Isi Pt. Indofood Tbk.docx

  • Uploaded by: septi niranda
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi Pt. Indofood Tbk.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,964
  • Pages: 36
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Salah satu dampak dari perkembangan IPTEK di era globalisasi ini adalah berkembangnya bidang perindustrian. Hal tersebut dapat dilihat dengan semakin banyaknya industrI atau perusahaan yang didirikan, baik skala kecil, menengah hingga skala besar. Pusat Data dan Informasi Kementrian

Perindustrian

(Pusdatin

Kemenperin)

pada

tahun

2014

menyebutkan bahwa terdapat 284,501 perusahaan industri kecil dan terdapat 3,220,563 perusahaan industri mikro. Meningkatnya pertumbuhan industri tersebut memberikan dampak positif bagi masyarakat, antara lain semakin luas lapangan pekerjaan, sehingga angka pengangguran dapat diturunkan dan meningkatkan perekonomian masyarakat disekitar. Perkembangan sektor industri juga berdampak pada pemakaian sumber daya alam yang ada. Kegiatan perindustrian akan mengeksplorasi, mengekstrasi serta mentransformasikan sumber daya alam yang ada menjadi suatu produk. Bila hal ini terus menerus dilakukan tanpa adanya upaya pelestarian, maka hal tersebut memungkinkan terjadinya degradasi terhadap sumber daya alam yang digunakan tersebut. Selain itu, hasil akhir dari suatu proses produksi suatu industri akan menghasilkan limbah. Secara umum limbah terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: limbahp adat, limbah cair dan limbah gas. Limbah hasil proses produksi tersebut bila dibiarkan dibuang ke lingkungan, maka akan meningkatkan kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan. Dengan munculnya persoalan mengenai lingkungan akibat kegiatan perindustrian tersebut, maka sangatlah perlu dilakukan upaya pengelolaan lingkungan agar dampak negatif terhadap lingkungan dapat dihindari dan dihilangkan. Sehingga lingkungan beserta komponen-komponen didalamnya tetap dalam keadaan yang baik dan sesuai dengan peruntukannya. Salah hal yang dapat dilakukan industri untuk mendukung upaya pengelolaan lingkungan adalah dengan menerapkan standar ISO 14001.

1

Standar ISO 14001 merupakan dokumen spesifikasi atau dokumen persyaratan sistem manajemen lingkungan. Dokumen ini berisi unsur-unsur yang harus dipenuhi perusahaan bila ingin menetapkan sistem manajemen lingkungan menurut ISO 14001. Unsur-unsur yang dirinci dalam ISO 14001 harus diterapkan, didokumentasikan dan dilaksanakan sehingga lembaga sertifikasi sistem manajemen lingkungan, selaku pihak ketiga nantinya akan memberikan sertifikat SML kepada perusahaan berdasarkan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan, bahwa perusahaan tersebut telah menetapkan sistem manajemen lingkungan dengan baik. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, merupakan salah satu perusahaan besar yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk juga merupakan salah satu perusahaan yang berkomitmen penuh terhadap pengelolaan lingkungan. Oleh karena itu, kunjungan industri ke PT. Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan salah satu sarana pembelajaran terkait dengan mata kuliah Sistem Manajemen Lingkungan (SML). Karena PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, merupakan salah satu perusahaan besar yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman, serta berkomitmen penuh terhadap pengelolaan lingkungan. Sehingga mahasiswa tidak hanya mengetahui teori yang disampaikan diruang perkuliahan saja, tetapi mahasiswa dapat lebih memahami mengenai penerapan. Sistem Manajemen Lingkungan di tempat kerja.

B. Tujuan 1.

Mengetahui dan memahami tahapan-tahapan produksi di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

2.

Mengetahui dan memahami penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

3.

Mengetahui dan memahami mengenai Sistem Manajemen Lingkungan (SML) yang diterapkan di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

2

C. Manfaat 1.

Bagi Mahasiswa Melalui kunjungan industri ini, mahasiswa D4 K3 FK UNS dapat terjun langsung kelapangan dan melihat secara nyata bagaimana penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) di suatu perusahaan. Selain itu melalui kunjungan industri ini juga mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan baru yang mungkin belum didapatkan sewaktu proses pembelajaran didalam ruang kuliah.

2.

Bagi Program Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Melalui kunjungan industri ini juga memberikan manfaat bagi program studi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, antara lain menjalin kerjasama yang baik dengan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Selain itu program studi D4 K3 juga dapat menghasilkan lulusan yang unggul karena para mahasiswanya dapat mengaplikasikan ilmunya dengan baik, tidak hanya teorinya saja tetapi juga praktiknya.

3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1.

ISO 14001 a.

Definisi ISO 14001 adalah sebuah sistem internasional untuk proses sertifikasi bagi para pengguna, yang terdiri dari: 1) Standar sistem manajemen lingkungan 2) Standar proses audit lingkungan 3) Standar pelabelan lingkungan 4) Standar evaluasi kinerja lingkungan 5) Standar analisa siklus hidup 6) Standar produk 7) Hal dan istilah

b. Alasan Penerapan ISO 14001 Beberapa alasan untuk diterapkannya sistem manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14001, antara lain: 1) Meningkatkan kinerja 2) Meningkatkan kepercayaan diri manajemen 3) Meningkatkan efisiensi 4) Meningkatkan citra perusahaan pada publik 5) Meningkatkan manajemen 6) Mendapat citra sebagai pemimpin dan inovator di bidangnya

c.

Keuntungan Penerapan ISO 14001 Keuntungan yang akan didapatkan oleh perusahaan dengan diterapkannya sistem manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14001, antara lain: 1) Meningkatkan kinerja dalam aspek lingkungan 2) Mengurangi resiko

4

3) Keuntungan kompetitif 4) Mengurangi biaya 5) Mengurangi angka kecelakaan kerja 6) Meningkatkan keterlibatan pekerja 7) Meningkatkan citra pada public 8) Meningkatkan kepercayaan pelanggan 9) Memenuhi keinginan pelanggan

d. Elemen Kunci pada Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001) Terdapat beberapa elemen kunci pada penerapan sistem manjemen lingkungan dengan ISO 14001. Pada akhirnya elemen kunci tersebut dapat berguna bagi organisasi untuk mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan, seperti yang tercantum pada gambar di bawah ini:

1) Kebijakan Lingkungan (Environtment Policy) Merupakan

proses

penyusunan

pernyataan

dari

organisasi mengenai komitmen organisasi pada lingkungan. Pernyataan ini digunakan sebagai kerangka perencanaan dan pengambilan tindakan. Kebijakan ini harus berperan sebagai payung bagi sistem manajemen mutu dan mencakup visi yang

5

menyeluruh mengenai kepedulian terhadap lingkungan oleh seluruh bagian dari organisasi. Kebijakan lingkungan mencakup tentang komitmen, aspek peningkatan berkelanjutan dan pencegahan dari proses yang tidak sesuai.

2) Perencanaan (Planning) a) Identifikasi Aspek Lingkungan Identifikasi aspek lingkungan merupakan proses pengidentifikasian atribut lingkungan dari produk, aktivitas dan jasa. Dalam proses ini ditentukan hal-hal yang mempunyai dampak yang serius terhadap lingkungan. Berdasarkan ISO 14000, aspek lingkungan adalah elemen dari tindakan, produk atau jasa yang dapat berhubungan dengan lingkungan, sedangkan dampak lingkungan adalah perubahan

apapun

merugikan

maupun

terhadap

lingkungan,

menguntungkan,

baik

yang

sebagian

atau

keseluruhan yang diakibatkan oleh tindakan, produk atau jasa organisasi. Beberapa hal yang berpotensi sebagai aspek lingkungan dari suatu organisasi adalah sebagai berikut: (1) Polusi udara (2) Limbah padat dan berbahaya (3) Kontaminasi tanah (4) Isu-isu lokal (seperti kebisingan, bau, debu, kemacetan, dan gangguan yang lain) (5) Pembuangan air (6) Pemakaian energi (7) Penggunaan bahan baku dan sumber daya (air, energi dan utilitas yang lain) (8) Penanganan dan penyimpanan bahan-bahan berbahaya

6

b) Hukum, Peraturan dan Keperluan Terkait Pada tahapan ini dilakukan pengidentifikasian dan pemastian kembali akses pada hukum dan perundangan yang berlaku. Peraturan hukum yang diperlukan, antara lain: (1) Perundang-undangan negara dan pemerintah pusat (2) Perundang-undangan pemerintah setempat (3) Standar setempat (4) Perijinan (5) Kode Perusahaan (6) Peraturan lain yang terkait

c) Tujuan dan Target Tujuan dan target dari organisasi harus ditetapkan sejalan dengan kebijakan, dampak lingkungan, pandangan umum dari pihak yang terkait serta faktor-faktor yang lain. Berdasarkan ISO 14000, tujuan lingkungan adalah seluruh tujuan lingkungan yang timbul dari kebijakan lingkungan yang disusun secara mendiri oleh organisasi dan dianggap dapat dicapai dan terukur, sedangkan target lingkungan adalah persyaratan kinerja yang lebih detail, dapat diukur dan dapat dilakukan bagi sebagian dan seluruh organisasi yang timbul dari tujuan lingkungan dan perlu disusun dan dilaksanakan untuk mencapai seluruh tujuan tersebut.

d) Program Manajemen Lingkungan Perencanaan tindakan diperlukan untuk mencapai tujuan dan target. Untuk menjamin efektifitas program manajemen lingkungan, program manajemen lingkungan harus dapat meliputi tiga hal yaitu: (1) Tanggung jawab untuk mencapai tujuan (siapa yang harus melakukan?)

7

(2) Alat

yang

digunakan

untuk

mencapai

tujuan

(bagaimana mereka akan melakukan?) (3) Kerangka waktu untuk mencapai tujuan (kapan?)

3) Implementasi dan Operasional (Do) a) Struktur Beserta Tugas Pokok dan fungsi Perlu pula untuk disusun struktur organisasi yang mempunyai peran dan tanggung jawab terhadap manajemen lingkungan dan agar tersedia sumber daya manusia yang sesuai. Sumber daya meliputi sumber daya manusia dan kemampuan yang kompeten, teknologi dan sumber daya keuangan. Agar sistem manajemen lingkungan dapat berjalan secara efektif, peran dan tanggung jawab harus dinyatakan secara jelas dan dikomunikasikan. Komitmen dari seluruh pegawai diperlukan untuk menerapkan sistem manajemen lingkungan secara optimal. Bagian-bagian yang terlibat secara langsung meliputi: Bagian Pembelian



Sumber Daya • Manusia

• •

Perawatan



Keuangan

• •

Peran Membuat dan melaksanakan pengendalian untuk pembelian bahan baku dan bahan kimia yang Menentukan persyaratan kompetensi dan gabaran kerja bagi semua bagian dalam implementasi sistem manajemen lingkungan Melakukan pelatihan dan memelihara rekaman datanya Mengintegrasikan manajemen lingkungan dengan sistem reward, disiplin dan penghargaan. Menerapkan program perawatan untuk mesin-mesin dan fasilita sutama organisasi Mendukung identifikasi aspek Merekam data biaya yang berhubungan dengan lingkungan

8

• • Teknik



• Top • Management • •

Pengendalian • mutu • Pekerja Operasional

• •

(seperti sumber,bahan baku, biaya energi, pembuangan sampah dan lain-lain) Menyiapkan anggaran untuk program manajemen lingkungan Mengevaluasi kelayakan ekonomi dari proyek lingkungan Mempertimbangkan dampak lingkungan dari sistem proses baru atau proses termodifikasi Mengidentifikasi kemungkinan untuk dapat mencegah adanya polusi Mengkomunikasikan tentang sistem manajemen lingkungan pada seluruh anggota organisasi Menyediakan sumber daya yang diperlukan Melakukan pemantauana dan tinjauan pelaksanaan sistem manajemen lingkungan Mendukung pengendalian dokumen, rekaman manajemen dan upaya training untuk karyawan Mendukung untuk integrasi sistem manjemen mutu dan lingkungan Melakukan semua pekerjaan dengan aturan sistem manajemen lingkungan Mendukung training untuk karyawan baru

b) Pelatihan, Sosialisasi dan Peningkatan Kompetensi Organisasi harus memastikan bahwa seluruh karyawan telah diberi pelatihan dan mampu melaksanakan tanggung jawab mereka dalam aspek lingkungan. Alasan untuk dilakukannya pelatihan pada karyawan adalah sebai berikut: (1) Setiap pekerja mungkin dapat terkena dampak dari lingkungan (2) Setiap pekerja dapat saja mempunyai ide yang bagus mengenai upaya peningkatan lingkungan

9

Selain memberikan

itu

training

motivasi,

dimaksudkan peningkatan

pula

untuk

kewaspadaan,

komitmen, kemampuan, kehandalam dan kinerja. Langkahlangkah dalam pelaksanaan training adalah sebagai berikut: Langkah 1 : Mendata keperluan dan persyaratan training Langkah 2 : Membuat tujuan training Langkah 3 : Memilih metode dan bahan yang sesuai Langkah 4 : Mempersiapkan rencana training Langkah 5 : Melakukan training Langkah 6 : Melakukan perekaman dan pemeliharaan dokumen Langkah 7 : Mengevaluasi efektifitas training Langkah 8 :Meningkatkan

program

training

(jika

diperlukan)

c) Komunikasi Komunikasi

mengenai

isu-isu

manajemen

lingkungan perlu dilakukan dalan tataran internal dan eksternal. Untuk membuat suatu komunikasi yang efekti dalam pelaksanaan sistem manajemen lingkungan maka harus dibuat suatu prosedur mengenai: (1) Komunikasi secara internal (antara seluruh tingkatan dan fungsi dalam organisasi). Hal tersebut dapat dilakukan melalui buletin, intranet, rapat karyawan dan staff, papan pengumuman dan pelatihan. (2) Sosialisasi, penerimaan, perekaman dan pemberian tanggapan kepada seluruh komunikasi eksternal. Hal tersebut dapat dilakukan melalui open houses, web site atau e-mail list, press releases, laporan tahunan, iklan, dan diskusi informal.

10

d) Pendokumentasian Sistem Manajemen Lingkungan Perlu dilakukan pemeliharaan terhadap dokumendokumen

sistem

manajemen

lingkungan

dan

hal

terkait.Dokumen-dokumen yang harus dikontrol meliputi: (1) Kebijakan lingkungan (2) Tujuan dan target (3) Peran, tanggung jawab dan kewenangan (4) Dokumen deskripsi sistem manajemen lingkungan (manual) (5) Prosedur tingkat sistem (6) Prosedur tingkat aktivitas/proses/instruksi kerja (7) Rencana terkait (seperti rencana tanggap darurat) Hierarki dokumen sistem manajemen lingkungan dapat dilihat pada gambar berikut:

e) Pengendalian Dokumen Prosedur dan sistem pengendalian dokumentasi yang lain perlu untuk dipastikan dan diatur. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengedalian dokumen adalah: (1) Tanggal penerbitan atau revisi (2) Tanggal berlaku (3) Pengesahan (misalnya tanda tangan) (4) Nomor revisi (5) Nomor dokumen

11

(6) Nomor Kopi (7) Acuan silang Untuk memastikan bahwa setiap orang bekerja dengan dokumen EMS (Environtmental Management Sistem) yang benar, organisasi harus mempunyai prosedur tentang

cara-cara

pengendalian

dokumen.

Penerapan

prosedur tersebut harus memastikan bahwa: (1) Dokumen sistem manajemen lingkungan ditempatkan pada lokasi tertentu (dapat diketahui di mana harus mencarinya) (2) Dokumen sistem manajemen lingkungan harus ditinjau secar periodik (dokumen harus dicek untuk memastikan validitasnya) (3) Versi terbaru dari dokumen tersedia dengan jelas dan sudah diterima oleh yang bersangkutan (dokumen harus dapat diakses oleh orang yang berkaitan), dan (4) Dokumen-dokumen yang sudah tidak terpakai harus dimusnahkan (hal tersebut agar tidak terjadi kesalahan pengambilan dokumen).

f)

Pengendalian Operasional Perlu

dilakukan

identifikasi,

perencanaan

dan

pengaturan operasi organisasi dan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan kebijakan, tujuan dan target organisasi. Untuk memastikan bahwa manajemen organisasi telah berkomitmen pada kebijakan lingkungannya, tindakan dan aktivitas tertentu harus dikendalikan. Contoh dari beberapa tindakan dan aktivitas yang mungkin memerlukan kontrol operasional: (1) Manajemen pembunagan limbah (2) Penerimaan bahan kimia baru

12

(3) Penyimpanan dan penanganan bahan baku dan bahan kimia (4) Perawatan perlengakapan dan mesin (5) Pengelolaan limbah cair

g) Persiapan dan Tanggap Darurat Perlu dilakukan identifikasi potensi hal-hal darurat dan dilakukan penyusunan prosdur pencegahan dan respon terhadap hal tersebut.Sebuah persiapan program tanggap daruat darurat harus meliputi: (1) Penilaian terhadap potensi untuk terjadi kecelakaan dan keadaan darurat. (2) Pencegahan kecelakaaan dan hubungannya dengan dampak lingkungan. (3) Rencana/prosedur untuk menanggapi kecelakaan. (4) Pengujian secara berkala terhadapa prosedur dan rencana darurat. (5) Upaya penyelamatan dari dampak yang berkaitan dengan kecelakaan tersebut.

4) Pemeriksaan (Check) a) Monitoring and Pengukuran Hal-hal yang berkaitan dengan penilaian kinerja dan aktivitas-aktivitas

kritis

perlu

terus

dimonitoring.

Pemeriksaan secara berkala dengan menggunakan peraturan yang telah ditetapkan perlu untuk dilakukan. Proses monitoring ini ditujukan untuk menilai seberapa baik sistem manajemen lingkungan dilaksanakan. Monitoring dan pengukuran memungkinkan organisasi untuk:Mengevaluasi kinerja lingkungan, Menganalisa akar sebuah permasalahan, Menilai capaian kerja dengan persyaratan hukum yang berlaku, Mengidentifikasi wilayah yang membutuhkan

13

tindakan perbaikan, Meningkatkan kinerja dan efisiensi. Singkatnya adalah bahwa monitoring dapat membantu mengatur organisasi dengan lebih baik.Contoh Indikator Kinerja Sistem Manajemen Lingkungan (1) Jumlah polusi udara (volatile organis compound) yang dihasilkan per unit produksi. (2) Jumlah limbah berbahaya yang dihasilkan per tahun. (3) Persentase karyawan yang telah mendapatkan training tentang lingkungan. (4) Waktu rata-rata yang diperlukan untuk mengatasi ketidak sesuaian (5) Energi yang digunakan per unit produksi (6) Persentase limbah padat yang didaur ulang/re-use

b) Tindakan Pencegahan dan Koreksi Perlu dilakukan pengidentifikasian masalah yang mungkin terjadi untuk kemudia dibuat tindakan pencegahan dan koreksinya. Ketidaksesuaian (Nonconformance) berarti sistem

tidak

memenuhi

kriteria

sistem

manajemen

lingkungan atau implementasi tidak konsisten dengan penggamabran sistem manajemen lingkungan. Ketidaksesuaian sistem manajemen lingkungan dan defisiensi sitem yang lain (seperti ketidaksesuaian hukum) harus dianalisa untuk mendeteksi pola atau kecenderungan sistem. Dengan mengidentifikasi pola sistem maka masalah di kemudian hari dapat diantisipasi dan dicegah. Langkahlangkah utama: (1) Mengidentifikasi masalah (2) Mengidentifikasi akar masalah (3) Mencari solusi (4) Menerapkan solusi (5) Penyelesaian dokumen

14

(6) Pengkomunikasian solusi (7) Mengevaluasi efektivitas solusi

c) Rekaman Dokumen yang berkenaan dengan pelaksanaan dan kinerja sistem manajemen lingkungan harus dipelihara dan diatur. Bukti bahwa sistem manjemen mutu bekerja dengan baik, Manajemen rekaman berlangsung dengan sederhana, ditunjukkan

dengan

kemampuan

manajemen

untuk

mendemonstrasikan bahwa organisasinya telah menerapkan sistem manajemen lingkungan seperti telah dirancang. Contoh rekaman yang harus dipelihara: (1) Hukum, peraturan dan persyaratan yang berlaku (2) Hasil identifikasi aspek lingkungan (3) Laporan perkembangan terhadap pencapaian tujuan dan target (4) Perizinan, lisensi dan bukti penerimaan yang lain (5) Gambaran kerja dan evaluasi kinerja (6) Rekaman pelatihan (7) Audit sistem manajemen lingkungan dan laporan audit peraturan (8) Laporan identifikasi ketidaksesuaian, rencana tindakan perbaikan dan rekaman data perbaikan (9) Laporan kecelakaan atau kebocoran bahan berbahaya ke lingkungan (10) Komunikasi dengan pelanggan, suplier, kontraktor dan pihak eksternal yang lain (11) Hasil tinjauan manajemen (12) Pengambilan sampel dan monitoring data (13) Pemeliharaan rekaman (14) Rekaman kalibrasi peralatan

15

d) Audit Sistem Manajemen Lingkungan Secara periodik dilakukan audit untuk memastikan bahwa sistem manajemen lingkungan berjalan dengan baik. Audit sangat perlu untuk dilakukan agar terjadi perbaikan yang berkelanjutan. Audit sistem manajemen lingkungan adalah proses verifikasi yang sistematis dan terdokumentasi terhadap bukti-bukti evaluasi dan pencapaian tujuan untk menentukan apakah sistem manajemen lingkungan suatu perusahaan telah sesuai dengan kriteria audit sistem manajemen

lingkungan

yang

telah

ditetapkan

oleh

organisasi dan untuk mengkomunikasikan hasilnya pada manajemen. Prosedur audit harus menggambarkan : Perencanaan audit, ruang lingkup audit, frekuensi audit, metode

audit,

tanggung

jawab

utama,

mekanisme

pelaporan, pemeliharaan rekaman. Auditor dapat berasal dari dalam maupun dari luar organisasi. Adapun kriteria dari seorang auditor yang baik adalah: (1) Independen (2) Netral (3) Bijaksana (4) Penuh perhatian terhadap detail

5) Pelaksanaan (Act) a) Tinjauan Manajemen Secara periodik dilakukan tinjauan terhadap sistem menejemen

lingkungan

untuk

peningkatan

yang

berkelanjutan. Kegiatan tinjauan manajemen merupakan penutup dari satu rangkaian tindakan perbaikan yang terus menerus. Pertanyaan utama yang berusaha untuk dijawab oleh pihak manajemen adalah: “Apakah sistemnya bekerja dengan baik?” Sumber-sumber informasi yang harus dipertimbangkan adalah:

16

(1) Hasil audit (2) Saran internal (3) Komunikasi eksternal (4) Kemajuan pencapaian tujuan dan target (5) Pengukuran kinerja lingkungan yang lain (6) Laporan kecelakaan dan kejadian darurat (7) Peraturan dan pengesahan yang baru atau yang telah dimodifikasi (8) Data-data teknis dan ilmiah yang baru tentang material dan proses yang digunakan oleh perusahaan B. Perundang – Undangan 1.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya.

2.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

3.

Keputusan

Menteri

Negara

Lingkungan

Hidup

Nomor

Kep-

51/MENLH/l0/1995 tentang Baku Mutu limbah Cair bagi Kegiatan Industri.

4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 39 Tahun 1996 tentang Jenis Usaha Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan 5.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

6.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

7.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 31 Tahun 2009 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan, Ekolabel, Produksi Bersih dan Teknologi Berwawasan Lingkungan.

17

BAB III HASIL

A. Pelaksanaan Kunjungan industri dalam rangka kegiatan praktikum mata kuliah Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ini dilaksanakan pada: Hari / Tanggal

:

Kamis, 11 Oktober 2018

Waktu

:

09.00 - selesai

Tempat

: PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang

Semarang

B. Deskripsi Perusahaan 1. Profil Perusahaan Nama Perusahaan

:

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (Food Ingredient Division)

Alamat Perusahaan

:

Jl. Tambak Aji II No 8 Desa Beringin, Tambak Aji Ngaliyan, Semarang. Kode Pos 50185.

Telepon / Fax

:

(024) 7608455, 8664555 Fax (024) 8662455

SektorIndustri

:

Makanan

2. Riwayat Singkat Perusahaan • Didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma. • Memulai kegiatan usaha di bidang makanan ringan 1990

:

melalui

perusahaan

patungan

dengan

Fritolay

Netherlands Holding B.V perusahaan afiliasi PepsiCo Inc. • Mengganti nama menjadi PT Indofood Sukses 1994

:

Makmur • Mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (“BEI”).

1995

: Memulai integrasi bisnis melalui akuisisi pabrik

18

penggilingan gandum Bogasari. Memperluas integrasi bisnisnya dengan mengakuisisi 1997

: grup perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, agribisnis dan distribusi.

2005

:

Memulai kegiatan usaha di bidang perkapalan dengan mengakuisisi PT Pelayaran Tahta Bahtera. • Mencatatkan saham Grup Agribisnis, Indofood Agri Resources Ltd., di Bursa Efek Singapura (“SGX”).

2007

:

• Grup Agribisnis memperluas perkebunannya dengan mengakuisisi PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, sebuah perusahaan perkebunan, yang sahamnya tercatat di BEI. • Grup Agribisnis memasuki kegiatan usaha gula dengan mengakuisisi PT Lajuperdana Indah.

2008

:

• Grup

Consumer

Branded

Products

(“CBP”)

memasuki kegiatan usaha dairy melalui akuisisi PT Indolakto,

salah

satu

produsen

produk

dairy

terkemuka di Indonesia. 2010

:

2011

:

Mencatatkan saham Grup CBP, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, di BEI. Mencatatkan saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk, anak perusahaan pada Grup Agribisnis, di BEI. • Grup CBP memasuki kegiatan usaha minuman melalui perusahaan patungan dengan Asahi Group Holdings Southeast Asia Pte. Ltd., yang didirikan pada tahun 2012.

2013

:

• Grup Agribisnis memperluas kegiatan usaha gula ke Brasil dan Filipina melalui penyertaan saham di Companhia Mineira de Açúcar e Álcool Participações dan Roxas Holdings Inc. • Memasuki kegiatan usaha budidaya dan pengolahan sayuran dengan mengakuisisi China Minzhong Food

19

Corporation Limited, sebuah perusahaan pemrosesan sayuran terintegrasi di Tiongkok, yang sahamnya tercatat di SGX. Grup 2014

CBP

mengembangkan

kegiatan

usaha

minumannya dengan memasuki bidang usaha air minum

:

dalam kemasan (“AMDK”) melalui akuisisi aset AMDK termasuk merek Club

2016

Melakukan divestasi atas kepemilikan mayoritas saham

:

CMZ

3. Produk / Merek Yang Dihasilkan a. Noodles

:

Indomie, Sarimi, Supermi, Pop Mie, Pop Bihun, Sakura, Mie Telur Cap 3 Ayam

b. Dairy

:

Indomilk, Cap Enak, Kremer, Indoeskrim, Orchid Butter, Tiga Sapi, Milkuat

c. Snack Foods

:

Chitato, Qtela, JetZ, Chiki, Lays, Trenz, Cheetos, Dueto, Wonderland

d. Beverages

:

IchiOcha, Cafèla Latte, Indofood Freiss, Club, Tekita,

Fruitamin,

Pepsi,

Mirinda,

7Up,

Racik,

Kecap

Manis

Tropicana Twister e. Food

:

Seasonings

Indofood

Bumbu

Indofood, Sambal Indofood, Sambal Balado Indofood, Sambal Terasi Indofood, Sambal Hijau Indofood, Bumbu Spesial Indofood, Kecap Piring Lombok, Maggi

f. Nutrition

and

Special Foods g. Flour

:

Sun, Promina, GoVit

:

Cakra Kembar, Segitiga Biru, Kunci Biru, Lencana Merah, Taj Mahal, Chesa

h. Pasta i. Edible Oils and Fats

:

La Fonte

:

Bimoli, Happy Soya Oil, Palmia

20

C. Observasi 1. Proses Produksi (Pembuatan Mie Instan) a. Pencampuran (Mixing) Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan material-material yang terdiri dari material tepung dan air alkali (campuran antara air dan beberapa ingredient yang ditentukan) sehingga diperoleh adonan yang merata atau homogen. Mutu adonan yang baik adalah yang tidak lembek atau dengan kata lain memiliki kadar air sebesar 32% sampai dengan 34%. Proses pencampuran ini berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan suhu 35oC.

b. Pengepresan (Pressing) Setelah adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke dalam mesin press. Di dalam mesin press, adonan melewati beberapa roll press. Adonan akan mengalami peregangan pada saat dipress dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll press. Hal ini terjadi beberapa kali pada saat melalui roll press sehingga terbentuk lembaran yang lembut, homogen, elastik, dan tidak terputus dengan ketebalan tertentu. Tebal lembaran yang dihasilkan bergantung dengan jenis mesin yang digunakan. Rataan tebal lembaran yang dihasilkan adalah 1,12 – 1,18 mm.

c. Pembentukan Untaian (Sitting) Merupakan suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan kemudian siap dibentuk gelombang mie. Selanjutnya untaian mie tersebut dilewatkan ke dalam suatu laluan berbentuk segi empat yang disebut waving net, sehingga terbentuk gelombang mie yang merata dan terbagi dalam beberapa jalur.

21

d. Pengukusan (Steaming) Proses selanjutnya adalah proses pengukusan untaian mie yang keluar dari slitter secara kontinu dengan menggunakan steam box atau mesin yang memiliki tekanan uap yang cukup tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan akan berlangsung selama dua menit dengan suhu pemanasan ± 65oC. Dalam proses streaming ini akan terjadi

proses

gelatinisasi

pati

dan

koagulasi

gluten,

yang

menyebabkan gelombang mie bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak, elastis, dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses penggorengan atau frying.

e. Pemotongan dan Pencetakan (Cutting and Folder) Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mie pada ukuran tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang, kemudian mendistribusikannya ke mangkok penggorengan. Mie dipotong dengan menggunakan alat berupa pisau yang berputar.

f. Penggorengan (Frying) Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mie didalam mangkok pengorengan, kemudian merendamnya di dalam media penghantar panas. Dalam hal ini minyak olein atau minyak goreng pada suhu tertentu dalam waktu tertentu. Tujuan dari proses penggorengan adalah untuk mengurangi kadar air dalam mie dan pemantapan pati tergelatinisasi. Kadar air setelah penggorengan adalah 4% sehingga mie menjadi matang, kaku dan awet.

g. Pendinginan (Colling) Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari sejumlah kipas untuk menghembuskan udara segar ke mie-mie yang dilewatkan dalam ruangan tersebut. Tujuan proses pendinginan adalah untuk mendinginkan mie panas yang keluar dari proses penggorengan hingga diperoleh suhu ± 30°C sebelum dikemas dengan

22

etiket. Dengan diperolehnya suhu mie yang rendah sebelum dikemas maka mie akan lebih awet untuk disimpan dalam etiket selama beberapa waktu dan menghindari penguapan air yang kemudian menempel pada permukaan bagian dalam etiket yang dapat menyebabkan timbulnya jamur. Lamanya proses pendinginan adalah kurang lebih dua menit.

h. Pengemasan (Packing) Proses yang terakhir dalam produksi mie adalah pengemasan atau packing. Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan mie, bumbu, minyak bumbu dan solid ingredient lainya dengan menggunakan etiket sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan dari proses pengemasan adalah untuk melindungi mie dari kemungkinan-kemungkinan tercemar atau rusak sehingga mie tidak mengalami penurunan mutu ketika sampai kepada konsumen. Setelah dikemas, selanjutnya mie tersebut akan dimasukkan ke dalam karton. Setelah mie dimasukkan ke dalam karton seluruhnya, karton akan direkatkan dan kemudian menuju gudang untuk disalurkan.

2. Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan a. Kebijakan K3L PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Semarang memiliki komitmen untuk mengelola setiap aktifitas dan proses kerja guna mencapai visi dan

misi

perusahaan

dengan

selalu

mengedepankan

prinsip

Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan. Kebijakan terhadap K3L yang ditetapkan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Semarang tersebut adalah: 1) Memenuhi

peraturan

perundang-undangan

serta

persyaratan

lainnya yang berkaitan dengan K3 dan Lingkungan 2) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan melalui upaya perbaikan serta tinjauan kinerja K3 dan Lingkungan yang berkesinambungan dengan turut

23

mempertimbangkan perkembangan dalam teknologi, peraturan dan kebutuhan perusahaan sehingga diperoleh kinerja yang optimal. 3) Melakukan penghematan penggunaan sumber daya alam 4) Mendorong peningkatan kesadaran dan kompetensi seluruh pekerja di bidang K3 dan Lingkungan 5) Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk mendorong produktifitas.

b. Pengolahan Limbah Cair Sesuai dengan komitmen PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk untuk melakukan upaya perlindungan terhadap lingkungan, maka salah satu hal yang dilakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk adalah dengan melakukan pengolahan terhadap limbah cair yang bersumber dari proses produksi. Dimana proses pengolahan air limbah tersebut diolah melalui beberapa tahap sehingga dihasilkan air yang tetap dalam kondisi yang baik yang tidak mencemari lingkungan dan sudah mendapatkan sertifikat Halal. Alur proses pengolahan air limbah yang dilaksanakan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk tersebut adalah sebagai berikut: 1) Trapping Merupakan proses untuk memisahkan antara limbah padat yang terlalut dengan limbah cair. 2) Ekualisasi Merupakan proses untuk menyeragamkan dan mestabilkan kondisi limbah cair yang akan diolah. 3) UASB Merupakan proses untuk menurunkan COD dan BOD air limbah effluent hingga tingga 20% - 30% dari COD dan BOD ifluent. 4) Aerasi Merupakan tahapan untuk memasukan oksigen dari udara bebas ke dalam air dengan menggunakan mesin oksigen injector yang

24

bertujuan untuk mendegradasikan sisa polutan secara aerob sehingga dapat terjadi penurunan COD dan BOD sebanyak 30%. 5) Sedimentasi Merupakan proses untuk mengendapkan padatan tersuspensi yang terikut dalam proses aerasi. 6) Kontrol Untuk menguji apakah air limbah sudah memenuhi syarat untuk kehidupan atau tidak, dengan cara memelihara ikan didalamnya. 7) Koaguasi 1 Merupakan proses untuk menggumpalkan padatan tersuspensi (Suspended Solid) dengan bantuan tawas. 8) Koagulasi 2 Merupakan proses untuk menggumpalkan padatan tersuspensi (Suspended Solid) dengan bantuan tawas. 9) Klorinasi Merupakan proses untuk membunuh mikroba yang mungkin ada dalam air limbah dengan menggunakan kaporit cair. 10) Filterasi Merupakan proses untuk menyaring sisa-sisa endapan yang masih terikut dalam air yang telah di klorinasi dengan menggunakan sand filter. 11) Penampung Merupakan tahapan untuk menampung hasil akhir proses pengolahan limbah cair.

c. Pengolahan Limbah B3 Pengolahan limbah B3 di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dilaksanakan dengan berlandaskan pada Peraturan Pemerintah nomor 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah berbahaya dan beracun. Berikut merupakan alur proses pengolahan limbah B3 di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk:

25

1) Melakukan Identifikasi Limbah B3 Sesuai dengan lampiran pada Peraturan Pemerintah nomor 101 tahun 2014. Dimana di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk sendiri terdapat 17 item.

2) Membuat Tempat Pembuangan Sesuai yang diatur dalam Keputusan Kepala Bapedal Nomor 4 Tahun 1995 tentang Tata Cara Persyaratan Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan dan Lokasi Bekas Penimbunan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

3) Melaporkan kepada Dinas Lingkungan Hidup mengenai rencana pengelolaan limbah B3 dan untuk mendapatkan ijin melakukan pengelolaan limbah B3 di tempat kerja.

4) Setelah mendapatkan ijin dari Dinas Lingkungan Hidup maka perusahaan baru boleh melaksanakan pengelolaan limbah B3.

5) Memilih atau merekrut petugas khusus pengelolaan limbah B3.

d. Program - Program Pengelolaan Lingkungan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk melaksanakan berbagai program pengelolaan lingkungan sebagai bagian dari kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) antara lain:

1) Praktik Perkebunan yang Berkelanjutan Melalui Grup Agribisnisnya, Perseroan terlibat aktif dalam produksi

minyak

sawit

yang

berkelanjutan.

Perusahaan

menjalankan dan menerapkan standar tertinggi dalam praktik industri yang berkelanjutan. PT. Indofood memiliki komitmen untuk mendapatkan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (“RSPO”) dan Indonesian Sustainable Palm Oil (“ISPO”) untuk

26

seluruh area perkebunan dan pabrik pengolahan yang dimiliki di tahun 2019. Per tahun 2016, Grup ini berhasil meraih produksi CPO yang bersertifikasi RSPO dan ISPO sebesar masing-masing 388 ribu ton dan 255 ribu ton, yang mewakili sekitar 47% dan 31% dari total produksi CPO pada tahun 2016. PT. Indofood telah menerapkan zero burning policy dalam rangka mengurangi jejak karbon, serta memelihara Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (“KBKT”) sesuai dengan persyaratan RSPO dan ISPO. PT. Indofood saat ini sedang mengurangi pemakaian paraquat secara bertahap, sejalan dengan upaya untuk mencari bahan herbisida alternatif dan mengambil manfaat dari produk-produk yang mengandung potasium tinggi untuk menggantikan pupuk kimia.

2) PROPER Guna memastikan bahwa pengelolaan lingkungan hidup telah dilaksanakan

dengan

baik,

PT.

Indofood

secara

sukarela

melakukan penilaian mandiri atas Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) yang sejalan dengan program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Penilaian tersebut meliputi aspek yang

terkait

dengan

dokumentasi,

perijinan

lingkungan,

pengendalian polusi air dan udara, pengelolaan limbah berbahaya, serta pengawasan berbagai parameter lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Di tahun 2016, tujuh unit operasional PT. Indofood yang mengikuti penilaian PROPER oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia berhasil meraih Peringkat Hijau.

27

3) Sistem Manajemen Lingkungan Perseroan telah menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (“SML”) dimana beberapa unit operasionalnya yaitu Grup Bogasari dan CBP (yang meliputi Divisi Mi Instan, Dairy, Nutrisi & Makanan Khusus, serta Kemasan) telah meraih sertifikat ISO 14001. PT. Indofood berkomitmen untuk menerapkan SML pada seluruh unit operasional Perseroan.

4) Pengelolaan Energi PT. Indofood terus mengembangkan sistem pengelolaan energi melalui implementasi program efisiensi energi dan alternatif energi yang terbarukan. Sepanjang tahun 2016, berbagai inisiatif pengelolaan energi, seperti pembangunan atap kaca dan konversi ke lampu LED berhasil mengurangi pemakaian energi. Grup Agribisnis melaporkan bahwa 99% dari bahan bakar yang digunakan

berasal

dari

produk

turunan

perkebunan

yang

terbarukan, serta cangkang dan serat sawit.

5) Pengelolaan Air PT.

Indofood

sepenuhnya

berkomitmen

meningkatkan

kemampuan di bidang pengelolaan dan utilisasi air. Hal ini meliputi pengambilan dan pembuangan air secara bertanggung jawab, pemanfaatan air secara efisien di seluruh unit usahanya, serta

implementasi

sistem

clean-in-place

untuk

pencucian

peralatan. PT. Indofood telah menjalin kerjasama dengan World Wide Fund for Nature (WWF) dalam program penanamanan pohon di area Hutan Lindung Jumok, Desa Mulyosari, Jawa Timur, guna memulihkan daerah aliran Sungai Brantas yang terletak di lembah Gunung Wilis. PT. Indofood akan terus memonitor perlindungan hutan melalui teknologi foto geotag, serta membangun lubang

28

biopori dan sumur resapan di unit operasional guna meningkatkan kapasitas penyerapan air tanah.

6) Pengelolaan Limbah PT. Indofood bekerjasama dengan industri-industri lain untuk membentuk Packaging and Recycle Alliance for Indonesia Sustainable Environment (“PRAISE”), sebuah koalisi untuk melaksanakan dan mengidentifikasi solusi-solusi praktis bagi pengelolaan limbah perkotaan. PRAISE menyelenggarakan diskusi rutin, dialog dan sesi berbagi informasi, yang didukung oleh para anggota yang terdiri dari akademisi dan praktisi industri, hingga wakil-wakil pemerintah dan organisasi swadaya masyarakat.

7) Inisiatif Kemasan yang Bertanggung Jawab Seluruh produk Indofood dikemas sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (“BPOM”). Sebagai produsen produk makanan yang bertanggung jawab, PT. Indofood senantiasa mencari alternatif kemasan produk yang

ramah

lingkungan.

Sebagai

contoh,

Grup

Bogasari

merupakan produsen tepung terigu pertama di Indonesia yang menggunakan

kemasan

polypropylene.

29

25

kg

dari

bahan

degradable

BAB IV PEMBAHASAN

A. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada kegiatan kunjungan Industri dapat disebutkan bahwa PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sudah menetapkan, menjalankan serta memelihara setiap prosedur keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik untuk menjamin keamanan, kenyamanan serta kesehatan seluruh pekerja. Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Keselamatan Kerja Beberapa hal diterapkan di PT. Indofood antara lain sebagai berikut: a. Melakukan identifikasi bahaya dan penilaian resiko b. Berupaya untuk memenuhi setiap peraturan perundang-undangan mengenai keselamatan kerja c. Terdapat tujuan dan sasaran program K3 yang jelas d. Ukuran kinerja program K3 menggunakan FR dan SR e. Terdapat sistem penaggung jawab program K3 f. Terdapat Standart Operational Procedure (SOP) g. Safety Patrol h. Adanya jadwal sidang K3 secara berkala bagi pengurus K3

2. Kesehatan Kerja Untuk

menjamin

serta

meningkatkan

derajat

kesehatan

para

pekerjanya, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk menyediakan beberapa fasilitas kesehatan yaitu sebagai berikut: a. Paket Medical Check Up b. Rawat jalan dan rawat inap bagi karyawan beserta keluarganya yaitu istri/suami sah dan 3 orang anak c. Bantuan pembelian kacamata d. Bantuan kelahiran e. Jaminan makan

30

f. Pemberian ekstra fooding Sehingga berdasarkan pemaparan diatas dan juga pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sudah melakukan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dengan baik.

B. Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) a. Kebijakan K3L Sesuaidengan ISO 14001: 2015 yang menyebutkan bahwa manajemen puncak harus menetapkan, menerapkan dan memelihara kebijakan lingkungan dalam lingkup sistem manajemen lingkungan yang telah ditetapkan. Dimana kebijakan tersebut harus: 1) Sesuai dengan tujuan dan konteks organisasi, termasuk sifat, skala dan dampak lingkungan dari kegiatan dan jasa organisasi 2) Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan sasaran lingkungan 3) Mencakup komitmen untuk perlindungan lingkungan, termasuk pencegahan pencemaran dan komitmen lainnya yang relevan dengan konteks organisasi. Berdasarkan hasil observasi yang telah diuraikan pada bab sebelumnya mengenai kebijakan K3L maka dapat disimpulkan bahwa PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sudah menetapkan kebijakan K3L dengan baik sesuai dengan standar ISO 14001:2015

b. Pengolahan Limbah Cair Komitmen PT. Indofood Sukses Makmur Tbk terhadap perlindungan lingkungan juga ditunjukan dengan dilakukannya pengolahan limbah cair yang bersumber dari proses produksi. Sehingga air yang telah tercemar akibat proses produksi dapat kembali seperti keadaan semula yang tidak tercemar. Dengan begitu dapat disimpulkan juga bahwa PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sudah melakukan upaya perlindungan terhadap lingkungan dengan baik.

31

c. Pengolahan Limbah B3 Pengolahan limbah B3 yang diterapkan oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk juga sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

d. Penerapan ISO 14001 : 2015 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang Semarang telah menerapkan ISO 14001:2015 yang ditunjukan dengan diperolehnya telah meraih sertifikat ISO 14001 pada beberapa unit operasionalnya yaitu Grup Bogasari dan CBP (yang meliputi Divisi Mi Instan, Dairy, Nutrisi & Makanan Khusus, serta Kemasan).

32

BAB V PENUTUP

A. Simpulan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembuatan mie instan di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, dilakukan melalui tahapan-tahapan proses sebagaiberikut: 

: Pencampuran bahan - bahan

Pencampuran

menjadi adonan yang homogen

(Mixing) 

: Membentuk

Pengepresan

menjadi

lembaran-lembaran seperti kain

(Pressing) 

adonan

: Pemotongan lembaran adonan

Pembentukan

menjadi

Untaian (Sitting)

untaian

kemudian

mie

siap

dan

dibentuk

gelombang mie 

: Proses pengukusan untaian mie

Pengukusan (Steaming)

dan

akan

terjadi

proses

gelatinisasi pati dan koagulasi gluten 

Pemotongan dan Pencetakan (Cutting and Folder)

: Proses memotong lajur mie pada ukuran

tertentu

dan

menjadi

dua

bagian

melipat sama

panjang 

: Proses merapikan mie didalam

Penggorengan

mangkok

(Frying)

kemudian

pengorengan, merendamnya

dalam media penghantar panas.

33

di



: Proses mendinginkan mie panas

Pendinginan

yang

(Colling)

keluar

dari

proses

penggorengan untuk Menghindari penguapan air yang kemudian

menempel

pada

permukaan bagian dalam etiket yang

dapat

menyebabkan

timbulnya jamur. 

: Proses

Pengemasan(Packing)

penyatuan

pembungkusan minyak

mie,

bumbu

dan

dan bumbu, solid

ingredient lainya. 2. Berdasarkan hasil observasi serta pemaparan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sudah melakukan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dengan baik. 3. Berdasarkan hasil observasi yang telah diuraikan pada bab sebelumnya mengenai kebijakan K3L maka dapat disimpulkan bahwa PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sudah menetapkan kebijakan K3L beserta programprogram pemeliharaan lingkungan dengan baik sesuai dengan standar ISO 14001:2015

B. Saran Kegiatan kunjungan industri ini secara garis besar sudah berjalan dengan baik. Begitu juga untuk perusahaan yang dikunjungi sudah sesuai dengan matakuliah yang diajarkan diruang perkuliahan. Akan tetapi dalam proses penyampaian materi pada saat kunjungan industri masih terdapat kekurangan. Hal ini dikarenakan petugas pemateri hanya berjumlah satu orang dengan peserta yang sangat banyak sehingga menjadi tidak

efektif. Penulis

menyarankan agar kedepannya proses penyampaian materi ini dapat lebih

34

disiapkan lagi misalnya dengan cara dibuat beberapa kelompok dan masingmasing kelompok dipimpin oleh satu orang pemateri.

35

DAFTAR PUSTAKA

1. Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian RI. 2015. Jumlah Perusahaan

Industri

Di

Indonesia

Berdasarkan

Skala

Usaha.

http://www.kemenperin.go.id/jawaban_attachment.php?id=6000&id_t=21 781. 17 Oktober 2018 (10.36). 2. ISO 14001:2015 tentang Sistem Manajemen Lingkungan. 3. Dwiningtyastusi, I. 2009. Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 di PT Sari Husada Unit I Yogyakarta. Laporan Khusus. D3 Hiperkes dan KK UNS. Surakarta. 4. Septiandi, K. 2016. Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001 terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Sektor Manufaktur Khususnya Sub Sektor Industri Dasar dan Kimia di Indonesia yang Listing di BEI tahun 2014-2015. Skripsi. Program Akuntansi Universitas Islam Bandung. Bandung.

36

Related Documents

Isi Pt. Indofood Tbk.docx
August 2019 58
Isi Pt. Indofood Tbk
August 2019 45
Pt
June 2020 37
Pt
May 2020 37
Pt
December 2019 56

More Documents from ""