BAB I Pendahuluan A. Latar belakang Laut meliputi 71% dari permukaan bumi dan merupakan fitur dominan dari bumi. Laut mengatur cuaca dan iklim, pasokan hampir semua oksigen bumi, mendukung keanekaragaman kehidupan yang besar, dan memberikan sumber makanan yang banyak untuk populasi manusia. Dengan demikian, pemahaman laut merupakan integral untuk memahami planet. Melek sains atau melek lingkungan tidak bisa dicapai tanpa melek pada laut (Ocean Literacy/ OL) dan konsep akuatik. Hal tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut: tidak dapat secara efektif memahami sistem iklim tanpa memahami tentang peran laut dalam variabilitas iklim dan siklus, produktivitas tanpa fotosintesis dan kemosintesis laut, dan keanekaragaman hayati tanpa ekosistem laut. Untuk mencapai masyarakat melek laut, ilmu kelautan harus diintegrasikan ke dalam praktik pendidikan, penelitian, kurikulum, buku teks, dan penilaian. Guru memainkan peran kunci dalam literasi lingkungan generasi masa depan dan lebih mungkin untuk menghasilkan siswa yang melek lingkungan ketika mereka sendiri memiliki pengetahuan, sikap, dan kepedulian yang baik terhadap lingkungan, yang ditunjukkan dengan perilaku mereka. Oleh karena itu, asumsi yang masuk akal bahwa keberhasilan integrasi OL di sekolah memerlukan komitmen guru untuk memiliki pengetahuan yang baik terhadap prinsip-prinsip OL dan sikap positif terhadap laut. Namun, patut dipertanyakan apakah guru sudah melek laut dan siap untuk mengatasi tantangan ini dan sejauh mana program-program pendidikan guru mempersiapkan calon guru untuk itu (Boubonari et al, 2013). Praktikum ini merupakan upaya dalam menumbuhkembangkan OL calon guru dan juga memberikan solusi atas polusi laut. Pencemaran laut telah dibahas di kelas melalui presentasi diskusi, baik mengenai sumber, dampak, dan penanggulangannya. Pencemaran laut telah diidentifikasi paling banyak berasal dari sampah plastik. Pada praktikum ini akan dilakukan lebih nyata identifikasi terhadap sampah-sampah di perairan laut sekitar pulau bintan. Kemudian dilakukan pengembangan proyek pemodelan hayati laut dengan memanfaatkan sampah laut tersebut.
Tujuan 1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi sampah di perairan laut di Pulau Bintan
2. Mahasiswa mengembangkan proyek pemodelan organisme laut dari sampah-sampah yang didapatkan
Alat dan Bahan 1. Kantong sampah 2. Sarung tangan 3. Kamera 4. Alat dan bahan membuat miniatur Cara Kerja 1. Bekerjalah dalam kelompok 2. Pergilah ke suatu laut di Pulau Bintan (satu kelompok dengan kelompok yang lain harus berbeda lokasi) 3. Kumpulkan sampah yang ada di laut 4. Timbanglah sampah yang telah dikumpulkan 5. Buatlah pemodelan organisme laut dari sampah yang telah dikumpulkan.