OPEN ACCES Vol. 11 No. 1: 28-37 Mei 2018
AGRIKAN Jurnal Agribisnis Perikanan (E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072) URL: https: https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/
DOI: 10.29239/j.agrikan.11.1.28-37
Peer-Reviewed
Analisis SWOT sebagai Strategi Pengembangan Usahatani Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis) Kecamatan Wasile Timur Kabupaten Halmahera Timur Munawir Muhammad 1 1 Universitas
Info Artikel: Diterima : 19 Mei 2018 Disetujui : 28 Mei 2018 Dipublikasi : 25 Juli 2018
Artikel Penelitian Keyword: Analisis SWOT, Strategi Pengembangan, Usahatani, Buah Naga Merah
Korespondensi: Munawir Muhammad Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Indonesia
Email:
[email protected]
Copyright© Mei 2018 AGRIKAN
Muhammadiyah Maluku Utara, Indonesia
Buah naga merah merupakan komoditas yang baru dikembangkan di Wasile Timur. Ketertarikan petani dalam mengusahakan buah naga merah selain karena ingin memanfaatkan tanah yang sudah dimiliki petani juga dikarenakan adanya peluang pasar buah naga merah yang masih terbuka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis SWOT sebagai strategi perkembangan usahatani buah naga merah (Hylocereus Costaricensis) di Kecamatan Wasile Timur. Penelitian ini adalah penelitian survey dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Populasi penelitian yaitu masyarakat yang berusahatani buah naga merah di Kecamatan Wasile Timur. Untuk mengetahui strategi pengembangan Buah Naga Merah di Kecamatan Wasile Timur Kabupaten Halmahera Timur, dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities. dan Threats). Berdasarkan hasil penelitian strategi perkembangan usahatani buah naga merah (Hylocereus Costaricensis), dari hasil identifikasi analisis SWOT faktor internal terhadap lima kekuatan dan lima kelemahan, sementara pada faktor lingkungan eksternal terdapat lima peluang dan lima ancaman. Perpaduan nilai IFAS sebesar 2,94 dan nilai EFAS sebesar 3,04. Dalam diagram SWOT menunjukan bahwa posisi strategi perkembangan usahatani buah naga merah terletak pada kuadran 1atau strategi yang dibuat dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang strategi agresif yaitu strategi ini menjukan situasi yang sangat menguntungkan. Pengembangan buah naga merah di Kecamatan Wasile Timur memiliki kekuatan dan peluang yang sifatnya menyatu dan saling mendukung dengan cara menggunakan faktor semua kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada.. Abstrak.
I. PENDAHULUAN Buah naga merupakan salah satu komoditas yang memiliki strategi yang baik untuk dikembangkan di Indonesia. Dengan meningkatnya pendidikan masyarakat akan pentingnya kesehatan, masyarakat menyadari manfaat dari mengkonsumsi buah naga. Namun hal ini terkendala bahwa buah naga di Indonesia sebagian besar masih merupakan produk impor, Kendala utama dalam pengembangan tanaman buah naga di Indonesia adalah kurangnya informasi dalam hal pembudidayaan dan pasar sasaran bagi petani. Buah naga dipercaya berkhasiat dapat menyeimbangkan gula darah, mencegah kanker usus, melindungi kesehatan mulut, menurunkan kolesterol, menguatkan fungsi ginjal dan tulang, serta mencegah pendarahan sehingga secara keseluruhan meningkatkan daya tahan tubuh (Hardjadinata, 2010).
Usaha perkebunan buah naga ini banyak menarik minat petani sekitar untuk mengembangkannya karena keunggulan yang dimilikinya. Keunggulan tersebut diantaranya adalah nilai gizi yang tinggi, nilai ekonomis yang tinggi, serta peluang pasar yang masih terbuka (Hardjadinata, 2010). Selain itu, ketertarikan petani sekitar juga disebabkan adanya permintaan pasar yang semakin meningkat. Buah naga merah merupakan komoditas yang baru dikembangkan di Wasile Timur. Ketertarikan petani dalam mengusahakan buah naga merah selain karena ingin memanfaatkan tanah yang sudah dimiliki petani juga dikarenakan adanya peluang pasar buah naga merah yang masih terbuka, hal ini digambarkan adanya petani yang sudah membudidayakan buah naga merah dengan tingkat permintaan pedagang yang meningkat. Dikarenakan buah naga merah masih termasuk buah yang langka di Wasile Timur, harganya pun cenderung lebih mahal
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) dibandingkan dengan harga buah-buahan lainnya. Pengusahaan buah naga merah yang dilakukan petani Kecamatan Wasile Timur memberikan keuntungan dan layak untuk dilaksanakan. Hal ini berarti petani telah berhasil mengusahakan buah naga merah. Perkembangan buah naga merah di Kabupaten Halmahera Timur cukup menggembirakan yang dibuktikan dengan banyaknya petani yang mengusahakan komoditas buah naga merah, salah satunya di Kecamatan Wasile Timur. Untuk itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis SWOT sebagai strategi pengembangan usahatani buah naga merah (Hylocereus Costaricansis) di Kecamatan Wasile Timur Kabupaten Halmahera Timur”. Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dikemukakan adalah bagaimana strategi perkembangan usahatani buah naga merah (Hylocereus Costaricansis). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis SWOT sebagai strategi perkembangan usahatani buah naga merah (Hylocereus Costaricansis) di Kecamatan Wasile Timur Kabupaten Halmahera Timur. II. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Di Kecamatan Wasile Timur Kabupaten Halmahera Timur. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive), karena Di Kecamatan Wasile Timur, Kabupaten Halmahera Timur, juga merupakan salah satu sentral pengembangan buah naga merah. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan usahatani buah naga merah di Kecamatan Wasile Timur. Data yang dikumpilkan berupa data primer dari responden terkait dan data sekunder dari berbagai instansi baik di tingkat Kabupaten maupun Kecamatan. Secara rinci jenis data dan analisis yang digunakan adalah melakukan perumusan strategi pengembangan buah naga merah. Untuk identifikasi masalah, digunakan analisis SWOT (Strenght, Weaknes, Opportunities, Threat) dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi suatu usaha (strategi SO, ST, WO, dan WT). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peuang ( opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan Ancaman (Threat).
Volume 11 Nomor 1 (Mei 2018) 2.1. Analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) Untuk mengetahui strategi pengembangan Buah Naga Merah diKecamatan Wasile Timur Kabupaten Halmahera Timur, dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities. dan Threats). Analisis ini dilakukan dengan menerapkan kriteria kesesuaian dengan data kuantitatif dan deskripsi. Pembobotan dan scoring dalam analisis SWOT ini dilakukan berdasarkan hasil wawancara tersebut yang kemudian dijustifikasi dalam bentuk bobot dan skor. Menurut Rangkuti (2004) ada beberapa langkah yang dilakukan dalam analisis SWOT, yaitu sebagai berikut : a. Tahap Pengumpulan Data Tahap ini merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis. Pada tahap ini data dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Data eksternal berasal dari lingkungan luar (peluang dan ancaman), sedangkan data internal berasal dari dalam yaitu para pelaku pengembangan Buh Naga Merah di Kecamatan Wasile Timur Kabupaten Halmahera Timur (kekuatan dan kelemahan). Tahap ini menggunakan dua model matriks faktor strategi internal. Adapun matriks faktor strategi internal disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Pada kolom satu disusun kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan. b) Pada kolom dua diberi bobot terhadap masingmasing faktor, mulai dari 1,0 (paling penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting), jumlah bobot untuk semua faktor kekuatan dan kelemahan sama dengan 1,0. c) Nilai bobot diperoleh dari rata-rata masingmasing pertanyaan dibagi dengan total ratarata pertanyaan yang diberikan oleh responden. d) Pada kolom tiga diberi skala rating mulai dari 4 (Outstanding) sampai dengan 1 (Poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi pengembangan pengembangan Buah Naga Merah di Kecamatan Wasile Timur Kabupaten Halmahera Timur. Pemberian nilai rating untuk kekuatan bersifat positif (nilai 4 = Sangat besar, 3 = Besar, 2 = Sedang, dan 1 = Kecil), sedangkan pemberian nilai rating untuk kelemahan bersifat negative (4 = Kecil, 3 = Sedang, 2 = Besar, dan 1 = Sangat Besar). d) Masing-masing besaran rating merupakan ratarata dari penilaian yang diberikan oleh responden; e) Pada kolom empat diisi nilai hasil perkalian bobot dan rating suatu faktor yang sama. Nilai 29
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) hasil kali tersebut merupakan skor pembobotan dari faktor tersebut. f) Pada kolom lima diberi komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. Tabel 1. Analisis Strategi Faktor Internal (IFAS) Faktor-faktor Strategi Bobot Internal 1 2 Kekuatan : A Kelemahan : C Total 1,00
Volume 11 Nomor 1 (Mei 2018) g) Menjumlahkan skor pembobotan pada kolom empat.
Rating
Skor
Komentar
3
4
5
B
Axb
D
Cxd (∑ (axb)+∑(cxd))
Sumber: Rangkuti., 2004
Matriks faktor strategi eksternal disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Pada kolom satu disusun peluang-peluang dan ancaman-ancaman. b. Selanjutnya pada kolom dua diberi bobot terhadap masing-masing faktor peluang dan ancaman, mulai dari 1,0 (sangat penting), sampai 0,0 (tidak penting). Jumlah bobot untuk semua faktor peluang dan ancaman sama dengan 1,0. c. Pada kolom tiga diberi skala rating mulai dari 4 sampai dengan 1, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi pengembangan pengembangan Buah Naga Merah di Kecamatan Wasile Timur Kabupaten Halmahera Timur. Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif (nilai 4 = sangat besar, 3 = besar, 2 = sedang, dan 1 = kecil),
sedangkan pemberian nilai rating untuk ancaman bersifat negatif (nilai 4 = Kecil, 3 = sedang, 2 = besar, dan 1 = sangat besar). d. Pada kolom empat diisi nilai hasil perkalian bobot dan rating suatu faktor yang sama. Nilai hasil kali tersebut merupakan skor pembobotan dari faktor tersebut. e. Pada kolom lima diberi komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. f. Menjumlahkan skor pembobotan pada kolom empat. Nilai tersebut menunjukan bagaimana sistem bereaksi terhadap faktor –faktor strategi eksternalnya. Berikut tabel 2 analisis strategi faktor eksternal (External Strategic Factors Analysis Summary) :
Tabel 2. Analisis Strategi Faktor Eksternal (EFAS) Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot Rating 1 2 3 Peluang : A B Ancaman : C D Total 1,00
2.2. Tahap Analisis Data Pada tahap ini, setelah semua informasi terkumpul, selanjutnya memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Analisis data yang digunakan
Skor 4
Komentar 5
Axb
Cxd (∑(axb)-∑(cxd))
adalah model analisis SWOT, dimana terdapat empat strategi yang dapat dihasilkan, yaitu strategi SO, WO, ST, dan WT. c. Tahap Pengambilan Keputusan
30
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Pada tahap ini, mengkaji ulang dari empat strategi yang telah dirumuskan dalam tahap analisis. Setelah itu diambillah keputusan dalam menentukan strategi yang paling menguntungkan, efektif dan efisien bagi organisasi berdasarkan Tabel 3. Model Matriks Hasil SWOT External Strategic Factors Analysis Summary Opportunities
Volume 11 Nomor 1 (Mei 2018) Matriks SWOT dan pada akhirnya dapat disusun suatu rencana strategi yang akan dijadikan pegangan dalam melakukan kegiatan selanjutnya. Tahap pengambilan keputusan dengan Matriks SWOT dapat dilihat pada tabel 3.
Internal Strategic Factors Analysis Summary Stright Weaknesses
(O)
Threats (T)
SO1 SO2 SO3 ... Son ST1 ST2 ST3 ... STn
WO1 WO2 WO3 ... Won WT1 WT2 WT3 ... WTn
Sumber : Rangkuti., 2004
III. PEMBAHASAN 3.1. Identifikasi Analisis SWOT Faktor Internal dan Eksternal A. Faktor-Faktor Internal Analisis faktor internal diperlukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan terhadap strategi pengembangan usahatani buah naga merah sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan strategi pengembangan. Dari pengamatan dan hasil analisa terhadap responden petani buah naga merah di lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Wasile Timur Halmahera Timur, maka faktor-faktor yang dapat di identifikasi sebagai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh responden adalah sebagai berikut : a. Kekuatan (Strength) Beberapa faktor internal yang menjadi penentu dalam menunjang kekuatan keberhasilan usahatani buah naga merah diKecamatan Wasile, Timur Halmahera Timur yaitu : 1. Kualitas buah naga merah 2. Meningkatnya produksi buah naga merah 3. Pengalaman usahatani buah naga merah 4. Potensi SDA yang dimiliki 5. Ketersediaan sarana pertanian b. Kelemahan (Weaknesses) 1. Peralatan usahatani yang masih sederhana 2. Kurangnya pembinaan terhadap petani 3. Kurangnya informasi pasar 4. Lahan budidaya sempit 5. Modal terbatas
B. Faktor-Faktor Eksternal Analisis faktor eksternal mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman bagi pengembangan usahatani buah naga merah di Kecamatan Wasile Timur, Halmahera Timur. Faktor-faktor eksternal eksternal yang menjadi peluang dan ancaman dalam usahatani buah naga merah di lokasi penelitian, yaitu sebagai berikut : a. Peluang (Opportunity) 1. Permintaan buah naga merah meningkat 2. Akses pengangkutan 3. Saluran pemasaran dekat 4. Peluang pasar 5. Ketersediaan lahan kosong b. Ancaman (Treath) 1. Serangan hama dan penyakit 2. Adanya persaingan 3. Tingginya biaya usahatani 4. Kurangnya lembaga pendukung usahatani buah naga merah 5. Permainan harga oleh pengumpul 3.2. Analisis SWOT sebagai Strategi Pengembangan Usahatani Buah Naga Merah A. Analisis Matriks IFAS (Internal Faktor Analisis System) Berdasarkan hasil analisis data kuesioner yang dijawab oleh responden, maka penilaian responden terhadap faktor internal dalam 31
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) usahatani buah naga merah diKecamatan Wasile Timur: Berdasarkan faktor-faktor internal di atas menggambarkan kekuatan dan kelemahan untuk mengetahui kodisi buah naga merah di Kecamatan
Volume 11 Nomor 1 (Mei 2018) Wasile Timur, Halmahera Timur yang dirangkum ke dalam matriks IFAS (Internal Faktor Analisis System), lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
Tabel 4. Matriks Internal Strategi Faktor Analisis System (IFAS) Skor = Bobot x Rating No
FAKTOR ANALISIS SWOT Bobot
Rating
Skor
KEKUATAN (S) : 1
Kualitas buah naga merah
0.12
4.00
0.48
2
Meningkatnya produksi buah naga merah
0.10
3.94
0.41
3
Pengalaman usaha tani
0.10
3.47
0.34
4 5
potensi SDA yang dimmiliki Ketersediaan sarana prodoksi pertanian
0.10 0.10
3.53 2.47
0.36 0.26
Jumlah
0.53
1.85
KELEMAHAN (W) : 1 2 3
Peralatan usahatni masih sederhana Kurangnya pembinaan terhadap petani kurangnya informasi pasar
0.09 0.09 0.09
2.65 2.41 2.18
0.25 0.23 0.20
4
lahan budidaya sempit
0.08
2.00
0.17
5
modal terbatas
0.10
2.41
0.25
Jumlah
0.47
1.09
Total Faktor Internal
1.00
2.94
Sumber : Data primer setelah diolah.
Berdasarkan hasil perhitunga yang dibuat pada tabel 4 di atas, diperoleh nilai total IFAS untuk usahatani buah naga merah sebesar 2,94 yang terdiri dari skor kekuatan sebesar 1,85 atau (64,92 %) dengan skor kekuatan tertinggi 0,48 yaitu kualitas buah naga merah dan skor kelemahan 1,09 atau (35,08 %) dengan skor faktor kelemahan terendah 0,17 yaitu Lahan budidaya sempit. Oleh karena itu dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang ada, maka usahatani kelapa masih menduduki posisi strategis yang cukup kuat untuk terus dikembangkan karena faktor kekuatan lebih dominan daripada faktor kelemahan.
B. Analisis Matriks EFAS (Eksternal Faktor Analisis System) Berdasarkan hasil analisis data kuesioner yang dijawab oleh responden terhadap faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihadapi dalam pengembangan usahatani buah naga merah Kecamatan Wasile Timur. Faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman adalah sebagai berikut: Setelah mengidentifikasi faktor eksternal berupa peluang dan ancaman terkait dengan usahatani tanaman buah naga merah yang dirangkum dan dikuatitatifkan ke dalam matriks EFAS (Eksternal Faktor Analisis Sistem) pada Tabel 5.
Tabel 10. Matriks Eksternal Strategi Faktor Analysis System (EFAS) Skor = Bobot x Rating No
FAKTOR ANALISIS SWOT Bobot
Rating
Skor
PELUANG (O) : 1
Permintaan buah naga merah
0.11
3.82
0.42
2 3
Akses pengangkutan Saluran pemasaran pendek
0.11 0.11
2.65 2.65
0.28 0.28
32
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) 4 5
Volume 11 Nomor 1 (Mei 2018)
Peluang pasar Ketersedian lahan kosong
0.12 0.10
Jumlah
3.88 3.35
0.53
0.45 0.32 1.75
ANCAMAN (T) : 1
Serangan hama dan penyakit
0.10
3.18
0.32
2
Persaingan
0.10
3.29
0.33
3 4 5
biaya usahatani tinggi kurangnya lembaga usahatani buah naga merah permainan harga oleh pedagang
0.09 0.09 0.08
2.65 3.06 1.53
0.24 0.28 0.12
Jumlah
0.46
1.29
Total Faktor Internal
1.00
3.04
Sumber : Data primer setelah diolah.
Berdasarkan hasil perhitunga yang dibuat pada tabel 5 di atas, diperoleh nilai total EFAS untuk usahatani buah naga merah sebesar 3,04 yang terdiri dari skor peluang sebesar 1,75 atau (59,23 %) dengan skor peluang tertinggi 0,45 yaitu peluang pasar dan skor ancaman 1,29 atau (40,77 %) dengan skor faktor ancaman terendah 0,12 yaitu Permainan harga oleh pengumpul. Memperhatikan peluang dan ancaman yang ada, maka usahatani buah naga merah masih menduduki posisi yang cukup strategis untuk terus dikembangkan karena skor peluang lebih dominan daripada skor ancaman.
3.3. Matriks SWOT (Strength, Weaknesses, Opporotuniti, and Threat Matrix) Matriks SWOT merupakan alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor sebagai alternatif strategis yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana kekuatan dan kelemahan internal yang dihadapi sehingga dapat disesuaikan dengan peluang dan ancaman yang dimilikinya dalam pengembangan agribisnis buah naga merah di Kecamatan Wasile Timur, Halmahera Timur. Alternatif strategi pengembangan usahatani buah naga merah matriks SWOT, dapat di lihat pada tabel 6.
Tabel 6. Matriks Analisis SWOT IFAS Kekuatan (Strength) 1. Kualitas buah naga merah 2. Meningkatnya produksi buah naga 3. Pengalaman usahatani buah naga merah 4. Potensi SDA yang dimiliki 5. Ketersediaan sarana pertanian EFAS Peluang Strategi (S+O) (Opportunitie) 1. Permintaan buah 1. Menjaga kualitas menghasilkan naga meningkat produk unggul akan menciptakan 2. Akses kepuasan konsumen Pengangkutan 2. Menambah distribusi pasar 3. Saluran pemasaran memanfaatkan akses dekat pengangkutan 4. Peluang pasar 3. Kerjasam terhadap saluran 5. Ketersediaan lahan pemasaran kosong 4. Mengoptimalkan SDA dengan baik sebagai pengembangan buah naga merah 5. Menambah lahan budidaya dengan lahan tersedia untuk peningkatan produksi Ancaman (Threath) Strategi (S+T) 1. Serangan hama dan 1. Menggunakan pengalaman
1. 2. 3. 4. 5.
Kelemahan (Weaknesses) Peralatan usahatani yang masih sederhana Kurangnya pembinaan terhadap petani Kurangnya informasi pasar Lahan budidaya sempit Modal terbatas Strategi (W+O)
1. Meningkatkan teknologi produksi sebagai memenuhi permintaan pasar 2. Penguatan usahatani. 3. Menambah informasi dengan kerja sama dengan saluran pemasaran 4. Pengoptimalan lahan yang ada dengan baik 5. Insiatif pinjaman modal guna memperluas lahan budidaya.
Strategi (W+T) 1. Memaksimalkan sarana pertanian
33
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) penyakit 2. Adanya persaingan 3. Tingginya biaya usahatani 4. Kurangnya lembaga pendukung usahatani buah naga merah 5. Permainan harga oleh pemngumpul
2. 3.
4. 5.
Volume 11 Nomor 1 (Mei 2018)
sebagai mencegah hama dan penyakit Meningkatkan mutu produk berdaya saing Reputasi petani dan meningkatnya produksi memperkecil biaya usahatani Meningkatkan hasil panen dan jaringan pasar Mengunakan potensi SDA dengan baik membantu pengembangan budidaya
Setelah menidentifikasi faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam pengembangan buah naga merah Kecamatan Wasile Timur Halmahera Timur, maka dengan menggunakan analisis matriks SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi tersebut adalah sebagai berikut : a) Strategi SO Strategi yang menggunakan kekuatan internal dan memanfaatkan peluang eksternal dengan : 1. Menjaga kualitas dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen, buah naga merah harus mampu menghasilkan produk yang unggul dari kualitas. Hal ini akan menciptakan kepuasan konsumen sehingga konsumen akan mengkomsumsi secara kontinyu. Dengan adanya permintaan buah naga merah, maka Kecamatan Wasile Timur bisa menyesuaikan salah satunya menjaga kualitas. 2. Menambah distribusi pasar yang diambil dapat memanfaatkan peluang dengan akses pengangkutan yang baik. Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu dengan menambah agen penjualan buah naga merah di daerah lain. 3. Kerjasama tehadap saluran pemasaran bertujuan produk buah naga merah keluar daerah yang lebih luas. Dengan petani memanfaatkan pengalaman yang dimiliki untuk kemajuan kualitas dan peningkatan produksi yang dimiliki agar hasil bertambah. 4. Mengoptimalkan sumber daya alam sebesarbesarnya untuk kepentingan peningkatan jumlah produksi dengan menambah perluasan lahan budidaya buah naga merah dengan memanfaakan peluang pasar yang ada sehingga dengan adanya SDA tanah yang subur dan ketersediaan air hal ini dapat mendorong keberhasilan budidaya.
untuk mendukung usahatani 2. Mengupayakan akses bantuan dari pemerintah 3. Meningkatkan kemitraan. 4. Mengoptimalkan lahan usahatani menceggah hama dan penyakit 5. Tingkatkan ketrampilan pengembangan usahatani produk berkualitas dan berdaya saing.
5. Menambah lahan budidaya dengan memanfaatkan ketersediaan lahan kosong di Kecamatan Wasile Timur. Dengan adanya tersedianya sarana pertanian yang ada bisa mendorng dalam pengembangan buah naga merah guna meningkatkan produktifitas hasil panen yang berkualitas b) Strategi W-O Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengn memanfaatkan peluang eksternal seperti yang dijelaskan berikut ini : 1. Meningkatkan teknologi produksi dengan strategi peningkatan teknologi produksi, pada agribisnis buah naga merah, maka pengembangan agribisnis buah naga merah diKecamatan Wasile Timur. Upaya peningkatan teknologi produksi diharapkan dapat menghasilkan budidaya buah naga merah yang bertujuan agar hasil panen pun mengalami peningkatan dari sebelumnya untuk memenuhi pasar dengan memanfaatkan permintaan pasar. 2. Penguatan petani. Hal ini agar petani bisa mengolah pengembangan budidaya kemajuan usahatani buah naga merah didukung adanya beberapa peluang yang menjamin usahatani akan lebih baik. Adanya lahan tersedia di Kecamatan Wasile Timur ini bisa dimanfaatkan untuk memperluas usahatani buah naga merah, menambah lahan budidaya akan menambah jumlah hasil produksi dengan memanfaatkan ekses pengakutan yang bertujuan bisa menambah pedagang/ pasar kelebih luas lagi. 3. Kerjasama dengan pemasaran adalah memanfaatkan melalui dekatnya saluran pemasaran agar dapat mempromosikan produk buah naga merah pemasaran lebih luas, dengan begitu dapat menambah jumlah konsumen yang mengkonsumsi buah naga merah.
34
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) 4. Mengoptimalkan lahan budidaya yang sudah ada dengan cara pengolahan dan pemberantasan hama dan penyakit, pemberian pupuk bisa menghasilkan produk berkualitas dan peningkatan produksi sehinga petani bisa memanfaatkan peluang pasar yang ada sebagai pengembangan usahatani buah naga merah yang lebih menguntungkan petani. 5. Insiatif melakukan pijaman modal di kredit setempat guna melakukan pengembangan usaha budidaya buah naga merah dengan cara memanfaatkan ketersediaan lahan kosong untuk dilakukan memperluas budidaya buah naga merah. c) Strategi S-T Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengurangi atau menghindari pengaruh dari ancaman eksternal seperti yang telihat pada penjelasan berikut : 1. Pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan pengalaman, petani rutin memperhatikan budidaya tujuan mencegah sebelum adanya hama dan penyakit yaitu petani tepat waktu dalam pembersihan gulam dan pemberian fungsida pada usahatani buah naga merah. 2. Meningkatkan mutu produksi buah naga merah guna mengimbangi adanya produk dari luar daerah yang masuk pada dalam pasar. Peningkatan mutu produksi buah naga merah dilakukan dengan, pemupukan yang cukup serta pemeliharaan yang dilakukan secara kontinyu dan diperoleh hasil produksi yang lebih baik, sehingga dengan hasil yang baik tersebut produk dalam pasaran mampu bersaing dengan produk luar daerah. 3. Reputasi petani dan kualitas produk, meningkatnya produksi buah naga merupakan kekuatan untuk memperkecil ancaman atas, kenaikan struktur biaya produksi dan administrasi 4. miningkatkan hasil panen usahatani buah naga merah didukung tersediaan sarana pertanian untuk pengembangan budidaya buah naga merah sebagai nilai tambah pendapatan tetapi juga diimbangi dengan harga yang sesui oleh karena itu petani miningkatkan jaringan pasar tujuan melihat permintaan konsumen dan harga buah naga merah bertujuan mencegah adanya pedagang membuat harga pada petani yang tidak sesuai.
Volume 11 Nomor 1 (Mei 2018) 5. Mengunakan SDA dengan tanah yang subur dan kecukupan air disini hal tersebut adalan petani sebagai salah satu membantu pengembangan usahatani, karena itu petani memanfaatkan SDA dengan sangat baik sebagai mengurangi belum adanya lembaga usahatani buah naga merah. d). Strategi W-T Strategi WT merupakan taktik atau cara yang ditujukan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindar dari ancaman ekternal, seperti yang terangkum pada penjelasan berikut ini : 1. Memaksimalkan sarana dan prasarana yang ada dalam meningkatkan informasi. Upaya tersebut mengurangi lembaga pendukung usahatani diKecamatan Wasile Timur belum mendukung pengembangaan usahatani buah naga merah. 2. Mengupayakan akses bantuan pembiayaan dari pemerintah maupun pihak swasta untuk menanggulangi tingginya biaya usahatani. 3. Memperbaiki dan meningkatkan kemitraan dengan pengempul buah naga merah yang menguntungkan kedua belah pihak, 4. Mengoptimalkan lahan usahatani yang ada secara optimal tujuan agar pengembangan usahatani dapat menjadi harapan petani. Hal ini harus dilakukan yaitu dalam mencegah hama dan penyakit. 5. Tingkatkan ketrampilan tujuan dalam pengembangan usahatani dalam pengolahan maupun perawatan bisa menjadikan hasil produk berkualiatas daya saing dengan produk dari daerah lain. 3.4. Pengambilan Keputusan Alternatif Strategi Pada Analisis SWOT Berdasarkan penilaian IFAS (Internal Faktor Analisis System) dan EFAS (Eksternal Faktor Analisis System) yang dilakukan pada strategi pengembangan buah naga merah di Kecamatan Wasile Timur Kabupaten Halmahera Timur. Maka, dapat dihasilkan nilai total rata-rata IFAS sebesar 2,94 dengan skor kekuatan sebesar 1,85 atau (62.84 %) dan nilai kelemahan sebesar 1,09 atau (37.15%) sedangkan nilai total rata-rata EFAS sebesar 3,04 dari nilai peluang sebesar 1,75 atau (57.57 %) dan nilai ancaman sebesar 1,25 (42.43 %). Untuk mengetahui pengembangan buah naga merah Kecamatan Wasile Timur Halmahera Timur berdasarkan penilaian faktor internal dan eksternal, maka dilakukan pengurangan antara 35
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) jumlah kekuatan dan kelemahan pada sumbu (X), dan pengurangan antara jumlah peluang dan ancaman untuk sumbu (Y) maka nilai, X = (S-W) = 1,85 – 1,09 = 0.76 dan nilai Y = (O-T) = 1,75-1,29 = 0.47
Volume 11 Nomor 1 (Mei 2018) Dengan demikian diperoleh angka pada kedua sumbu (X dan Y = 0,76 dan 0,47 yang benilai positif terhadap pengembangan buah naga merah di KecamatanWasile Timur Halmahera Timur, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1 . Analisis Diagram SWOT Strategi Pengembangan Usahatani Buah Naga Merah
Hasil analisis data pada diagram SWOT diperoleh kordinat 0,47;0,76 yang mana kordinat ini berada pada kuadrat 1 yaitu strategi agresif. Strategi ini menjukan situasi yang sangat menguntungkan. Pengembangan buah naga merah di Kecamatan Wasile Timur memiliki kekuatan dan peluang yang sifatnya menyatu dan saling mendukung, yaitu dengan cara menggunakan factor semua kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. IV. PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti terhadap analisis SWOT sebagai strategi perkembangan usahatani buah naga merah
(Hylocereus Costaricensis) di Kecamatan Wasile Timur dapat disimpulkan bahwa hasil analisis SWOT terhadap strategi perkembangan usahatani buah naga merah (Hylocereus Costaricensis) diperoleh nilai IFAS sebesar 2,94 dan nilai EFAS sebesar 3,04 dan strategi yang tepat dalam strategi perkembangan usahatani buah naga merah (Hylocereus Costaricensis) adalah strategi agresif. B. Saran Perlu adanya pengembangan tekonologi usahatani dan pendampingan petani dalam penanganan pasca panen sampai pemasaran buah naga merah.
REFERENSI Bowman JE. 2008. Good Agricultural Practices and Eurep GAP certification for Vietnam's small farmerbased dragon fruit industry (710-8). 2008 Joint Annual Meeting, Celebrating the International Year of Planet Earth. George R. Brown Convention Center, Houston, Texas, 5-9 October 2008. Cahyono, B. 2009. Buku Terlengkap Sukses Bertanam Buah Naga. Jakarta : Pustaka Mina. Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, 1997, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 1997 Departemen Pertanian, 2005. Pengembangan Agribisnis Buah Naga (dragon fruit) Indonesia dalam Mencapai Pasar Ekspor. Departemen Pertanian, Jakarta. Daniel Kristanto, 2009. Buah Naga : Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar Swadaya. Jakarta. Hardjadinata, 2010. Budidaya Buah Naga Super Red secara Organik. Penebar Swadaya, Bogor. Hernanto, F., (1996). Ilmu Usaha Tani. Penenbar Swadaya. Jakarta
36
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate)
Volume 11 Nomor 1 (Mei 2018)
Husudo, S . Y., B. Saragih. H. S. Dillon, dan M. Nasution, 2004. Pertanian mandiri jakarta : Gramedia widiasana Indonesia. Kartono J dan Soekatri M, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. Richard L. Daft, 2010, Era Baru Manajemen, Edward Tanujaya, Edisi 9,Salemba Empat Rangkuti, Freddy, 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Soekartawi, 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia-Press. Jakarta Daniel Kristanto. 2009. Buah Naga : Pembudidayaan di Pot dan di Kebun.Penebar Swadaya. Jakarta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta Daniel Kristanto. 2009. Buah Naga : Pembudidayaan di Pot dan di Kebun.Penebar Swadaya. Jakarta. Santoso. 2013. Budidaya buah naga organik di pekarangan, berdasarkan pengalaman petani di Kabupaten Malang. Iptek Hortikultura. Soelistyari HT, Siniati K, Lema B, Utomo WH. 2002. The Prospect of dragon fruit development in East Java. Prosiding Seminar dan Ekspose Teknologi Hasil Pengkajian BPTP Jawa Timur. Malang, 910 Juli 2012.
37