http://al-islahonline.com/bca.php?idartikel=164 Kata "Insya Allah" pada al-Qur'an dan Bibel Tanggal : 28/12/2006 Meski usang, buku tulisan Ev Jansen Litik masih jadi primadona. Padahal, buku berjudul Lima Alasan Pokok Tentang ini al-Qur'an Yang Menyebabkan Kami Meninggalkan Islam dan Beralih Menjadi Pemeluk Kristen ini, tidak ilmiah dan banyak mengandung kesalahan. Kesalahan ini membuahkan kesimpulan yang juga salah. Contohnya, terlihat pada kalimat penutup, "al-Qur'an itu bukan wahyu Allah, melainkan hanya satu Kitab Insani yang isinya kurang lebih 75% hasil jiplakan yang lihai dari isi Alkitab ditambah kurang lebih 25% hasil buah fikiran, imajinasi, rekaan, kreasi dari Muhammad dan kawan - kawannya yang menulis al-Qur'an itu dengan diberi selimut kamuflase seolah-olah sebagai 100% Wahyu Allah", (hlm 39). Jika 75% al-Qur'an itu menjiplak Bibel, berarti ada 5.000 ayat al-Qur'an yang isinya sama dengan Bibel. Dapatkan Litik membuktikan 5000 ayat al-Qur'an yang dituduh menjiplak Bibel? Kesimpulan Litik sangat tak berdasar. Memang ada persamaan antara al-Qur'an dengan kitab-kitab sebelumnya. Tapi, dalam banyak ayat, al-Qur'an justru melakukan penghapusan (nasikh), pengujian (muhaiminan alaih) dan pembetulan/koreksi (mushaddiq) terhadap kitab-kitab terdahulu, termasuk pada Bibel. Sebagai mushaddiq (to correct), al-Qur'an mengoreksi ayat-ayat yang sudah menyimpang. Contoh koreksi al-Qur'an terhadap beberapa ayat Bibel. Kitab Roma 10:9 yang menyatakan, Allah membangkitkan Yesus sebagai Tuhan. Ayat ini dikoreksi karena bertentangan dengan Atuhid (QS alMa'idah 72-73). Taurat dalam Bibel mengisahkan, Nabi Luth sebagai ayah bejat yang menghamili kedua puteri kandungnya(Kitab Kejadian 19:30-38), dikoreksi al-Qur'an bahwa Nabi Luth adalah Nabi Allah yang saleh dan mulia derajatnya (QS al-An-am 86, al-Anbiyaa 74-75, Luth 133). Ayat Bibel yang mengisahkan, Nabi Daud berzina dengan isteri orang (II Samuel 11:1-27) dan Nabi Sulaiman yang dikisahkan, sebagai lelaki yang rakus wanita. Keduanya diralat al-Qur'an dalam surat Shaad 30. Taurat dalam Bibel mengisahkan, Nabi Nuh pernah minum anggur sampai teler dan telanjang bugil (Kitab Kejadian 9:18-27), dikoreksi oleh al-Qur'an dalam surat Ali Imran 33 dan AlIsraa 3. Ayat-ayat Bibel juga menulis sebagai berikut : Tuhan kelihatan kaki-Nya (Keluaran 24:10), Tuhan kelihatn punggung-Nya (Keluaran 33:23), Tuhan mengerang kesakitan seperti perempuan hamil (Yesaya 42:14), Tuhan pelupa sehingga tidak ingat alas kaki-Nya ketika marah (atapan Yeremia 2:1), Tuhan seperti orang teler yang siuman dari mabok anggur (Mazmur 78:65), dan lain-lain. Ayat - ayat Bibel yang melecehkan Tuhan ini tak mungkin dibenarkan. "Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan Dia (Allah), Dan Allah maha Mendengan lagi Maha Melihat," (QS as-Syura 11). "Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia (Allah)," (QS al-Ikhlas:4). Menurut Litik, salah satu alasan umat Islam murtad, karena ajaran "insya Allah" dalam Islam tidak relevan. Litik merasa alergi terhadap ucapan "insya Allah" yang diucapkan umat Islam terhadap sesuatu yang belum terjadi. Setelah risih dengan ucapan "insya Allah", Litik menyimpulkan, surganya umat Islam belum pasti, karena masih pakai Insya Allah. Puncaknya, dengan takabur Litik membanggakan kekristenannya
dengan mengatakan, Orng kristen pasti masuk surga, tak perlu pakai insya Allah lagi. Karena Yesus sudah menjamin keselamatan surgawi. Kenapa Litik alergi terhadap kata "insya Allah" dan takabur, pasti masuk surga?. Bukankah Bibel menceritakan, pada hari kiamat banyak orang Kristen yang akan berkata pada Yesus "Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namamu, dan mengusir setan demi namamu dan mengadakan banyak mukjizat demi namamu juga?" Saat itu dengan marah, Yesus mengusir mereka, "Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah daripadaku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:21-23). Mungkinkah Litik lupa, belum membaca, atau belum memahami Injil Matius ini? Umat Islam, berkata "insya Allah" terhadap jaminan masuk surga, bukan karena ragu. Tapi, karena Allah mengajarkan, untuk hal-hal yang belum terjadi, tak boleh mengatakan pasti, tapi katakanlah insya Allah. "Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu: Sesungguhnya aku akan mengajarkan itu besok pagi, kecuali (dengan menyebut):Insya Allah," (QS al-Kahfi 23-24). Ucapan "insya Allah" ini, sebagai ungkapan Iman bahwa Allah adalah penentu segala sesuatu. Meski Allah menjamin masuk surga (QS an-Nisa 124, an-Nahl 31, al-Mukmin 40, dan lainnya), tapi umat Islam harus bersikap rendah diri di hadapan Allah dengan mengatakan "insya Allah". Seharusnya Litik tak perlu alergi terhadap kata "insya Allah", jika ia memahami kitab suci agamanya. Bukankah dalam Bibel masih ada ayat yang memerintahkan berucap "insya Allah" terhadap hal-hal yang belum terjadi? "Hai kamu yang berkta,'Bahwa hari ini atau besoknya biarlah kita pergi ke negeri anu serta manahun disitu, dan berniaga dan mencari laba,' padahalnya kamu tiada mengetahui apa yang akan jadi besoknya. Bagaimanakah hidupmu itu? Karena kamu hanya suatu uap, yang kelihatan seketika sahaja lamanya, lalu lenyap. Melainkan patutlah kamu berkata Insya Allah kita kita akan hidup membuat ini atau itu" (Yakobus 4:13-15, Alkitab terbitan tahun 1960). Dalam Alkitab cetakan sekarang, kata "Insya Allah" dalam ayat tersebut diganti menjadi "jika Tuhan meghendakinya" .Meski demikian, artinya tetap sama. Evangelis Jansen Litik dan pengikutnya harus bertaubat, karena menurut Alkitab sendiri (Yakobus 4:16-17), ini adalah suatu kecongkakan yang masuk dalam kategori perbuatan dosa. Jadi meyakini dirinya pasti masuk surga adalah perbuatan dosa.
(1) Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?
(1) Dari manakah asalnya segala perkelahian dan pertengkaran di antaramu? Bukankah itu berasal dari keinginan-keinginanmu yang terus saja berperang di dalam dirimu untuk mendapatkan kesenangan dunia!
(1) WHAT LEADS to strife (discord and feuds) and how do conflicts (quarrels and fightings) originate among you? Do they not arise from your sensual desires that are ever warring in your bodily members?
(2) Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai
(2) Kalian ingin, tetapi tidak mendapat, maka kalian mau membunuh! Kalian bersemangat, tetapi tidak mencapai apa yang kalian cari,
(2) You are jealous and covet [what others have] and your desires go unfulfilled; [so] you become murderers. [To hate is to
tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.
maka kalian bertengkar dan berkelahi. Kalian tidak mendapat apa-apa, sebab kalian tidak minta kepada Allah.
murder as far as your hearts are concerned.] You burn with envy and anger and are not able to obtain [the gratification, the contentment, and the happiness that you seek], so you fight and war. You do not have, because you do not ask. [I John 3:15.]
(3) Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
(3) Dan kalaupun kalian sudah memintanya, kalian toh tidak mendapatnya, sebab tujuan permintaanmu salah; apa yang kalian minta adalah untuk kesenangan diri sendiri.
(3) [Or] you do ask [God for them] and yet fail to receive, because you ask with wrong purpose and evil, selfish motives. Your intention is [when you get what you desire] to spend it in sensual pleasures.
(4) Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
(4) Kalian adalah orang yang tidak setia! Tahukah kalian bahwa kalau kalian berkawan dengan dunia, maka kalian menjadi musuh Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
(4) You [are like] unfaithful wives [having illicit love affairs with the world and breaking your marriage vow to God]! Do you not know that being the world's friend is being God's enemy? So whoever chooses to be a friend of the world takes his stand as an enemy of God.
(5) Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"
(5) Jangan kira bahwa Alkitab tanpa alasan berkata, "Di dalam diri kita Allah menempatkan Roh yang keras keinginannya."
(5) Or do you suppose that the Scripture is speaking to no purpose that says, The Spirit Whom He has caused to dwell in us yearns over us and He yearns for the Spirit [to be welcome] with a jealous love?
(6) Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
(6) Meskipun begitu, rahmat Allah yang diberikan kepada kita lebih kuat daripada keinginan roh kita itu. Itulah sebabnya di dalam Alkitab tertulis juga, "Allah menentang orang yang sombong, tetapi sebaliknya Ia mengasihi orang
(6) But He gives us more and more grace ( power of the Holy Spirit, to meet this evil tendency and all others fully). That is why He says, God sets Himself against the proud and haughty, but gives grace [continually] to
yang rendah hati."
the lowly (those who are humble enough to receive it).
(7) Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!
(7) Sebab itu, tunduklah kepada Allah dan lawanlah Iblis, maka Iblis akan lari dari kalian.
(7) So be subject to God. Resist the devil [stand firm against him], and he will flee from you.
(8) Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orangorang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
(8) Dekatilah Allah, dan Allah pun akan mendekati kalian. Bersihkanlah tanganmu, kalian yang berdosa! Dan jernihkanlah hatimu, kalian yang bercabang hati!
(8) Come close to God and He will come close to you. [Recognize that you are] sinners, get your soiled hands clean; [realize that you have been disloyal] wavering individuals with divided interests, and purify your hearts [of your spiritual adultery].
(9) Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.
(9) Hendaklah kalian sungguhsungguh menyesal dan menangis serta meratap; hendaklah tertawamu menjadi tangisan dan kegembiraanmu menjadi kesedihan!
(9) [As you draw near to God] be deeply penitent and grieve, even weep [over your disloyalty]. Let your laughter be turned to grief and your mirth to dejection and heartfelt shame [for your sins].
(10) Rendahkanlah dirimu di (10) Hendaklah kalian hadapan Tuhan, dan Ia akan merendahkan diri di hadapan meninggikan kamu. Tuhan, maka Tuhan akan meninggikan kalian.
(10) Humble yourselves [feeling very insignificant] in the presence of the Lord, and He will exalt you [He will lift you up and make your lives significant].
4:11-12 = Jangan memfitnah orang (11) Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya.
(11) Saudara-saudara, janganlah saling mencela atau saling menyalahkan. Orang yang mencela atau menyalahkan saudaranya yang sama-sama Kristen, ia mencela dan menyalahkan hukum Allah. Dan kalau kalian menyalahkan hukum Allah, itu berarti kalian tidak menuruti hukum-hukum
(11) [My] brethren, do not speak evil about or accuse one another. He that maligns a brother or judges his brother is maligning and criticizing the Law and judging the Law. But if you judge the Law, you are not a practicer of the Law but a censor and judge [of it].
itu, melainkan menjadi hakimnya. (12) Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?
(12) Padahal hanya satu yang berhak memberi hukum kepada manusia dan mengadili manusia. Ialah Allah yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Jadi, siapakah kalian, sehingga kalian mau menyalahkan sesama manusia?
(12) One only is the Lawgiver and Judge Who is able to save and to destroy [the One Who has the absolute power of life and death]. [But you] who are you that [you presume to] pass judgment on your neighbor?
4:13-17 = Jangan melupakan Tuhan dalam perencanaan (13) Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung",
(13) Saudara-saudara yang berkata, "Hari ini atau besok kami akan berangkat ke kota anu dan tinggal di sana setahun lamanya untuk berdagang dan mencari uang," --dengarkanlah nasihat saya ini.
(13) Come now, you who say, Today or tomorrow we will go into such and such a city and spend a year there and carry on our business and make money.
(14) sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.
(14) Apa yang akan terjadi dengan kehidupanmu besok, kalian sendiri pun tidak mengetahuinya! Kalian hanya seperti asap yang sebentar saja kelihatan, kemudian lenyap.
(14) Yet you do not know [the least thing] about what may happen tomorrow. What is the nature of your life? You are [really] but a wisp of vapor (a puff of smoke, a mist) that is visible for a little while and then disappears [into thin air].
(15) Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."
(15) Seharusnya kalian berkata begini, "Kalau Tuhan memperkenankan, kami akan hidup dan melakukan ini atau itu."
(15) You ought instead to say, If the Lord is willing, we shall live and we shall do this or that [thing].
(16) Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.
(16) Tetapi sekarang kalian sombong dan membual. Semua bualan seperti itu salah.
(16) But as it is, you boast [falsely] in your presumption and your selfconceit. All such boasting is wrong.
(17) Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.
(17) Sebab itu, orang yang tahu apa yang baik yang harus dilakukannya tetapi tidak melakukannya, orang itu
(17) So any person who knows what is right to do but does not do it, to him it is sin.
berdosa. YAKOBUS (James) Daftar Pasal (silahkan klik nomor pasal yang ingin di baca):