Instruksi Pada Peserta Lelang

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Instruksi Pada Peserta Lelang as PDF for free.

More details

  • Words: 27,620
  • Pages: 78
BAB I INSTRUKSI PADA PESERTA LELANG

Penawar harus membaca dengan seksama petunjuk-petunjuk yang tertulis dibawah ini dan gugatan tidak akan mempertimbangkan jika alasannya karena tidak membaca sehingga kurang memahami petunjuk-petunjuk ini, atau karena pernyataan kesalah pahaman apapun mengenai artinya.

Pasal 1 DASAR HUKUM PELELANGAN 1.1 Keputusan Presiden Nomor : 17 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 1.2 Keputusan Presiden Nomor : 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang / Jasa Instansi Pemerintah. 1.3 Undang – undang Nomor : 25 tahun 2000 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah 1.4 Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Kepala BAPPENAS Kep. 54 / A / 2000 Nomor : tanggal 10 April 2002 Kep. 247/M.PPN/04/2002 tentang perubahan Keputusan Bersama nomor S – 40 / A / 2000 S – 2262 / D.2 / 05 / 200 1.5 Surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara Nomor : 332/KPTS/M/2002 TANGGAL 21 Agustus 2002

Pasal 2 NAMA PROYEK DAN LINGKUP PEKERJAAN 2.1 2.2 2.3

Nama Proyek. Proyek yang dilelangkan ini adalah Proyek Pembangunan Gedung PT. TASPEN ( PERSERO ) Kantor Cabang 123. Lokasi Proyek Jl. Jaksa Agung Suprapto, Kota 123. Lingkup Pekerjaan . Pekerjaan yang akan dilaksanakan/ dilelangkan adalah: Pembangunan Gedung PT. TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang 123. Lantai I akan ditempatkan untuk: - 1 ( satu ) R. Informasi - 2 (dua) R. Kasie - 1 ( satu ) R. Pelayanan - 1 ( satu ) R. Keuangan - 1 ( satu ) R. Pantry - 4 ( empat ) R. KM / WC - 1 ( satu ) R. Arsip - 1 ( satu ) R. Arsip Pelayanan - Selebihnya untuk Hall, R Sirkulasi, Tangga, dan Teras

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

Lantai II akan ditempatkan untuk: 2 ( dua ) R. Kabid - 1 ( Satu ) R. Kepala - 1 ( Satu ) R. Sekretaris - 1 ( satu ) R. Personalia & Umum - 1 ( satu ) R. ATK - 1 ( satu ) R. Koperasi & PKK - 1 ( satu ) R. Aula - 1 ( satu ) R. Komputer - 3 ( Tiga ) R. KM / WC - 1 ( satu ) R. Rapat - 1 ( satu ) R. Sistem Informasi - 1 ( satu ) R. Gudang - Selebihnya untuk R. Sirkulasi dan tangga 2.4

Sumber Dana Sumber biaya Proyek Pembangunan Gedung PT. TASPEN ( PERSERO ) Kantor Cabang 123 dari DIP PT. TASPEN Tahun Anggaran 2003.

2.5

Biaya Pelelangan Penyedia barang/ jasa menanggung semua biaya yang berkenaan dengan penyiapan dan pemasukan penawarannya, dan pengguna barang / jasa dalam hal apapun tidak bertanggung jawab atau menanggung biaya-biaya tersebut.

Pasal 3 PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PENGELOLAAN PROYEK 3.1

Pihak-pihak yang Bersangkutan 3.1.1 Pemberi Tugas. Pemimpin Proyek Pembangunan Gedung PT. TASPEN ( PERSERO ) Kantor Cabang 123, yang selanjutnya disebut “Pimpro”. 3.1.2

3.2

Tugas Dan Kewajiban Pemberi Tugas dalam kaitannya dengan Kontraktor Pelaksana dan Pelaksana Konstruksi : a. Membuat keputusan terhadap segala sesuatu yang menyangkut pelaksanaanpelaksanaan konstruksi. b. Membuat keputusan atas penentuan / penetapan Kontraktor Pelaksana. c. Menandatangani Surat Penetapan / Penunjukan Dan Perjanjian Kontrak. d. Mengesahkan dokumen-dokumen pembayaran dari Kontraktor. e. Memerintahkan / menyetujui/ menolak perubahan/ modifikasi atas pekerjaan. f. Menyetujui / menolak pekerjaan tambah kurang. g. Menyetujui / menolak terjadinya keadaan memaksa (force majeure) h. Menyetujui / menolak serah terima pekerjaan i. Memberikan instruksi (jika ada) kepada Kontraktor Pelaksana melalui Direksi.

Pengelola Proyek 3.2.1

Pemimpin Proyek Pemimpin Proyek dalam hal ini adalah Pemimpin Proyek Pembangunan Gedung PT. TASPEN ( PERSERO ) Kantor Cabang 123.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

3.3

3.2.2

Pengelola Administrasi Proyek / Staff Proyek Pengelola Proyek adalah Tim yang membantu Pemimpin Proyek dalam hal pengelolaan administrasi proyek baik tingkat Program maupun operasional.

3.2.3

Pengelola Keuangan Proyek Pengelola Keuangan Proyek adalah Bendaharawan proyek yang membantu Pemimpin Proyek dalam melaksanakan pengelolaan keuangan proyek secara keseluruhan.

Konsultan Perencana 3.3.1

Konsultan Perencana Konsultan Perencana pekerjaan ini adalah : PT. 12334

3.3.2

Tugas dan Kewajiban Konsultan Perencana dalam kaitannya dengan Proyek, selama masa pelelangan dan pelaksanaan : a.

b. c. d. e.

3.4

Memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan rancangan arsitektural, struktural, mekanikal dan elektrikal serta menjawab semua pertanyaan peserta lelang. Melakukan kunjungan / pengawasan berkala ke lokasi pekerjaan serta berpartisipasi dalam menilai kesesuaian pelaksanaan dengan rancangan yang tertuang di dalam Dokumen Kontrak. Mempertimbangkan usulan-usulan dari Pimpro, Direksi dan Kontraktor Pelaksana mengenai hal-hal yang berkaitan dengan rancangannya. Memberikan konsultasi melalui Direksi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan rancangan yang bertentangan dengan Dokumen Kontrak. Memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai rancangan yang dianggap belum jelas dan dituangkan dalam satu Berita Acara.

Konsultan Pengawas 3.4.1.

Konsultan Pengawas Adalah badan hukum yang mempunyai keahlian, kemampuan dan pengalaman Pengawas Teknik Bangunan yang telah lulus dari Sertifikasi Usaha Jasa Konsultan Konstruksi bidang Supervisi / Pengawas tahun 2003 dan memenangkan seleksi Konsultan Pengawas.

3.4.2.

Tugas dan Tanggung Jawab Direksi dalam Kaitannya dengan Kontraktor Pelaksana. a. Memeriksa Dokumen Kontrak beserta Addendumnya (bila ada). b. Mengkoordinasi, memberikan instruksi dan mengontrol pelaksanaan” Pekerjaan” yang berhubungan dengan kualitas, besaran dan waktu serta memberikan masukan-masukan untuk dipertimbangkan oleh Kontraktor maupun oleh Pimpro. c. Memberikan masukan (rekomendasi) kepada Pimpro mengenai Penerimaan/ Penolakan Pelaksana/ Tenaga Ahli/ Tenaga Teknik/ Tenaga-tenaga lainnya yang diajukan Kontraktor Pelaksana untuk melaksanakan ”Pekerjaan” ini. d. Menolak gambar-gambar kerja yang tidak dikonfirmasikan lebih dahulu oleh Kontraktor Pelaksana bila gambar detail konstruksi yang tertuang didalam dokumen kontrak tidak ada/ kurang memadai atau bila terjadi penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas toleransi yang diijinkan) misalnya : gambar pelaksanaan untuk konstruksi rangka atap bila terjadi penyimpangan pelaksanaan kedudukannya. e. Menolak material atau peralatan yang diusulkan Kontraktor Pelaksana yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. f. Memberikan instruksi untuk melaksanakan pengontrolan atas bagian-bagian yang dianggap tidak sesuai atas biaya Kontraktor Pelaksana.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

g. Memberikan instruksi kepada Kontraktor Pelaksana untuk melakukan

h. i. j. k. l.

m. n. o. p. q. 3.5

penghentian pekerjaan / pembongkaran / perbaikan-perbaikan terhadap pelaksanaan bagian konstruksi yang tidak sempurna / tidak sesuai dengan yang disyaratkan di dalam Dokumen Kontrak. Memberi peringatan tertulis kepada Kontraktor atas penyimpangan terhadap Dokumen Kontrak serta menunda pelaksanaan pekerjaan. Memberikan instruksi kepada Kontraktor Pelaksana untuk bekerja lebih dengan waktu tambah (lembur) guna mengejar target waktu penyelesaian tanpa biaya apapun. Menyetujui/ menolak dokumen pembayaran yang diusulkan oleh Kontraktor Pelaksana. Menyetujui/ menolak perubahan-perubahan / modifikasi atas pekerjaan. Menyetujui / menolak pekerjaan tambah kurang. Menyetujui / menolak penyebab terjadinya penyebab terjadinya keadaan memaksa (Force Majeure). Menyetujui/ menolak gambar-gambar pelaksanaan tambahan (shop drawing) gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing) dan petunjuk penggunaan bangunan. Menerima/ menolak penyerahan Pekerjaan I dan penyerahan Pekerjaan II. Memproses keberatan-keberatan/ tuntutan/claim dari Kontraktor Pelaksana. Memproses denda-denda kontraktor.

Kontraktor Pelaksana Adalah suatu Perusahaan yang secara hukum terikat kontrak terhadap Pemberi Tugas (Pimpro) untuk melaksanakan pekerjaan ini, setelah melalui proses pelelangan sesuai dengan yang ditetapkan didalam RKS ini serta memiliki kualifikasi M dengan sub. bidang : ARSITEKTUR - Perumahan dan Permukiman. ARSITEKTUR - Gedung dan Pabrik SIPIL - Jalan, Jembatan, Landasan dan Lokasi Pengeboran Darat MEKANIKAL - Instalasi Tata Udara / AC dan Pelindung Kebakaran MEKANIKAL - Instalasi Lift dan Escalator

Pasal 4 CARA PELELANGAN Cara pelelangan yang dipergunakan adalah Pelelangan Terbatas sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Keppres Nomor 18 tahun 2000 dan segala peraturan pelaksanaannya.

Pasal 5 KEGIATAN PELELANGAN 5.1

Isi Dokumen Pelelangan 5.1.1.

R.K.S. (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) a. Instruksi Pada Peserta Lelang b. Syarat-syarat Khusus Kontrak c. Syarat-syarat Umum Kontrak d. Spesifikasi Teknis

5.1.2.

Perhitungan Volume Pekerjaan

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

Volume pekerjaan yang sebagaimana tertuang dalam dokumen pelelangan bersifat mengikat pada penawaran, sedangkan pelaksanaan tetap sesuai dengan gambar dan RKS.

5.2

5.1.3.

Gambar Rencana : Adalah seluruh gambar yang dipakai sebagai pedoman induk di dalam pelaksanaan konstruksi yang terAGUS dari : a. Gambar-gambar arsitektur beserta detail konstruksinya. b. Gambar-gambar struktur beserta detail konstruksinya. c. Gambar-gambar M & E beserta detail konstruksinya.

5.1.4.

Spesifikasi Teknis Merupakan uraian teknis / penjelasan pelaksanaan pekerjaan yang berisikan uruturutan pelaksanaan pekerjaan, persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan dan penjelasan lain yang berkaitan dengan metode pencapaian mutu pekerjaan di lapangan.

5.1.5.

Berita Acara Rapat Penjelasan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan, yang berisi penetapan, perubahan dan penambahan mengenai ketentuan-ketentuan di dalam RKS dan Gambar Rancangan Pelaksanaan.

Rapat Penjelasan Pekerjaan 5.2.1

Waktu dan Tempat Rapat Penjelasan Pekerjaan diselenggarakan pada : Hari :……………………………………………… Tanggal :……………………………………………… Pukul :……………………………………………… Tempat :………………………………………………

5.2.2

Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan : Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan memuat segala perubahan dan tambahan yang terjadi pada RKS dan Gambar Pelaksanaan dan berlaku sebagai lampiran RKS yang berkedudukan hukum sama serta mengikat.

5.2.3

Penandatanganan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ditandatangani oleh 2 (dua) wakil rekanan yang disepakati Rapat, rekanan itu adalah : 1. Nama :……………………………………………… Jabatan : ……………………………………………… Perusahaan : ……………………………………………… 2. Nama :……………………………………………… Jabatan : ……………………………………………… Perusahaan : ……………………………………………… Penandatanganan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan tersebut dilaksanakan pada : Hari :……………………………………………… Tanggal :……………………………………………… Pukul :……………………………………………… Tempat :………………………………………………

5.2.4

5.3

Pengambilan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan : Pengambilan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan dilaksanakan pada : Hari :……………………………………………… Tanggal :……………………………………………… Pukul :……………………………………………… Tempat :………………………………………………

Pemasukan dan Pembukaan Penawaran 5.3.1 Pemasukan Surat Penawaran

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

Surat penawaran Rekanan selambat-lambatnya harus sudah disampaikan kepada Panitia sesuai dengan ketentuan untuk itu pada : Hari :……………………………………………… Tanggal :……………………………………………… Dimulai Pukul :……………………………………………… Ditutup Pukul :……………………………………………… Tempat :……………………………………………… 5.3.2

5.4

Pembukaan Surat Penawaran Hari :……………………………………………… Tanggal :……………………………………………… Pukul :……………………………………………… Tempat :………………………………………………

Pengumuman Pemenang Pengumuman Pemenang akan diatur lebih lanjut oleh Panitia Pelelangan sesuai dengan ketentuan dan peraturan berlaku.

Pasal 6 TATA CARA DAN KETENTUAN PENAWARAN 6.1

Ketentuan Umum 6.1.1 Peserta Pelelangan yang tidak hadir pada waktu Aanwijzing atau yang akan datang terlambat pada saat diselenggarakan pemasukan surat penawaran dianggap tidak ikut dalam pelelangan atau mengundurkan AGUS. 6.1.2 Harga Penawaran menjadi tawaran yang mengikat dan tidak dapat diubah lagi sejak waktu diserahkan. Usulan Perubahan, perbaikan dan lain sebagainya yang diajukan kemudian tidak akan diterima.

6.2

Dokumen Penawaran 6.2.1

Isi Dokumen Penawaran Pengajuan Penawaran ini menggunakan sistem 1 (satu) sampul dimana didalam sampul tersebut terAGUS dari 2 (dua) bendel Dokumen yaitu : 1. Dokumen Administrasi dan Teknis a. Dokumen administrasi terAGUS dari : 1. Surat Pengantar Penawaran 2. Surat Pernyataan Mengikuti Pelelangan, bermaterai Rp. 6.000,-. 3. Surat Kesanggupan Untuk Melaksanakan Pekerjaan, bermaterai Rp.6.000,- . 4. Surat Pernyataan Bukan Pegawai Negeri Sipil / TNI/ POLRI, bermaterai Rp. 6.000,5. Surat Kesanggupan mengikuti program JAMSOSTEK, membayar IMB, bermaterai Rp. 6.000,-. 6. Menyerahkan Jaminan Penawaran dari Bank Pemerintah sebesar 1 % s/d 3 % dari nilai penawaran 7. Copy Sertifikasi Badan Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi Kualifikasi M Tahun 2003 dengan Sub. Bidang : ARSITEKTUR - Perumahan dan Permukiman. ARSITEKTUR - Gedung dan Pabrik SIPIL -Jalan, Jembatan, Landasan dan Lokasi Pengeboran Darat MEKANIKAL -Instalasi Tata Udara / AC dan Pelindung Kebakaran

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

MEKANIKAL - Instalasi Lift dan Escalator 8. Copy Surat Keterangan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan PKP, dan menunjukkan aslinya. 9. Copy Surat Keanggotaan Asosiasi yang masih berlaku pada saat Pembukaan Penawaran, dan menunjukkan aslinya. 10. Copy Akte PenAGUSan Perusahaan beserta Perubahannya dan menunjukkan aslinya. 11. Struktur Organisasi Perusahaan 12. Daftar Personil Inti Perusahaan 13. Daftar Pemilikan Modal 14. Neraca Perusahaan, Asli bermaterai Rp. 6.000,-. 15. Surat Dukungan Bank Pemerintah 16. Refferensi Bank dari Bank Pemerintah 17. Copy bukti pembayaran pajak tahun terakhir (SPT/ PPH) pasal 25 atau pasal 21/ pasal 23 atau PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir, dan menunjukkan aslinya.

b. Dokumen Teknis terAGUS dari : 1. Metode Pelaksanaan Pekerjaan. 2. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan 3. Daftar Personil yang dilibatkan dalam pekerjaan, dilengkapi dengan Curriculum Vitae dengan dilampiri copy ijazah 4. Jadual Pelaksanaan Pekerjaan (time schedule). 5. Daftar Peralatan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini.

2. Dokumen Usulan Biaya yang terAGUS dari : a. Surat Penawaran Surat Penawaran di atas kertas Kop Perusahaan, asli bermaterai tempel Rp. 6000,-. dan cap/ stempel Perusahaan. Surat penawaran ini berlaku 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pemasukkan Surat Penawaran tersebut. b. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya. c. Rencana Anggaran Biaya d. Daftar Harga Satuan Bahan dan Upah serta Daftar Analisa Harga Satuan Semua Dokumen Penawaran tersebut disusun urut dan dijadikan dalam rangkap 4 (empat) terAGUS dari 1 (satu) asli dan 3 (tiga) copy berkas penawaran, kemudian keseluruhannya dimasukkan ke dalam sampul penawaran (lihat petunjuk pelaksanaan Pembuatan Dokumen Lelang) Surat Penawaran ditujukan : Kepada Yth : PANITIA PELELANGAN UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG PT. TASPEN ( PERSERO ) KANTOR CABANG 123 TAHUN ANGGARAN 2003 6.2.2

Sampul Penawaran a. Dokumen usulan biaya dan dokumen usulan teknis dimasukkan dalam satu amplop besar yang tertutup rapat serta dibubuhi lak pada 5 titik, 4 titik disudut dan 1 titik di tengah sampul.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

LAK

LAK

LAK

LAK

b.

LAK

Pada sampul penawaran tidak boleh terdapat tanda apapun kecuali tulisan sebagai berikut : Pada sudut kiri atas sampul dibubuhi tulisan : DOKUMEN PENAWARAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PT. TASPEN ( PERSERO ) KANTOR CABANG 123. TAHUN ANGGARAN 2003 Bagian tengah sampul dibubuhi tulisan : Kepada Yth : PANITIA PELELANGAN UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG PT. TASPEN ( PERSERO ) KANTOR CABANG 123 Selain tulisan dan tanda tersebut di atas, masing-masing sampul tidak boleh ada tanda dan tulisan lain.

c. 6.3

Sampul disediakan senAGUS oleh Rekanan

Pemasukan Penawaran a. Penyerahan Dokumen Penawaran kepada panitia lelang dilakukan pada : Hari :……………………………………………… Tanggal :……………………………………………… Pukul :……………………………………………… Tempat :……………………………………………… b. Penyerahan penawaran setelah jam yang telah ditentukan tersebut di atas c. Setelah panitia menyatakan waktu penyerahan penawaran dinyatakan ditutup dihadapan para peserta lelang yang hadir, dan tidak menerima penyerahan penawaran yang terlambat dan atau tambahan dokumen penawaran. d. Menyerahkan Surat Kuasa, apabila yang menghaAGUS selain Direktur Perusahaan.

6.4

Pembukaan Penawaran a. Panitia meminta kesediaan 2 (dua) wakil rekanan yang hadir sebagai saksi. b. Panitia meneliti isi kontrak dan menghitung jumlah penawaran yang memasukkan dokumen penawaran. c. Panitia membuka sampul dokumen penawaran dihadapan peserta pelelangan d. Panitia memeriksa, menunjukkan dan membacakan dihadapan peserta pelelangan mengenai kelengkapan dokumen penawaran, dan melakukan evaluasi dokumen administrasi dan kelengkapan lainnya yang disyaratkan pada dokumen pelelangan.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

e. Panitia membuat berita acara pembukaan penawaran terhadap semua penawaran yang masuk dan ditandatangani oleh panitia yang hadir dan saksi yang telah ditunjuk. 6.5

Keabsahan Surat Penawaran Surat Penawaran tidak sah apabila : 1. Tidak dimasukkan ke dalam sampul tertutup atau sampul terdapat nama penawar atau terdapat tanda lainnya diluar syarat yang telah ditentukan atau menggunakan sampul yang tembus baca. 2. Tidak bermaterai cukup. 3. Tidak jelas besarnya jumlah penawaran, baik dalam angka maupun dalam huruf, yang disebabkan oleh penghapusan, tindasan atau sebab lain. 4. Harga-harga yang tercantum dalam angka tidak sesuai dengan yang tertera dalam huruf. 5. Tidak dipenuhinya syarat-syarat yang telah ditentukan. 6. Tidak ditandatangani oleh Pemimpin/ direktur utama atau penerima kuasa yang namanya tercantum dalam akte penAGUSan atau perubahannya. 7. Tidak mencantumkan masa berlakunya penawaran dan atau masa berlakunya kurang dari yang disyaratkan. 8. Besaran nilai jaminan penawaran kurang dari nilai nominal yang disyaratkan. 9. Masa berlakunya jaminan penawaran kurang dari waktu yang disyaratkan, yaitu sekurang-kurangnya selama 30 (tiga puluh) hari kalender dari tanggal pemasukan penawaran. 10. Tidak terdapat daftar kuantitas dan harga satuan.

6.6

Perbaikan Kesalahan 1. Penawaran yang ditentukan memenuhi syarat akan diperiksa terhadap adanya kesalahan aritmatik. Apabila terdapat perbedaan antara harga satuan dan total jumlah dalam baris sebagai hasil perkalian harga satuan dengan volume. Kesalahan akan diperbaiki oleh Pemilik dengan ketentuan kuantitas dan harga satuan tidak boleh diubah dan tidak boleh ada perbedaan antara dokumen pelelangan deangan kuantitas pada dokumen penawaran. 2. Jumlah yang tercantum dalam bentuk penawaran akan disesuaikan sesuai dengan prosedur diatas dan dengan persetujuan peserta penyedia barang/jasa yang akan mengikat penawaran peserta penyedia barang/ jasa. Jika peserta penyedia barang/ jasa tidak dapat menerima jumlah penawaran hasil koreksi aritamatik penawarn akan ditolak dan jaminan penawarannya dapat disita.

6.7

Evaluasi Penawaran 6.7.1. Pelaksanaan evaluasi penawaran dilkukan oleh Panitia terhadap semua penawaran yang dinyatakan lulus pada saat pembukaan penawaran. Evaluasi tersebut meliputi evaluasi administrasi, teknis dan harga berdasarkan kriteria, metoda dan tatacara evaluasi yang telah ditetapkan. 6.7.2.

Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi apabila: a. Syarat-syarat yang diminta dipenuhi dan diisi setiap dokumen yang disyaratkan serta telah ditandatangani oleh orang yang berwenang. b. Dokumen yang masuk menunjukkan adanya persaingan yang sehat, tidak terjadi pengaturan bersama (kolusi) diantara peserta atau dengan panitia lelang yang dapat merugikan negara dan atau peserta lainnya. c. Jaminan Penawaran memenuhi syarat sebagaimana pasal 8. d. Surat Penawaran, jangka waktunya tidak kurang dari yang disyaratkan, bermaterai dan diberi tanggal serta ditandatangani oleh direktur utama/ pimpinan atau penerima kuasa dari direktur utama yang namanya tertera dalam akte penAGUSan atau perubahannya. e. Daftar kuantitas dan harga satuan setiap jenis/ item pekerjaan diisi dengan lengkap.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

f. Analisa harga satuan pekerjaan utama AGUSnci dengan lengkap. Hasil evaluasi ini dituangkan dalam berita acara. Terhadap semua penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan dengan evaluasi teknis, terhadap penawaran yang tidak memenuhi persyaratan administrasi, tidak dilanjutkan dengan evaluasi teknis. 6.7.3.

Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan teknis apabila: a. Metode pelaksanaan pekerjaan yang diusulkan memenuhi persyaratan substantif yang telah ditetapkan dalam dokumen lelang. b. Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melampaui batas waktu yang ditetapkan dalam dokumen lelang. c. Jenis, kapasitas komposisi dan jumlah peralatan minimal yang disediakan sesuai dengan kapasitas dan lingkup pekerjaan . d. Personil inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan dalam dokumen lelang serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaa pekerjaan yang diajukan. e. Memenuhi syarat teknis lainnya yang ditetapkan dalam dokumen lelang. f. Apabila dalam evaluasi teknis tersebut diatas ada yang kurang jelas atau meragukan, panitia akan melakukan klarifikasi dengan calon penyedia barang/ jasa sebagaimana pasal 6.8

6.7.4.

Unsur-unsur yang perlu diteliti dan dinilai dalam evaluasi kewajaran harga adalah hal-hal yang pokok atau penting yaitu meliputi: a. Total harga yang ditawarkan secara keseluruhan dan atau bagian/ unsurunsurnya . b. Bilamana terdapat perbedaan antara penulisan nilai penawaran dalam angka dan huruf, maka penawaran yang diakui adalah nilai dalam tulisan huruf. c. Panitia melakukan koreksi aritmatik. d. Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan produksi dalam negeri.

6.8

Klarifikasi Penawaran Untuk menunjang pemeriksaan, evaluasi, perbandingan penawaran, pemilik dapat atas pertimbangannya meminta untuk klarifikasi dan peserta penyedia barang/ jasa memberikan tanggapan klarifikasi atas penawarannya, termasuk analisa harga satuan. Permintaan untuk klarifikasi dan tanggapannya harus tertulis atau melalui telex atau faximile. Klarifikasi tidak untuk mencari, menawarkan, atau mengijinkan perubahan harga atau substansi penawaran, kecuali jika dibutuhkan untuk konfirmasi perbaikan dari kesalahan aritmatik yang ditemukan oleh pemilik dalam evaluasi penawaran.

Pasal 7 HARGA PENAWARAN 7.1. 7.2. 7.3.

Penawaran dibuat pokok-pokok (item-item) pekerjaan sesuai dengan volume yang terdapat pada daftar kuantitas yang memuat rincian lengkap mengenai pekerjaan yang dilaksanakan sesuai RKS dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan. Harga Penawaran dalam dokumen penawaran adalah harga untuk seluruh pekerjaan berdasarkan daftar harga satuan dan harga yang diserahkan oleh peserta penyedia barang/jasa. Peserta penyedia barang/ jasa harus mengisi harga satuan dan harga untuk semua mata pekerjaan yang tercantum kuantitasnya dalam Daftar Kuantitas. Apabila harga dicantumkan 0 (nol) untuk mata pekerjaan tertentu, maka pemilik tidak akan membayar

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

7.4. 7.5. 7.6.

apabila dilaksanakan dan harus dianggap termasuk dalam harga satuan dan harga lainnya dalam daftar kuantitas. Semua bea-bea, pajak-pajak (termasuk PPN) dan retribusi lainnya yang harus dibayar oleh penyedia barang/jasa dalam melaksanakan kontrak, serta pengeluaran lainnya, harus termasuk dalam Harga Penawaran Total yang disertakan oleh penyedia barang/jasa. Harga satuan dan harga yang dicantumkan oleh penyedia barang/jasa adalah tetap selama masa kontrak, kecuali apabila dinyatakan bahwa dapat disesuaikan selama masa kontrak, kecuali apabila dinyatakan bahwa dapat disesuaikan selama masa pelaksanaan kontrak. Harga satuan dan harga penawaran harus dicantumkan oleh penyedia barang/jasa dalam mata uang Rupiah. Penawaran ini berlaku sekurang-kurangnya selama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pemasukkan penawaran.

Pasal 8 JAMINAN PENAWARAN 8.1.

Pada saat memasukkan Surat Penawaran, penawar harus memberikan jaminan penawaran sebesar 1% sampai dengan 3 % dari besarnya harga penawaran. Berupa surat jaminan Bank yang tercantum dalam Surat Keputusan yang berlaku serta berlaku selama 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal pemasukkan penawaran. Jaminan penawaran tersebut tidak boleh diambil oleh penawar hingga jangka waktunya berakhir atau telah diserahkan kembali oleh Panitia Proyek kepada Penawar dengan disertai keterangan bahwa jaminan tersebut telah dapat dicairkan kembali. Jaminan penawar ini ditunjukkan kepada : Kepada Yth : PANITIA PELELANGAN UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG PT. TASPEN ( PERSERO ) KANTOR CABANG KAGUS

8.2. 8.3. 8.4.

Kepada para penawar yang tidak memenangkan atau sebagai pemenang pelelangan, jaminan penawarannya akan dikembalikan setelah pengumuman pemenang dikeluarkan atau ditunjuk dengan menunjukkan bukti penyerahan jaminan penawaran. Kepada penawar yang diterima jaminan penawaran akan dikembalikan setelah penawar yang ditunjuk menyerahkan jaminan pelaksanaan. Jaminan Penawaran akan disita : a. Jika penyedia barang/jasa menarik penawarannya selama masa berlakunya penawaran b. Jika penyedia barang/jasa menolak koreksi atas harga penawarannya sehubungan dengan pasal 6.4.2. c. Dalam hal pemenang penyedia barang/jasa, jika gagal untuk dalam batas waktu yang ditentukan : 1. Tanda tangan perjanjian 2. Menyediakan jaminan pelaksanaan yang diperlukan.

Pasal 9 PEMENANG PELELANGAN 9.1.

Setelah panitia menilai berdasarkan kriteria dan mengadakan penilaian syarat-syarat penawaran, maka panitia akan mencalonkan 4 (empat) peserta pemenang pelelangan yang kemudian diusulkan kepada pimpinan/ kepada atasan dari pejabat yang berwenang menetapkan pemenang pelelangan.

9.2.

Kriteria Pemenang : a. Penawaran secara tertulis dapat dipertanggungjawabkan.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

b. c. d.

Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan Penawaran dinyatakan memenuhi syarat-syarat secara administratif, teknis dan biaya. Penawaran terendah yang dapat dipertanggungjawabkan dan menguntungkan negara.

9.3.

Jika dua penawaran atau lebih mengajukan harga yang sama, maka panitia memilih peserta, membuat kriteria tersenAGUS untuk penilaian penawaran.

9.4.

Penilaian penawaran tersebut dibuat berita acara yang ditandatangani oleh semua anggota panitia yang hadir.

Pasal 10 PENGUMUMAN PEMENANG DAN MASA SANGGAH 10.1.

Sebelum berakhirnya masa berlakunya penawaran yang ditetapkan, pemilik pekerjaan akan memberitahu penetapan pemenang lelang kepada seluruh peserta penyedia barang/jasa yang mengikuti pelelangan dengan melalui surat.

10.2.

Kepada peserta yang keberatan atas penetapan pemenang pelelangan tersebut, diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis kepada atasan dari pejabat yang berwenang menetapkan pemenang pelelangan yang bersangkutan selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman sesuai Keppres No. 18 Tahun 2000.

10.3.

Sanggahan tersebut hanya dilajukan terhadap kekeliruan Panitia dalam prosedur pelaksanaan pelelangan.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

BAB II SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK

Pasal 1 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN 1.1.

Penyerahan Pekerjaan Pertama Penyerahan pekerjaan pertama dilakukan setelah semua pekerjaan telah terselesaikan.Jangka waktu untuk menyelesaikan pekerjaan adalah 120 (seratus dua puluh) hari almanak terhitung sejak SPK berlaku.

1.2.

Penyerahan Pekerjaan Kedua Penyerahan pekerjaan kedua dilakukan setelah masa pemeliharaan berakhir. Pada penyerahan pekerjaan kedua ini semua hal yang dimaksudkan dalam Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak) harus sudah dilaksanakan dengan sempurna.

Pasal 2 JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN 2.1.

Jangka waktu pemeliharaan dimulai dari hari penyerahan I (pertama) sampai dengan penyerahan II (kedua) dan berakhir 30 (tiga puluh) hari almanak, di dalam waktu tersebut kontraktor masih bertanggungjawab sepenuhnya atas segala kekurangannya yang menurut Konsultan Pengawas masih harus diperbaiki.

2.2.

Penyerahan Pekerjaan Kedua dan terakhir hanya dapat diterima setelah semua kekurangan pada masa pemeliharaan seperti pada butir di atas dipenuhi oleh Kontraktor.

Pasal 3 PENGUNDURAN WAKTU 3.1.

Pengunduran Waktu Karena Kelalaian Kontraktor Bilamana pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana kerja (time schedule) yang telah ditetapkan atau tidak memenuhi prestasi, maka tiap-tiap kelambanan pekerjaan/ pekerjaan yang tidak sempurna akan mendapatkan peringatan tertulis dari Pengawas. Apabila peringatan tersebut sampai terjadi 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu paling lama masing-masing peringatan tersebut 10 (sepuluh) hari, Kontraktor tidak menghiraukan atau tidak melaksanakan peingatan tersebut maka Kontraktor dapat diputuskan secara sepihak oleh Pemberi Tugas tanpa melalui Pengadilan Negeri serta tidak ada tuntutan ganti rugi dari pihak kontraktor.

3.2.

Pengunduran Waktu dengan Persetujuan Pihak Tertentu Apabila telah jelas bahwa kemajuan fisik pekerjaan mengalami keterlambatan/ hambatan maka Kontraktor harus segera menyampaikan kepada Pengelola Proyek secara tertulis yang menyebabkan hambatan itu, dengan menyebutkan berapa hari diperkirakan keterlambatan pekerjaan sebagai akibat dari hambatan yang terjadi itu. Pada empat minggu terakhir sebelum tanggal penyelesaian pekerjaan seperti tersebut pada pasal 1 di atas kontraktor diperbolehkan mengajukan permohonan tertulis kepada pengelola proyek untuk memperoleh perpanjangan waktu. Apabila Pengelola Proyek atas pertimbangan Pengawas menyetujui hal tersebut, maka akan dituangkan dalam Addendum Kontrak.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

Pasal 4 JAMINAN PELAKSANAAN 4.1.

Besarnya Jaminan Pelaksanaan a. Penawar yang telah ditunjuk sebagai pemenang pelelangan, sebelum menandatangani kontrak diwajibkan menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada Pemimpin Proyek. b. Jaminan Pelaksanaan berupa Bank Garansi dari Bank Pemerintah yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan SK. yang masih berlaku yang besarnya minimum 5 % dari nilai kontrak.

4.2.

Masa Berlakunya Jaminan Pelaksanaan a. Jaminan Penawaran yang ada pada Panitia Lelang tidak boleh dianggap sebagai Jaminan Pelaksanaan . b. Jaminan Pelaksanaan harus sudah diserahkan kepada Pemimpin Proyek paling lambat sebelum menandatangani Kontrak. c. Jaminan Pelaksanaan berlaku sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu penyerahan pekerjaan pertama . d. Kontraktor berkewajiban selalu menghidupkan kembali sampai kontrak berakhir/ penyerahan pekerjaan, apabila jangka waktu jaminan pelaksanaan tersebut telah berakhir, sedangkan pekerjaan memerlukan perpanjangan waktu pelaksanaan.

4.3.

Pengembalian Jaminan Pelaksanaan a. Jaminan Pelaksanaan akan diserahkan kembali kepada Kontraktor apabila penyerahan pekerjaan yang pertama telah dilaksanakan dengan baik. b. Dalam hal Kontrak mengundurkan AGUS setelah menandatangani Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak) atau karena sesuatu hal tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sehingga diadakan pemutusan Kontrak secara sepihak, maka jaminan pelaksanaan menjadi milik PEMIMPIN PROYEK.

Pasal 5 SURAT PERINTAH KERJA 5.1.

Penerbitan Surat Perintah Kerja a. Dengan diterimanya Surat Perintah Kerja (Gunning) dari Pemimpin Proyek, kontraktor harus segera menjawab secara tertulis tentang pernyataan kesanggupan melaksanakan pekerjaan diatas materai Rp. 6.000,00 (enam ribu rupiah) tunggal. b. Kontraktor yang ditunjuk baru dapat memulai bekerja setelah menerima Surat Perintah Kerja (SPK) dari Pemimpin Proyek yang merupakan hari permulaan kerja c. Pada saat Kontraktor yang ditunjuk menyerahkan surat kesanggupan kerja kepada Pemimpin Proyek, pada saat itu juga dapat dilaksanakan penandatanganan Surat Perintah Kerja antara Pemimpin Proyek dan Kontraktor. Dimana SPK dapat diterima Kontraktor saat itu juga. d. Pada saat Kontraktor akan memulai pekerjaannya, maka harus membuat surat kepada Pengawas dengan menyebutkan data petugas lapangan yang ditunjuk dan tindakannya kepada Pemimpin Proyek e. Surat Perintah Kerja diberikan setelah habis masa sanggah, secepat-cepatnya 6 (enam ) hari.

5.2.

Penugasan atau Pengoperan Kepada Pihak Ketiga a. Pemimpin Proyek berhak mengalihkan pekerjaan pelaksanaan kepada Kontraktor lain, apabila Kontraktor sebelumnya dianggap tidak sanggup memenuhi persyaratan teknis yang telah ditentukan dengan surat tertulis. b. Menyerahkan bagian pekerjaan kepada Kontraktor lain sebagai kontraktor bawahannya dapat dilaksanakan dengan persetujuan Pemimpin Proyek (khususnya untuk pekerjaan instalansi air dan listrik) dalam hal ini kontraktor utama tetap bertanggungjawab penuh atas terselesainya pekerjaan tersebut, baik waktu maupun mutunya.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

Pasal 6 PERATURAN PEMBAYARAN 6.1.

Pembayaran yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini diatur dalam Surat Perjanjian (Kontrak) dengan syarat bahwa jumlah pembayaran kepada Kontraktor akan dilaksanakan setelah pekerjaan dinyatakan selesai (voorfinancirying) dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Uang Muka sebesar 20 % dari nilai kontrak yang diberikan setelah dikeluarkannya Surat Perintah Kerja ( SPK ) 2. Pembayaran I sebesar 25 % dari nilai kontrak yang diberikan setelah prestasi fisik mencapai 50 %. 3. Pembayaran II sebesar 25 % dari nilai kontrak yang diberikan setelah prestasi fisik mencapai 70 %. 4. Pembayaran sebesar 25 % dari nilai kontrak yang diberikan setelah prestasi fisik mencapai 100 % atau setelah serah terima pertama. 5. Pembayaran sebesar 5 % dari nilai kontrak yang diberikan setelah serah terima kedua. atau diatur kembali didalam kontrak

6.2.

Setelah Pengelola Proyek menerima surat permohonan pembayaran angsuran dari kontraktor, maka oleh Konsultan Pengawas akan diterbitkan Berita Acara kemajuan Pekerjaan yang disahkan oleh Pemimpin Proyek.

Pasal 7 KENAIKAN HARGA DAN FORCE MAJEURE 7.1

Apabila dalam masa pemeliharaan pekerjaan terjadi kenaikan harga yang disebabkan oleh peraturan Pemerintah mengenai moneter atau sebab lain, hal ini tidak dapat dikategorikan sesuai force majeure atau tidak dapat dipakai sesuai force majeure atau tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk mengajukan klaim Pengelola Proyek.

7.2

Force Majeure hanya dapat dipertimbangkan oleh Pemimpin Proyek apabila dalam masa pelaksanaan pekerjaan terjadi bencana alam antara lain gempa bumi, banjir angin taufan dan petir dimana data yang diajukan harus disahkan oleh pejabat setempat dengan disertai foto-foto seperlunya terhadap pekerjaan yang terkena bencana tersebut.

7.3

Akibat kejadian/bencana tersebut diatas yang timbul selama berlangsungnya pekerjaan kontraktor diharuskan melaporkan selambat-lambatnya dalam waktu 3 X 24 jam.

7.4

Jika waktu tersebut dilampaui, tetapi laporannya belum juga disampaikan, maka kontraktor kehilangan haknya mengajukan ganti rugi dan lain sebagainya yang ada hubungannya dengan pasal ini.

Pasal 8 SANKSI DAN DENDA 8.1

Sanksi-sanksi Terhadap Pelanggaran a Jika kontraktor tidak memenuhi perintah dari Pengawas dalam waktu yang wajar dan ditetapkan secara tertulis oleh Pengawas, maka Pemimpin Proyek berwenang mengerjakan senAGUS atau menyuruh orang lain untuk mengerjakan hal-hal yang perlu atas biaya kontraktor.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

b

Kerugian atau keterlambatan yang mungkin terjadi akibat dari tindakan ini tetap menjadi tanggung jawab kontraktor.

8.2

Keterlambatan Penyerahan Pekerjaan Bila dalam jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak tidak dapat dipenuhi (dilampaui) dengan alasan yang tidak dapat diterima oleh Pengawas, maka kontraktor dapat dikenakan denda sebesar 1/1000 (seperseribu) dari jumlah harga borongan tiap hari, sampai setinggi-tingginya 5 % (lima persen) dari harga penawaran.

8.3

Pengunduran AGUS a. Pengunduran AGUS hanya dapat dilakukan sebelum memasukkan surat-surat penawaran. b. Pengunduran AGUS setelah memasukkan penawaran dikenai sanksi jaminan penawaran menjadi milik Negara. c. Pengunduran AGUS setelah menandatangani kontrak dikenakan sanksi Jaminan Pelaksanaan menjadi milik Negara.

8.4

Pemutusan Hubungan Kerja a. Jika karena sesuatu dan lain hal pemutusan hubungan kerja terpaksa dilakukan, maka penyelesaian harus mentaati ketentuan. b. Dengan adanya pemutusan hubungan kerja, tidak terlepas ketentuan denda seperti disebutkan pada uraian dan syarat-syarat ini.

Pasal 9 PENGAWASAN PEKERJAAN 9.1

Prosedur Pengawasan Untuk tugas pengawasan pekerjaan fisik dilapangan, yang menyangkut aspek-aspek kualitas dan kuantitas dan juga ketetapan waktu pelaksanaan, maka Pemimpin Proyek akan mengangkat / menunjuk Pengawas teknis pembangunan atau instansi / unsur teknik yang lain yang diberi wewenang untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Tugas Pengawasan tersebut meliputi : a. Mengawasi laju pelaksanaan pekerjaan fisik dari segi kualitas, kuantitas maupun bahan yang dipergunakan serta pelaksanaannya. b. Mengawasi pekerjaan serta produknya terhadap ketetapan waktu dan biaya pelaksanaan konstruksi fisik. c. Mengawasi / meneliti perubahan-perubahan serta penyesuaian yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan. d. Menyusun Berita Acara kemajuan pekerjaan untuk membayar angsuran, penyelesaian dan penyerahan pekerjaan. e. Menyusun daftar kekurangan dan cacat selama waktu pemeliharaan. f. Membuat dan menyampaikan laporan-laporan mingguan dan bulanan selama pelaksanaan pekerjaan fisik. g. Membantu Kontraktor di dalam pembuatan gambar-gambar as built drawing h. Membuat pernyataan tentang selesainya pekerjaan.

9.2

Laporan Berkala Di dalam pelaksanaan pekerjaan, Pengawas harus menyampaikan laporan berkala mengenai hasil pelaksanaan pekerjaan yang menyangkut waktu pelaksanaan, kondisi fisik pekerjaan, penyediaan bahan lapangan, penggunaan tenaga kerja serta keadaan cuaca. Laporan-laporan tersebut harus dikirim selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sekali kepada Pemimpin Proyek.

9.3

Dokumen Foto

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

Pada waktu yang ditentukan oleh Pengawas, Kontraktor harus membuat foto-foto kemajuan pekerjaan. Foto-foto tersebut harus berwarna dan mengkilap dibuat dalam ukuran kartu pos (3R) minimal 5 (lima) posisi pengambilan kecuali ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Foto yang harus dibuat, minimum menurut prestasi fisik : a. Satu kali sebelum memulai pekerjaan (0%) b. Satu kali pada saat mencapai prestasi 25 % c. Satu kali pada saat mencapai prestasi 50 % d. Satu kali pada saat mencapai prestasi 75 % e. Dan Terakhir penyerahan pekerjaan mencapai penyelesaian (100%)

Pasal 10 PERIJINAN 10.1 10.2

Kontraktor berkewajiban membantu Proyek untuk menyelesaiakan segala ijin yang diperlukan untuk pekerjaan ini yang meliputi ijin bangunan maupun yang berhubungan dengan keselamatan kerja. Biaya ijin Bangunan menjadi beban Kontraktor. Kontraktor bertanggung jawab atas tuntutan ganti rugi yang disebabkan karena pelaksanaan

Pasal 11 TENAGA KERJA DAN PERALATAN 11.1

Tenaga Kerja a. Tenaga kerja yang dilibatkan dalam pelaksanaan harus memakai tenaga yang sesuai dengan tingkat keahlian, pengalaman, serta tidak melanggar ketentuan-ketentuan perburuhan yang berlaku di Indonesia. b. Kontraktor harus menggunakan tenaga ahli dalam pelaksanaan (skilled labour), baik tenaga pelaksanaan, mandor sampai ke tukang. c. Semua tenaga kerja dipimpin oleh Site Manager atau Pelaksana sebagai wakil Kontraktor di lapangan. d. Tenaga kerja pelaksana sub kontraktor harus dipilih yang sudah berpengalaman dan mampu menangani pekerjaan yang disub-kontrakan dengan aman, kuat dan rapi. e. Hubungan kontraktor dengan sub – kontraktor dalam menyangkut secara keseluruhan pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab kontraktor. f. Klasifikasi Site Manager adalah sebagai berikut : 1. Sarjana Teknik Sipil/ Arsitek dengan pengalaman kerja pada bidang yang sesuai minimal 2 (dua) tahun. 2. Sarjana Muda Teknik / Diploma III Sipil / Arsitektur dengan pengalaman kerja pada bidang yang sesuai minimal 3 (tiga) tahun. 3. SLTA / STM bangunan dengan pengalaman kerja pada bidang yang sesuai minimal 5 (lima) tahun.

11.2

Peralatan Kerja Pemborong harus menyediakan segala keperluan untuk melaksanakan pekerjaan dengan sempurna, dan semua peralatan yang dipergunakan pekerja serta material untuk melaksanakan pekerjaan dalam keadaan baik atau siap pakai.

Pasal 12 MUTU BAHAN DAN PEKERJAAN 12.1

Pemakaian Merk Dagang

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

a b c

Penggunaan merk dagang maupun jenis bahan diutamakan produksi Dalam Negeri seperti diatur dalam Keppres No. 18 Tahun 2000 Apabila dalam RKS ini hanya disebutkan satu merk bahan, bukan berarti hanya dapat dipakai merk tersebut, melainkan dapat dipakai merk lain dengan standart mutu dan ciri-ciri fisik yang sama. Kontraktor dapat mengusulkan perubahan pemakaian merk dagang secara tertulis apabila merk dagang tersebut tidak tersedia dipasaran, sepanjang kontraktor dapat membuktikan kesetaraan kualitas dan ciri-ciri fisik yang dituntut RKS, dan untuk mempergunakannya harus ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas dan/ atau Pengelola Proyek.

12.2

Prosedur Pengadaan Bahan Bangunan a. Secepatnya kontraktor melalui Site Manager/ Pelaksana mengajukan contoh bahan yang akan didatangkan sesuai dengan spesifikasi dalam RKS ini, pada saat rapat lapangan pertama kali . b. Contoh bahan yang telah disetujui harus dipasang di dalam Direksikeet sebagai pedoman mutu bahan. c. Apabila tanpa mengajukan contoh atau pengajuannya bersamaan dengan datangnya bahan tersebut, maka Pengawas Lapangan/ Direksi berhak menolak dan memberi perintah untuk mengeluarkan bahan tersebut dari lokasi pekerjaan. d. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh kontraktor di lapangan tetapi oleh Konsultan Pengawas/ Direksi ditolak untuk dipergunakan, harus segera dikeluarkan dari lapangam selambat-lambatnya dalam waktu 2 X 24 jam terhitung sejak jam penolakan tersebut. e. Apabila Konsultan Pengawas / Direksi merasa perlu memeriksa bahan bangunan yang diragukan spesifikasinya, maka Konsultan Pengwas berhak mengirimkannya kepada Balai Penelitian bahan-bahan Bangunan atau Lembaga lain yang ditetapkan bersama Pengelola Proyek untuk diteliti. Semua biaya untuk hal ini menjadi tanggungan Kontraktor, apapun hasil dari penelitian tersebut. f. Semua bahan bangunan yang digunakan selain harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam RKS ini, juga harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam A.V. dan Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB). g. Konsultan Pengawasan / Direksi berwenang meminta keterangan mengenai asal bahan dan Kontraktor

12.3

Pemeriksaan Bahan a. Secara umum Konsultan Pengawas / Direksi berhak memeriksa semua jenis bahan bangunan yang dipergunakan kontraktor dan menolaknya apabila nyata-nyata tidak memenuhi persyaratan untuk itu. b. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh kontraktor di lapangan tetapi oleh Konsultan Pengawas / Direksi ditolak untuk dipergunakan, harus segera dikeluarkan dari lapangam selambat-lambatnya dalam waktu 2 X 24 jam terhitung sejak jam penolakan tersebut. c. Apabila Konsultan Pengawas / Direksi merasa perlu memeriksa bahan bangunan yang diragukan spesifikasinya, maka Konsultan Pengawas berhak mengirimkannya kepada Balai Penelitian bahan-bahan Bangunan atau Lembaga lain yang ditetapkan bersama Pengelola Proyek untuk diteliti. Semua biaya untuk hal ini menjadi tanggungan Kontraktor, apapun hasil dari penelitian tersebut. d. Semua bahan bangunan yang digunakan selain harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam RKS ini, juga harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam A.V. dan Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB). e. Konsultan Pengawas / Direksi berwenang meminta keterangan mengenai asa l bahan dan Kontraktor harus memberitahukannya f. Konsultan Pengawas / Direksi berwenang meminta keterangan mengenai asal bahan dan Kontraktor

12.4

Mutu Pekerjaan

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

a. Disarankan kepada Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan secara massal dapat meminta persetujuan hasil pekerjaan kepada Pengawas Lapangan / Direksi. b. Agar tidak terjadi bongkar / pasang pekerjaan, apabila terdapat gambar yang tidak jelas, maka kontraktor diwajibkan menanyakan kepada Pengawas Lapangan / Direksi untuk menyamakan persepsi, atau apabila perlu dapat meminta Konsultan Perencana untuk mendapatkan jawaban yang pasti tentang perencanaannya. c. Pada pekerjaan-pekerjaan yang bersifat khusus, sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan membuat Surat Ijin Pelaksanaan Pekerjaan, antara lain pengecoran pondasi, pengecoran kolom, pengecoran balok, dan plat lantai, erection kuda-kuda, dan pekerjaan –pekerjaan lain yang bersifat struktural dan perlu perlakuan khusus. d. Bagian pekerjaan yang telah dimulai tetapi masih digunakan bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan Pengawas / Direksi atau tanpa ijin, harus segera dihentikan dan selanjutnya pekerjaan tersebut harus dibongkar.

Pasal 13 PEKERJAAN TAMBAH KURANG 13.1 13.2

13.3 .

Pekerjaan tambah / kurang dapat diperintahkan oleh Pemimpin Proyek apabila secara fungsional dan struktural perlu dilakukan penambahan pekerjaan dengan pertimbangan bukan karena kesalahan perencanaan. Prosedur pekerjaan tambah / kurang adalah sebagai berikut : a. Pemimpin Proyek memerintahkan dilakukan pekerjaan tambah / kurang secara tertulis. b. Kontraktor bersama Konsultan Pengawas melakukan penelitian atas pekerjaan yang dapat dipergunakan untuk pengurangan, selanjutnya dianalisa terhadap pekerjaan tambah yang diperintahkan. c. Kontraktor akan mengajukan Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Tambah / Kurang yang telah diperiksa oleh Konsultan Pengawas . d. Apabila Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Tambah / Kurang disetujui, selanjutnya segala berkas pengajuan pekerjaan Tambah / Kurang akan dilegalisasi oleh Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur. e. Pemimpin Proyek akan membuat Surat Perintah Kerja kepada Kontraktor apabila seluruh berkas pekerjaan tambah / kurang selesai mendapatkan legalisasi dari Pejabat yang berwenang. Pekerjaan tambah/ kurang tidak diijinkan lebih dari 10% dari harga penawaran.

Pasal 14 PENYELESAIAN PERSELISIHAN 14.1

Penyelesaian Dengan Musyawrah. Bila terjadi perselisihan di lapangan mengenai ketidak sesuaian antara dokumen kontrak dengan keadaan di lapangan yang menyangkut masalah teknis teknologi maupun administrasi teknis, maka akan diselesaikan dengan menerbitkan Berita Acara Rapat Lapangan yang disetujui semua Pihak.

14.2

Penyelesaian Melalui Dewan Arbitrase. Bila terjadi perselisihan atau ketidak sesuaian paham yang timbul antara pengelola Proyek dan Kontraktor, baik selama pelaksanaan atau setelah penyelesaian pekerjaan yang ditinggikan atau hal apa saja yang dapat timbul atau ada hubungannya dengan soalsoal, maka untuk itu wajib diadakan arbitrase, yang dimaksudkan adalah Badan Arbitrase Indonesia (BANI) atau Badan lain yang akan diatur dalam kontrak.

14.3

Penyelesaian Melalui Pengadilan

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

Apabila dengan cara yang ditempuh tidak dapat memperoleh kesepakatan, maka penyelesaian dapat dilakukan melalui Pengadilan yang sesuai dengan domisili yang ditentukan dan semua biaya ditanggung oleh Kontraktor.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

BAB III SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK A. UMUM 1. Definisi Istilah-istilah yang didefinisikan dalam data kontrak tidak selalu didefinisikan juga dalam syarat-syarat Kontrak, namun demikian mempunyai pengertian yang sama dengan uraian dalam Syarat-syarat Kontrak. Adjudicator adalah orang yang ditunjuk bersama oleh pemilik dan oleh penyedia barang / jasa untuk memecahkan perselisihan pada kesempatan pertama. Daftar volume pekerjaan berarti daftar volume yang telah diisi biaya keseluruhannya yang merupakan bagian penawaran. Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal mulai kerja penyedia barang / jasa yang dicantumkan dalam Surat Perintah Kerja, yang dikeluarkan Direksi Pekerjaan Tanggal Penyelasaian adalah tanggal Berita Acara Pekerjaan Selesai yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan. Kontrak adalah kontrak secara tertulis antara Pemilik dan Penyedia barang / jasa untuk melaksanakan, menyelesaikan , dan melakukan pemeliharaan Pekerjaan. Data Kontrak menguraikan dokumen-dokumen, data yang diperlukan Kontrak, dan informasi lainnya yang merupakan bagian dari Kontrak. Penyedia barang / jasa adalah perusahaan / badan usaha yang bergerak dibidang jasa pemborongan yang Penawarannya untuk melaksanakan Pekerjaan ini yang telah disetujui oleh Pemilik. Penawaran penyedia barang / jasa adalah Dokumen Penawaran yang lengkap yang diajukan penyedia barang / jasa kepada Pemilik. Harga Kontrak adalah harga yang tercantum dalam Surat Penunjukkan Pemenang Lelang dan selanjutnya disesuaikan menurut ketentuan-ketentuan dalam Kontrak. Hari adalah hari kalender; Bulan adalah bulan kalender. Cacat Mutu adalah bagian Pekerjaan yang dikerjakan tidak mengikuti ketentuan dan spesifikasi yang terdapat di Dokumen Kontrak. Sertifikasi Bebas Cacat adalah sertifikasi yang dikeluarkan oleh Direksi terhadap koreksi kerusakan oleh penyedia barang / jasa . Masa Pemeliharaan adalah saat yang ditentukan dalam data kontrak dan dihitung dari waktu penyelesaian pekerjaan. Drawing adalah gambar rencana termasuk perhitungannya dan keterangan lain yang disediakan untuk disetujui oleh Direksi untuk pelaksanaan pekerjaan. Pemilik adalah pihak yang menunjuk penyedia barang / jasa untuk melakukan Pekerjaan. Direksi Pekerjaan berarti pejabat, orang atau perusahaan yang sewaktu-waktu diangkat oleh Pemilik dan diberitahukan secara tertulis kepada penyedia barang / jasa oleh pemilik, atau

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

sebagaimana disebutkan dalam Data Kontrak, untuk bertindak sebagai Direksi Pekerjaan dan bertanggungjawab mengawasi penyedia barang / jasa, mengelola Kontrak, menyetujui pembayaran kepada penyedia barang / jasa, menginstruksikan dan menilai perubahan tambah / kurang (variasi) kontrak, dengan persetujuan Pemilik memberi perpanjangan waktu, menilai Peristiwa Kompensasi. Peralatan adalah mesin-mesin dan kendaraan penyedia barang / jasa yang dibawa sementara ke Lapangan untuk melaksanakan pekerjaan. Harga Kontrak Awal adalah Harga Kontrak yang tercantum dalam Surat Penunjukkan Pemenang Lelang. Rencana Tanggal Penyelesaian adalah tanggal yang direncanakan penyedia barang / jasa untuk menyelasaikan Pekerjaan yang tercantum dalam Data Kontrak. Mata Pembayaran Utama adalah mata pembayaran pokok dan penting sebagaimana tercantum pada Data Kontrak. Lapangan adalah lokasi-lokasi yang oleh Pemilik ditetapkan sebagai tempat pelaksanaan Pekerjaan atau lokasi-lokasi lain yang telah ditetapkan secara khusus dalam Kontrak sebagai bagian dari lapangan. Peralatan Instalasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Pekerjaan. Data Investigasi Lapangan adalah Data dalam Dokumen Kontrak sebagai referensi, yang memberikan gambaran tentang kondisi diatas dan dibawah permukaan tanah di Lapangan Sub penyedia barang / jasa adalah perusahaan yang mengadakan perjanjian dengan penyedia barang / jasa untuk melaksanakan sebagian Pekerjaan dari Kontrak. Pekerjaan Sementara adalah pekerjaan yang dirancang, dibangun, dipasang, dibongkar oleh penyedia barang / jasa yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan Perintah Perubahan adalah perintah yang diberikan oleh Direksi Pekerjaan untuk melakukan perubahan Pekerjaan. Pekerjaan adalah hal-hal yang ditentukan dalam Kontrak yang mewajibkan penyedia barang / jasa untuk melaksanakan, memasang, memperbaiki bila ada yang rusak dan setelah selesai menyerahkannya kepada Pemilik. 2. Interprestasi 2.1 Dalam menafsirkan Syarat-syarat Kontrak ini, kata-kata yang bersifat tunggal juga berati majemuk dan sebaliknya. Judul-judul serta acuan –silang antara Pasal-pasal tidak memiliki arti yang tidak menentukan. Kata-kata yang digunakan dalam Kontrak mempunyai arti yang lazim kecuali diuraikan secara khusus. 2.2

Jika penyelesaian sebagian Pekerjaan ditetapkan dalam Data Kontrak, maka acuanacuan dalam Syarat-syarat Kontrak, Tanggal Penyelesaian, dan Rencana Tanggal Penyelasaian ditentukan untuk setiap bagian Pekerjaan tersebut (jika tidak mengacu pada Tanggal Penyelesaian dan Rencana Tanggal Penyelesaian untuk seluruh pekerjaan).

2.3

Dokumen Kontrak harus diinterprestasikan dalam urutan prioritas sebagai berikut : a. Surat Perjanjian termasuk Addendum Kontrak (bila ada) ; b. Surat Penunjukkan Pemenang Lelang ; c. Surat Penawaran ; d. Addendum Dokumen Lelang (jika ada) ; e. Data Kontrak; f. Syarat-syarat Kontrak; g. Spesifikasi teknis; h. Gambar-gambar;

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

i. j.

Daftar Kuantitas yang telah diisi harga penawarannya; Dokumen lain yang tercantum dalam data kontrak pembentuk bagian dari Kontrak.

3. Bahasa dan Undang-undang Kontrak ini dibuat dalam Bahasa Indonesia serta tunduk pada Undang-undang Negara Republik 4. Komunikasi Komunikasi antara pihak-pihak yang disebut dalam Syarat-syarat Kontrak hanya berlaku bila dibuat secara tertulis. Pemberitahuan hanya berlaku jika telah diterima oleh yang bersangkutan 5. Sub kontrak Penyedia barang / jasa dapat mengsubkontrakkan pekerjaan yang tidak termasuk dalam Mata Pembayaran Utama atau pekerjaan yang termasuk Mata Pembayaran Utama dengan seijin Direksi Pekerjaan, tetapi tidak boleh mengalihkan Kontrak tanpa persetujuan tertulis dari pemilik 6. Penyedia barang / jasa lainnya Penyedia barang / jasa diharuskan bekerja sama dan menggunakan Lapangan bersama-sama dengan penyedia barang / jasa lainnya, petugas-petugas Pemerintah, petugas-petugas utilitas dan Pemilik antara tanggal-tanggal yang ditetapkan dalam Jadwal Pekerjaan sebagaimana tertuang dalam data Kontrak. Pemilik dapat menyesuaikan skedul penyedia barang / jasa lainnya dan perlu memberitahu penyedia barang / jasa tentang penyesuaian tersebut. 7. Personil 7.1 Penyedia barang / jasa wajib menugaskan Personil Inti yang dicantumkan dalam Daftar Usulan Staf Inti Proyek atau menugaskan personil lainnya yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan hanya akan menyetujui usulan pergantian Personil Inti apabila kualifikasi, kemampuan dan pengalamannya sama atau melebihi Personil Inti yang ada dalam Daftar Usulan Staf Inti Proyek. 7.2 Jika Direksi Pekerjaan meminta penyedia barang / jasa untuk memberhentikan orang atau regu kerjanya dan menyatakan alasan atas permintaan tersebut, maka penyedia barang / jasa harus menjamin bahwa orang atau regu kerja tersebut sudah harus meninggalkan Lapangan dalam waktu 7 (tujuh) hari dan tidak berhubungan lagi dengan Pekerjaan dalam Kontrak. 8. Resiko-resiko pemilik dan Penyedia barang / jasa Semua resiko-resiko kerugian atau kerusakan atas harta benda, cedera dan kematian yang timbul selama dan sebagai akibat dari pelaksanaan kontrak selain resiko-resiko pemilik, adalah tanggung jawab Kontraktor. 9. Resiko-resiko pemilik 9.1 Pemilik bertanggung jawab atas resiko-resiko sepanjang berhubungan langsung dengan pelaksanaan pekerjaan , antara lain ; (a) Resiko kecelakaan, kematian, kerusakan atau kehilangan harta benda (diluar peralatan untuk melaksanakan pekerjaan, bahan dan alat-alat) yang disebabkan oleh : (i) Penggunaan atau penggunaan lapangan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yang tidak dapat dihindari sebagai akibat pekerjaan tersebut atau (ii) Keteledoran, pengabaian kewajiban dan tanggung jawab, gangguan terhadap hak yang legal oleh pemilik atau orang yang dipekerjakan oleh pemilik dengan cara kontrak kecuali kepada penyedia barang / jasa. (b) Peperangan permusuhan serbuan, tindakan musuh asing, pemberontakan, revolusi, makar perang saudara, huru hara kerusuhan atau kekacauaan (kecuali bila terbatas pada karyawan penyedia barang / jasa) dan pencemaran dari bahan bakar nuklir

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

atau limbah nuklir atau keracunan bahan peledak radioaktif atau disebabkan oleh desain yang dibuat oleh penyedia barang / jasa 9.2

Resiko pemilik yang terkait dalam kerugian atau kerusakan dari pekerjaan peralatan dan bahan sejak waktu pekerjaan selesai sampai masa pemeliharaan kecuali apabila : (a) Kerusakan yang terjadi saat penyelesaian pekerjaan. (b) Kejadian sebelum penyelesaian pekerjaan yang bukan tanggung jawab pemilik atau (c) Kegiatan penyedia barang / jasa di lapangan setelah penyelesaian pekerjaan.

10.

Resiko Penyedia barang / jasa Resiko terhadap kecelakaan, kematian dan kerugian atau kehilangan hak milik (termasuk pembatasan pekerjaan, peralatan , bahan dan alat-alat) yang bukan resiko pemilik, merupakan resiko penyedia barang / jasa .

11.

Asuransi Penyedia barang / jasa menyediakan asuransi yang mencakup dari saat mulai sampai akhir dari masa pemeliharaan dalam jumlah tertentu dan dapat dikurangi sesuai yang tercantum dalam data kontrak untuk hal-hal sebagai berikut yang merupakan resiko penyedia barang / jasa : a. Kehilangan atau kerusakan pekerjaan, plant dan bahan. b. Kerusakan atau kehilangan peralatan c. Kehilangan kerusakan hak milik (kecuali pekerjaan, plant, material dan peralatan ) sehubungan dengan kontrak. d. Kecelakaan atau kematian.

12. Laporan Investigasi Lapangan Untuk mempersiapkan penawaran, penyedia barang / jasa dapat memperoleh Data Investigasi Lapangan, bila ada, dan digunakan sebagai referensi yang tidak mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan. 13. Pertanyaan Mengenai Data Kontrak Direksi Pekerjaan wajib memberi penjelasan atas pertanyaan mengenai data kontrak. 14. Pelaksanaan Pekerjaan oleh Penyedia barang/ jasa. 14.1 Penyedia barang / jasa wajib melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar-gambar. 14.2 Pekerjaan sudah harus dimulai selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja. 15. Pekerjaan Harus Selesai pada Rencana Tanggal Penyelesaian Penyedia barang / jasa memulai pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja dan melaksanakannya sesuai dengan program yang diajukannya, yang dimutakhirkan dengan Tanggal Penyelesaian dengan persetujuan Direksi Pekerjaan, serta menyelesaikan pekerjaan pada Rencana Tanggal Penyelesaian. 16. Persetujuan atas Pekerjaan Sementara penyedia barang / jasa dan Gambar Pelaksanaan 16.1 Penyedia barang / jasa wajib mengajukan gambar dan spesifikasi teknis yang menunjukkan usulan pekerjaan sementaranya kepada Direksi Pekerjaan yang akan menyetujuinya bila usulan tersebut memenuhi spesifikasi teknis dan gambar-gambar. 16.2 Penyedia barang / jasa bertanggung jawab atas desain pekerjaan sementara yang diusulkannya. 16.3 Persetujuan Direksi Pekerjaan tidak mengubah tanggung jawab penyedia barang / jasa atas desain pekerjaan sementara yang diusulkannya. 16.4 Apabila dipandang perlu, penyedia barang / jasa wajib memperoleh persetujuan pihak ketiga yang berkepentingan dengan desain pekerjaan sementara yang diusulkannya

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

16.5

Semua gambar yang dibuat oleh penyedia barang / jasa untuk pelaksanaan pekerjaan sementara maupun pekerjaan permanen terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum dilaksanakan.

17. Keselamatan Penyedia barang / jasa bertanggung jawab atas keselamatan kerja di lapangan. 18. Penemuan-penemuan Semua benda yang memiliki nilai sejarah atau penemuan kepentingan lain atau nilai penting lainnya secara tidak sengaja ditemukan di lapangan adalah kepunyaan pemilik Penyedia barang / jasa wajib memberitahu Direksi Pekerjaan bila menemukan hal seperti itu dan melaksanakan petunjuk Direksi Pekerjaan untuk mengamankannya. 19. Penyerahan Lapangan Pemilik wajib menyerahkan lapangan kepada penyedia barang / jasa. Jika lapangan tidak diserahkan pada tanggal yang ditentukan dalam data kontrak, maka pemilik dianggap menunda dimulainya kegiatan-kegiatan yang terkait dan hal ini termasuk dalam peristiwa kompensasi. 20. Memasuki lapangan Penyedia barang / jasa wajib membolehkan Direksi Pekerjaan dan petugas yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan untuk memasuki lapangan dan lokasi lainnya tempat pekerjaan yang berkaitan dengan kontrak sedang dilaksanakan atau akan dilaksanakan. 21. Instruksi Penyedia barang / jasa wajib melaksanakan semua Instruksi Direksi Pekerjaan yang mengacu pada ketentuan Undang-undang yang berlaku di Indonesia. 22. Perselisihan Apabila penyedia barang / jasa merasa bahwa keputusan yang diambil oleh Direksi Pekerjaan tidak sesuai dengan otoritas direksi atau putusan tersebut ternyata salah, keputusan tersebut harus ditunjukkan kepada Adjudicator dalam jangka waktu 14 hari terhitung saat keputusan tersebut disampaikan oleh Direksi Pekerjaan. 23. Penyelasaian Perselisihan 23.1

Adjudicator harus memberikan keputusan secara tertulis dalam waktu 28 hari setelah diberitahukan tentang perselisihan tersebut.

23.2

Adjudicator harus dibayar sesuai dengan besarn upah sebagaimana tertuang dalam data kontrak, bersama-sama dengan biaya yang dapat diganti yang tertuang dalam data kontrak dan ditanggung bersama oleh pemilik dan penyedia barang / jasa tanpa memperhatikan keputusan adjudicator tersebut . Salah satu pihak dapat menyampaikan keputusan adjudicator tersebut kepada arbitrator dalam waktu 28 hari dari saat keputusan tertulis adjudicator disampaikan kedua belah pihak. Apabila tidak ada dari kedua belah pihak menyampaikan ikhwal perselisihan tersebut kepada arbitrator dalam waktu 28 hari, maka keputusan adjudicator adalah final dan mengikat.

23.3

Arbitrase harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur arbitrase yang diterbitkan oleh instansi yang nama dan nama lokasinya terlihat dalam data kontrak.

24. Penggantian Adjudicator Dalam hal adjudicator mengundurkan AGUS atau meninggal, atau dalam hal pemilik atau penyedia barang/ jasa menyetujui bahwa adjudicator tidak dapat berfungsi sesuai dengan ketentuan kontrak, adjudicator baru akan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sebagaimana tertuang dalam data kontrak atas permintaan pemilik dan penyedia barang/jasa dalam waktu 14 hari setelah menerima permintaan tersebut.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

B. PENGENDALIAN WAKTU

25. Program 25.1

Dalam jangka waktu yang ditetapkan pada data kontrak, penyedia barang / jasa wajib menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui suatu program yang menggambarkan metode umum. Pengaturan perurutan, serta jadwal untuk semua kegiatan pekerjaan.

25.2

Program yang dimutakhirkan adalah program yang memperlihatkan kemajuan nyata yang dicapai dalam setiap kegiatan serta pengaruh kemajuan yang dicapai terhadap jadwal pekerjaan sisa, termasuk setiap perubahan atas urutan kegiatankegiatan.

25.3

(a) Penyedia barang / jasa wajib menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui program yang dimutakhirkan berdasarkan jadwal yang ditetapkan dalam data kontrak. (b)

25.4

Apabila penyedia barang / jasa tidak menyerahkan program tersebut pada waktu yang ditetapkan, maka Direksi pekerjaan dapat menahan sebagian pembayaran yang ditetapkan dalam data kontrak untuk tagihan berikutnya dan terus menahan pembayaran tersebut sampai tagihan berikutnya dan baru dibayarkan setelah tanggal saat program yang dimaksudkan diserahkan.

Persetujuan Direksi Pekerjaan atas program tersebut tidak mengubah kewajibankewajiban penyedia barang / jasa. Penyedia barang / jasa dapat mengubah program kerjanya dan menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan setiap waktu. Program yang diubah harus memperlihatkan pengaruh dari perintah perubahan dan termasuk dari pada perincian kompensasi.

26. Pengunduran Rencana Tanggal Penyelesaian 26.1 Direksi Pekerjaan, dengan persetujuan pemilik dapat mengundurkan rencana tanggal penyelesaian pekerjaan bila peristiwa kompensasi terjadi atau adanya perintah perubahan sehingga tidak mungkin bagi penyedia barang / jasa untuk menyelesaikan pekerjaan pada rencana tanggal penyelesaian tanpa langkah – langkah percepatan untuk menyelesaikan sisa pekerjaan yang tentunya akan mengakibatkan meningkatnya biaya yang harus ditanggung oleh penyedia barang / jasa. 26.2

a)

b)

Direksi Pekerjaan akan menetapkan pemberian jangka waktu pengunduran rencana tanggal penyelesaian tanpa langkah-langkah percepatan untuk menyelesaikan sisa pekerjaan yang tentunya akan mengakibatkan meningkatnya biaya yang harus ditanggung oleh penyedia barang / jasa Jika penyedia barang / jasa tidak memberi pemberitahuan dini atau tidak bekerja sama dalam mengatasi suatu keterlambatan yang disebabkan oleh kelalaiannya. Penetapan rencana tanggal penyelesaian yang baru tidak dipertimbangkan.

27. Percepatan 27.1 Apabila pemilik menginginkan agar penyedia barang / jasa menyelesaikan pekerjaan sebelum rencana tanggal penyelesaian, maka Direksi Pekerjaan akan memperoleh usulan biaya yang diperlukan oleh penyedia barang / jasa untuk mempercepat penyelesaian tersebut. Bila pemilik dapat menerima usulan

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

27.2

tersebut, maka rencana tanggal penyelesaian disesuaikan dan disahkan bersama oleh pemilik dan penyedia barang / jasa. Jika pemilik dapat menerima usulan biaya untuk percepatan pekerjaan yang diajukan oleh penyedia barang / jasa, maka usulan tersebut dimasukkan dalam harga kontrak dan diberlakukan sebagai perintah perubahan.

28. Penundaan Atas Perintah Direksi Pekerjaan . 28.1 Direksi Pekerjaan dapat menginstruksikan penyedia barang / jasa menunda dimulainya atau memperlambat kemajuan-kemajuan suatu kegiatan pekerjaan 29. Rapat Pelaksanaan 29.1 Baik Direksi Pekerjaan maupun penyedia barang / jasa dapat meminta agar kedua belah pihak menghaAGUS rapat pelaksanaan. Rapat tersebut diadakan untuk membahas rencana-rencana pelaksanaan sisa pekerjaan dan untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul sehubungan dengan prosedur pemberitahuan. 29.2 Direksi Pekerjaan wajib membuat risalah dari rapat pelaksanaan dan memberi salinan risalah tersebut kepada setiap peserta rapat dan kepada pemilik Tanggung jawab masing-masing pihak atas tindakan yang harus diambil wajib ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan baik pada saat rapat tersebut atau sesudahnya dinyatakan secara tertulis kepada semua peserta rapat. 30. Pemberitahuan Dini 30.1 Penyedia barang/jasa wajib menyampaikan pemberitahuan dini kepada Direksi Pekerjaanmengenai kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa tertentu atau keadaan-keadaan yang dapat berakibat buruk terhadap mutu pekerjaan, kenaikan harga kontrak atau menunda rencana tanggal penyelesaian. Direksi Pekerjaan dapat meminta penyedia barang /jasa untuk membuat perkiraan akibat yang akan timbul terhadap mutu pekerjaan. Harga kontrak dan tanggal penyelesaian pekerjaan. Perkiraan tersebut wajib diserahkan penyedia barang / jasa sesegera mungkin. 30.2 Penyedia barang / jasa wajib bekerja sama dengan Direksi Pekerjaan dalam menyusun metode dan pengaturan untuk menghindari atau mengurangi akibat dari kejadian atau keadaan tersebut dalam pekerjaan dan penyedia barang/jasa wajib melaksanakan setiap Instruksi Direksi Pekerjaan berkenaan dengan itu.

C. PENGENDALIAN MUTU 31. Penemuan Cacat Mutu 31.1 Direksi Pekerjaan wajib memeriksa penyedia barang / jasa dan memberitahu penyedia barang / jasa bila pihaknya menemukan cacat mutu dalam pekerjaan Pemeriksaan sedemikian tidak dipengaruhi kewajiban-kewajiban penyedia barang / jasa. 32. Pengujian 32.1 Apabila Direksi Pekerjaan memerintahkan penyedia barang / jasa untuk melaksanakan pengujian yang tidak disebut dalam spesifikasi untuk menguji apakah suatu Pekerjaan memiliki Cacat Mutu atau tidak dan ternyata pengujian memperlihatkan adanya Cacat Mutu, maka penyedia barang / jasa wajib membayar untuk pengujian berikut contoh-contohnya. Jika tidak ditemukan kekurangan maka biaya Pengujian berikut contoh-contohnya menjadi beban Pemilik. 33. Perbaikan Cacat Mutu 33.1 Direksi Pekerjaan harus memberitahukan kepada penyedia barang / jasa tentang segala kerusakan sebelum masa pemeliharaan berakhir yang dimulai sejak pekerjaan selesai sebagaimana tersebut dalam Data Kontrak.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

33.2

Setiap pemberitahuan kerusakan disampaikan, penyedia barang / jasa harus segera membetulkan kerusakan tersebut dalam waktu sebagaimana tersebut didalam pemberitahuan.

34. Kekurangan yang tidak Diperbaiki Setelah Tanggal Penyelesaian, Direksi Pekerjaan dapat meminta pihak ketiga untuk memperbaiki cacat mutu bila penyedia barang / jasa belum melaksanakannya selama masa perbaikan, dengan biaya dibebankan kepada penyedia barang / jasa.

D. PENGENDALIAN BIAYA 35. Daftar Kuantitas 35.1 Daftar Kuantitas berisi semua mata pembayaran pekerjaan instalasi, testing, yang wajib dilaksanakan oleh penyedia barang / jasa. 35.2 Daftar Kuantitas digunakan untuk menghitung Harga Kontrak Penyedia barang / jasa dibayar menurut kuantitas dan jenis pekerjaan yang dilaksanakannya dan disetujui Direksi Pekerjaan dengan harga satuan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas. 36. Perubahan Kuantitas 36.1 Apabila kuantitas akhir yang dilaksanakan dari suatu pekerjaan Mata Pembayaran Utama berbeda dari Kuantitas Awal dalam Daftar Kuantitas, maka Direksi Pekerjaan dapat mengadakan penyesuaian kuantitas pekerjaan itu untuk menyesuaikan dengan perubahan kuantitas tersebut. 36.2 Jika diminta, penyedia barang / jasa wajib menyerahkan rincian perhitungan kuantitas dari suatu Mata Pembayaran yang tercantum pada Daftar Kuantitas kepada Direksi Pekerjaan. 37. Perintah Perubahan Semua Perintah Perubahan harus dimasukkan dalam program mutakhir yang disusun penyedia barang / jasa. 38. Pembayaran untuk perubahan 38.1 Penyedia barang / jasa wajib memperkirakan pengaruh biaya akibat perubahan pembayaran terhadap Harga Kontrak dan mengajukan usulan biaya untuk melaksanakan perubahan pembayaran tersebut jika diminta untuk melakukannya oleh Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan wajib menilai usulan biaya tersebut dalam waktu 7 hari atau lebih yang dinyatakan Direksi Pekerjaan dan sebelum Perintah Perubahan dikeluarkan olehnya. 38.2 Jika pekerjaan dalam Perintah Perubahan berhubungan dengan uraian pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan jika menurut pendapat Direksi Pekerjaan kuantitas dari Pekerjaan berada diatas batas atau waktu pelaksanaan tidak mengakibatkan pembatalan harga, maka harga yang tertera dalam Daftar Kuantitas dipergunakan untuk menghitung nilai perubahan. Apabila harga satuan berubah atau sifat pekerjaan dalam Perintah Perubahan tidak berhubungan dengan pekerjaan dalam Daftar Kuantitas, jika dianggap wajar oleh Direksi Pekerjaan, usulan biaya dari penyedia barang / jasa dapat diberlakukan sebagai harga satuan baru untuk pekerjaan-pekerjaan yang terkait. 38.3 Jika usulan biaya dari penyedia barang / jasa tidak wajar, maka Direksi Pekerjaan mengeluarkan Perintah Perubahan, dan dengan persetujuan Pemilik, dapat mengubah Harga Kontrak akibat Perintah Perubahan berdasarkan perkiraannya senAGUS. 38.4 Jika Perintah perubahan sedemikian mendesak sehingga pembuatan usulan biaya serta pertimbangannya akan menunda pekerjaan, maka Perintah Perubahan tersebut harus dilaksanakan penyedia barang / jasa dan pembayaran akan dilaksanakan setelah dilakukan negoisasi terhadap usulan biaya dari penyedia barang / jasa.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

38.5

Penyedia barang / jasa tidak berhak menerima pembayaran tambahan untuk biaya-biaya yang sesungguhnya dapat dihindari melalui pemberitahuan dini.

39. Sertifikasi Pembayaran 39.1 Penyedia barang / jasa wajib mengajukan kepada Direksi Pekerjaan suatu tagihan pembayaran angsuran dalam selang waktu penyelesaian bagian-bagian pekerjaan sesuai jadwal pelaksanaan (termyn) berupa Surat Permintaan Pembayaran (SPP) Sertifikasi Pembayaran yang terAGUS dari perkiraan nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dikurangi jumlah kumulatif yang telah disahkan sebelumnya. 39.2 Direksi Pekerjaan wajib memeriksa tagihan penyedia barang / jasa dan mengesahkan untuk dapat dibayar. 39.3 Nilai pekerjaan yang telah diselesaikan harus ditentukan oleh Direksi Pekerjaan 39.4 Nilai pekerjaan yang telah diselesaikan terAGUS dari mata pembayaran dalam Daftar Kuantitas yang telah diselesaikan. 39.5 Nilai pekerjaan yang telah diselesaikan mencakup penilaian Perintah Perubahan, Uang Muka, dan potongan untuk retensi, termasuk kompensasi. 39.6 Berdasarkan informasi terbaru yang diperolehnya, Direksi Pekerjaan dapat membatalkan atau mengurangi bagian suatu mata pembayaran yang telah disahkan pada SPP sebelumnya. 40. Pembayaran 40.1 Pemilik wajib membayar penyedia barang / jasa sejumlah nilai tertentu berdasarkan termyn kepada penyedia barang / jasa selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kelender setelah berkas permintaan tagihan dinyatakan lengkap dan telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. 40.2 Kecuali ditentukan lain, semua pembayaran dan pengurangan akan dibayar, dilakukan sesuai dengan nilai kontrak. 40.3 Mata pembayaran yang tidak ada harga satuannya, tidak akan dibayar oleh pemilik dan dianggap telah tercakup dalam harga satuan dari mata pembayaran lainnya dalam kontrak. 41. Peristiwa Kompensasi Peristiwa Kompensasi tidak diberlakukan pada kontrak ini. 42. Kontrak Penyedia barang / jasa wajib membayar segala hal yang berkaitan dengan ketentuan pajak dan retribusi sebagaimana yang tercantum didalam dokumen kontrak. 43. Mata Uang Untuk kontrak ini hanya digunakan untuk mata uang Rupiah. 44. Penyesuaian Harga 44.1 Apabila dalam Data Kontrak, Pekerjaan ini mendapat penyesuaian harga, maka jumlah yang dibayarkan sesuai Kontrak oleh Pemilik kepada penyedia barang / jasa untuk Mata Pembayaran Utama wajib disesuaikan sehubungan dengan fluktuasi harga komponen utama dari harga satuan suatu Mata Pembayaran yang dapat terjadi selama Masa Pelaksanaan Kontrak 44.2 Apabila nilai index berubah setelah dipergunakan dalam perhitungan – perhitungan harus dibetulkan dan penyesuaian perlu dilakukan pada SPP yang akan datang. Nilai index harus diperhitungkan pada setiap perubahan harga sebagai akibat fluktuasi harga. 45. Retensi 45.1 45.2

Pemilik wajib menahan sejumlah tertentu yang disebut dalam Data Kontrak dari setiap pembayaran kepada penyedia barang / jasa. Sampai diselesaikannya seluruh pekerjaan. Pada saat pernyataan pekerjaan selesai tepat dengan berakhirnya masa pelaksanaan sehingga masa pemeliharaan dilaksanakan setelah jadwal pelaksanaan berakhir, uang retensi dapat diganti oleh penyedia barang/jasa dalam bentuk Bank Garansi yang bersifat “on demand”

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

46. Denda Keterlambatan 46.1 Penyedia barang / jasa wajib membayar denda keterlambatan kepada pemilik berdasarkan besaran untuk setiap hari kalender yang tercantum dalam Data Kontrak untuk setiap hari keterlambatan sejak Rencana Tanggal Penyelesaian. Pemilik dapat memotong denda keterlambatan tersebut dari pembayaran– pembayaran penyedia barang / jasa. Pembayaran denda keterlambatan tidak, mempengaruhi kewajiban-kewajiban penyedia barang / jasa. 46.2 Apabila Rencana Tanggal Penyelesaian diundurkan setelah denda keterlambatan dibayarkan, maka Direksi Pekerjaan wajib melakukan koreksi atas kelebihan pembayaran denda keterlambatan dengan menyesuaikan SPP berikutnya. 47. Uang Muka 47.1 Pemilik akan membayar uang muka kepada penyedia barang / jasa sejumlah tertentu dalam waktu yang disebut dalam Data Kontrak, asal penyedia barang / jasa telah menyerahkan jaminan tanpa syarat yang bernilai sama dengan jumlah uang muka dalam bentuk Bank Guarantee yang dikeluarkan oleh Bank Pemerintah atau Bond yang dikeluarkan oleh Perusahaan Asuransi Kerugian yang telah mempunyai program Survey Bond. Jaminan tersebut harus berlaku sampai uang muka telah dibayar kembali. Namun demikian jumlah jaminan dapat dikurangi sesuai dengan uang muka yang secara bertahap dikembalikan oleh penyedia barang / jasa. 47.2 Penyedia barang / jasa wajib menggunakan uang muka hanya untuk membayar biaya Peralatan, Peralatan Instalasi, material dan bahan, mobilisasi, dan biayabiaya yang diperlukan khusus untuk melaksanakan Pekerjaan. Penyedia barang / jasa wajib membuktikan bahwa uang muka telah dipergunakan sebagaimana semestinya dengan menyerahkan salinan kuitansi-kuitansi atau dokumen lainnya kepada Direksi Pekerjaan. 47.3 Uang muka wajib dikembalikan dengan memotong sejumlah tertentu yang disebutkan dalam data Kontrak dari pembayaran-pembayaran kepada penyedia barang / jasa, mengikuti prosedur yang disebut dalam data kontrak. Uang muka dan pengembaliannya tidak diperhitungkan dalam penilaian pekerjaan yang telah diselesaikan, Instruksi perubahan, penyesuaian harga, bonus atau denda keterlambatan. 48. Jaminan-jaminan Jaminan pelaksanaan wajib diserahkan kepada pemilik sebelum menandatangani kontrak dan jaminan uang muka wajib diserahkan kepada pemilik sebagaimana disebutkan dalam data kontrak, dalam bentuk Bank Guarantee yang dikeluarkan oleh Bank Pemerintah atau Bond yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi kerugian yang telah mempunyai program Survey Bond. 49. Pekerjaan Harian 49.1

49.2

49.3

Harga satuan untuk pekerjaan harian dalam penawaran penyedia barang / jasa akan digunakan untuk tambahan pekerjaan dalam jumlah kecil dan hanya bila diperintahkan terlebih dahulu secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan untuk pembayaran pekerjaan tersebut dengan pekerjaan harian. Semua pekerjaan yang dibayar sebagai pekerjaan harian wajib dicatat oleh penyedia barang / jasa pada bentuk-bentuk yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setiap bentuk yang telah diisi wajib diperiksa dan ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan dalam waktu 2 hari kalender setelah pekerjaan selesai. Penyedia barang / jasa dibayar untuk pekerjaan harian hanya jika ia memperoleh bentuk-bentuk pekerjaan harian.

50. Biaya Perbaikan Kerugian atau kerusakan atas pekerjaan atau bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan, yang terjadi antara tanggal mulai kerja hingga akhir masa pemeliharaan wajib diperbaiki oleh penyedia barang / jasa atas biayanya senAGUS bila kerugian atau kerusakan tersebut timbul akibat tindakan atau kelalaian penyedia barang / jasa.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

51. Penyelesaian Pada saat pelaksanaan pekerjaan telah selesai penyedia barang / jasa. harus mengajukan usulan kepada Direksi Pekerjaan untuk menerbitkan berita acara pekerjaan selesai. 52. Penyerahan Pemilik menerima penyerahan lapangan dan pekerjaan dalam waktu 7 hari setelah Direksi Pekerjaan menyampaikan berita acara pekerjaan selesai. 53. Perhitungan Akhir Penyedia barang / jasa.dapat mengajukan pencairan sisa pembayaran akhir, setelah Direksi Pekerjaan bisa menerima dan telah menandatangani berita acara penyerahan akhir sebagaimana pasal 54.1. 54. Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan 54. 1 Apabila gambar terpasang (as built drawing) dan atau manual operasi pemeliharaan dan pemeliharaan tersebut pada tanggal sebagaimana tercantum dalam data kontrak atau Direksi Pekerjaan tidak dapat menyetujuinya, Direksi Pekerjaan membayar sejumlah uang sebagaimana tercantum dalam data kontrak dari pembayaran-pembayaran yang seharusnya diberikan kepada penyedia barang / jasa. 55. Pemutusan 55.1 Pemilik atau penyedia barang / jasa dapat memutuskan kontrak jika pihak lainnya melakukan pelanggaran mendasar atas kontrak. 55.2 Pelanggaran mendasar atas Kontrak termasuk antara lain, akan tetapi tidak terbatas pada (a) Penyedia barang / jasa menghentikan Pekerjaan selama 28 hari, sedangkan penghentian tersebut tidak tercantum dalam Program Kerja yang berlaku dan penghentian sedemikian belum diijinkan oleh Direksi Pekerjaan; (b) Penyedia barang / jasa. dinyatakan pailit atau dilikuidasi yang bukan merupakan perombakan atau penggabungan perusahaannya. (c) SPP yang telah disahkan oleh Direksi Pekerjaan tidak dibayar oleh Pemilik kepada penyedia barang / jasa dalam waktu 84 hari setelah tanggal disahkannya SPP tersebut; (d) Direksi Pekerjaan memberitahu bahwa kegagalan untuk memperbaiki suatu Cacat Mutu yang bersifat khusus merupakan pelanggaran yang mendasar atas Kontrak dan penyedia barang / jasa ternyata gagal memperbaikinya dalam waktu yang telah ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan (e) Penyedia barang / jasa tidak menyerahkan jaminan yang diperlukan dan (f) Penyedia barang / jasa menunda beberapa hari atas Penyelesaian Pekerjaan yang menyebabkan terlampaui batas maksimum denda sebagaimana tercantum dalam Data Kontrak. 55.3 Apabila salah satu pihak memberitahu Direksi Pekerjaan akan suatu pelanggaran Kontrak, untuk suatu sebab diluar daftar tersebut pada pasal 57.2, Direksi Pekerjaan wajib menetapkan apakah pelanggaran tersebut bersifat mendasar atau tidak. 55.4 Terlepas dari ketentuan tersebut diatas, Pemilik dapat memutuskan Kontrak bila dianggapnya perlu. 55.5 Jika Kontrak diputuskan, maka penyedia barang / jasa.wajib segera menghentikan Pekerjaan, mengamankan dan menyerahkan Lapangan dan meninggalkannya. 56.

Pembayaran pada Pemutusan 1.1. Jika Kontrak diputuskan karena pelanggaran Kontrak yang bersifat mendasar oleh penyedia barang / jasa maka Direksi Pekerjaan wajib menerbitkan SPP untuk nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dan bahan-bahan yang telah dipesan dikurangi dengan Uang Muka yang telah diterima hingga tanggal diterbitkannya SPP tersebut. Jika jumlah yang harus dibayar kepada Pemilik melebihi jumlah pembayaran kepada penyedia barang / jasa, maka selisihnya merupakan hutang yang harus dibayarkan kepada Pemilik.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

56.2.

Jika Kontrak diputuskan atas kehendak Pemilik atau karena Pemilik melakukan pelanggaran Kontrak yang bersifat mendasar. Maka Direksi Pekerjaan wajib menerbitkan SPP untuk nilai Pekerjaan yang telah diselesaikan, bahan-bahan yang telah dipesan, biaya yang wajar untuk pemindahan Peralatan, pemulangan karyawan dan pekerjaan penyedia barang / jasa. dan biaya pengamanan Pekerjaan dikurangi dengan sisa Uang Muka yang telah diterima hingga tanggal diterbitkkannya SPP tersebut.

57

Pemanfaatan Milik Penyedia barang / jasa. Semua bahan-bahan di Lapangan Peralatan Instalasi. Peralatan penyedia barang / jasa. Pekerjaan sementara dan pekerjaan dapat dimanfaatkan oleh Pemilik Jika Kontrak diputuskan karena pelanggaran Kontrak yang bersifat mendasar oleh penyedia barang / jasa.

58

Kegagalan Jika Kontrak menjadi gagal oleh timbulnya perang atau peristiwa lainnya yang berada diluar kemampuan Pemilik atau penyedia barang / jasa, maka Direksi Pekerjaan wajib menyatakan bahwa Kontrak telah gagal Penyedia barang / jasa wajib mengamankan Lapangan dan menghentikan Pekerjaan segera setelah menerima pernyataan Direksi Pekerjaan ini. Penyedia barang / jasa wajib dibayar untuk semua pekerjaan yang telah dilaksanakan sebelum menerima pernyataan Direksi Pekerjaan tersebut dan untuk pekerjaan yang dilaksanakan kemudian yang disanggupinya.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

KOP PERUSAHAAN

Nomor : Lampiran :Perihal :Pernyataan mengikuti pelelangan Kepada Yth. Panitia Pelelangan untuk Pembangunan Gedung PT. TASPEN (PERSERO ) Kantor Cabang 123 Tahun Anggaran 2003 Kami yang bertanda tangan dibawah ini atas nama : Nama Perusahaan Jabatan Alamat

:………………………………………………….. :………………………………………………….. :………………………………………………….. :…………………………………………………..

Setelah mempelajari dengan seksama dokumen lelang dan mengikuti acara aanwijzing, maka bersama ini kami menyatakan untuk mengikuti pelelangan : Pekerjaan : Demikian surat pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya

123, …………………..……… 2003 PT/CV. ............................................

`

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

………………………………… Direktur

KOP PERUSAHAAN

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN

Kami yang bertanda tangan dibawah ini atas nama : Nama Perusahaan Jabatan Alamat

:………………………………………………….. :………………………………………………….. :………………………………………………….. :…………………………………………………..

Dengan ini menyatakan bahwa Perusahaan kami sanggup untuk melaksanakan pekerjaan Pembangunan Gedung PT. TASPEN ( PERSERO ) Kantor Cabang 123 tahun Anggaran 2003, serta tunduk dan patuh pada peraturan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam Kerangka Acuan dan Penjelasan (Aanwijzing). Demikian Pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

123, …………………..………2003 PT/CV. ..................................................... Materai 6000 Tanda Tangan dan Stempel

………………………………… Direktur

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

KOP PERUSAHAAN

Nomor : Lampiran :1 (satu) berkas Perihal :Penawaran Harga Kepada Yth. Panitia Pelelangan untuk Pembangunan Gedung PT. TASPEN ( PERSERO ) Kantor Cabang 123 Tahun Anggaran 2003 Dengan hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini atas nama : Nama :………………………………………………….. Jabatan :………………………………………………….. Perusahaan :………………………………………………….. Alamat :………………………………………………….. Dengan ini menyatakan : Telah mempelajari dan memahami segala isi dari Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) serta Berita Acara Aanwijzing untuk Pekerjaan Pembangunan Gedung PT. TASPEN ( PERSERO ) Kantor Cabang 123, Tahun Anggaran 2003. a. Dengan ini mengajukan Penawaran untuk melaksanakan dan menyelesaikan seluruh pekerjaan tersebut di atas sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan dengan biaya sebesar Rp……………… (…………………………………..............................) b. Bila Penawaran ini disetujui, kami sanggup menyelesaikan seluruh pekerjaan tersebut dalam waktu 5 (lima) bulan, sejak tanggal penunjukkan dalam Surat Perintah Kerja (SPK) . c. Penawaran ini berlaku serta mengikat secara sah dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal penyerahan Surat Penawaran ini. d. Menyatakan akan tunduk pada semua ketentuan yang telah ditentukan Panitia dalam penyelesaian pekerjaan ini. 123, …………………..……… 2003 PT/CV. ........................................... Materai 6000 Tanda Tangan dan Stempel .............................................................. Direktur

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

KOP PERUSAHAAN

Nomor : Lampiran : 1 (satu) bendel Perihal : Pengantar Penawaran Kepada Yth. Panitia Pelelangan untuk Pembangunan Gedung PT. TASPEN ( PERSERO ) Kantor Cabang 123 Tahun Anggaran 2003 Dengan hormat, Setelah mempelajari secara keseluruhan isi pedoman persyaratan (Term of Reference/ TOR) beserta Berita Acara Penjelasan Pekerjaan Pembangunan Gedung PT. TASPEN ( PERSERO ) Kantor Cabang 123, Tahun Anggaran 2003. maka kami yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :………………………………………………….. Perusahaan :………………………………………………….. Jabatan :………………………………………………….. Alamat :………………………………………………….. Dengan ini mengajukan Dokumen Penawaran sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan yang terAGUS dari : a. Dokumen Administrasi dan Teknis 1. Surat Pernyataan Mengikuti Pelelangan, bermaterai Rp. 6.000,-. 2. Surat Kesanggupan Untuk Melaksanakan Pekerjaan, bermaterai Rp.6.000,- . 3. Surat Pernyataan Bukan Pegawai Negeri Sipil / TNI/ POLRI, bermaterai Rp. 6.000,4. Surat Kesanggupan mengikuti program JAMSOSTEK, membayar IMB, bermaterai Rp. 6.000,-. 5. Menyerahkan Jaminan Penawaran dari Bank Pemerintah sebesar 1 % s/d 3 % dari nilai penawaran 6. Copy Sertifikasi Badan Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi Kualifikasi M Tahun 2003 dengan Sub. Bidang : ARSITEKTUR - Perumahan dan Permukiman. ARSITEKTUR - Gedung dan Pabrik SIPIL - Jalan, Jembatan, Landasan dan Lokasi Pengeboran Darat  MEKANIKAL - Instalasi Tata Udara / AC dan Pelindung Kebakaran MEKANIKAL - Instalasi Lift dan Escalator 7. Copy Surat Keterangan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan PKP, dan menunjukkan aslinya. 8. Copy Surat Keanggotaan Asosiasi yang masih berlaku pada saat Pembukaan Penawaran, dan menunjukkan aslinya. 9. Copy Akte PenAGUSan Perusahaan beserta Perubahannya dan menunjukkan aslinya. 10. Struktur Organisasi Perusahaan 11. Daftar Personil Inti Perusahaan 12. Daftar Pemilikan Modal 13. Neraca Perusahaan, Asli bermaterai Rp. 6.000,-. 14. Surat Dukungan Bank. 15. Refferensi Bank dari Bank Pemerintah

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

16. Copy bukti pembayaran pajak tahun terakhir (SPT/ PPH) pasal 25 atau pasal 21/ pasal 23 atau PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir, dan menunjukkan aslinya. 17. Metode Pelaksanaan Pekerjaan. 18. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan 19. Daftar Personil yang dilibatkan dalam pekerjaan, dilengkapi dengan Curriculum Vitae dengan dilampiri copy ijazah 20. Jadual Pelaksanaan Pekerjaan (time schedule) 21. Daftar Peralatan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini. b. Dokumen Usulan Biaya 1. Surat Penawaran 2. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya 3. Rencana Anggaran Biaya 4. Daftar Harga Satuan Bahan dan Upah serta Daftar analisa Harga Satuan. Surat Pengajuan ini kami ajukan dengan penuh rasa tanggung jawab dan mengikat sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

123, …………………..………2003 PT/CV. ...................................... Materai 6000 Tanda Tangan dan Stempel

………………………………… Direktur

KOP PERUSAHAAN

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

SURAT PERNYATAAN MENGIKUTI PROGRAM JAMSOSTEK DAN MEMBAYAR IMB

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :………………………………………………….. Jabatan :………………………………………………….. Perusahaan :………………………………………………….. Alamat Kantor :………………………………………………….. Telpon :………………………………………………….. Dengan ini kami menyatakan sanggup : 1. Mengikuti program Jamsostek 2. Mengurus dan membayar IMB Apabila perusahaan kami ditunjuk sebagai pemenang pada pelelangan Pekerjaan Pembangunan Gedung PT. TASPEN ( PERSERO ) Kantor Cabang 123, Tahun Anggaran 2003. Demikian surat pernyataan kesanggupan ini kami buat, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

123, …………………..………2003 PT/CV. ................................ Materai 6000 Tanda Tangan dan Stempel

………………………………… Direktur

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

KOP PERUSAHAAN Nomor : Lampiran :1 (satu) bendel Kepada Yth. Panitia Pelelangan untuk Pembangunan Gedung PT. TASPEN ( PERSERO ) Kantor Cabang 123 Tahun Anggaran 2003 di Surabaya Perihal : Sanggahan Pelelangan Sehubungan dengan pengumuman pemenang pelelangan : Untuk pekerjaan Tahun Anggaran Dari Kantor/ Satuan Kerja/ Proyek Pada Tanggal Tempat

:…………………………(Nama Pekerjaan) :………………………… :………………………… :………………………… :…………………………

Perusahaan kami sebagai salah satu peserta pada pelelangan tersebut di atas, dengan ini kami menyampaikan sanggahan terhadap keputusan tersebut : Adapun sanggahan kami didasarkan pada kenyataan bahwa : **) Pemenang Pelelangan adalah perusahaan yang tidak termasuk dalam berita acara pembukaan pelelangan tersebut diatas Pemenang Pelelangan adalah perusahaan yang tidak memenuhi syarat dalam Berita Acara Pembukaan Pelelangan tersebut diatas …….…

…………………(hal- hal lain mengenai prosedur pelelangan)

Demikian surat sanggahan ini dibuat, untuk menjadikan periksa. 123, …………………..………2003 PT/CV Materai 6000 Tanda Tangan dan Stempel

………………………………… Direktur

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

BAB IV SPESIFIKASI TEKNIS

PROYEK PEMBANGUNAN PT. TASPEN ( PERSERO ) PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG PT. TASPEN ( PERSERO ) KANTOR CABANG 123

PEKERJAAN STRUKTUR Pasal 1 LOKASI JL. JAKSA AGUNG SUPRAPTO KOTA 123

Pasal 2 SYARAT-SYARAT UMUM 2.1.

UMUM Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan seperti yang akan diuraikan di dalam buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan dan /atau perbedaan dalam gambar dari uraian ini. Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana/ Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian.

2.2.

LINGKUP PEKERJAAN Penyedia tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi, dan memelihara bahanbahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.

2.3.

SARANA KERJA Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja. Kontraktor juga wajib memasukkan identifikasi dan tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing-masing anggota pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan/ material dilokasi yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan kerja di lokasi dapat tercapai.

2.4.

GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN 2.4.1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang ada dalam buku Uraian Pekerjaan ini, maupun pekerjaan yang terjadi akibat keadaan dilokasi, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana/ Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di lokasi. Setelah Pengawas berunding terlebih dahulu dengan Perencana, ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan. 2.4.2.

Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan selesai/ terpasang.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

2.5

2.4.3.

Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum memulai pekerjaan. Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang pakai dan dijadikan pegangan Kontraktor wajib berunding terlebih dahulu dengan Perencana.

2.4.4.

Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan/atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Pengawas. Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan ada menjadi tanggung jawab Kontraktor baik segi biaya maupun waktu.

2.4.5.

Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan, segala gambar –gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita-berita perubahan dan gambar – gambar pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan. Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas Konstruksi dan Direksi setiap saat sampai dengan serah terima ke satu. Setelah serah terima ke satu, dokumen-dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.

GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN CONTOH-CONTOH 2.5.1. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-gambar, diagram, ilustrasi, jadwal, brosur, atau data yang disiapkan Kontraktor atau Sub Kontraktor, Supplier atau Produsen yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagian pekerjaan. 2.5.2.

Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan Kontraktor untuk menunjukkan bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh Konsultan Pengawas untuk menilai lebih dahulu.

2.5.3.

Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan dengan segera semua gambar- gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak atau oleh Konsultan Pengawas. Gambar-gambar pelaksanaan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda sebagaimana ditentukan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika ada hal-hal demikian.

2.5.4.

Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau contohcontoh dianggap Kontraktor meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh-contoh tersebut dengan Dokumen Kontrak jika ada hal-hal demikian.

2.5.5.

Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau menyetujui gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat-singkatnya sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-syarat keindahan.

2.5.6.

Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta Konsultan Pengawas dan menyerahkan kembali segala gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh sampai disetujui.

2.5.7.

Persetujuan Konsultan Pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya atas perbedaan dengan Dokumen Kontrak, apabila perbedaan tersebut tidak dilaksanakan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas.

2.5.8.

Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau contohcontoh yang harus disetujui Konsultan Pengawas, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

2.5.9.

Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirimkan kepada Konsultan Pengawas. Dalam dua salinan, Konsultan Pengawas akan memeriksa dan mencantumkan tanda-tanda “Telah Diperiksa Tanpa Perubahan” atau Telah Diperiksa Dengan Perubahan” atau” Ditolak” .

2.5.10. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut Konsultan Pengawas hal-hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau barang cetakan tersebut sudah jelas dan tidak perlu dirubah. Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masingmasing jenis dan diperlukan sama seperti butir diatas. 2.5.11. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus dikirimkan kepada Konsultan Pengawas. 2.5.12. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, katalog-katalog kepada Konsultan Pengawas dan Perencana menjadi tanggungan Kontraktor. 2.6

JAMINAN KUALITAS Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen Kontrak. Sebelum mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan telah terselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

2.7

NAMA PABRIK/MERK YANG DITENTUKAN Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/ merk dari satu jenis bahan / komponen, maka Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi Kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran. Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang, Kontraktor harus segera mungkin memesan pada agennya di Indonesia. Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanan bahan/merk tersebut tidak /sukar diperoleh, maka Perencana akan menentukan senAGUS alternatif merk lain dengan spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1 (satu) bulan penunjukkan pemenang Kontraktor harus memberikan pada agen ataupun importir lainnya, yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order import).

2.8

CONTOH-CONTOH 2.8.1. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti..

2.8.2. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari material yang akan dipakai/ dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.

2.8.3. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti / sertifikat pengujian dan Spesifikasi Teknis dari barang-barang / material – material tersebut. Brochure, katalogue, gambar kerja atau shop drawing, konster dansample yang dianggap perlu oleh Perencana/ Pengawas dan harus mendapatkan persetujuan Perencana/ Pengawas.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

2.9

SUBTITUSI 2.9.1. Produk yang disebutkan nama pabriknya : Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS, Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan didalam Spesifikasi Teknis, atau dapat mengajukan produk pengganti yang setara disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana sebelum penentuan rekanan. 2.9.2.

2.10

Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya : Material, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk-produk yang tidak disebutkan nama pabriknya di dalam Speifikasi Teknis, Kontraktor harus mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya, katalog dan selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari Pemilik/Perencana/ Pengawas.

MATERIAL DAN TENAGA KERJA Seluruh peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus baru. Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi Pekerja sangat diperlukan dan Kontraktor harus melaksanakannya.

2.11

KLAUSAL DISEBUTKAN KEMBALI Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan kembali pada butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya. Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis, mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi. Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain-lain untuk segala”claim” atau tuntutan terhadap hak-hak khusus.

2.12

KOORDINATOR PEKERJAAN 2.12.1 Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlihat didalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktivitas yang menyangkut dalam proyek ini, harus dikoordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan. 2.12.2 Melokalisasi/ memerinci setiap pekerjaan dengan detail untuk menghindari gangguan dan konflik, serta harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. 2.12.3 Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syaratsyarat pelaksanaan, gambar-gambar dan instruksi-instruksi tertulis dari Pengawas. 2.12.4 Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor Pada setiap waktu . Bagaimanapun juga kelalaian Pengawas dalam pengontrolan terhadap kekeliruan-kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor, tidak berarti bebas dari tanggung jawab. 2.12.5 Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat pelaksanaan (spesifikasi) atau gambar atau instruksi tertulis dari pengawas harus diperbaiki atau dibongkar. Semua biaya yang diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

2.13

PERLINDUNGAN TERHADAP ORANG, HARTA BENDA & PEKERJAAN. 2.13.1 Perlindungan terhadap milik umum : Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung. 2.13.2 Orang-orang yang tidak berkepentingan : Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya yang bertugas dan para penjaga 2.13.3 Perlindungan terhadap bangunan yang ada : Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan , saluran-saluran pembuangan dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan operasi-operasi Kontraktor, dalam arti kata yang luas itu semua harus diperbaiki oleh Kontraktor hingga dapat diterima Pemberi Tugas. 2.13.4 Penjagaan dan perlindungan pekerjaan : Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak , siang dan malam. Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap Kontraktor, atas kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan. 2.13.5 Kesejahteraan, Keamanan dan Pertolongan Pertama : Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas- fasilitas kesejahteraan dan tindakan pengamanan yang dianggap layak untuk melindungi para pekerja dari tamu yang akan datang ke lokasi Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini disyaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas. Dan juga harus memenuhi ketentuan Undang- Undang yang berlaku pada waktu itu dilokasi pekerjaan, Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama, yang mudah dicapai. 2.13.6 Gangguan pada tetangga : Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada waktu- waktu sebagainya Pemberi Tugas akan menentukannya dan tidak akan ada tambahan penggantian uang yang akan diberikan kepada Kontraktor sebagai tambahan, yang mungkin ia keluarkan.

2.14

PERATURAN HAK PATENT Kontraktor harus melindungi Pemilik (owner) terhadap semua “claim” atau tuntutan biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merek dagang atau nama produksi, hak cipta pada semua material dan peralatan yang digunakan dalam proyek ini.

2.15

IKLAN Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam sempadan (batas) site atau di tanah berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.

2.16

PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN. 2.16.1 Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya : 2.16.1.1Peraturan Pemerintah Daerah setempat 2.16.1.2Keputusan Presiden Nomor 18/2000

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

2.16.1.3Surat Keputusan Bersama Menteri Kuangan dan Kepala Bappenas. Nomor : 54/A/2002 Tanggal 10 April 2002. Kep. 247/M.PPN/04/2002 2.16.1.4Surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara Nomor : 332/KPTS/M/2002 Tanggal 21 Agustus 2002. 2.16.1.5Surat Edaran menko Ekuin dan Wasbang nomor : SE.10/M.Ekuin/1998 tanggal, 12 September 1988. 2.16.1.6Keputusan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Nomor : Kep.021/Ket/4/1985 tanggal : 13 April 1985 dan nomor : Kep.5/Ket/9/1989 tanggal, 26 September 1989. 2.16.1.7Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971 yang diterbitkan oleh Yayasan Indonesia. 2.16.1.8Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1977 yang diterbitkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia. 2.16.1.9Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961 diterbitkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia. 2.16.1.10Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI). 2.16.1.11Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/ Instansi Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan 2.16.2 Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut di atas, berlaku dan mengikat pula : 2.16.2.1Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan Direksi. 2.16.2.2Rencana Kerja dan Syarat –syarat Pekerjaan. 2.16.2.3Berita Acara Penjelasan Pekerjaan. 2.16.2.4Berita Acara Penunjukkan 2.16.2.5Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukkan Kontraktor. 2.16.2.6Surat Perintah Kerja (SPK). 2.16.2.7Jadual Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui. 2.16.2.8Kontrak/ Surat Perjanjian Pemborongan. Pasal 3 PEKERJAAN PERSIAPAN/ PENDAHULUAN 3.1

PEMBERSIHAN TAPAK PROYEK 3.1.1 Lapangan terlebih dahulu dibersihkan dari rumput, semak, akar pohon. 3.1.2 Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.

3.2

PENGUKURAN TAPAK KEMBALI 3.2.1 Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan gambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang mudah ditera kebenarannya. 3.2.2 Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/ Pengawas untuk dimintakan keputusannya. 3.2.3 Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat waterpass/ Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan. 3.2.4 Kontraktor harus menyediakan waterpass/ Theodolith beserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan. 3.2.5 Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh perencana /pengawas. 3.2.6 Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan kontraktor

3.3

PAPAN DASAR PELAKSANAAN (BOUWPLANK)

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

3.3.1 3.3.2 3.3.3 3.3.4 3.3.5 3.3.6

Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau Meranti 5/7, tertancap ditanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 2 meter satu sama lain. Papan patok diukur dibuat dari kayu meranti, dengan ukuran tebal 3 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass) Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh perencana/ pengawas. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari as pondasi terluar. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan kepada perencana/ pengawas. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.

3.4

PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR DAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA 3.4.1 Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa dilokasi proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk persetujuan perencana/ pengawas. 3.4.2 Listrik untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk suplai kantor Konsultan Pengawas.

3.5

PEKERJAAN PENYEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN 3.5.1 Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (fire extingusher) YAMATO lengkap dengan isinya

3.6

DRAINASE TAPAK 3.6.1 Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/ kontur tanah yang ada di tapak, Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada. 3.6.2 Arah aliran ditujukan ke daerah/ permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembuangan. 3.6.3 Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan pengawas.

3.7

KANTOR KONSULTAN PENGAWAS 3.7.1 Kantor Konsultan Pengawas merupakan bangunan dengan konstruksi rangka kayu, dinding triplex dicat, penutup asbes gelombang, lantai rabat di finish acian, diberi pintu/ jendela secukupnya untuk sirkulasi udara & pencahayaan. Letak kantor Konsultan Pengawas harus cukup dekat dengan kantor Kontraktor tapi terpisah. Perlengkapan- perlengkapan kantor Konsultan Pengawas yang harus disiapkan Kontraktor - meja rapat lengkap dengan kursi. - meja tulis - meja gambar - lemari Dokumen lengkap dengan kunci - white board - komputer tipe Pentium komplit - sepeda motor ( sewa/ beli) untuk transportasi Berdekatan dengan kantor Konsultan Pengawas, harus ditempatkan ruang WC dengan bak air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya. Alat- alat yang harus senantiasa tersedia di proyek, untuk setiap saat dapat digunakan oleh Direksi Lapangan adalah : - alat ukur schuifinaat - alat ukur optik (theodolit / waterpass) - komputer

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

3.8

KANTOR KONTRAKTOR DAN LOS KERJA 3.8.1 Ukuran luas kantor Kontraktor Los Kerja serta tempat simpan bahan disesuaikan dengan kebutuhan Kontraktor dengan mengabaikan keamanan dan kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran. 3.8.2 Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus dibuatkan kotak simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masingmasing bahan tidak tercampur

3.9

PAPAN NAMA PROYEK 3.9.1 Kontraktor harus menyediakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan nama Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, dan Kontraktor , Sumber Dana & Tahun Anggaran. 3.9.2 Ukuran layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan Konsultan Pengawas. Pasal 4 PEKERJAAN TANAH

4.1.

4.2.

PEKERJAAN GALIAN 4.1.1 Seluruh lapangan pekerjaan harus diratakan / digali dan semua sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya harus dihilangkan 4.1.2

Pekerjaan penggalian tanah, perataan tanah, harus dikerjakan lebih dahulu sebelum Kontraktor memulai pekerjaan. Pekerjaan galian tersebut disesuaikan dengan kebutuhannya sesuai dengan peil-peil (level), pada lokasi yang telah ditentukan di dalam gambar, dan mendapatkan persetujuan pengawas.

4.1.3

Daerah yang akan digali harus dibersihkan dari semua benda penghambat seperti sampah-sampah, tonggak bekas lubang dan sumur, lumpur, pepohonan dan semak-semak. Bekas-bekas lubang dan sumur, harus dikuras airnya dan diambil lumpur / tanahnya yang lembek. Pohon yang ada, hanya boleh disingkirkan setelah mendapat persetujuan pengawas. Tunggak-tunggak pohon dan akar - akar nya harus dibersihkan dan disingkirkan sampai habis. Segala sisa dan kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan tersebut, harus disingkirkan dari daerah pembangunan oleh Kontraktor sesuai dengan petunjuk pengawas.

PEKERJAAN GALIAN PONDASI 4.2.1. Galian untuk pondasi harus dilakukan menurut ukuran dalam lebar dan sesuia peil-peil yang tercantum dalam gambar Rencana Pondasi. Semua bekas- bekas pondasi bangunan lama, jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon dibongkar dan dibuang. 4.2.2. Apabila ternyata terdapat pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain yang masih digunakan, maka secepatnya memberitahukan kepada pengawas atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan- kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. 4.2.3. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan maka Kontraktor harus mengisi/ mengurug daerah galian tersebut dengan bahan- bahan pangisian untuk pondasi sesuai dengan spesifikasi (R.K.S) 4.2.4. Kontraktor harus menjaga agar lubang- lubang galian pondasi tersebut bebas dari longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah dan bebas dari genangan air) sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi (RKS) Pemompaan, bila dianggap perlu, harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu struktur bangunan yang sudah jadi.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

4.2.5.

4.3.

Pengisian kembali dengan tanah (batuan) bekas galian, dilakukan selapis demi selapis dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan pengawas dan bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan memenuhi standar sebagai tanah urug.

PEKERJAAN URUGAN 4.3.1. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan sebagainya. 4.3.2. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 20 cm material lepas, dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum dengan alat pemadat dan mencapai peil permukaan yang direncanakan. 4.3.3. Material-material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak memungkinkan dipadatkan dengan alat- alat berat, urugan dilakukan dengan ketebalan maksimum 10 cm material lepas dan dipadatkan dengan mesin stemper. 4.3.4. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan adalah ± 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan 4.3.5. Bahan- bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisanlapisan yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 20 cm pada kedalaman gembur. Gumpalan- gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan- bahan tersebut harus dicampur dengan cara menggaru atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang kepadatannya sama. Setiap lapisan harus diarahkan pada kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya. Lapisan-lapisan berikutnya tidak boleh digampar sebelum hasil pekerjaan sebelumnya mendapat persetujuan dari Pengawas. Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulang kembali pekerjaannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian akan ditentukan / ditetapkan oleh Perencana/ Pengawas. Biaya pengujian ditanggung oleh Kontraktor. Setelah pemadatan selesai, kelebihan tanah urugan harus dipindahkan ke tempat yang ditentukan oleh Pengawas. Ketinggian (peil) disesuaikan dengan gambar. Sarana- sarana darurat. Kontraktor harus mengadakan drainage yang sempurna setiap saat. Ia harus membangun saluran-saluaran, memasang parit- parit, memompa dan atau mengeringkan drainage.

4.4.

PEKERJAAN PENGURUGAN PONDASI 4.4.1. Pengurugan pasir untuk alas pondasi dengan ketebalan pengurugan sesuai dengan gambar. 4.4.2.

4.5.

Pasir urug yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potonganpotongan bahan keras

PEMBUANGAN MATERIAL HASIL GALIAN 4.5.1. Pembuangan material hasil galian menjadi tanggung jawab Kontraktor. Material hasil galian harus dikeluarkan paling lambat dalam waktu 1 X 24 jam, sehingga tidak mengganggu penyimpanan material lain. 4.5.2.

Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan pengawas telah diseleksi bagian- bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai material timbunan dan urugan. Sisanya harus dibuang keluar site atau tempat lain atas persetujuan pengawas.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

Pasal 5 PEKERJAAN PONDASI BATU KALI UMUM 5.1.

Lingkup Pekerjaan 5.1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan- bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini untuk mendapat hasil yang baik 5.1.2. Pekerjaan pondasi batu kali ini meliputi seluruh detail yang disebutkan dalam gambar.

5.2.

Contoh bahan 5.2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh bahan material batu kali, pasir untuk mendapat persetujuan dari pengawas. 5.2.2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh pengawas akan dipakai sebagai standar/ pedoman untuk memeriksa/ menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site 5.2.3. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas.

5.3.

Pengiriman dan Penyimpanan Bahan 5.3.1. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindungi dan tertutup, kering , tidak lembab dan bersih. 5.3.2. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya. 5.3.3. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan

5.4.

Syarat pengamanan Pekerjaan. 5.4.1. Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka selama minimum 3 hari setelah pelaksanaan pekerjaan, pondasi harus dilindungi dari benturan keras tidak dibebani 5.4.2. Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain. 5.4.3. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Segala biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5.5.

BAHAN /PRODUKSI 5.5.1. Semen Portland Yang digunakan harus dari terbaik, terAGUS dari satu jenis merek dagang atau atas persetujuan pengawas. Semen yang telah mengeras sebagian/ seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan 5.5.2. Pasir Pasir harus terAGUS dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahanbahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya 5.5.3. Batu Kali Batu Kali yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta mempunyai kekerasan sesuai dengan syarat-syarat dalam PBI’71 Ukuran batu kali Maksimal 20 cm 5.5.4. Air Air yang digunakan harus tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam , alkali, dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan. Apabila dipandang perlu, Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium pemeriksaan bahan resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

5.6.

PELAKSANAAN 5.6.1. Batu kali digunakan untuk pondasi harus batu pecah, sudut runcing , berwarna abu-abu hitam, keras dan tidak porous.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

5.6.2. 5.6.3. 5.6.4.

Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil- profil pondasi dari kayu pada setiap pojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang pondasi Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimum 10 cm disiram dan diratakan, pemadatan tanah dasar harus sedikitnya mencapai 80 % compacted. Pondasi batu kali menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 4 pasir pasang. Adukan harus mengisi rongga diantara batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari pondasi yang berongga/ tidak rapat. Pasal 5 PEKERJAAN PONDASI PLAT LAJUR

Pondasi plat lajur dibuat dari beton dengan mutu K – 225, dan tulangan pokok yang digunakan dengan diameter 19( Ulir ), tulangan bagi dengan diameter 10 ( Ulir ), dimana pemasangannya sesuai dengan gambar. Kedalaman pondasi dibuat pada kedalaman 120 meter dari permukaan tanah asli. Pasal 6 PEKERJAAN BETON 6.1. SEMEN

6.1.1. Semua semen yang digunakan adalah Semen Portland lokal setara dengan Semen Gresik Syarat-syarat : - Mendapat Persetujuan Perencana/Pengawas. 6.1.2. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/ merek semen untuk suatu konstruksi / struktur yang sama ), dalam keadaan baru atau asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah. 6.1.3. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterima keadaan zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat , dan harus disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan tidak kena air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Zak-zak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau maksimum 10 sak, setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya. 6.1.4. Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan dianggap rusak, membantu, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui tes lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 X 24 jam. 6.2 AGREGAT 6.2.1. Semua pemakaian koral (kerikil) , batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi syarat-syarat : - Tidak mudah hancur (tetap keras) tidak porous. - Bebas dari tanah / tanah liat (tidak bercampur dengan tanah / tanah liat atau kotoran-kotoran lainnya) 6.2.2. Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 30 mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan pengawas. 6.2.3. Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan dipakai. 6.2.4. Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agresi tersebut disupplai, maka kontraktor diwajibkan untuk memberitahukan kepada pengawas. 6.2.5. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori 6.3

AIR

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

6.3.1.

6.3.2. 6.4

Air yang dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan di lapangan adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali) tidak mengandung organisme yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.

BETON (STEEL REINFORMCEMENT) 6.4.1. Semua besi yang digunakan harus memenuhi syarat- syarat : - Peraturan Beton Indonesia (NI.2 –1971) - Bebas dari kotoran- kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya) - Dari jenis baja dan mutu U24 dan U 32 (ulir) - Mempunyai penampang yang sama rata. - Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar. 6.4.2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan di atas, harus mendapat persetujuan perencana/ pengawas. 6.4.3. Besi beton harus disuplai dari satu sumber (manufaktur) atau dengan persetujuan pengawas untuk pekerjaan konstruksi. Produksi yang digunakan setara Krakatau Steel. 6.4.4. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar atau mendapat persetujuan pengawas. Hubungan antara besi beton satu dengan yang lainnya harus menggunakan kawat beton, diikat dengan teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan bebas dari lantai kerja atau papan acuan. Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karet lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang tepat. 6.4.5. Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh atau yang semacam itu harus mendapat persetujuan perencana/ pengawas. 6.4.6. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kualitasnya tidak sesuai dengan spesifikasi (RKS) di atas, harus dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi tertulis dari pengawas, dalam waktu 2 X 24 jam.

6.5ADMIXTURE Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan pengerasan maupun untuk maksud-maksud lain dapat dipakai bahan admixture. Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai harus disetujui terlebih dahulu oleh pengawas/Perencana. 6.6MUTU BETON 6.6.1. Beton harus mempunyai kekuatan karakteristik sesuai yang ditentukan dalam gambar. 6.6.2. Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk mengontrol daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan (Segregation) dari agregat. 6.6.3. Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (Trial Mixes) tersebut diatas harus dilakukan untuk menentukan beton yang baru dimulai. 6.6.4. Adukan beton yang dibuat setempat (Site Mixing) Adukan beton harus memenuhi syarat- syarat : - Semua diukur menurut volume - Agregat diukur menurut volume - Pasir diukur menurut volume - Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (batch mixer) - Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit setelah semua bahan berada Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dahulu, sebelum adukan beton baru dimulai 6.6.5. Adukan Beton

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 NI.2 Beton harus mempunyai kekuatan karakteristik sesuai yang disyaratkan dalam gambar. - Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk mengontrol daya kerjanya, sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan (segregasi ) dari agregat. Percobaan slump diadakan menurut syarat-syarat dalam peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971) - Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut diatas harus dilakukan untuk menentukan komposisi adukan yang akan dipakai pada pekerjaan beton selanjutnya dan harus mendapat persetujuan pengawas. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat dihasilkan suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan faktor air semen maksimum 0.55 harus memakai plasticizer dengan bahan additive. Beton Konstruksi Khusus Beton konstruksi khusus yang dimaksud adalah beton-beton yang membutuhkan ketepatan dalam bermacam hal misalnya ukuran, sistem penulangan tarik / tekan, penyambungan untuk jepit, sendi, roll dan sebagainya menggunakan beton Readymix dengan kuat tekan beton K225 dan dibuktikan dengan tes kubus atau tes silinder di laboratorium beton. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus agar dalam pelaksanaan tidak terjadi kesalahan atau pembongkaran sehingga pekerjaan berjalan dengan baik -

6.6.6.

6.6.7.

6.7TEST KUBUS BETON (PENGUJIAN MUTU BETON). 6.7.1. 6.7.2. 6.7.3.

6.7.4. 6.7.5.

6.7.6. 6.7.7. 6.7.8.

6.7.9.

Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda uji setiap 5 M3 dengan minimum satu benda uji setiap hari. Sesuai dengan PBI 1971 N1-2 dan nomer urut yang menerus. Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dengan segala arah, dan memenuhi syarat-syarat dalam peraturan beton Indonesia (NI.2-1971) Ukuran kubus coba atau benda uji adalah 15 X 15 X 15 cm3. Pengambilan adukan beton percetakan kubus coba dan curingnya harus dibawah pengawasan. Prosedurnya harus memenuhi syarat - syarat dalam Peraturan Beton Indonesia (NI.2 –1971) Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu kode yang dapat menunjukkan tanggal pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan dan lain-lain yang perlu dicatat. Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971, bab 4.7 termasuk juga pengujian-pengujian tekanan. Jika beton tidak memenuhi syarat - syarat pengujian slump, maka kelompok adukan yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai dan Kontraktor harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan. Jika pengujian tekanan gagal maka perbaikan harus dilakukan dengan mengikuti prosedur –prosedur PBI, untuk perbaikan. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadi tanggung jawab kontraktor Semua kubus coba jika perlu akan dicoba dalam laboratorium yang berwenang dan disetujui pengawas. Semua kubus coba jika perlu harus diserahkan kepada pengawas segera sesudah selesai percobaan, paling lambat 7 hari sesudah pengecoran dengan mencantumkan besarnya kekuatan karakteristi, deviasi standard, campuran adukan berat kubus benda uji tersebut dan data-data lain yang diperlukan. Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan bahwa mutu beton yang dibuat seperti yang ditunjukkan oleh kubus cobanya gagal memenuhi syarat spesifikasi, maka pengawas berhak meminta kontraktor supaya mengadakan percobaan percobaan non destruktif atau kalau memungkinkan mengadakan percobaan (destruktif) Percobaan - percobaan ini harus memenuhi syarat- syarat dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI.2 –1971) Apabila gagal maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan dibangun baru sesuai dengan peraturan beton

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

6.7.10. Slump beton berkisar antara 8 cm sampai 10 cm 6.8CETAKAN BETON/ BEKISTING 6.8.1. BAHAN 6.8.1.1. Bekisting beton biasa (non ekspose) 6.8.1.1.1.Plywood t = 12 mm 6.8.1.1.2.Paku, angkur dan sekrup-sekrup; ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup kuat untuk menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran. 6.8.1.2. Bekisting Beton Ekspose 6.8.1.3. Plywood untuk dinding, balok dan kolom persegi, tebal 12 mm. 6.8.1.4. Baja lembaran, tebal minimal 1,2 mm untuk kolom-kolom bundar 6.8.1.5. Form ties ; baja yang mudah lepas (snap-off- metal). Panjang fixed atau adjustable, dapat terkunci baik dan tidak berubah saat pengecoran. Lubang yang terjadi pada permukaan beton setelah form ties dibuka tidak boleh lebih dari 1 inch (25 mm). 6.8.1.6. Form Release Agent : minyak mineral yang tidak berwarna, yang tidak menimbulkan karat pada permukaan beton dan tidak mempengaruhi rekatan maupun warna bahan finishing permukaan beton. 6.8.2.

PELAKSANAAN 6.8.2.1 Pemasangan bekisting 6.8.2.1.1 Tentukan jarak, level dan pusat (lingkaran) sebelum memulai pekerjaan. Pastikan ukuran-ukuran ini sudah sesuai gambar. 6.8.2.1.2 Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing) sesuai dengan design dan standard yang telah ditentukan; sehingga bisa dipastikan akan menghasilkan beton yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan akan bentuk, keseluruhan dan dimensi. 6.8.2.1.3 Hubungan - hubungan antar papan bekisting harus lurus dan harus dibuat kedap air, untuk mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk beton. Hubungan-hubungan ini harus diusahakan seminimal mungkin. 6.8.2.1.4 Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada kedua sisinya. Pemakaian pasangan bata untuk bekisting pondasi harus atas seijin Direksi Lapangan. Semua tanah yang mengotori bekisting pada sisi pengecoran harus dibuang. 6.8.2.1.5 Perkuat-perkuat pada bukaan-bukaan dibagian-bagian yang struktural yang tidak diperlihatkan pada gambar harus mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan dari direksi 6.8.2.1.6 Pada bagian-bagian yang tidak terlihat, tambahkan pinggulan-pinggulan (chamfer strips) pada sudut-sudut luar (vertikal dan horisontal ) dari balok, kolom dan dinding 6.8.2.1.7 Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut : 6.8.2.1.8 a. Deviasi garis vertikal dan horisontal - 6 mm, pada jarak 3000 mm. - 10 mm, pada jarak 6000 mm. - 20 mm, pada jarak 12000 mm, atau lebih b. Deviasi pada pemotongan melintang dari dimensi kolom/ balok, ketebalan plat ; 6 mm 6.8.2.1.9 Aplikasi bahan pelepas acuan (form release agent) harus sesuai dengan rekomendasi pabrik. Aplikasi harus dilaksanakan sebelum pemasangan besi beton, angkur-

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

angkur dan bahan-bahan tempelan (embedded item) lainnya. 6.8.2.1.10 Bahan yang dipakai dan cara aplikasinya tidak boleh menimbulkan karat atau mempengaruhi warna permukaan beton. 6.8.2.1.11 Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak terkena bahan pelepas acuan ; bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai. Untuk itu, dalam hal bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai, sisi dalam bekisting harus dibasahi dengan air bersih. 6.8.2.1.12 Dan permukaan ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran beton 6.8.2.2

Sisipan (insert), rekatan (embedded) buka (opening) 6.8.2.2.1 Sediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan untuk pipa, konduit, sleeves dan pekerjaan lain yang akan merekat pada atau melalui/ merembes beton. 6.8.2.2.2 Pasang langsung pada bekisting alat-alat atau pekerjaan lain yang akan merekat pada atau melalui beton 6.8.2.2.3 Koordinasi bagian dari pekerjaan lain yang terlibat ketika membentuk/ menyediakan bukaan, slot, recessed, sleeves, bolts, angkur dan sisipan-sisipan lainnya. Jangan laksanakan pekerjaan diatas jika tidak secara jelas/ khusus ditunjuk pada gambar.yang berhubungan. 6.8.2.2.4 Pemasangan water stop harus kontinyu (tidak terputus dan tidak mengubah letak besi beton). 6.8.2.2.5 Sediakan bukaan sementara pada beton dimana diperlukan guna pembersihan dan inspeksi. Tempatkan bukaan di bagian bawah bekisting guna memungkinkan air pembersih keluar dari bekisting. Penutup bukaan sementara ini harus dengan bahan yang memungkinkan merekat rapat, rata dengan permukaan dalam bekisting, sehingga sambungannya tidak akan tampak pada permukaan beton ekspose.

6.8.2.3

Kontrol Kualitas 6.8.2.3.1 Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai dengan bentuk beton yang diinginkan, dan perkuatan-perkuatannya guna memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai dengan rancangan bekisting dan bagian-bagian lainnya aman. 6.8.2.3.2 Informasikan pada Direksi Lapangan jika bekisting telah dilaksanakan, dan telah dibersihkan, guna pelaksanaan pemeriksaan. Mintakan persetujuan Direksi terhadap bekisting yang telah dilaksanakan sebelum dilaksanakan pengecoran beton. 6.8.2.3.3 Untuk permukaan beton ekspose, pamakaian kayu lebih dari 2 kali tidak akan diperkenankan. 6.8.2.3.4 Penambahan pada bekisting, juga tidak diperkenankan kecuali pada buka-bukaan sementara yang diperlukan .

6.8.2.4

Pembersihan 6.8.2.4.1 Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang tidak perlu. Buang bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian dalam bekisting. Siram dengan air, menggunakan air bertekanan tinggi, guna membuang benda-benda asing yang masih tersisa pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut telah mengalir keluar melalui lubang pembersih yang disediakan.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

6.8.2.4.2

6.8.2.4.3 6.8.2.4.4

6.8.2.4.5

6.8.2.4.6

Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standar yang berlaku sehingga tidak terjadi beban kejut (shock load) atau ketidakseimbangan beban yang terjadi pada struktur. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan –peralatan yang dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton. Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah dibuka harus disimpan dengan cara yang memungkinkan perlindungan terhadap permukaan yang akan kontak dengan beton tidak mengalami kerusakan. Dimana diperlukan perkuatan – perkuatan pada komponen – komponen struktur yang telah dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan konstruksi sehingga pekerjaan-pekerjaan. konstruksi di lantai-lantai atasnya bisa dilanjutkan Pembukaan penunjang bekisting hanya bisa dilakukan setelah beton mempunyai 75 % dari kuat tekan 28 hari (28 day comprehensive strength) yang diperlukan Bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton, tidak boleh dibongkar sebelum dinyatakan matang oleh Direksi.

6.9PENGECORAN BETON 6.9.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian -bagian utama dari pekerjaan Kontraktor harus memberitahukan pengawas dan mendapatkan persetujuan Jika tidak ada persetujuan, maka Kontraktor dapat diperintahkan untuk penyingkiran / membongkar beton yang sudah dicor tanpa persetujuan , atas biaya Kontraktor senAGUS. 6.9.2 Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkutan mesin haruslah mendapat persetujuan pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat-alat pengangkutan yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa –sisa adukan yang mengeras. 6.9.3 Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa dan medapatkan persetujuan pengawas. 6.9.4 Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain ) dan dibasahi dengan air semen. 6.9.5 Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian, yang akan menyebabkan pengendapan agregat. 6.9.6 Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran digunakan fibrator. 6.9.7 Pengecoran dilakukan secara terus menerus (kontinyu/ tanpa henti). Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton, dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai lagi. 6.9.8 Pada penyambungan, beton lama dan baru, maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan. Apabila perbedaan waktu pengecoran kurang atau sama dengan 1 hari, beton lama disiram dengan air semen dan selanjutnya seperti pengecoran biasa. Apabila lebih dari 1 (satu) hari maka harus digunakan bahan additive untuk penyambungan beton lama dan beton baru 6.9.9 Tempat di mana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat persetujuan pengawas. 6.10CURING DAN PERLINDUNGAN ATAS BETON

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

6.10.1 Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengerasan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya. 6.10.2 Untuk bahan curing dipakai Concure 75 produksi Fosroc atau setara sebanyak 1 liter tiap 6 m2. Pemakaian bahan curing harus disetujui oleh pengawas. 6.11PEMBONGKARAN CETAKAN BETON 6.11.1 Pembongkaran dilakukan sesuai dengan PBI 1971 (NI. 2 –1971) , dimana bagian konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat senAGUS dan beban-beban pelaksanaannya. 6.11.2 Cetakan beton baru dibongkar bila bagian beton tersebut untuk : - Sisi samping balok/ kolom setelah berumur 3 hari. - Sisi bawah Balok/ pelat setelah berumur 3 minggu. 6.11.3 Sebelum pekerjaan pembongkaran cetakan dilaksanakan harus mengajukan ijin dan disetujui oleh pengawas. 6.11.4 Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka Kontraktor harus segera memberitahukan kepada pengawas, untuk menerima persetujuan mengenai cara pengisisan atau menutupinya. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya pengisian atau penutupan bagian tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. 6.11.5 Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut : - Konstruksi beton sangat keropos - Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisi-posisinya tidak seperti yang ditunjuk oleh gambar. - Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya. 6.12GROUTING Untuk grouting disekitar angker dipakai Cobex 100 atau setara setebal 2,5 cm. Pekerjaan ini harus menggunakan injection pump. 6.13PEMASANGAN ALAT-ALAT DIDALAM BETON 6.13.1 Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memotong konstruksi beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seijin pengawas. 6.13.2 Pemasangan sparing untuk pelat dan dinding yang dilubangi sebesar diameter 10 cm atau 8 X 8 cm tidak perlu perkuatan, apabila lebih dari ukuran tersebut maka pelat dan dinding perlu dipasang perkuatan, pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor dan dikoordinasikan dengan pihak terkait dan mendapatkan persetujuan pengawas. Pasal 7 KONSTRUKSI BAJA 7.1

MATERIAL DAN FABRIKASI 7.1.1. Semua material baja harus baru dan disetujui pengawas walaupun Kontraktor telah menggunakan bahan yang telah disetujui, pasal berikut ini tetap mengikat Kontraktor untuk bertanggung jawab. 7.1.2. Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan merupakan “Hot Rolled Structural Steel” dan memenuhi mutu baja 7.1.3. Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di workshop, kecuali hal-hal yang tidak dapat dilakukan di workshop dapat dikerjakan di lapangan setelah mendapat persetujuan Pengawas. 7.1.4. Semua bagian baja sebelum dan setelah fabrikasi harus lurus dan tidak ada tekukan dan ukuran disesuaikan dengan gambar. Sebelum semua pekerjaan fabrikasi dimulai pelat-pelat baja harus rata dan tidak boleh ditekuk dan bengkok.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

7.1.5. 7.1.6. 7.1.7. 7.1.8. 7.1.9.

Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh di atas alas papan. Seluruh pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan sikat baja dan dicat. Kekurangtepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki atau diganti dengan yang baru atas biaya Kontraktor. Pengawas dan Konsultan perencana berhak meninjau bengkel dan memeriksa pekerjaan fabrikasi Kontraktor yaitu baja dengan tegangan leleh minimum = 2400 kg/cm2 bilamana perlu atas biaya Kontraktor. Semua baja yang digunakan baik bentuk, ukuran, ketebalan & berat nya harus sesuai gambar rencana serta bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk dan puntir. Semua fabrikasi yang dilakukan pemborong harus mengajukan gambar kerja (Shop Drawing) sesuai dengan gambar rencana untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan pemborong tidak diperkenankan memulai pekerjaan. sebelum gambar kerja tersebut disetujui.

Gambar kerja harus menunjukkan detail pelaksanaan secara jelas, untuk hal-hal ini : - Dimensi Lay Out dalam metrik - Type dan lokasi sambungan - Dimensi bagian- bagian konstruksi bentuk, detail dan berat setiap unit konstruksi. 7.1.10. Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama lain, digurinda dahulu sebelum dilakukan penyambungan dan tidak boleh bergeser selama pengelasan dilakukan. Sisa-sisa atau material las yang berlebih atau kerak- kerak las harus dibersihkan. 7.2

GAMBAR KERJA DAN METODE PELAKSANAAN 7.2.1 Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar –gambar kerja yang diperlukan dan mengirim 3 (tiga) copy gambar kerja untuk disetujui pengawas. Bilamana disetujui 1 (satu) set gambar akan dikembalikan kepada Kontraktor untuk dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya . 7.2.2 Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh pengawas, tidaklah berarti mengurangi tanggung jawab Kontraktor bilamana terdapat kesalahan atau perubahan dalam gambar. Dan tanggung jawab atas ketepatan ukuran- ukuran selama erection tetap ada pada Kontraktor. 7.2.3 Pengukuran dengan skala dalam gambar tidak diperkenankan. 7.2.4 Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan metode pelaksanaan

7.3

TANDA-TANDA PADA KONSTRUKSI BAJA Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode dengan jelas sesuai bagian masing- masing agar dapat dipasang dengan mudah.

7.4

PENGELASAN 7.4.1 Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat dilaksanakan dengan seijin pengawas, dan menggunakan mesin las listrik. 7.4.2 Kawat las yang dipakai adalah harus merk “ Kobesteel” atau yang setara. 7.4.3 Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman. 7.4.4 Semua pekerjaan pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakankerusakan pada beban bajanya 7.4.5 Elektrode las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang dapat tetap menjamin kompisisi dan sifat- sifat dari elektrode selama masa penyimpanan. 7.4.6 Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektrode tersebut. 7.4.7 Teknik/ cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu dan kualitas dari las yang dikerjakan. 7.4.8 Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran yang memberi pengaruh besar pada kawat las. Permukaan yang akan dilas juga harus dibersihkan dari aspal, cat, minyak, karat dan bekas- bekas potongan api yang kasar, bekas potongan api harus digurinda dengan rata

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

7.4.9

Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur dari base metal lebih rendah 0F Pada temperatur 0” F, permukaan las dari titik dimulainya las sampai sejauh 7.5 m juga dijaga temperaturnya sampai dengan waktu pengelasan. 7.4.10 Pemberhentian las harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin tidak akan berputar atau berbengkok. 7.4.11 Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu kali), maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan terdahulu harus dibersihkan dahulu dari kerak-kerak las/ salg dan percikan-percikan logam yang ada. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang .

7.5

SAMBUNGAN 7.5.1 Sambungan-sambungan yang dibuat harus mampu memikul gaya-gaya yang bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan lenturan batang. 7.5.2 Hanya diperkenankan 1(satu) sambungan dalam 1 (satu) bentang. Yang dimaksud dengan 1 bentang adalah panjang komponen batang baja dimana hanya ujungujungnya terdapat sambungan dengan menggunakan bolt.

7.6

BAUT PENGIKAT 7.6.1 Lubang- lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya. Kontraktor tidak boleh merubah atau membuat lubang baru dilapangan tanpa seijin pengawas. 7.6.2 Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis (maksimum 10 mm) boleh memakai mesin pons. 7.6.3 Membuat lubang baut dengan api yang sama tidak diperkenankan. 7.6.4 Baut penyambung harus berkualitas baik dan baru. 7.6.5 Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut yang digunakan harus sesuai dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan. 7.6.6 Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut. 7.6.7 Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan mengurangi kekuatan baut itu senAGUS. Untuk itu diharuskan menggunakan pengencang baut yang khusus dengan momen torsi yang sesuai dengan buku petunjuk untuk mengencangkan masing-masing baut. 7.6.8 Panjang baut harus sedemikian sehingga setelah dikencangkan masih terdapat paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut. 7.6.9 Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya. 7.6.10 Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut – baut yang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut yang tidak dapat dikencangkan. 7.6.11 Gording canal diberi ikatan angin, untuk memperkokoh kedudukan gording pada kuda – kuda baja harus diberi plat penahan.

7.7

PEMOTONGAN BESI Semua bekas pemotongan besi harus rapi dan rata. Pemotongan hanya boleh dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali kali tidak diperkenankan.

7.8

PENYIMPANAN MATERIAL 7.8.1 Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok – balok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak merusak material. 7.8.2 Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok. 7.8.3 Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman dari pabrik ke lapangan, guna pengecekan pengawas.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

7.8.4 7.8.5 7.8.6

7.8.7 7.8.8 7.8.9 7.8.10 7.8.11 7.8.12 7.8.13

7.8.14

7.8.15

7.9

Kontraktor harus memberitahukan pengawas sebelum pengiriman konstruksi baja dan menjamin bahwa setelah dilapangan konstruksi baja tersebut tetap tidak rusak dan kotor. Bilamana ternyata yang dikirim rusak dan bengkok, Kontraktor harus mengganti dengan yang baru. Sebelum erection dimulai, Kontraktor harus memeriksa kembali kedudukan angker- angker baja dan memberitahukan kepada pengawas metode dan urutan pelaksanaan erection. Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan ketinggian daerah lainnya diukur dengan theodolite oleh Kontraktor dan disetujui oleh Pengawas. Perhatian khusus dalam pemasangan angker- angker untuk kolom dimana jarakjarak/ kedudukan angker- angker harus tetap dan akurat untuk mencegah ketidakcocokan dalam erection, untuk ini harus dijaga agar selama pengecoran angker- angker tersebut tidak bergeser. Dasar kolom, dan bidang bawah pelat pemegang angker harus dalam satu bidang yang rata betul. Erection komponen- komponen baja harus menggunakan alat mekanis (crane). Tali pengikat dan penarik yang dipakai pada waktu erection harus dari kabel baja. Toleransi dari kelurusan batang maupun komponen batang tidak boleh lebih dari 1/1000 panjang batang/ komponen batang . Penyimpangan pertemuan sumbu perletakan dengan sumbu kolom tempat perletakkan maksimum 0.5 cm dari kedudukan pada gambar kerja ke arah horisontal dan 1 cm ke arah vertikal. Semua pelat- pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi, tidak akan diperbolehkan dipakai untuk erection. Untuk pekerjaan erection di lapangan, Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli. Tenaga ahli tersebut harus senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan erection. Tenaga ahli untk mengawasi pekerjaan erection tersebut harus mendapat persetujuan pengawas dan berpengalaman dalam erection konstruksi baja bertingkat guna mencegah hal- hal yang tidak menguntungkan bagi struktur. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerjaan –pekerjaan di lapangan, sesuai ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja. Untuk ini Kontraktor harus menyediakan ikat pinggang pengaman, safety helmet, sarung tangan dan pemadam kebakaran. Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya oleh sebab itu Kontraktor diminta untuk memberi perhatian khusus pada masalah erection ini.

PENGECATAN 7.9.1 Permukaan profil harus dibersihkan dari semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya dengan cara mencuci dengan white spirit atau solvent lain yang cocok, Karat dan kerak harus dihilangkan dengan cara menggosok dengan wire brush mekanik. 7.9.2 Paling lambat 2 jam setelah pembersihan ini, pengecatan dasar pertama sudah harus dilakukan. 7.9.3 Sebelum mulai pengecatan, Kontraktor harus memberitahukan kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuannya untuk aplikasi dari semua bahan cat. 7.9.4 Cat dasar pertama adalah cat zin chomet primer 1(satu) kali di workshop dengan menggunakan kuas (brush). Cat dasar ini setebal 50 mikron. 7.9.5 Cat finish dilakukan 2 (dua) kali di lapangan setebal 30 mikron setelah semua konstruksi selesai terpasang dengan menggunakan kuas(brush) 7.9.6 Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera dicat ulang sesuai dengan persyaratan cat yang digunakan. PASAL 8 PEKERJAAN KUDA – KUDA / KAP KAYU

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

8.1

PEKERJAAN KUDA – KUDA, KONSOL, GORDING & USUK RENG KAYU 9.1.1. Lingkup Pekerjaan 8.1.1.1 Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pembuatan dan pemasangan pekerjaan kuda – kuda, Konsol, Gording & usuk reng kayu seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana. 8.1.1.2 Pekerjaan ini dilaksanakan pada bagian bangunan seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana . 9.1.2.

Persyaratan Bahan 8.1.2.1 Kuda – kuda / Kap Untuk kuda – kuda, Konsol, Gording, Usuk digunakan Kayu Kamper & untuk Reng digunakan kayu jati , yang diawetkan & berkualitas baik, ukuran disesuaikan dengan gambar - Cacat – cacat kayu antara lain pecah – pecah, retak-retak, mata kayu & lapuk harus dihindarkan - Syarat – syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI. - Semua kayu yang dipasang / dipakai adalah yang disetujui oleh Direksi.

9.1.3.

Persyaratan Pelaksanaan 8.1.3.1 Untuk mendapatkan konstruksi yang kokoh pada bagian – bagian yang penting (lihat gambar detail) harus diikat dengan plat – plat besi ( beugel). Bila gambar detail tidak terlukis maka pemborong tetap melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai petunjuk Direksi. 8.1.3.2 Sebelum sambungan – sambungan balok kayu kap dimatikan , semua bidang kayu yang disambung secara teknis & rapi harus dimeni terlebih dahulu. 8.1.3.3 Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan untuk mendapatkan ketepatan pemasangan dilapangan 8.1.3.4 Kuda – kuda / Kap dibuat sesuai dengan gambar yang telah direncanakan 8.1.3.5 Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi. Jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka kontraktor harus mengganti atas tanggung jawabnya. Pasal 9 PEKERJAAN JALAN DAN PAVING BLOCK

9.1

UMUM 9.1.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengukur kembali semua titik elevasi dan koordinat- koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan- perbedaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat gambar- gambar penyesuaian dan harus mandapat persetujuan Pengawas Lapangan

9.2

PEKERJAAN SUB GRADE 9.2.1. Pekerjaan Persiapan a) Seluruh tanah bagian yang mengandung humus pada daerah yang akan dibangun harus dibuang. Tebal lapisan yang akan dikupas sedalam 15 cm dari permukaan tanah asli, termasuk pembersihan kembali dari sisa- sisa akar tanaman yang masih tertinggal. b) Pengupasan dilakukan perblok, untuk mempermudah pengecekan kedalaman bagian yang akan dikupas. Pekerjaan pengupasan di lapangan supaya memperhatikan patok-patok yang telah ada. Tidak diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan berikutnya sebelum daerah yang distripping selesai. Pekerjaan ini dianggap sudah selesai jika disetujui oleh pengawas. c) Apabila ada gorong- gorong pipa persiapan dan konstruksi-konstruksi lainnya yang terletak di bawah sub grade harus sudah diselesaikan sebelum

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

pekerjaan sub grade dimulai. Selokan-selokan, pipa-pipa pengaliran air dan konstruksi ujung untuk pipa-pipa itu harus sudah dapat bekerja secara sempurna agar pengaliran air lancar dan tidak menyebabkan genangan pada sub grade. Dalam hal ini pemborong diwajibkan menanyakan kepada pengawas, mengenai lokasi- lokasi yang pasti dan keterangan- keterangan yang lain-lainnya yang diperlukan sehubungan dengan pekerjaan-pekerjaan ini. Pekerjaan sub grade tidak boleh dimulai sebelum pekerjaan-pekerjaan persiapan ini disetujui oleh pengawas. d) Pekerjaan galian untuk semua lubang atau yang berhubungan dengan itu baru boleh dilaksanakan setelah papan patok (bowplank) dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh direksi e) Dasar galian dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar rencana, datar dan dibersihkan dari kotoran. Bilamana pemborong melakukan penggalian melebihi dari apa yang telah ditetapkan, pemborong harus menutupi kelebihan galian tersebut dengan urugan tanah yang terlebih dahulu dipadatkan dan mendapat persetujuan dari pengawas. f) Tanah hasil galian badan jalan dan drainase dibuang ke lokasi yang ditentukan oleh Direksi 9.2.2.

Pekerjaan Galian dan Urugan a) Penggalian dan pengurugan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi b) Bahan-bahan bekas galian tidak boleh digunakan sebagai material timbunan atau material timbunan harus didatangkan dari lokasi lain yang disetujui Direksi. c) Bahan urugan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : d) Tanah harus dibersihkan dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan organis. e) Pekerjaan galian dan urugan f) Untuk melakukan penggalian daerah yang rata dengan air atau daerah yang basah, alat yang dipergunakan ialah drag line excavator atau back hoe. g) Pemborong harus membuat saluran-saluran sementara di kiri kanan galian atau menggunakan pompa air supaya permukaan air turun dan mengalirkan air. Pemeriksaan mengenai kedalaman air dan kemiringan disesuaikan dengan perencanaan sehingga tidak akan terjadi kelebihan pemotongan/ penggalian. h) Penimbunan tanah dilakukan sampai peil dan kemiringan yang ditentukan pada gambar rencana. Sebelum penimbunan dilakukan, daerah proyek sudah dibersihkan dari semua humus, akar-akar tanaman dan lain-lain dengan mengadakan pengupasan tanah. i) Penimbunan baru dilaksanakan setelah tanah dikupas, dipadatkan sampai 95% kepadatan maximum compaction standard proctor j) Sebelum pemadatan tersebut diatas, daerah penimbunan harus dikeringkan dengan membuat saluran drainase. k) Tanah yang digunakan untuk penimbunan adalah tanah yang gradasinya bagus serta bebas dari humus/akar-akaran. l) Bahan-bahan untuk konstruksi penimbunan yang berasal dari bahan-bahan hasil galian atau quarry (tempat) yang tersedia sebelum dipergunakan harus diperiksa. m) Apabila bahan- bahan timbunan terAGUS dari sifat-sifat yang berbeda seperti kapur, lempung atau pasir dan didapat dari sumber asal yang berbedabeda, maka harus dihampar lapis menurut macamnya, letak badan jalan dan tebalnya ditentukan. n) Batu-batuan lempung dan bahan-bahan lain yang berupa bongkah-bongkah besar harus dihancurkan dan tidak diperbolehkan adanya pengumpulan bongkah-bongkah tersebut pada kaki timbunan.

9.2.3.

Spesifikasi Pemadatan Tanah (Compaction) a) Pelaksanaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis, tiap lapis tebalnya tidak boleh lebih dari 30 cm (tebal gembur). b) Pemadatan tanah dan pembentukan permukaan dilakukan dengan blade grader dan smooth whell rollers, yang beratnya 8 ton sampai dengan 10 ton

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

pneumatic roller lainnya dengan mendapatkan Sebelumnya tanah harus diratakan dengan grader. 9.3

direksi.

PEKERJAAN LAPIS PASIR UNTUK PAVING BLOCK 9.3.1.

9.3.2.

9.3.3.

9.4

persetujuan

Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik karena memberikan hasil yang stabil, tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air yang lebih ketat pada saat pemadatan. Untuk menghindarkan karakteristik pemadatan yang berbesa-beda harus diusahakan agar sumber dari pasir tersebut adalah satu. Penyimpanan Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak bercampur dengan tanah / kotoran disekitarnya. Tempat penimbunan harus mempunyai drainase yang baik dan harus terlindungi dari hujan sehingga air tetap merata Penghamparan pasir/ bedding sand Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar sampai ketebalan 4 cm padat dengan memperhatikan kadar air dan karakteristik gradasinya. Permukaan yang dihasilkan harus rata. Bila concrete block telah selesai dipasang dan terlihat permukaan yang tidak rata maka paving blok tersebut harus diangkat kembali, pasir diratakan lagi sampai diperoleh hasil yang rata. Bedding sand ini harus mempunyai kepadatan dan ketebalan yang sama sehingga pemerataan akibat pemadatan merata. Lapisan yang lepas /belum dipadatkan biasanya mempunyai ketebalan 5-15 mm lebih tebal dari ketebalan yang disyaratkan Selama penghamparan kadar air harus uniform dan pasir yang belum dipadatkan tersebut harus dilindungi terhadap segala bentuk pemadatan dan lalu lintas, sampai paving block selesai dipasang. Waktu penghamparan harus diperhitungkan dengan baik sehingga tidak terdapat lapisan pasir lepas yang tidak sempat ditutup dengan paving block pada hari yang sama.

PEKERJAAN LAPIS PERMUKAAN UNTUK PAVING BLOCK 9.4.1. Paving block/ grass block harus diletakkan berhimpitan satu dengan lainnya dengan pola sesuai gambar lansekap diatas bedding sand yang belum dipadatkan tapi sudah selesai diratakan. Lebar celah antar block tidak boleh lebih dari 4 mm, celah ini harus merupakan garis lurus dan saling tegak lurus, untuk itu diperlukan senar pada 2 arah yang saling tegak lurus untuk mengontrol letak dan ikatan antar paving block. 9.4.2. Cara meletakkan dan pengisian celah antara : Dalam memasang paving block harus diusahakan agar untuk pengisian celah antara paving block dengan elemen- elemen lain seperti pinggiran saluran, bingkai jala, bak kontrol dan lain-lain dipergunakan block dengan ukuran tidak lebih dari 25% dari ukuran utuh. Ruang antara yang masih tersisa harus diisi setelah pemadatan awal dari paving block. Untuk celah lebih besar dari 25 mm tetapi kurang dari 50 mm dipergunakan agregat halus dengan ukuran 10 mm dan mortar kering untuk celah yang lebih kecil. Untuk bagian-bagian jalan yang menanjak, menurun, pemasangan paving block harus dilakukan dari bagian terendah kebagian yang lebih tinggi. Pola pemasangan agar dibuat sesuai gambar, Kontraktor wajib membuat gambar kerja untuk pola didaerah-daerah khusus. 9.4.3. Pemadatan Awal : Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan “mechanical flat plate vibrator “, dengan karakteristik sebagai berikut : - Plat dasar mempunyai luas : 0,25-0,50 m2 - Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton sampai 2,0 ton - Frekuesi getaran : 75- 100 Hz Paving block harus terletak dengan mantap diatas bedding sand.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

Pemadatan harus dilakukan segera setelah pemasangan paving block dengan minimal 2 passes. Jarak antara bagian yang dipadatkan sampai bagian dimana sedang dilakukan pemasangan block tidak boleh kurang dari 1,5 meter. Adalah sangat penting untuk memadatkan bedding sand segera setelah pemasangan block sehingga dapat dihindari berpindahnya pasir yang masih dalam keadaan lepas karena bergeraknya block yang tidak diletakan dengan baik atau adanya air yang mengalir ketempat tersebut. Kepadatan harus diulangi pada daerah selebar 1,00 m diukur dari akhir pemasangan / kepadatan yang baru tanpa adanya biaya tambahan. 9.4.4.

( Pasir pengisi joint filing ) Pasir yang dipergunakan untuk mengisi celah antar block harus mempunyai gradasi .Pasir ini harus cukup kering sehingga dapat mengisi celah – celah dengan baik .bahan ini bebas dari garam dan zat-zat lain yang dapat merusak material paving block. Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran – akhiran , pasir pengisi harus segera dihamparkan dan di ratakan dengan sapu sepanjang jalan dan dimasukkan kedalam celah – celah antara dengan batuan kompaktor.

9.4.5.

Celah harus benar – benar terisi oleh pasir kasar Kompaktor dari jenis lain boleh dipergunakan setelah mendapat persetujuan dari Pengawas . sebagai langkah pemadatan terakhir , permukaan jalan / trotoar harus dipadatkan dengan mechanical plate vibrator , sehingga diperoleh permukaan yang padat dan rata dengan kemiringan terhadap kedua arah tepi jalan sebesar 2%

9.4.6.

Toleransi Toleransi ukuran bahan : Bahan harus mempunyai panjang dan lebar yang seragam dengan toleransi maksimum tidak lebih dari 3 mm terhadap tebal nominalnya Toleransi perataan permukaan akhir level block harus 10 mm dari pemukaan yang tercantum dalam gambar , sehubungan dengan peil permukaan saluran air dll. Deviasi di ukur dengan jidar lurus sepanjang 3 meter atau template tidak boleh melebihi 8 mm dan perbedaan level dari satu block disebelahnya tidak boleh melebihi 2 mm .

Pasal 10 PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA 10.1

Lingkup Pekerjaan 10.1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan- bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapat hasil yang baik 10.1.2 Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Perencanaan / Direksi.

10.2

Syarat-syarat Pelaksanaan 10.2.1 Pasangan Batu Bata/ Bata Merah dengan menggunakan aduk campuran 1PC : 5 Pasir Pasang 10.2.2 Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm di atas permukaan lantai dasar, dinding di daerah basah setinggi 150 cm dari permukaan lantai,serta semua dinding yang ada pada gambar menggunakan simbol aduk trasram /kedap air digunakan aduk rapat air dengan campuran 1 PC : 3 pasir pasang. 10.2.3 Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex lokal dengan kualitas terbaik yang disetujui Perencanaan /Direksi, siku dan sama ukurannya

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

10.2.4 Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh. 10.2.5 Setelah bata terpasang, nad/ siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air. 10.2.6 Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu. 10.2.7 Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terAGUS maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis. 10.2.8 Bidang dinding ½ batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom kolom praktis dengan ukuran 15 X 15 cm dengan tulangan pokok 4 diameter 12 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm. 10.2.9 Pembuatan lubang pada pasangan bata untuk perancah / steiger sama sekali tidak diperkenankan. 10.2.10 pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek- stek besi beton diameter 6mm jarak 76 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain. 10.2.11 Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah menjadi dua lebih dari 5 %. Bata yang patah lebih dari dua tidak boleh digunakan . 10.2.12 Pasang batu bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish setelah diplester 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus. Pasal 11 PEKERJAAN PLESTERAN 11.1

Lingkup Pekerjaan 11.1.1 Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan- bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik. 11.1.2 Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan bagian dalam dan luar serta disebutkan dalam gambar.

11.2

Penggunaan adukan plesteran 11.2.1 Adukan 1 PC : 3 pasir dipakai untuk plesteran rapat air 11.2.2 Adukan 1 PC : 5 pasir dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya. 11.2.3 Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC

11.3

Syarat-syarat Pelaksanaan 11.3.1 Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan petunjuk Direksi, dan persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat Pekerjaan ini. 11.3.2 Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar Arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/ peil dan bentuk profilnya. 11.3.3 Campuran adukan perekat pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai berikut : 11.3.3.1 Untuk bidang kedap air , beton , pasangan dinding batu bata yang berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata dibawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai untuk kamar mandi , wc/ toilet dan daerah basah lainnya dipakai adukan plesteran 1 Pc : 3 Ps 11.3.3.2 Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1Pc : 5 Ps 11.3.3.3 Plesteran harus dipakai campuran Pc dan air sampai mendapatkan campuran yang homogen , acian dapat dikerjakan sesudah plesteran kering benar , Semua jenis adukan perekat tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum kering .

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

11.3.4 Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan. 11.3.5 Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa – sisa bekesting kemudian diketrek terlebih dahulu dan semua lubang – lubang bekas pengikat bekesting harus tertutup adukan plester 11.3.6 Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinishing dengan cat dipakai plesteran halus ( acian diatas permukaan plesterannya ). 11.3.7 Semua bidang yang akan menerima finishing permukaannya diberi alur – alur garis horisontal atau diketrek untuk memberi ikatan yang baik terhadap bahan finishingnya kecuali untuk menerima cat 11.3.8 Sebelum memulai pekerjaan plesteran pasangan harus dikepalai terlebih dahulu & dibuat setiap jarak 1 meter dipasang tegak . 11.3.9 Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang dinyatakan dalam gambar , atau sesuai dengan peil – peil yang diminta gambar . Tebal plesteran minimum 1,5 cm , ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang diijinkan Perencana/MK 11.3.10 Untuk setiap permukaan jarak yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar harus diberi naat dengan ukuran lebar 0.7 cm, dalamnya 0.5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar. 11.3.11 Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 mm. Jika melebihi, Kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor. 11.3.12 Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat. 11.3.13 Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi dengan biaya atas tanggungan Kontraktor. 11.3.14 Selama pemasangan dinding batu bata/ beton bertulang belum difinish, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki. 11.3.15 Tidak dibenarkan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran betul – betul kering. Pasal 12 PEKERJAAN KERAMIK 12.1

Lingkup Pekerjaan 12.1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alatalat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. 12.1.2 Pekerjaan keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi

12.2

Persyaratan Bahan 12.2.1 Bahan Keramik : 1. Jenis : Keramik tile 2. Produksi : IKAD Roman, Asia, Mulia atau yang setara 3. Bahan Perekat : Adukan 1 Pc: 3 pasir 4. Warna/tekstur : Ditentukan kemudian 5. Ukuran : 30 X 30 cm, 20 X 25 atau seperti tertera dalam gambar. 12.2.2 Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, Peraturan Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

12.2.3 Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi. 12.2.4 Material lain yang tidak terdapat pada dasar tersebut dibutuhkan untuk penyelesaian/ pergantian pekerjaan bagian ini, harus baru kualitas terbaik dari jenisnya dan disetujui oleh Direksi. 12.3

Syarat-ayarat Pelaksanaan 12.3.1 Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motip tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya. 12.3.2 Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk pabrik. 12.3.3 Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh. 12.3.4 Pola keramik harus memperhatikan ukuran/ letak dan semua peralatan yang akan terpasang 12.3.5 Ketinggian peil & pola keramik disesuaikan gambar. 12.3.6 Awal pemasangan keramik dan kemana sisi ukuran dilaksanakan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi sebelum pekerjaan pemasangan dimulai . 12.3.7 Bidang keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus. 12.3.8 Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm setiap perpotongan siar membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran.Bahan dan warnanya disesuaikan dengan keramik. 12.3.9 Pembersihan permukaan ubin/keramik dan sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih. Pasal 13 PEKERJAAN WATER PROOFING

13.1

Lingkup Pekerjaan 13.1.1 Yang termasuk pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu termasuk pengangkutannya yang dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar; memenuhi uraian syarat-syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. 13.1.2 Bagian yang di waterproofing : - Daerah WC, kamar mandi dan daerah basah lainnya. - Atap beton. - Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

13.2 Persyaratan Bahan 13.2.1 Persyaratan Standar Mutu Bahan. Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan standar- standar lainnya seperti : N-3, ASTM 828, ASTME, TAAP I 803 DAN 407. Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Direksi.. 13.2.2 Waterproofing untuk dinding beton, atap beton, kamar mandi, pantry, ruang mesin dan lain-lain. 1. Lapisan waterproofing membrance dan cement based coating merk Betek 2. Ketebalan waterproofing minimal 3mm 3. Sebelum pemasangan dimulai, Pemborong harus memastikan bahwa kemiringan plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa-pipa pembuangan (kemiringan minimal 21%). 4. Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan perlindungan permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang dikeluarkan pabrik/produsen. 5. Pelaksanaan :

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

Permukaan harus dibersihkan dari debu, kotoran dan minyak dengan menggunakan air bertekanan tinggi, termasuk juga bagian yang keropos harus dipahat dan dicuci. Contraction joint harus dipahat dan diberikan special treatment sesuai dengan ketentuan dari penyemprotan/ pengkuasan dilakukan setelah tenggang waktu 15-30 menit sehingga tercapai ketentuan pemakaian bahan per meter persegi. - Permukaan bidang harus dilindungi terhadap hujan, matahari dan angin dengan penutup plastik. - Kelembaban harus dipertahankan selama 6 hari dan jangka waktu tersebut permukaan dinding harus disiram air. - Test rendam dilakukan 2 X 24 jam sesudah pemasangan waterproofing. 13.2.3 Waterproofing pada Sparing Pipa Pembuangan Air. Bahan terbuat dari dua komponen epoxy mortar A dan B. Pada waktu pelaksanaan komponen A dan B diaduk menjadi satu bagian dan kemudian dipasang pada setiap sparing pipa pembuangan air terutama areal toilet/ kamar mandi, roof drain. Pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik/ produsen agar memberikan contoh lebih dahulu pada Direksi. 13.2.4 Pengujian Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara memberi air diatas permukaan yang diberi lapisan kedap air dan pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi. 13.2.5 Pengiriman dan Penyimpanan Bahan : a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlebel pabriknya. b. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindungi tertutup, tidak lembab, kering dan bersih serta dengan persyaratan yang telah ditentukan. c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai jenisnya. d. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang dismpan, baik selama pelaksanaan. -

13.3 Syarat-syarat Pelaksanaan a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan persyaratan pabrik yang bersangkutan. b. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh MK, peil dan ukuran harus sesuai gambar. c. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang bersangkutan, dan atas petunjuk Direksi. d. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi sebelum Pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada kelainan perbedaan tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan. 13.3.1 Gambar Detail Pelaksanaan a. Kontraktor wajib membuat shop drawing gambar detail pelaksanaan. Berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan dilapangan. b. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/ dokumen kontrak. c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik. 13.3.2 Contoh a. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

b. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai. 13.3.3 Cara Pelaksanaan : Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli berpengalaman dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode pelaksanaan “ sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari Direksi. Khusus untuk waterproofing yang dipasang ditempat yang berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam gambar pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka dibagian lapisan atas dari lembar waterproofing ini harus diberi lapisan, pelindung sesuai gambar pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa sceer maupun material finishing. 13.3.4 Pengamatan Pekerjaan : a. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan terhadap kemungkinan pergeseran. lecet permukaan atau kerusakan lainnya. b. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik atau pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan dilaksanakan maka Kontraktor harus memperbaiki/ mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang timbul untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

Pasal 14 PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM A. 14.1

Pekerjaan Kusen Aluminium

Lingkup Pekerjaan 14.1.2 Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pembuatan dan pemasangan pekerjaan Kusen, pintu dan jendela aluminium seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana. 14.1.3 Pekerjaan ini dilaksanakan pada Kusen,pintu dan jendela atau bagian bangunan seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan petunjuk Perencana/MK.

14.2Persyaratan Bahan 14.2.1 Kusen pintu dan jendela aluminium Untuk Kusen pintu dan jendela aluminium yang akan digunakan adalah produksi YKK. 1. Alat penggantung/ hardware pintu dan jendela pada pasal alat penggantung dan pengunci. 2. Jaminan Harus diberikan jaminan tertulis selama 5 (lima) tahun untuk type campuran (alloy) dan ketebalan anodizing dari produsen alluminium yaitu PT. YKK alumico Indonesia. 14.3Syarat-syarat Pelaksanaan 14.3.1 Pengerjaan 14.3.1.1 Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang- tukang dengan standar pengerjaan yang disetujui Engineer, yang tertuang dalam shop drawing. 14.3.1.2 Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela sedikitpun. 14.3.1.3 Semua detail pertemuan harus rapat, halus, rata dan bersih dan goresangoresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan aluminium. 14.3.1.4 Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis. 14.3.1.5 Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya harus diberi “ Sealant”. 14.3.1.6 Tanda-tanda dan cacat akibat proses anodizing, yaitu “Rack” atau “Gripper” yang timbul dipermukaan aluminium harus dihilangkan.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

14.3.1.7 Semua proses fabrikasi dan perakitan dilaksanakan di pabrik. Pelaksanaan di lapangan hanya bersifat pemasangan unit jadi (finished goods) ke dinding. 14.3.1.8 Untuk pemasangan engsel pintu dan handle harus ada back plate. 14.3.2 Perlindungan 14.3.2.11Semua anodize aluminium harus dilindungi dengan lapisan resin transparan atau bahan lain yang disetujui Engineer. 14.3.2.2 Kusen harus dilindungi dengan plastic dengan tape, ketika pekerjaan plester dilaksanakan. Bagian-bagian lain tetap dilindungi sampai pekerjaan selesai. 14.3.2.3 Pelindung tersebut harus dibuka pada bagian-bagian tertentu dimana diperlukan, ketika aluminium akan dikerjakan dan ditutup kembali setelah pengerjaan selesai. 14.3.2.4 Penggunaan pernis pada permukaan yang akan diberikan caulking atau sealant tidak diperkenankan. 14.3.2.5 Weather Seal Pemasangan Kusen harus dilengkapi dengan weather seal jenis silicon sealant dan backing strip dari busa di dalam dan diluar sebagai lapisan pengisi, sebelum sealant dipasang. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA KAYU B.

Pekerjaan Kusen Kayu

14.1

Lingkup Pekerjaan 14.1.1 Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pembuatan dan pemasangan pekerjaan Kusen, pintu dan jendela Kayu seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana. 14.1.2 Pekerjaan ini dilaksanakan pada Kusen,pintu dan jendela atau bagian bangunan seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan petunjuk Direksi.

14.2

Persyaratan Bahan 14.2.1 Kusen pintu dan jendela Kayu Untuk Kusen pintu dan jendela Kayu yang akan digunakan adalah -Kayu Kamper, yang diawetkan,kelas I & berkualitas baik - Cacat – cacat kayu antara lain pecah – pecah,retak-retak, mata kayu, melintang basah & lapuk harus dihindarkan - Syarat – syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI. Untuk kayu kamper kalimantan kelembaban tidak diperkenankan melebihi 12% - Semua kayu yang dipasang / dipakai adalah yang disetujui oleh Direksi - Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan bahan pengawet sistem antirayap dengan produk Flinkote atau setara . 14.2.2 Persyaratan Pelaksanaan - Semua proses pemotongan & pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali untuk detail tertentu atas persetujuan Direksi. - Semua pengikat berupa paku harus digalvanis - Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan untuk mendapatkan ketepatan pemasangan dilapangan - Kusen dibuat sesuai dengan gambar yang telah direncanakan - Kusen yang akan dipasang harus diperhalus, rata & waterpas - Hasil akhir dari pemasangan harus rata,lurus & siku - Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi. Jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka kontraktor harus mengganti atas tanggung jawabnya. C.

14.1

Pekerjaan Pintu Panil & Teak Wood/ Formica Rangka Kayu

Lingkup Pekerjaan

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

14.1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. 14.1.2 Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu panil & teakwood/ formica seperti yang dinyatakan dalam gambar. 14.2

Persyaratan Bahan 14.2.1 Bahan Rangka Kayu 1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5, (PPKI tahun 1961) dan persyaratan lain tertulis dalam bab material kayu. 2. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya. 3. Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12 %- 14 %. 4. Untuk daun pintu panil & rangka kayu teakwood yang dipakai adalah Kayu Kamper Samarinda dengan mutu baik. Keawetan kelas I – II. Ukuran dan dalam gambar dalam ukuran tadi. 5. Daun pintu teakwood dengan konstruksi lapis teakwood dan plastic laminate, sebelah dalam. Ukuran disesuaikan gambargambar detail, tidak diperkenankan menggunakan sambungan, harus utuh dan 1 muka (kecuali ditentukan lain dalam gambar). 6. Tabel rangka kayu daun pintu minimum 3.20cm. 14.2.2 Bahan Perekat - Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik. - Semua permukaan rangka kayu harus diserut rata, lurus dan siku.

14.3

Syarat-syarat Pelaksanaan 14.3.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambargambar yang ada kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detaildetail sesuai gambar. 14.3.2 Sebelum pemasangan, penimbunan bahan pintu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/ tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindungi dari kerusakan dan kelembaban. 14.3.3 Harus diperhatikan semua sambungan siku/ sudut untuk rangka kayu dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat berkas penyetelan. 14.3.4 Semua kayu tampak harus diserut, halus rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya, dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan pemasangan. 14.3.5 Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin diluar tempat pekerjaan/ pemasangan. 14.3.6 Daun pintu : 1. Daun pintu teakwood/ plastic laminated yang dipasang pada rangka kayu dengan cara lem, tanpa pemakuan, jika diperlukan harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Direksi tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak. Khususnya untuk formica direkatkan dengan lem pada permukaan bidang plywood (4 mm) yang telah dipasang pada kerangka daun pintu, keretakan ini harus dilakukan dengan press di workshop. 2. Pada bagian daun pintu lapis teakwood, harus dipasang rata, tidak bergelombang dan merekat dengan sempurna. 3. Permukaan teakwood tidak boleh didempul.

Pasal 15

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

PEKERJAAN KACA 15.1

Lingkup Pekerjaan 17.1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. 15.1.2 Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang disebutkan dalam detail gambar

15.2

Persyaratan Bahan 15.2.1 Kaca adalah benda terbuat dari glass yang pipih pada umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari prosee-proses tank tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tank, gilas dan pengambangan (float glass) 15.2.2 Toleransi Lebar dan Panjang Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik. 15.2.3 Kesikuan Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm permeter. 15.2.4 Cacat-cacat - Cacat-cacat lembaran yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik - Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat pada kaca) - Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan. - Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh tebal kaca) - Kaca harus bebas dari gumpalan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah luar/ masuk). Harus bebas dari benangan (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis timbul yang tembus pandang, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan. - Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch). - Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok) - Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA. - Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5mm kira-kira 0-3 mm. 15.2.5 Bahan Kaca - Bahan kaca harus sesuai SI’0189/ 8 dan PBVI 1982, digunakan produk ASAHI atau setara. - Bahan untuk kaca interior menggunakan : - Colour (tinted) Float Glass, reflektif glass 40% tebal sesuai gambar. 15.2.6 Semua bahan sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Direksi. 15.2.7 Sisi kaca yang tampak dan tidak tampak akibat pemotongan harus tertindas hingga membentuk tembereng.

15.3

Syarat- syarat Pelaksanaan 15.3.1 Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini. 15.3.2 Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian. 15.3.3 Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Direksi .

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

15.3.4 Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur.. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci. 15.3.5 Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotongan kaca khusus. 15.3.6 Pemotongan kaca harus disesuaikan dengan ukuran rangka, minimal 10 mm ke dalam alur kaca pada Kusen. 15.3.7 Pembersih akhir kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca. 15.3.8 Hubungan kaca dengan kaca, atau kaca dengan materaial lain tanpa melaui Kusen, harus diisi dengan lem silikon. Warna transparant cara pemasangan dan persiapan- persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk.yang dikeluarkan pabrik. 15.3.9 Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant, bebas dari segala noda dan bekas goresan.

Pasal 16 PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI 16.1

Lingkup Pekerjaan 16.1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan perlengkapan daun pintu dan lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. 16.1.2 Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu, jendela & BV baik kayu maupun aluminium seperti yang disyaratkan pada detail gambar.

16.2

Persyaratan Bahan 16.2.1 Semua “hardware “ yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan atau tercantum dalam buku spesifikasi teknis. Bila terjadi perubahan ‘hardware” akibat dari pemilihan merk, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut pada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. 16.2.2 Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium berukuran 3 X 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap anak kunci. 16.2.3 Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan “ backed Enamel Finish’” yang dilengkapi dengan kait-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor pengenalnya. Lemari berukuran lebar X tinggi adalah 40 X 50 cm, dengan tebal 15 cm berdaun pintu tunggal memakai engsel piano dan handle aluminium.

16.3

Perlengkapan Pintu, Jendela & BV 16.3.1 Perlengkapan Kunci dan Pegangan Pintu 1. Semua pintu kamar mandi menggunakan peralatan kunci merk Alpha atau setara. 2. Untuk pintu-pintu aluminum dipakai adalah merk Griff atau setara atau tertera pada daftar Daun Pintu dan Jendela. Pada pintu masuk utama yang terAGUS dari masing-masing dua pintu dipasang kunci tersebut & untuk pintu panil dipakai kunci SES atau yang setara

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

3. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.Dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Konsultan MK. 4. Pegangan pintu masuk utama dipakai handle jenis Stainless Steel. 16.3.2 Pekerjaan Engsel 1. Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu Stainless Steel Butihinge, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg. 2. Untuk pintu-pintu aluminium utama pintu masuk engsel lantai (floor hinge) double action, merk CISA atau setara dipasang sesuai dengan gambar. 3. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan masing-masing pintu. 4. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Direksi. 16.4

Persyaratan Pelaksanaan 16.4.1 Engsel atas dipasang 28 cm (as) dari permukaan atas pintu, engsel bawah dipasang 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut. 16.4.2 Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang 28 cm dari permukaan pintu, engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut. 16.4.3 Penarik pintu (door pull) dipasang 100cm (as) dari permukaan lantai. 16.4.4 Door stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu tidak membentur tembok pada saat daun pintu terbuka. 16.4.5 Door holder di dasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun pintu. Pemasangan harus baik sehingga pada saat ditekan ke bawah, karet holder akan menekan lantai pada posisi yang dikehendaki. Door holder dipasang hanya pada pintu yang tidak menggunakan door closer. 16.4.6 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus. 16.4.7 Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan kuncinya. 16.4.8 Kontraktor wajib membuat shop drawing berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercantum secara lengkap di gambar dokumen kontrak, sesuai dengan standar spesifikasi pabrik. 16.4.9 Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui Direksi. Pasal 17 PEKERJAAN LANGIT - LANGIT

17.1

Lingkup Pekerjaan 17.1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan langit – langit Gypsum Board & konstruksi penggantungnya, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat – tempat yang tercantum dalam gambar sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. 17.1.2 Rangka langit – langit, kecuali gambar ditentukan lain rangka langit – langit dibuat dari kayu.

17.2

Persyaratan Bahan 17.2.1 Bahan penutup langit – langit digunakan Gypsum Board dengan ketebalan 9 mm merk Jaya Board atau yang setara. 17.2.2 Tepi, sudut tiap potongan Gypsum Board harus raoi & halus. 17.2.3 Jarak antara tiap panel 0.5 cm ( nat ). 17.2.4 Bahan rangka penggantung , dari kayu kamper yang sesuai dengan spesifikasi bahan seperti dalam syarat – syarat teknis bahan tentang kayu.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

17.2.5 Rangka langit yang digunakan adalah kayu 5/7 untuk balok pembagi & balok induk sbagai balok utama kayu 6/12. Dan rangka ini difinis dengan meni kayu. 17.2.6 Sisi bawah dari tiap rangka langit – langit tersebut harus diserut, agar pemasangan Gypsum Board dapat rata. 17.3

Persyaratan pelaksanaan 17.3.11 Sebelum dilaksanakan pemasangan langit – langit, semua pekerjaan lain yang terletak diatas langit – langit harus sudah terpasang secara sempurna. 17.3.2 Penggantung digunakan besi dimana diameternya harus disesuaikan dengan beban yang harus dipikulnya & dapat distel naik turun dengan mudah. 17.3.3 Pemasangan besi penggantung dengan plat beton diatasnya harus diikatkan dengan benar pada rangka kayu langit – langit . 17.3.4 Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar- gambar kerja dengan skala besar yang menunujukkan detail hubungan konstruksinya. 17.3.5 Kontraktor diwajibkan membuat gambar- gambar kerja sesuai ukuran dan bentuk yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan, gambar shop drawing harus mendapat persetujuan dari Direksi. 17.3.6 Bilamana dikehendaki, Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai petunjuk Engineering sebelum pekerjaan dilaksanakan. 17.3.7 Penyimpanan bahan rangka, gypsum board dan material lain ditempat pekerjaan harus diletakkan pada ruang dengan sirkulasi udara yang baik, kering dan tidak lembab serta tidak terkena cuaca langsung.

Pasal 18 PEKERJAAN PENUTUP ATAP 18.1Lingkup Pekerjaan Meliputi penyediaan bahan penutup atap, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum dalam gambar 18.2 Penutup atap Kecuali pada gambar tertulis lain penutup atap digunakan dari genteng. 18.3 Pemasangan Genteng 18.3.1 Bahan penutup atap Genteng yang digunakan adalah genteng karang pilang, wisma atau bambe. 18.3.2 Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar- gambar kerja dengan skala besar 18.3.3 Bilamana dikehendaki, Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai petunjuk Engineering sebelum pekerjaan dilaksanakan.

Pasal 19 PEKERJAAN TALANG SENG Untuk pekerjaan talang seng digunakan seng BJLS 30 kualitas baik dan mempergunakan alas papan meranti 2 x 20 cm , sudut – sudut talang seng / cerobong dipatri kemudian seluruh permukaan seng dimeni

Pasal 14 PEKERJAAN PENGECATAN 17.1

Lingkup Pekerjaan 17.1.1 Pekerjaan permukaan yang akan diberi cat 17.1.2 Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

17.1.3 Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk perencana. 17.1.4 Standar Pengerjaan (Mock Up) a. Sebelum pengecatan yang dimulai, pemborong harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut dijadikan contoh pilihan warna, material dan cara pengerjaan. Bidang –bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Direksi Lapangan. b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan Perencana bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan. 17.1.5 Contoh dan bahan untuk Perawatan a. Pemborong harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang transparan ukuran 30 X 30 cm2. Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir) b. Semua bidang contoh tersebut harus diperhatikan kepada Direksi Lapangan dan Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh perencana dan Direksi Lapangan, barulah pemborong melanjutkan dengan pembuatan mock up seperti tercantum pada 6.2 diatas. c. Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan, untuk kemudian akan diteruskan kepada Pemberi Tugas , minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada didalamnya . Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh Pemberi Tugas . 17.1.6 Pekerjaan Dinding 17.1.7 Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan dan atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar seluruh plesteran bangunan. 17.1.8 Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat khusus luar, warna ditentukan perencana. 17.1.9 Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis vinilex atau setara, warna ditentukan perencana. 17.1.10 Sebelum dinding plamur, plesteran sudah harus betul-betul kering tidak ada retak dan pemborong meminta persetujuan kepada konsultan MK 17.1.11 Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan lapisan plamir dari plat baja tipis dan lapisan plamir dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata. 17.1.12 Sesudah 7 hari plamir terpasang dan percobaan kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan roller. 17.1.13 Untuk mendapatkan tekstur pada pengecatan kemudian yang ditentukan dalam gambar dengan digunakan pada dinding luar. Warna akan ditentukan kemudian 17.1.14Lapisan pengecatan dinding dalam terAGUS dari 3 (tiga) lapis cat dengan kekentalan cat sebagai berikut : - Lapis encer (tambahkan 20 % air) - Lapis II kental 17.1.15 Untuk warna-warna yang sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kalengkaleng dengan nomor percampuran (batch number) yang sama. 17.1.16 Setelah pekerjaan cat selesai bidang merupakan bidang yang utuh,licin , tidak ada bagian yang belang dan dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran . 17.1.17 Pekerjaan Cat Langit-langit a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit gypsum, pelat bondek atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar b. Cat yang digunakan adalah jenis Vinilex atau setara. Warna ditentukan perencana setelah melakukan percobaan pengecatan . c. Selanjutnya semua metode sama dengan pengecatan dinding. d. Sambungan-sambungan gypsum harus diberi flexible sealant agar tidak terlihat sebagai retakan sesudah dicat. 17.1.18 Pekerjaan Cat Kayu

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah daun pintu panil multiplex, dan atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar. b. Cat yang digunakan adalah jenis synthetic Enarnel, warna ditentukan perencana setelah melakukan percobaan pengecatan. c. Bidang yang akan dicat diberi manie kayu warna merah 1 lapis, kemudian diplamur dengan plamur kayu sampai lubang-lubang, pori-pori terisi penuh. d. Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diampelas besi halus dan dibersihkan dari debu kemudian dicat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan menggunakan kuas . e. Pekerjaan pengecatan ini adalah seluruh bidang-bidang pekerjaan kayu yang terlihat di dalam bangunan termasuk Kusen, panil-panil, lis-lis , railing kayu, pekerjaan interior dan mebel paint serta bagian lain yang ditentukan kemudian dalam gambar. 17.1.19 Pekerjaan Cat Besi a. Cat yang dipakai adalah merk Danaglos atau setara b. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diampelas halus dan bebas debu olie dan lain-lain. c. Lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali. Sambungan las dan ujung-ujung yang diberi “touch up” dengan 2 lapis setelah tebal 40 micron disemprotkan. d. Setelah kering sesudah 8 jam, diampelas kembali maka dicat semprot 1 lapis. Setelah 16 jam mengering lalu lapisan akhir disemprot 3 lapis. e. Pengecatan dilakukan dengan menggunkan semprot dengan compressor 3 lapis. f. Pengecatan selesai, bidang cat harus licin utuh, mengkilap, tidak ada gelembung-gelembung dijaga terhadap pengotoran-pengotoran. Pasal 18 PEKERJAAN SANITAIR 17.1

17.2

17.3

Lingkup Pekerjaan 17.1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya/ operasinya. 17.1.2 Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam detail gambar, urinair & syarat – syarat dalam gambar ini. Persyaratan Bahan 17.2.1 Semua material harus memenuhi ukuran, standart dan mudah didapatkan dipasaran,kecuali bila ditentukan lain. 17.2.2 Semua barang & peralatan dalam keadaan lengkap & sesuai dengan yang telah disediakan pabrik untuk masing – masing Type yang dipilih. 17.2.3 Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian & syarat – syarat dalam buku ini. Syarat- syarat Pelaksanaan 17.3.1 Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi untuk mendapatkan perstujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan. 17.3.2 Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus meneliti gambar – gambar yang ada & kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing – sparing, cara pemasangan & detail - detail sesuai gambar. 17.3.3 Bila ada kelainan dalam hal ini antara gambar dengan spesifikasi & sbagainya, maka kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan penyelesaiannya. 17.3.4 Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/ pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan & fungsinya. 17.3.5 Kontraktor wajib memperbaiki/ mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan & masa garansi, atas biaya kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

17.4

Alat – alat sanitair 17.4.1 Wastafel, Closed duduk/ jongkok, Urinoir & Avur yang digunakan adalah merk INA atau merk lain yang setara 17.4.2 Wastafel, Closed duduk/ jongkok, Urinoir & Avur yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak ada cacat – cacat & telah disetujui oleh direksi 17.4.3 Kerapian,ketinggian & kekokohan konstruksi harus sesuai dengan gambar. 17.4.4 Setelah pemasangan semua noda – noda/ kotoran yang ada harus dibersihkan. Pasal 18 PEKERJAAN RAILING TANGGA

Dibuat dari bahan stainless Steel, dipasang menggunakan angker baut Ø 19 mm dan dilapisi plat plendes yang terpasang kuat pada beton tangga.

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

BAB IV PENUTUP Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaanpekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat “diselenggarakan oleh Pemborong” maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah diselenggarakan oleh Pemborong dan diterima sebagai “hal” yang disebutkan. Hal-hal yang tidak tercantum dalam perturan ini ditentukan lebih lanjut oleh Pemimpin Proyek, bilamana perlu diadakan perbaikkan dalam RKS ini .

Surabaya, Mengetahui : PT. TASPEN ( PERSERO )

…………………..

RKS Kantor Taspen (PERSERO) Cabang AGUS

Dibuat Oleh : Konsultan Perencana PT. 12334

Y A T N O, ST Ketua Tim

.

Related Documents