silampuyang Boru Saragih

minggu. Pangultop-Ultop segera kembali ke kampungnya di Batu Sarindan dan memohon

itupun menyambut dengan baik. Maka mereka sama-sama mengikat janji untuk kelak

petunjuk ayahandanya agar tidak termakan aloeh sumpah tersebut. Oleh ayahnya

melangsungkan perkawinan. Walaupun putri itu kembali bersama ayahnya ke Silampuyang,

diberangkatkan dengan seggenggam tanah, selembar appang ( kulit kambing) dan air satu

akan tetapi wajah Pangultop-Ultop tetap terbayang. Karena tidak tahan menanggung rindu, ia

tatabu (labu) dengan peralatan itu Pangultop-Ultop kembali ke Pamatang Purba.

mohon ijin kepada ayahnya, dengan dalih sudah merasa rindu kepada kakaknya di Simallobong. Kehendak ini ditolak oleh ayahnya dengan alasan keamanan. Akhirnya dengan bantuan Tuan Sipolha, Tuan Putri boru Saragih bersama beberapa wanita lainnya naik solu bolon ke Tiga Langgiung (Haranggol ) dan dapat bertemu dengan Pangultop – ultop pada akhir pecan. Mereka pun bersama-sama berangkat ke parladangan Pangultop-Ultop di sekitar Pamatang Purba sekarang yang dulunnya masuk daerah Simallobon. Disanalah mereka melangsungkan perkawinannya hidup rukun dan damai. Berita tentang perkawinan Pangultop-ultop dengan Putri Sialpuyang Boru Saragih, sampai juga kepada Tuan Simallobong. Maka timbulah amarah Tuan Simallobong, karena dia tahu bahwa

Pangultop-Ultop sudah kawin dengan Putri Nagur sewaktu ia bermukim

disana. Untuk menjaga agar jangan terjadi hal-hal yang tidak diingini, maka Pangultop- ultop beserta istrinya pindah ke Pamatang Purba, dimana ia menemukan burung Nanggordaha dulu. Berkat ketekunan Pangultop-Ultop mengolah ladangnya, maka hasil panennya pun melimpah ruah. Banyaklah orang berdatangan meminta hasil tanamannya. Pangultop-Ultop selalu memberikan dengan cuma-cuma kepada siapa saja yang memintanya. Penduduk sekitarnya menganggap bahwa Pangultop – ultop sebagai orang yang dihormati, mereka memanggilnya dengan nama julukan Tuan Purba. Setiap orang yang menerima hasil

Tibalah saat yang ditentukan, maka pangultop-Ultop menduduki tanah yang senggegamyang diatasnya dilapisi appang (kulit kambing) dan meminum air dari tatabu (labu) itu, lalu mengucapkan bija (sumpah) sebagai berikut :” Anggo lang tanohku nuhunduli on, janah bahku nah u inum on, matei ma ahu. Tapi anggo tanohku do na huhunduli on janah bahku do na hu inum on, ahu ma hot jadi Tuan ijon”, (terjemahan bebas : Kalau bukan tanahku yang kududuki ini, dan airku yang kuminum ini, matilah saya. Tetapi kalau tanahku yang kududuki ini dan airku yang kuminum ini, maka akulah syah menjadi Tuan disini ). Sumpah tersebut disaksikan oleh Tuan Simallobong, wakil-wakil dari Raja Mar Opat Simalungun dan rakyat disekitar Purba, dilaksanakan di Tiga Runggu. Demikianlah akhirnya karena sampai kepada batas waktu yang ditentukan Pangultop- ultop tetap segar bugar, berarti sumpah yang diucapkannya adalah benar dan ia diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa menjadi Tuan di Purba. Maka kira-kira tahun 1515, Pangultop-Ultop Tuan Raendan disyahkan (“ipalappei sihalap“) menjadi TUAN PURBA (Raja Purba ke-I) dengan marga PURBA PAKPAK, mengingat

sejarah

pengembaraannya

dari

daerah

Pakpak

berburu

manuk-manuk

Nanggordaha. Sejak itu resmilah Kerajaan Purba berdiri menjadi kerajaan yang keenam di Tanah Simalungun, sesudah kerajaan Dolog Silou, Tanah Jawa, Panei, Raya dan Siantar.

tanamannya selalu mengucapkan terima kasih dengan ucapan “ Diatei tupa ma Tuan Purba”. Mendengar berita itu Tuan Simallobong bertambah berang karena Tuan Purba sudah timbul sebagai saingannya, padahal ialah satu-satunya Tuan di wilayah itu. Tuan simallobong memerintahkan agar Pangultop-Ultop harus segera meninggalkan negeri itu. Tantangan tersebut tidak di gubris oleh Pangultop – ultop, malah ia bertahan dan menyatakan dirinya bahwa dialah Tuan di tempat itu, serta tanah itu ialah tanahnya sendiri. Memperhatikan jawabannya itu Tuan Simallobong meminta agar Pangultop- Ultop mengucapkan “ bija “ (sumpah) atas ucapannya.

5

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

2.3.

Sejarah Kerajaan Purba

yang diberi nama Siboro, yaitu mengingat nama kampung yang sudahditaklukannya di Setelah

Pangultop-Ultop

dinobatkan

menjadi

Yang

Selanjutnya ia mengembara ke Nainggolan dan disana ia hidup bersama dengan putri

Dipertuan (Raja) di Tiga Runggu

Raja Nainggolan tetapi belum sempat perkawinan mereka di resmikan, Pangultop – ultop

pada sekitar tahun 1515 maka

meneruskan pengembaraannya, maka tinggallah Putri Nainggolan yang sedang berbadan

beliau

dua. Oleh orangtuanya putri ditempatkan di satu tempat yang disebut Lumban, kemudian

berupaya

meluaskan

wilayah kekuasaannya. Kampungkampung disekitarnya satu demi Gambar : Raja-Raja Purba Sumber: Dokumen Pribadi Museum Simalungun, Siantar

wilayah Purba yang bernama Siboro Gaung-Gaung.

satu direbutnya dari tangan par tuanon yang lain.

putri itu melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Lumban Raja. Pada zaman Raja Purba ke – II (Tuan Rajjiman) upaya meluaskan wilayah terus diperhebat atas bantuan dari Panglimanya dari Samosir yaitu Si Batte Nangnang dan Parhole Nasa Anduri marga Simamarta. Maka kampung-kampung di sekitar pantai Danau Toba

Anak dan isterinya yang selama ini ditinggalkan di Kerajaan Nagur diboyongnya ke

sudah dikuasai, demikian pula Sipinggan, Huta Raja dan kampung-kampung lainnya wilayah

Pamatang Purba. Untuk memelihara hubungan baik dengan Nagur maka isterinya Putri Raja

Kerajaan Dolog Silou maupun Panei.

Nagur di tabalkannya menjadi Permaisuri Utama (Puang Bolon). Sehingga akhirnya ia kembali mendapat kepercayaan dari Raja Nagur dan kedudukannya sebagai Panglima Pasukan Khusus Panah Beracun dikukuhkan kembali.

Pada waktunya datangnya serangan balasan dari Kesultanan Aceh yang menyerang Kerajaan Batak Timur Raya Tahun 1613 yang menjadi Panglima Kerajaan Nagur ialah Tuan Naggar sedang terkepung, Tuan Nanggar bersembunyi di semak-semak diatasnya ada burung

Dalam peperangan antara Kerajaan Batak Timur Raya dengan Aceh tahun 1539 Tuan

kecil berkicau (yang disebut tullik). Karena kicauan burung kecil itu pasukan Aceh mengira

Pangultop-Ultop membawa peranan penting. Demikian juga sewaktu pasukan Kerajaan

bahwa disana tidak ada orang, mereka berlalu terus, sehingga Tuan Nanggar selamat dari

Nagur mengundurkan diri ke wilayah Gayor/Alas pasukannya tidak mengalami kesulitan,

maut. Sejak peristiwa itu Tuan Nanggar memesankan kepada keturunannya marga Purba

karena Pangultop-ultop sudah sangat menguasai lapangan, dimana daerah itu masuk wilayah

Pakpak agar tidak memakan burung tullik, karena burung itulah yang meyelamatkannya dari

Batu Sarindan (oleh Pinto disebut Cagerrendan) adalah kampung halamannya sewaktu masih

incaran pasukan Aceh.

kecil.

Sewaktu kembali dari peperangan Tuan Nanggar banyak membawa barang-barang Setelah anaknya Tuan Rajiman (anak Putri Nagur) menginjak usia dewasa, tugas

perhiasan dan uang yang ditinggalkan oleh tentara Aceh (tidak sempat dibawa) sehingga

memimpin kerajaan diserahkannya, maka Tuan Rajiman dilantik menjadi Raja Purba ke-II.

Raja Purba terkenal sebagai salah satu raja yang terkaya disimalungun. (Dalam bahasa Toba

Ia sendiri (Pangultop-ultop) kembali meneruskan pengembaraannya menyusuri pantai Danau

disebut Mamora atau dengan panggilan Simamora sedang apa kaitannya dengan Simamora

Toba Tapanuli. Dalam episode pengembaraanya yang kedua ini ia lebih dikenal dengan

di Dolok Sanggul masih dalam penilitian).

nama panggilan “ Datu Parulas “ karena dalam perjalanan ia banyak menyembuhkan berbagai macam penyakit (mengobati orang-orang sakit) diwilayah yang dilaluinya. Menurut cerita ia sampai di daerah Sagala dan berhasil membunuh burung buas yang

Pada zaman Raja Purba ke III (Tuan Nanggar ) Panglima Raja Goraha marga Simamarta menarik diri dari tugas kemiliteran, kemudian bermukim di Silumbak (menjadi Tuan Silumbak) sedang sebagainya gantinya ditetapkan dari Purba Dolok.

mengganggu keamanan penduduk didaerah itu. Sebagai balas jasa oleh raja negeri itu ia dikawinkan dengan putri bungsu Raja Sagala, dan hasil perkawinan itu lahirlah seorang anak

6

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

Pada zaman Raja Purba ke – IV (Tuan Batiran) keturunan Purba Pakpak ditempatkan

Adapun nama-nama Raja yang pernah memerintah di Kerajaan Purba ialah sebagai berikut :

di Huta Raja yang dinobatkan menjadi Tuan Huta Raja menggantikan `partuanon yang lama.

1.

Tuan Raendan (Pangultop – Ultop )……………………………….…...…1515 – 1560

2.

Tuan Rajiman.…………………………………………………………….1560 – 1590

3.

Tuan Nanggar……………………………………………………….…… 1590 – 1631

Pada zaman Raja Purba ke – VI (Tuan Baringin) salah seorang anaknya diangkat

4.

Tuan Batiran.…………..……………………………………………….…1631 – 1650

anak oleh Sibayak Kaban Jahe (Tanah Karo) karena “ Penunda “ (tanggal kelahirannya sama

5.

Tuan Bakkara.……………...……………………………………………...1650 – 1679

dengan raja ) dan keturunannya berkembang disana dengan marga Purba Karo-karo.

6.

Tuan Baringin.………………….……………………………..…………..1679 – 1972

7.

Tuan Bona Batu.……………………………….……………………….…1727 – 1762

8.

Tuan Rajaulan……………………………………….......………………...1762 – 1795

9.

Tuan Atian.………………………….…………………………………….1795 – 1830

10.

Tuan Hormabulan..………………………………………………………..1830 – 1867

Pada zaman Raja Purba ke – X ( Tuan Hormabulan ) kampung – kampung yang ditempati

11.

Tuan Raondop.…………………….………………………………..……..1867 – 1904

Partuanon sudah sangat berkembang keturunan dan ekonominya. Maka terjadilah perebutan

12.

Tuan Rahalim.…...………………………………………………….…….1904 – 1921

pengaruh dan kesetiaan kepada pusat kerajaan di Pamatang Purba, sehingga menimbulkan

13.

Tuan Karel Tanjung (Parjabayak)………………………………………...1921 – 1934

perselisihan dan peperangan. Situasi kekurang kekompakkan tersebut berlanjut terus sampai

14.

Tuan Mogang..………………….…………………………………………1934 – 1947

Pada zaman Raja Purba ke – V (Tuan Bakkara) keturuna Purba Pakpak ditempatkan di Hinalang dan Purba Saribu dan diangkat menjadi partuanon disana.

Pada zaman Raja Purba ke – VIII (Tuan Rajaulan) anak-anaknya, Tuan Atian ( Raja Purba ke- IX) ditempatkan menjadi Tuan Purba Tongah dan Tuan Tahi Monang ditempatkan menjadi Tuan Bangun Purba.

Raja Purba ke – XI (Tuan Raondop) yang membuat Raja Raya (Tuan Rondahaim Saragih

Urutan nama – nama Raja tersebut tidak sam dengan generasi karena pergantian raja

Garingging) terpaksa turut campur tangan. Akibatnya Tuan Purba Saribu dan keturunannya

ada yang tererjadi dalam satu generasi, Seperti Tuan Atian (Raja Purba Ke – IX )dan Tuan

terpaksa pindah wilayah Kerajaan Panei dan sebagian ke Daerah Raya, sehingga mereka

Hormabualan ( Raja Purba ke – X ) adalah anaknya Tuan Rajaulan ( Raja Purba ke – VIII)

berkembang biak disana. Oleh Raja Panei, kampung mereka disediakan di Panombean dan

demikian juga Tuan Karel Tanjung (Raja Purba ke – XIII) dan Tuan Mogang ( Raja Purba

bekas Tuan Purba Saribu di nobatkan menjadi Tuan Panombean. Kampung Purba Saribu

Ke – XIV ) adalah anaknya Tuan Rahalim (Raja Purba ke – XII).

oleh Raja Purba diserahkan menjadi wilayah kekuasaan Tuan Siboro ( marga Purba Siboro . Pada masa Raja Purba ke-XII (Tuan Rahalim) tahun 1907 ditanda tangani Korte Verklaring (Perjanjian Pendek) dengan Pemerintah Hindia Belanda, sehingga akhirnya Kerajaan Purba beralih menjadi Swapraja di bawah kekuasaan Pemerintah Kolonial Belanda. Pada masa Raja Purba ke-XIV (Tuan Mogang) tahun 1946-1947 terjadilah Revolusi Sosial yang menghapuskan kekuasaan raja – raja maka kekuasaan Kerajaan Purba pun berakhirlah. Bekas wilayah kerajaan Purba menjadi Satu Kecamatan (Kecamatan Purba) didalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.4.

Berdirinya Rumah Bolon Pematang Purba Sebelum Rumah Bolon yang ada sekarang sebenarnya sudah ada rumah bolon terdahulu, tetapi sudah dibumi hanguskan pada waktu terjadinya perang dengan Aceh (pada waktu serangan balasan tahun 1613 pada zaman Raja Purba ke III Tuan Nanggar ). Menurut penuturan orang-orang tua dan berdasarkan catatan yang didapat ditemui bahwa rumah bolon yang ada sekarang di Pematang Purba didirikan pada tahun 1782, yaitu pada masa pemerintahan Raja Purba ke VII (Tuan Raja Uluan). Rumah Bolon tersebut dibangun dengan tenaga gotong-royong dari seluruh rakyat kerajaan purba, mulai dari

7

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

pengambilan kayu dari hutan sampai kepada penyelesaiannya oleh tukang-tukang yang terpandai tanpa menggunakan satu batang paku pun. Masing-masing tiang penyangga (tiang besar) disediakan oleh para partuanon dan dibawah masing-masing pondasi tersebut ditanam kepala manusia. Hal itu terjadi sesuai

Pada masa dahulu rumah dengan pinar horbou ini dianggap sebagai induk rumah dalam suatu perkampungan dimana rumah pinar horbou ini biasanya menghadap kearah timur. Hal ini dilakukan karena erat dengan budaya spiritual, disamping itu pencahayaan rumah akan lebih baik apabila pintu rumah menghidap ke timur

dengan kepercayaan tempo dulu Animisme dan Hannibalisme, demi keselamatan kerajaan

didalamnya

lengkap dengan bangun-bangunan kelengkapannya yaitu Rumah Bolon, Balei bolon, Jabu

akan lebih baik. Disisi lain,

Jabu Losung.

mereka beranggapan bahwa

Selain Rumah Bolon dan bangunan-bangunan lainnya juga terdapat makam Raja-Raja Purba

dengan pasti. Besar dugaan selain Raja Purba ke-I yang dinyatakan hilang raib di Perdagangan (menjadi keramat Kubah). Makam Raja Purba yang terakhir (Raja Purba keXIV) Tuan Mogang Purba yang hilang raib pada waktu Revolusi Sosial tahun 1947. Pembunuhan raja-raja oleh Barisan Harimau Liar sampai saat ini tidak diketahui, sebagai pertanda dibuatlah Tugu Peringatannya saja di depan Balei Bolon.

sehingga

kesehatan penghuni rumah

Jungga, Jabu Losung balei, Balei Buttu Pattangan Raja, Pattangan Puang Bolon, Jambur, dan

sampai ke-XII, sedangkan makam Raja Purba ke-VII sampai sekarang belum dapat diketahui

cahaya

dapat masuk ke ruangan

dan keturunannya dari roh-roh jahat. Rumah Bolon Pematang Purba tersebut didirikan

yang pernah bertahta disana. Namun yang baru diketahui ialah makam Raja Purba ke-VIII

sehingga

arah Gambar : Rumah Pinar Horbou Sumber: Seni Ukir Relief Motif dan Adat Tradisional Simalungun

terbitnya

matahari

merupakan arah kehidupan dan kemenangan.

Pada dasarnya rumah Pinar Horbou berbentuk empat persegi panjang yakni panjang bangunan 2.5 s/d 3 kali lebar bangunan. Tinggi bangunan dari tanah sampai kebubungan adalah 2 kali lebar bangunan. Ukuran rumah pinar horbou ini tidak sama antara satu rumah dengan rumah yang lainnya, hal ini dikarenakan oleh ukuran luas tanah yang terbatas, bahan yang tidak mencukupi, serta persiapan yang lainnya dalam membangun rumah Pinar Horbou.

2.5.

Bentuk-Bentuk Rumah Adat Tradisional Simalungun Pada zaman dahulu diperkampungan simalungun banyak dijumpai jenis rumah yang mempunyai ciri khas tersendiri. Dari berbagai jenis rumah yang ada, rumah adat tradisional Simalungun dapat dikelompokkan. Adapun bentuk rumah tradisional Simalungun yang diketahiu dan diperoleh dari berbagai sumber diantaranya :

Rumah pinar horbou mempunyai 20 buah yang dipasang ditiap tiap bidang sebanyak 5 buah kayu balok yang telah dibentuk bersisi berjumlah genap. Secara umum rumah ini pada zaman dahulu mempunyai dua pintu yaknin didepan dan dibelakang bangunan, sementara itu jendela atau ditingkap dibuat pada bidang tertentu, namun secara umum rumah tradisional pinar horbou jarang menggunakan jendela. Sebagai pengganti jendela, pada rumah ini dibuat dari lobang lobang kecil

2.5.1. Rumah Pinar Horbou Rumah pinar horbou pada zaman dahulu kebanyakan dimiliki oleh orang yang cukup mampu, hal ini dikarenakan pemilihan dan pengangkutan bahan bangunan serta jumlah bahan bangunannya cukup banyak sehingga membutuhkan dana yang cukup besar.

yang disebut ruang mata. Kegunaan ruang mata adalah untuk mengintip tamu atau musuh yang dating dari luar rumah, jika tamu yang dating maka pintu akan dibuka, namun jika musuh yang dating maka segala sesuatu akan segera dipersiapkan untuk mempertahankan diri, bentuk ruang bola mata sebagai pengganti jendela beragam ada yang berbentuk salib, belah ketupat, segitiga, oval, segiempat dan sebagainya.

8

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

Tangga dalam Bahasa simalungun dinamakan andar rassang, dimana tangga

Bentuk rumah pinar musuh kebanyakan dimiliki oleh masyarakat biasa, sebab

pada rumah ini dipasang didepan tepat dibawah pintu dengan jumlah anak tengga

membuat atau membangun rumah ini tidak terlalu sulit jika dibandingkan dengan

berjumlah ganjil bagi rumah yang ditempati oleh masyarakat biasa. Pada depan

membangun rumah pinah horbou.dalam membangun rumah ini dibuat berdasarkan

rumah pinar horbou ini selalu dibuat beranda atau serambih. Fungsi serambi adalah

perbandingan yakni panjang bangunan 1,5 kali lebar bangunan, tinggi bangunan

untuk tempat beristirahat

sampai kebubungan adalah 1,5 kali lebar.

atau tempat menyimpan barang barang atau peralatan

rumah tangga. Serambi juga berfungsi sebagai tempat pengawal pada malam hari.

Rumah ini juga memilki galang yang terbuat dari kayu bulat dan juga

Pada ambang atas pintu dibuat rotan yang panjangnya ¾ dari panjang tangga,

dibentuk sisi sisinya. Jumlah galang yang digunakan berbeda beda sesuai dengan

yang berfungsi sebagai pegangan atau handle untk menaiki dan turun tangga. Pada

kebutuhan masing masing.

ujung rotan dilengketkan giring giring (lonceng) yang berfungsi sebagai pertanda

Rumah

bagi penghuni rumah jika ada orang yang menaiki dan turun tangga.Rumah pinar

mempunyai galang sebayak

horbou memiliki suatu ruang yang berfungsi untuk menyimpan padi yang dikenal

20 buah, tangga 2 buah yakni

dengan istilah Hobonatau Parhobonan yang fungsinya sama dengan lumnung padi.

dipasang di sebelah timur dan barat.pada

Biasanya keluarga yang berada dirumah ini biasanya berjumlah 6 sampai 12

musuh

ambang

ini

kedua

belah pintu dipasang rotan

keluarga. Tiap keluarga masing masing mempunyai peralatan rumah tangga sendiri.

sebagai

Rumah pina horbou ini memiliki penutup atap yang terbuat dari ijuk, daun rumbia, daun Lalang dan daun birih.

pinar

Gambar : Rumah Pinar Mussuh Sumber: Seni Ukir Relief Motif dan Adat Tradisional Simalungun

menaiki

pegangan dan

untuk

menuruni

tangga.

Rumah pinar mussuh tidak memiliki kamar tidur, ruangan bersifat terbuka namun 2.5.2. Rumah Pinar Mussuh Rumah jenis ini lebih banyak dijumpai daripada rumah pinar horbou. Letah rumah pinar musuh ini sama dengan bangunan pinar horbou yakni menghadap ke Timur. Rumah ini mempunyai dua buah pintu, menghadap Timur dan Barat. Ruangan rumah yang berada disebelah timur disebut rumah bona atau jabu bona, sedangkan ruangan

penghuni rumah masing-masing membuat pembatas yang disebut dengan Parholalangan.masing masing keluarga juga mempunyai peralatan dapur masing masingyang digunakan oleh masing masing keluarga.untuk menjaga ketentraman kelgamaka dalam rumah besar tersebut dibuat suatu aturan dan peraturan yang harus ditaati oleh semua orang yang menempati rumah pinar mussuh.

sebelah Barat dinamai jabu ujung hayu sebab sewaktu membangun rumah ini semua

Adapun beberapa aturan dan tatakrama yang harus dilaksanakan adalah sebagai

pangkal kayu dirangkai kesebekah timur dan ujung katu sebelah barat.

berikut :

Keluarga yang menempati adalah keluarga yang dihormati, dituakan, dan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga lain.

 Setiap pasangan keluarga tidak boleh menginjak atau lewat ruangan orang lain tanpa permisi dari keluarga yang bersangkutan

Sedangkan keluarga yang menempati jabu ujung hayu adlah family atau keluatga

 Setiap keluarga harus selalu menjaga ketertiban dan keamanan ruangan.

pemilik jabu bona. Jumlah pasangan keluarga yang menempati rumah pinar musuh

 Masing masing keluargamenjaga toeransi antar keluarga dalam menciptakan

ini berjumlah 4-8 keluarga.

kesejahteraan dalam arti yang luas

9

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

 Setiap keluarga diwajibkan melaksanakan ronda secara bergilir

Ukuran rumah ini selalu ridak sama tergantung kepada beberapa faktor

 Semua keluarga yang menenpati rumah ini mempunyai kewajiban untuk

seperti luas lahan pertapakan, jumlah keluarga yang akan menempatinya kemampuan

merehabilitasi serta memperbaiki rumah apabila terjadi kerusakan

arsitekturnya

 Setiap keluarga diwajibkan menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah

serta

kertersediaan bahan. Rumah ini dihuni oleh 4 keluarga dimana

2.5.3. Rumah Pinar Bakkiring

masing

keluarga

masing

mempunyai

Rumah Pinar Bkkiring adalah

peralatan

rumah

yang

masing masing , dan untuk

yang

menjaga

rakyat

mempunyai

bentuk

berbeda

dengan

rumah

pinar

Perbedaan

yang

bentuk lainnya. menonjol

ketertiban Gambar : Rumah Pinar Urung Manik Sumber: Seni Ukir Relief Motif dan Adat Tradisional Simalungun

dari rumah pinar bakkiring ini

rumah

tangga

keamanan dalam

dan rumah

pinar urung manik juga mempunyai

peraturan

tersendiri.

adalah pada bagian atapnya, Gambar : Rumah Pinar Bakkiring Sumber: Seni Ukir Relief Motif dan Adat Tradisional Simalungun

yakni

pada

bagian

atas

bangunan induk dibuat lagi bentuk

bangunan

kecil.

Rumah ini yang jarang ditemukan karena ada kesulitan dalam membuat atapnya. Ukuran bangunan runah pinar bakkiring ini dengan panjang 1,5 kali lebar bangunan, tinggi bangunan 2 kali lebar bangunan. Bangunan ini mempunyai galang kayu bula yang dibentuk sisi sisi nya. Rumah pinar bakkiring ini ditempati oleh satu rumpun keluarga yang memiliki ilmu kesaktian.

2.5.5. Rumah Pinar Rabung Lima Rumah pinar rabung lima yang ditempti oleh masyarakat biasa, dan pada umumnya rumah ini ditempati oleh satu keluarga saja bukan seperti rumah pinar lainnya yang ditempati banyak keluarga. Penataan ruang dalam rumah pinar rabung lima sudah mulai berubah dari ruang terbuka berubah disekat-sekat atau pembuatan kamar-kamar. Disamping itu, peralatan rumah tangga yang dimiliki sudah mulai modern

2.5.4. Rumah Pinar Urung Manik

dan tidak semua menggunakan peralatan yang serba tradisional.

Bentuk rumah pinar urung manik hamper mirip dengan bentuk rumah pinar mussuh.

Ruangan tamu sudah dipisah

Perbedaannya yang menonjol adalah pada rumah ini diatas bubungan terdapat

dengan ruangan ruangan yang

bangunan kecil yang disebut dengan Uruang manik. Urung manik ditopang oleh tiang

lain. Pada masa lalu, rumah

yang disebut dengan tiang nanggar. Menurut kepercayaan pada zaman dahhulu urung manink berfungsi sebagai tempat roh roh yang akan menjaga penghuni rumah tersebut.

Gambar : Rumah Pinar Rabung Lima Sumber: Seni Ukir Relief Motif dan Adat Tradisional Simalungun

pinar rabung lima ini tetap mempunyai galang kayu bulat

10

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

yang kemudian dirubah menjadi tiang. Pada masa sekarang ini rumah pinar rabung

bangunan karena mudah rusak dimakan hama kayu. Secara umum meranti yang

lima tidak menggunakan tiang penyangga atau galang lagi namun langsung pada

tumbuh ditanah merah lebih kuat dibandingkan dengan meranti yang tumbuh pada

tanah. Hal ini disebabkan terjadinya akulturasi kebudayaan serta semakin aman dan

tanah hitam.

nyamannya situasi lingkungan perkampungannya. Tidak ada gangguan dari binatang buas dan serangan musuh menyerang perkampungan tidak ada lagi.

Masyarakat Simalungun pada zaman dulu cenderung menggunakan meranti yang tumbuh pada tanah merah yang diperoleh dari : Gunung Simbolon, Gunung Barubei, dan dari Bosar Maligas.

2.6.

Bahan-Bahan Membangun Rumah Bolon Purba Bangunan adat tradisional Simalungun masih dijumpai pada saat ini dan masih bertahan berates-ratus tahun umurnya menjadi suatu hasil karya yang nyata dari pada pendahulu kita bahwa mereka sudah ahli dalam seni arsitektur.

Kayu meranti yang tumbuh ditanah yang berbeda warna oleh masyarakat dianggap mempunyai pengaruh dalam kehidupan, apabila kayu tersebut dipakai sebagi bahan bangunan untuk tempat tinggal. Pemilihan kayu yang baik akan mempengaruhi penghuni rumah, dimana selama menempati rumah akan dapat berkah, keselamatan, ketentraman bagi penghuni rumah. Untuk kayu yng kurang baik

Untuk bahan dari kayu dipilih kayu yang sudah cukup tua dan tidak sedang berdaun

akan mendatangkan hal-hal yang tidak diinginkan misalnya kecelakaan, kemelaratan,

muda. Bambu yang dijadikan bahan bangunan yang dipilih adalah bambu yang sedang tidak

kesusahan dan sebagainya. Kayu meranti sebagai bahan bangunan merupakan kayu

bertubis.Untuk ruyung dipilih batang enau atau batang nibung yang sudah tua dan tidak

yang mahal harganya sesuai dengan kualitasnya. Masyarakat ekonomi lemah

dalam keadaan bermayang. Ijuk yang digunakan untuk atap rumah dipilih dari batang enau

tentunya tidak dapat menjangkau harga kayu yang mahal seperti meranti, namun

yang tumbuh ditanah datar. Disamping keuletan dalam memilih bahan maka pengolahan

merupakan kebanggaan apabila rumah mereka menggunakan kayu meranti pada masa

bahan juga sangat menentukan ketahan dari bahan bangunan,seperti bambu sebelum

lampau. Disamping kayu meranti kayu yang lazim digunakan sebagai bahan

digunakan terlebih dahulu direndam dalam air atau lumpur 2 s/d 3 bulan cara ini sangat

bangunan untuk pembuatan rumah adt tradisional antara lain : kayu modang, tulasan,

bermanfaat untuk menghindari bambu di makn rayap.

sapinur, rambing omas, simartolu, holei, nakka, hoting turi-turi, sikkam, resse,

2.6.1. Bahan Kayu

simarpaga-paga, ingul, appirabas, mayang, siparhudon, simarkalihi, simardarih-darih, simargayo-gayo, arang simarmonis-monis, tubalanog, tualang, siboru toba,

Jenis kayu yang sangat dominan digunakan oleh masyarakat dahulu untuk

simardaulu, halibang-bang, hamonan, loba, akkirsap, sait dilah, lamuhei, landoyung

membangun rumah adalah meranti. Kayu meranti tumbuh subur di pegunungan

dan sebagainya.

dengan jenis tanahnya tanah merah/hitam. Sifat kayu meranti yang tumbuh ditanah merah yakni urat-uratnya lebih halus dan berminyak,sedangkan kayu meranti yang tumbuh ditanah hitam uratnya kasar dan serat-seratnya lebih lunak.

Semua jenis kayu yang akan digunakan sebagai bahan bangunan harus ditempatkan sesuai dengan nilai filosofisnya agar mendapatkan rezeki dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan oleh penghuni rumah. Untuk membedakan kayu

Secara umum kayu meranti dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni

yang baik dan kurang baik untuk bahan bangunan disebut Libungon sangat sederhana

kayu meranti batu yaitu meranti yang seratnya halus,licin seperti berminyak,tahan

sekali. Pada zaman dahulu orang yang akan menebang kayu membuka bajunya lalu

lama digunakan dan tidak mudah terserang hama kayu. Meranti meligas yakni

menempelkan perutnya dan merangkul kayu yang akan ditebang, tanpa menggunakan

meranti yang tumbuh disekitar Bosar Maligas dimana kekuatannya serupa dengan

alas kaki. Orang tersebut akan merasakan dengan penuh konsentrasi, dan jika

meranti batu: kayu meranti gabungan ini kuarng baik digunakan sebagai bahan

perutnya dirasakan gembung sudah dapt dipastikan bahwa kayu dimaksud tidak baik

11

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

untuk dijadikan bahan bangunan. Kayu yang baik ppada umumnya adalah kayu yang

tanah puncak dari bayang banyak pohon. Dari tempat bayang-bayang pohon

tidak mempunyai cacat dan hal ini mempunyai makna filosofi akan baik bagi

apabila sudah tumbang.

pemakainya.

Pohon yang memenuhi syarat untuk dijadikan menjadi bahan bangunan

2.6.1.1. Teknik Menebang Kayu Potongan yang di tebang sebagai bahan bangunan sebaiknya ditiris terlebih dahulu. Pengertian ditiris adalah dimana dilakukan pengupasan kulit kayu lebih kurang 30 cm melingkar pada bagiam bawah batang pohon. Tinggi tirisan dari permukaan tanah kira kira 4 kaki. Kulit kayu yang dikus sampai

selanjutnya dapat ditebang dengan mengupayakan arahnya serat tumbang dicela celah pohon lain. Kayu yang tumbang dipotong sesuai dengan keperluan lalu dikupas dan dibentuk seperti balok. Pada zaman dahulu membawa balok dari tengah hutan dilakukan secara gotong royong yang dipimpin oleh seorang datu perempuan yang disebut Turahan.

keluar air lendirnya, kemudian kayu dibiarkan lebih kurang satu tahun.

Kayu yang ditebang dan dikira sudah cukup sebagai bahan bangunan

Kemudian pohon yang ditiris dipotong setelah genap satu tahun, tujuan

selanjutnya disesain sesuai dengan keinginan pemiliknya. Balok balok besar

penirisan ini adalah untuk mengurangi berat kayu sekaligus melakukan

yang akan digunakan untuk bahan bangunan di kupas dan dibentuk sisi sisi

pengeringan di pokok kayu agar tidak bengkok. Pada massa ini jarang bahkan

nya dengan bilangan genap, missal 8,12,16,20 dan sebagai tergantung pada

tidak pernah dilakua terutama oleh para penebang kayu untuk bahan

pemilik bangunan, bilangan itu erat denagn budaya spiritual.

bangunan.

Sebelum masyarakat mengenal gergaji tangan maupun gergaji mesin,

Pada tradisi dahulu sebelum kayu ditebang terlebih dahulu melakukan

kayuakan digunan dalam bentuk papan dibelah dengan cara dikencong.

aturan yakni mempersembahkan sirih yang sudah diramu pada batang kayu

Mengencong kayu adalah cara membuat papan pada zana dahulu yang mana

dengan ketentuan pangkal sirih menghadap utara. Makasirih itu berfungsi

kayu balok dijepit kemudian dibuat lobang yang tembus batang kayu mulai

sebagai penghormatan kepada tuhan pencipta, disi lain sirih itu berfungsi

dari pangkal sampai ujung balok, kemudian dibaji mulai dari pangkal sampai

sebagai ramuan penenung bagi orang yang memakai kayu untuk dijadikan

ujung sehingga mendapat bilah-bilahan papan.

bahan bangunan. Jika ternyata hasil tenungan atau mimpi menunjukkan rezeki baik, maka kayu ditebang dan diolah menjadi proses meniris kayu.

Kayu yang digunakan sebagai bahan bangunan terlebih dahulu melalui proses direndam didalam air atau lumpur agar zat gula kayu hilang. Hal ini

Pohon yang ditebang sebaiknya diarahkan tumbang keraha utara,

karena kayu tidak mudah dimakan oleh rayap. Pengolahan kayu dengan

selatan, kebarat atau ke timur. Hal ini erat kaitannya dengan budaya spiritual.

metode tradisional ini memakan waktu yang lama sampai setahun lebih. Hal

Disamping itu diupayakan agar pohon yang ditebang tidak menimpa pohon

ini juga menenjukkan bahwa para pendahulu kita membangun rumahnya

yang masih hidup atau tunggul kayu bekas tebangan. Jika hal ini terjadi, maka

bukan dengan cara yang asasl asalan, hingga dapat kita lihat pada saat ini

kayu akan menjadi rusak dan kurang baik untuk menjadi bahan bangunan.

keawetan dari bangunan tersebut tahan sampai berates-ratus tahun lamanya.

Untuk mengetahui seberapa tinggi pohon dan seberapa jauh apabila sudah tumbang, dapat diketahui pada saat sore hari atau pagi hari. Tekniknya sederhana yaitu membuat alat pengukur kayu dengan panjang 2 meter, jika bayang bayang pohon sudah mencapai 2 meter pada saat itu diberi tanda pada

12

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

2.6.2. Pakkuh

Tali Hotang

Selain kayu bahan bangunan yang digunakan dalam bangunan adat tradisional

Tali hotang adalah tali yang terbuat dari rotan dan dikerat halus, yang

simalungun adalah pakkuh. Pakkuh sangat baik menjadi bahan bangunan karena

digunakan untuk mengikat lais agar ketat dan kuat.

sifatnya keras, pakkuh ini dapat terbuat dari batang pohon enau, pinang, nibung,

Tali Andorhali

batang airman dan tumbuhan jenis jenis palm lainnya.

Tali andor hondali terbuat dari sejenis tumbuhan akar yang merambat pada

Cara mengolah pakkuh berbeda denagn cara pengolahan kayu, sebab

pohon-pohon dan diatas tanah. Andorhali tumbuh pada tanah yang subur dan

diambildari kulit keras pohon sejenis palm, dimana pemilihan batang palm tersebut

tumbuh dilembah dan ditanah datar dan menjalar di sela-sela daun yang

dipilih yang sudah cukup tua dan pohonpalm dimaksud tidak dalam keadaan

busuk. Panjang andorhali bisa mencapai 30 meter lebih.

bermayang. Disamping ituperlu diperhatikan dalam pengambilan bahan bangunan

Dari jenis tali yang digunakan dalam bangunan tradisional tersebut diatas diikat

pakkuh ini diupayakan pada musim dingin.

dengan menggunakan beberapa teknik. Mengikat tali tersebut manakkut. 2.6.3. Bambu Bambu merupakan bahan bangunan yang sangat penting bagi masyarakat jaman dahulu, disamping kuat gampang mendapatkan bahannya. Jenis bambu yang baik digunakan sebagai bahan bangunan adalah : buluh rogon, buluh bolon, buluh laga, dan buluh balakke. Penggunan bambu pada Rumah Bolon Purba pada dinding.

2.7.

Jenis-Jenis Motif Ornamen Ukiran Rumah Bolon Pematang Purba Masyarakat pada zaman dahulu membangun rumah tetap menggunakan simbol-simbol agar mereka hidup tentram, terhindar dari gangguan makhluk halus, terhindar dari wabah penyakit, bintang buas, dan sebagainya. Semua jenis dan proporsi setiap ornamen

2.6.4. Tali Dalam bangunan tradisional tali sangat dominan digunakan dalam menghubungkan

mempunyai arti, fungsi, dan makna tertentu.

antara satu bahan dengan bahan lainnya. Terdapat beberapa jenis tali dalam Suku

Pewarnaan dalam ornament ini umumnya menggunakan warna merah yang

Simalungun pada jaman dahulu yang sangat penting artinya dalam mendirikan

melambangkan keberanian dan semangat yang menyala, warna putih melambangkan

sebuah bangunan.

kesucian dan kepatuhan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan warna hitam melanmbangkan

Tali Putor

ketabahan.

Tali putor sejenis tali yang terbuat dari bahan Ijuk dipintal rapid dan kuat untuk mengikat sesuatu pada bangunan kuno. Untuk menggantikan paku pada masa itu dipakai tali putor sebagai alat pengikat pada bangunan seperti pengikat dinding, pengikat kaso, pengikat jakka, pengikat pamoldas dan sebagainya.

13

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

Gambar : Rakyat gototng royong mengukir dan mencat Sumber: Dokumen Pribadi Museum Simalungun, Siantar

Adapun jenis-jenis motif ornamen pada Rumah Tradisonal Suku Batak Simalungun terdiri dari: Motif Manusia, yaitu: ragam hias dengan pola dasarnya adalah bentuk manusia. Motif hewan, yaitu: ragam hias yang pola dasarnya bentuk binatang dari berbagai jenis dan tingkatan maupun bagian dari motif tersebut. Motif tumbuh-tumbuhan, yaitu: ornamen yang pola dasarnya motif tumbuh-tumbuhan atau hanya merupakan suatu bagian penggabungan berbentuk geometris. Motif Geometris, yaitu: ornament yang pola dasarnya adalah gambar-gambar ilmu ukur dalam bentuk garis-garis sejajar, lingkaran-lingkaran kecil, diagonal, segitiga, dan lainlain.

14

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

tinggi sebagai benteng terowongan. Disebabkan oleh gangguan-gangguan alam, lapuk

BAB 3

disebabkan oleh waktu, maka terowongan sekarang ini dibuat dari material beton. Dari

TINJAUAN TERHADAP OBJEK

sekian banyak Rumah Bolon, saat ini tersisa sedikit karena dibumi hanguskan oleh musuh. Hanya istana raja di Rumah Bolon Pematang Purba yang kompleks dapat terselamatkan.

3.1.

Cerita Masa Lalu Rumah Bolon Pematang Purba Pada

masa

berdirinya

Kerajaan

Simalungun, pengertian Rumah Bolon Purba diperuntukkan khusus bagi rumah yang

dihuni

oleh

seorang

raja,

sedangkan rumah-rumah lain yang sama besar dan megahnya tidak bisa disebut Gambar : Rumah Bolon tahun 1940-an Sumber: Dokumen Pribadi Museum Simalungun, Siantar

sebagai Rumah Bolon apabila rumah

Gambar : Terowongan pintu masuk Rumah Bolon Pematang Purba Sumber: Dokunmen Pribadi

tersebut dihuni oleh rakyat biasa (bukan Raja). Rumah Bolon yang terdapat di

Pematang Purba sekarang ini didirikan oleh akibat perpecahan di Kerajaan Nagur (Rumah

“Segala rumah adat dibakar, Raja dan keturunannya dibunuh, tapi Panghulu Balang (Penjaga

Bolon Tua) yang terdapat di Pematang Siantar sebagai pusat Kerajaan Simalungun dahulu.

Pintu) Rumah Bolon Pematang Purba memiliki indra keenam yang dapat mengetahui apakah tamu

Luas arealnya berkisar 2 hektar yang dikelilingi oleh lembah-lembah, sedemikian

raja memiliki niat jahat atau tidak sebelum memasuki terowongan. Dengan ilmunya

dibuat sebagai benteng agar tidak mudah diserang oleh musuh atau kerajaan lain. Bangunan

dihilangkanlah pandangan penyusup sehingga, mereka tidak tahu darimana masuk”.

inti sekarang ini tersisa 7 buah bangunan yang sebelum bulan Juni 2017 tersisa 8 bagunan

-Drs. Djonen Purba

inti dikarenakan terbakar akibat arus pendek dalam bangunan “Jabu Jungga”.

3.2.

Sejarah Kepemilikan dan Pengelolaan Rumah Bolon Pematang Purba Tahun didirikan Rumah Bolon Pertama sejak tahun 1515 pada pemerintahan Tuan Raedan (Pangultop-ultop), selanjutnya karena sudah mengalami kerusakan pada atap Rumah Bolon sudah mulai bocor (tiris) diperbaiki pada tahun 1918 oleh Tuan Rahalim (1904-1921)

Gambar : Jabu Jungga sebelum terbakar Sumber: asfaexplorers.com

Gambar : Jabu Jungga setelah terbakar Sumber: Dokumen Pribadi

Untuk masuk ke dalam istana dibuat jalan khusus menyerupai terowongan yang dulu pada masanya dijaga oleh prajurit istana dengan maksud agar tidak mudah dimasuki oleh musuh. Pada atas terowongan, “karena dulu pintu terowongan menuju ke Rumah Bolon itu adalah batang kayu pohon besar”.

banyak terdapat tanaman bambu

diadakan perbaikan untuk pertama sekali. Pada tanggal 21 Maret 1961, Rumah Bolon Pematang Purba beserta bangunanbangunan lainnya termasuk areal perkampungan dengan resmi diserahkan pengelolaannya kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun (pada masa Bupati Radjamin Poerba) yang diserahkan oleh keluarga keturunan Raja Purba diwakili oleh Tuan Djomat Purba dan Tuan Rawa Purba (yang kebetulan sebagai Ass. Wedana Kecamatan Purba waktu itu). Begitu

- Drs. Djonen Purba

15

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

juga rumah-rumah penduduk atas persetujuan mereka masing-masing diserahkan

3.3.

Bangunan yang Tersisa di Rumah Bolon Pematang Purba

pengelolaannya kepala Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun. Pada tahun 1964 oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun diaadakan perbaikan berat terhadap Rumah Bolon dan bangunan-bangunan lain yang dikerjakan oleh Pemborong Tailam Saragih Garingging dari Sondi Raya pada masa Radjamin Poerba,SH menjadi Bupati Kabupaten Simalungun. Pada tahun 1972 yaitu dengan Akte Notaris Saur Monag Sinaga (Akte No.8 tanggal 9 Pebruari 1972 tentang Perobahan Anggaran Dasar Yayasan Museum Simalungun) maka Rumah Bolon dan komplek Pematang Purba diserahkan menjadi pengurusan Yayasan Museum Simalungun, sampai pada saat sekarang ini. Pada tahun 2004 Bupati Kabupaten Simalungun Ir. Jhon Hugo Silalahi melakukan perbaikan mengganti tiang Rumah Bolon selanjutnya pada bulan April 2011 Bupati Simalungun DR. JR Saragih, S.H., M.M. membangun pemasangan listrik dan perbaikan kamar mandi Rumah Bolon Pematang Purba. Bahwa biaya pemeliharaan atau perawatan Ruamh Bolon Pematang Purba sejak Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945 sampai saat ini tetap dianggarkan dalam APBD Kabupaten Simalungun setiap tahunnya. Anggaran Revitalisasi

Pembangunan kembali

Rumah Bolon Purba telah diajukan kepada Kementerian Budaya dan Pariwisata RI di Jakarta pada tahun 2010 yang langsung

3.3.1. Balei Buttu Bangunan ini digunakan sebagai

ditandatangani oleh Bupati Simalungun Bapak

tempat

DR.JR.Saragih, S.H.,M.M.

tinggal

pengawal

istana.

Makanya bangunan ini paling dekat Pada tanggal 24 Januari 1961 denagn surat penyerahan dari Tuan Djomat Purba

dengan jalan masuk. Dinding yang

mewakili keturunan Kerajaan Purba Pakpak kepada Bupati Kepala Daerah Simalungun untuk

sebagian besar dari kisi-kisi pada

pengeloalaan Rumah Bolon Pematang Purba dan selanjutnya tanggal 10 April 1965 Bupati

bangunan

Kepala Daerah Simalungun (Rajamin Purba, S.H.) mengadakan serah terima Pengurus

pengawal istana lebih mudah dan

Yayasan Simalungun untuk pengelolaannya sebagai perpanjangan tangan Pemerintah

cepat siaga melihat tamu dan musuh

Kabupaten Simalungun.

Gambar : Balei Buttu Sumber: Dokumen Pribadi

ini

digunakan

agar

yang keluar-masuk kerajaan.

16

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

3.3.2. Jabu Losung

Bagian rumah terletak pada bagian belakang yang difungsikan untuk kamar tidur istri, Bangunan tempat

ini

digunakan

menumbuk

untuk

padi

secara

selir, dan anak Raja serta terdapat tungku masak untuk masing-masing istri dan selir untuk memasak makanan mereka sendiri dan anaknya.

tradisional. Pada masa terang bulan banyaklah

gadis-gadis

desa

dari

wilayah kekuasaan yang dipanggil oleh Raja. Gadis-gadis tersebut dapat Gambar : Jabu Losung Sumber: Dokumen Pribadi

dilihat dengan jelas oleh Raja dari tempat khusus, yaitu Pattangan Raja. Kalau seandainya ada seorang gadis

yang berkenan bagi Raja maka disuruhlah orang kepercayaannya mengantarkan “demban atau sirih”. Siapa yang menerima sirih adat tersebut wajib menjadi isteri raja.

Sumber: Dokumen Pribadi

3.3.4. Pattangan Raja

3.3.3. Rumah Bolon

Bangunan ini digunakan untuk tempat Raja

Bangunan ini digunakan untuk tempat tinggal Raja beserta anak Raja yang belum dewasa,

Gambar : Rumah Bolon Sumber: Dokumen Pribadi

duduk santai melihat keaadaan lingkungan

istri, dan selir-selirnya. serta berfungsi

istana

menyatu

Bolon

menumbuk padi di Jabu Losung. Pada bagian

(bangunan sebelah depan). Di dalam

atas adalah ruangan yang digunakan Raja

ruangan ini selain kamar tidur Raja

untuk menyimpan alat musik dan permainan

juga dijadikan tempat menerima tamu-

olahraga

tamu

tempat

Dikarenakan ruangan yang kecil, Raja akan

sidang-sidang yang sifatnya terbatas

menyuruh anaknya masuk ke dalam untuk

dengan

terhormat

Rumah

dan

juga

(khusus). Disebelah luar kamar Raja

dan

melihat

Raja

gadis-gadis

seperti

bola

yang

takraw.

mengambil. Gambar : Pattangan Raja Sumber: Dokumen Pribadi

dibuat Tingkap (jendela) yang khusus digunakan oleh Raja untuk melihat siapa tamu yang datang dan juga dapat melihat ke Jabu Losung untuk meperhatikan gadis-gadis yang menumbuk padi.

3.3.5. Jambur Bangunan ini terdiri dari 2 lantai yang pada

Adapun Rumah Bolon ini terdiri dari dua bagian bangunan, yaitu “lapou” dan

lantai pertama digunakan sebagai kandang

“rumah”.

kuda Raja dan lantai kedua digunakan

Bagian lapou terletak pada bagian depan yang difungsikan untuk kamar Raja,tempat

sebagai tempat penyimpanan barang-barang

menerima tamu terhormat ataupun siding khusu, tempat istri memasak makanan tamu,

alat-alat pertanian dan barang-barang lainnya

dan Puang Poso memasak makanan Raja.

yang bertalian dengan kuda. Gambar : Jambur Sumber: Dokumen Pribadi

17

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

3.3.6. Pattangan Puang Bolon Bangunan ini digunakan istri Raja sebagai tempat bertenun. Pada bagian atas bangunan digunakan sebagai tempat menyimpan alat-alat tenun, benang, dan hiou yang sudah atau sedang ditenun.

Gambar : Jenis Palas (Pondasi) Rumah Bolon Purba Sumber: Seni Ukir Relief Motif dan Adat Tradisional Simalungun

Antara pondasi dan galang bangunan dibuat pemisah yang terbuat dari ijuk yang

Gambar : Pattangan Puang Bolon Sumber: Dokumen Pribadi

berfungsi sebagai alas balok/galang bangunan dengan fungsi agar tidak mudah busuk dan rusak, sebagaimana gambar berikut.

3.3.7. Balei Bolon Bangunan

ini

mengadakan

digunakan musyawarah,

untuk tempat

peradilan, dan mempasung penjahat. Di tiang tengah ada tercatat mengenai “Perhalaan” (ilmu bintang) dan aturanaturan yang penting untuk kerajaan. Serambi Gambar : Balei Bolon Sumber: Dokumen Pribadi

3.4.

depan

dijadikan

tempat

pengawalan oleh pasukan kerajaan. Balei

Gambar : Sistem Alas Palas Sumber: Seni Ukir Relief Motif dan Adat Tradisional Simalungun

Sistem Konstruksi Rumah Bolon Bagian-bagian bangunan Rumah Adat Tradisional Simalungun adalah sebagai berikut:  Palas Palas adalah pondasi Rumah Adat Tradisional Simalungun. Bahan pondasi pada zaman dulu dari batu gunung, batu air, kayu keras, batang tanggiang (pakis besar). Bentuk pondasi ini dipahat berbentuk trapesium untuk pondasi dari bahan batu, sedangkan dari batang kayu atau pakis tetap berebntuk silinder.

18

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

Ada 3 jenis tiang pada Rumah Adat Tradisonal Simalungun:  Tustus Tustus adalah galang induk (galang bawah) rumah yang bahannya terbuat dari kayu bulat yang kayunya kuat dan keras. Pada zaman dulu, pembuatan sisi kayu balok ini dengan menggunakan alat yang dinamakan baliung. Galang pertama atau galang yang paling bawah bangunan dipasang di atas palas atau pondasi batu atau kayu. Pada saat menepatkan galang induk ini diperhatikan pangkal dari kayu harus menghadap ke utara dan ujung kayu ke selatan. Gambar : Tiang Halang Sumber: Obyek Wisata Museum Sialungun

 Halang Halang adalah galang (galang kedua) rumah yang bahannya terbuat dari kayu bulat yang kayunya kuat dan keras. Pada zaman dulu, pembuatan sisi kayu balok ini dengan menggunakan alat yang dinamakan baliung. Galang kedua dipasang di atas tustus (galang induk). Pada saat menepatkan galang ini diperhatikan pangkal dari kayu harus menghadap timur dan ujungnya menghadap barat.

Gambar : Tiang Jonjong Sumber: Obyek Wisata Museum Sialungun Gambar : Sistem Struktur Balok Lantai Sumber: Seni Ukir Relief Motif dan Adat Tradisional Simalungun

 Pamogong Pamogong adalah selembar papan tebal yang terbuat dari kayu kuat dank eras yang berfungsi untuk memperkokoh bangunan dan mempersatukan kekuatan tiang. Dalam bangunan modern, pamogong sama fungsinya dengan sluf atau ring balok.  Gulang-Gulang Gambar : Tiang Rassang Sumber: Obyek Wisata Museum Sialungun

Gulang-gulang adalah bantalan lantai yang bahannya terbuat dari kayu bulat dan dipasang menurut lebar bangunan.

19

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

 Hulissir Hulissir adalah tiang rumah yang bahannya yang terbuat dari kayu kuat dan keras yang ujungnya diuat pen yang fungsinya untuk mengikat galang mulai dari palas atau pondasi sampai pada tutus dan pamogong.

 Danggulan Danggulan adalah kerangka atau alas lantai bahannya terbuat dari kayu dan dipasang

Gambar : Detail Struktur Lantai Sumber: Seni Ukir Relief Motif dan Adat Tradisional Simalungun

menurut panjang bangunan.

 Sambahou

 Dasor

Sambahou adalah alas dinding yang terbuat dari bilahan papan tebal. Pada pangkal

Dasor adalah lantai dari bilahan papan yang dipasang di atas gulag-gulang sejajar dengan lebar bangunan.

samboho ini dibuat simbol wajah manusia yang dinamai bohi-bohi yang bermakna mengusir roh jahat serta melambangkan keramahan terhadap sesama manusia.  Lambe-Lambe Lambe-lambe adalah tutup tiang yang terbuat dari kayu kuat dan keras. Pada pangkalnya dinuat pen yang fungsinya untuk mengikat galang mulai dari palas (pondasi) , tustus, dan pamogong  Lalaon Lalaon adalah bantalan kaso atau sering disebut rusuk. Bahannyaterbuat dari kayu

Gambar : Detail Persambungan Tiang dengan Lantai Sumber: Seni Ukir Relief Motif dan Adat Tradisional Simalungun

bulat bessar da dipasang menurut panjang bangunan. Lalaon dilubangi persegi empat yang besar lobangya lebih kurang 3cm x 3cm dengan kedalaman korekan lubang 4cm yang gunanya untuk tempat pen kaso. Jarak antarlubang lebih kurang 50-60cm atau disesuaikan dengan besar bangunan.

20

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

3.5.

Hasil Survei Objek Studi Banding dengan Rumah Bolon Purba yang Masih Dihuni 3.2.1. Lokasi dan Hasil Survei Lokasi

: Kampung Nagasaribu

Penemuan : Jabu Losung Deskripsi

: Jabu Losung ini sudah tidak dipakai oleh warga kampung. Sangat disayang kan sekali bangunan ini tidak dijaga, terabaikan, dan tidak dipelihara oleh warga kampung.

Gambar : Sistem Struktur Rumah Bolon Purba Sumber: Seni Ukir Relief Motif dan Adat Tradisional Simalungun

Keterangan: 1. Palas (Pondasi) 2. Halang (Galang)

Sumber: Dokumen Pribadi

3. Tustus (Galang Induk) 4. Sambahou (Alas Dinding) 5. Hulisir (Tiang) 6. Lambe-Lambe (Tutup Tiang) 8. Lalaon (Tempat Alas Rusuk) 9. Lalaon ( Tampat Alas Kaso/Rusuk)

Sumber: Dokumen Pribadi

21

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

Lokasi

: Kampung Purba Tonga

Berikut ini adalah hasil wawancara kami dengan penghuni sekarang:

Penemuan : Rumah Bolon yang masih dihuni dan yang tidak dihuni lagi Deskripsi

No.

:

1.

Pertanyaan Siapa pemilik rumah bolom ini?

Kak Ralif br Sinurat adalah asli penduduk kampung ini dan penghuni rumah bolon ini

-Rumah Bolon yang tidak dihuni lagi adalah bekas rumah tinggal kepala desa

tapi bukan sebagai pemilik. Rumah Bolon

yang sekarang. Tidak dihuni lagi dikarenakan lebih memilih tinggal di rumah

ini sudah ditempatinya selama 2 tahun.

baru dari beton dan kalau rumah bolon harus mengumpulkan bahan bangunan dalam waktu yang lama , akibatnya rumah bolon ini terabaikan.

Jawaban

2.

3.

Berapa keluarga dan jumlah anggota Satu keluarga berjumlah 4 orang (suamikeluarga yang tinggal?

istri dan 2 orang anak)

Siapa yang membangun rumah bolon ini?

Salah satu pembangunnya mantan guru SD Kak Ralif yang sekarang tinggal di Kampung Tiga Runggu.

4.

Kapan rumah ini dibangun?

Rumah ini sudah ada semenjak saya lahir dan saya lahir tahun 1987. Jadi rumah ini sudah berumur sekitar 30 tahun.

5.

Mengapa masih mau tinggal di rumah Dikarenakan hanya mampu membayar adat?

uang sewa untuk rumah ini dan tinggal di rumah adat lebih sejuk daripada rumah

Sumber: Dokumen Pribadi

-Rumah Bolon yang masih dihuni ditinggali oleh satu keluara yang berjumlah

zaman sekarang. 6.

Apa saja kegiatan yang dilakukan di Tidur, rumah?

4 orang. Berikut ini adalah hasil wawancara kami. 7.

memasak,

berkumpul,

dan

berpakaian.

Di mana keluarga mengambil air untuk Di pancuran mata air atau kamar mandi kebutuhan sehari-hari dikarenakan tidak umum. memiliki kamar mandi?

8.

Bagaimana rumah penduduk kampung ini Sewaktu Kak Ralif masih SD masih dulu?

banyak rumah bolon di kampung ini tapi sudah tidak lagi karena mengikuti zaman. Rumah saya sewaktu kecil adalah rumah bolon tapi karena perkakas yang kurang bagus jadi mudah dimakan usia. Dan rumah masa kecil saya lebih panjang ke belakang dari rumah bolon ini. Hanya

Sumber: Dokumen Pribadi

22

KULIAH MANDIRI (KULAP) UNIKA ST. THOMAS, SU RUMAH BOLON PEMATANG PURBA

rumah bolon yang saya tempati adalah satu-satunya yang masih dihuni. 9.

Apa perubahan fungsi ruang sebelum dan Kolong sesudah ditempati?

rumah

bolon

tidak

pernah

dijadikan tempat ternak tapi sekarang saya fungsikan sebagai tempat penyimpanan kayu bakar. Sedangkan bagian depan ada tempat lumbung padi tapi tidak digunakan lagi.

10.

Apa saja perbaikan yang pernah di rumah Selama saya tinggal hanya ijuk penutup ini?

11.

atapnya yang diganti.

Apa ketidaknyamanan yang dirasaka Satu ruang yang sempit yang mana tidur pada rumah bolon ini?

dan masak dilakukan. Ketika tamu datang langsung terlihat dapur.

12.

Apa

kegiatan

besar

dilakukan di dalam rumah?

yang

pernah Kegiatan kumpul dari lingkungangereja untuk bernyanyi bersama sambil menari yang berjumlah 20-25 orang.

23

More Documents from "wengky giawa"